• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran discovery learning

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran discovery learning"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 14

PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

SKRIPSI

SANDRA KRISTI NIM . 10010100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMETERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENERAPAN

MODELPEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 14

PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Sandra Kristi1,Mades Fifendy2,Sudirman3

1Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang

Email: Sandrakristi98@yahoo.com

ABSTRACT

The background of this research is the lack of active student and monotonous learning. Learning process take place in one way from teacher to student beside that lack of reciprocal responce from student so that student feed back during learning process. Cell pretends as one of hard materials because there are many concepts that must be understood by student. In other hard cell can not be seen, concequently most student get low outcomes in structure and function of cell material. The objective of this research is to reveal is there any effect of Discovery Learning model toward Biology learning outcomes of elevent grade student at SMAN 14 Padang in 2015/

2016 school year.

The study was experimental research. The research population is all eleven grade student of SMAN 14 Padang that registered on the first semester in 2015/ 2016 school year. The sampling technique is purposive sampling it was selected based on particular characteristic. Then it obtained XI IPA3 class as a experimental class and XI IPA2 as a control class. Learning out comes data was analized by t-test.

Refers to the analysis of final test outcomes obtained the avarage value of science learning outcomes both sample class student was obtained. The avarage value of student in experimental class is 71,85 and control class is 52,64. The t-test result was thitung = 3,08 and ttabel = 1,67 so that thitung> ttabel it means the hypothesis is accepted. In conclusion Discovery Learning model on material structure and function of Cell can improve science learning outcomes of eleven grade student at SMAN 14 Padang in 2015/ 2016 school year.

Keyword: Discovery Learning, Learning Outcome, Model, Learning process.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam menumbuh kembangkan potensi dari sumber daya manusia. Oleh karena itu, dalam peningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan juga peningkatan kualitas pendidikan yang diperoleh di sekolah.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan tempat berlangsungnya proses pembelajaran, dalam hal ini banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Guru harus mampu memberikan motivasi dan minat belajar siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi, model, dan media pembelajaran yang sesuai sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar juga sangat diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keaktifan siswa dapat dilihat dari keterlibatan dan keingintahuan siswa dalam pembelajaran misalnya dengan berani bertanya, menanggapi pertanyaan sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan ibu Dra. Tattas Yanti Desinda, guru Biologi di SMAN 14 Padang, ditemukan proses pembelajaran masih cenderung monoton.

Dimana proses pembelajaran dilakukan guru berlangsung satu arah dari guru terhadap siswa, sedangkan sedikit sekali umpan balik

(4)

dari siswa.

Siswa hanya menerima apa yang diterangkan guru, tanpa mau bertanya tentang apa yang tidak mereka mengerti. Sehingga guru tidak tahu apakah siswa sudah paham atau tidak tentang materi yang diterangkan.

Ditambah lagi kecenderungan siswa yang kurang memahami pelajaran Biologi karena banyak materi mengenai konsep-konsep abstrak dan tidak ada ditemukan dikehidupan sehari-hari ataupun dapat dilihat dengan kasat mata. Siswa juga kurang berinteraksi satu sama lainnya dalam proses pembelajaran.

Selain itu, terlihat juga bahwa guru kurang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, model pembelajaran yang biasa digunakan seperti model pembelajaran langsung dengan media powerpoint yang hanya digunakan sebagai penugasan pada saat pembelajaran dan tidak semua materi menggunakan media pembelajaran ini. Siswa juga menggunakan LKS yang dibagikan dari sekolah untuk membantu proses pembelajaran berupa latihan dan tugas di rumah, tetapi tidak semua siswa menggunakan LKS dari sekolah ini, karena jumlahnya terbatas. Siswa cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran, hal ini diduga yang mengakibatkan hasil belajar biologi siswa masih rendah.

Salah satu materi yang dianggap sulit adalah materi sel, karena pada materi sel banyak konsep-konsep yang harus dijelaskan dengan gambar. Sedangkan gambar yang ada dalam LKS berwarna hitam putih dan bagian-bagian atau segmen-segmen pada gambar sel tersebut kurang jelas dan lengkap, sehingga sulit dipahami oleh siswa. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa. Dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa, yang dapat dilihat pada kelas XI IPA semester 1 pada materi sel tahun pelajaran 2014/ 2015 sebanyak 4 kelas di SMAN 14 Padang yaitu 57,3. Sedangkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah tersebut adalah 80 dan tidak ada siswa yang mampu mencapai KKM. Jika hal seperti ini dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi hasil belajar selanjutnya, oleh sebab itu untuk menghindari rendahnya hasil belajar siswa, perlu diterapkan suatu strategi yang bisa meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.

Model pembelajaran Discovery Learning disebut juga dengan model penemuan terbimbing yang menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini menempatkan guru sebagai fasilitator. Dalam model pembelajaran ini siswa didorong untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri untuk dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang disediakan guru.

Sehingga siswa menjadi aktif dalam belajar dan bisa membimbing siswa untuk belajar secara mandiri.

Dalam model ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi (Zalfendi 2010:

88). Untuk menemukan sendiri siswa melalui beberapa prosedur, yaitu stimulation (rangsangan), problem statement (menyiapkan pernyatan masalah), data collecting (pengumpulan data), data prosessing (mengolah data), verrification (pembuktian), dan sampai tahap terakhir yaitu generalization (kesimpulan).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMAN 14 Padang Tahun Pelajaran 2015/ 2016.

METODEPENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design.

Pada penelitian ini diambil dua kelas sampel yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling.

Penelitian dilaksanakan pada kelas XI semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 di SMAN 14 Padang pada bulan Agustus 2015. Sumber data diperoleh dari siswa kelas XI yang terpilih sebagai sampel di SMAN 14 Padang. Penelitian dilaksanakan selama ± 1bulan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan instrumen tes dengan soal objektif 25 butir untuk me- ngukur ranah kognitif siswa. Analisis data dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian kompetensi siswa pada kedua kelas sampel, diperoleh data dari aspek kognitif berupa hasil tes. Pada kelas eksperimen, tes akhir diikuti oleh siswa kelas XI IPA 3 sebanyak 26 orang siswa, sedangkan pada kelas kontrol diikuti oleh kelas XI IPA 2 sebanyak 25 orang siswa.

Data yang dianalisis adalah rata-rata nilai tes akhir yang disajikan pada Gambar 1.

Pada gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan medianya menggunakan lembar LDS lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan media lembar penugasan pada slide powerpoint dan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab, dimana nilai rata- rata kelas eksperimen 71,85, dan kelas kontrol 52,64. Uji normalitas pada masing- masing kelas didapat Lo < Lt, dimana Lo pada kelas eksperimen 0,0295 dan Lo pada kelas kontrol 0,044, sedangkan Lt pada kelas eksperimen 0,161 dan Lt pada kelas control yaitu 0,173, maka data kedua berdistribusi normal. Uji homogenitas didapatkan Fh<Ft, dimana Fh kedua kelas yaitu 0,39dan Ft kedua kelas yaitu 1,94 berarti populasi mempunyai varians yang homogen. Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas tersebut dilakukanlah uji hipotesis, dimana th= 3,08 dan tt = 1,67 didapat bahwa th > tt

maka hipotesis diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa dengan penerapan model pembelajaran Discovery learning pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dibandingkan pada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 71,85 dan kelas kontrol yaitu 52,64 pada materi struktur dan fungsi sel, sedangkan KKM yang ditetapkan yaitu 80.

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning siswa didorong untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang diberikan atau disajikan oleh guru, sehingga siswa bisa belajar secara mandiri. Pada materi struktur dan fungsi sel ini terdapat konsep-konsep yang sulit dipahami siswa, seperti terdapatnya gambar dari bagian-bagian sel serta perbedaan dari ciri-ciri sel tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran Discovery learning siswa lebih cepat paham tentang materi pelajaran, karena siswa bisa mengidentifikasi sendiri masalah-masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran dan siswa juga bisa mencari sendiri pemecahan dari masalah yang mereka temukan yaitu dengan cara mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari buku yang mereka miliki dan bisa juga dengan mengamati objek yang ada. Setelah itu siswa juga dibimbing untuk mengolah informasi yang telah mereka dapatkan untuk memecahkan masalah yang mereka temukan dan pada akhirnya siswa diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan dari hasil yang telah mereka dapatkan. Hal ini bisa membuat siswa menjadi aktif dalam belajar.

Penggunaan model pembelajaran Discovery learning dalam proses pembelajaran membuat siswa lebih mengetahui lagi tentang materi struktur dan fungsi sel, terutama tentang sub bab bagian- bagian sel dan perbedaan sel hewan dan tumbuhan, karena pada sub bab ini terdapat gambar-gambar struktur dan bagian sel yang sulit dipahami dan diidentifikasi ole siswa.

Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran Discovery learning ini siswa akan mudah memecahkan masalah yang mereka temukan. Dikemukakan Imas dan Berlin (2014: 66) bahwa metode Discovery learning dapat membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses- proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

Pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Discovery learning didapatkan nilai siswa yang diatas KKM 6 orang dengan persentase 23,08% dan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab didapatkan siswa yang berada diatas KKM hanya satu orang dengan persentase 4%. Dilihat dari banyak siswa yang dapat mencapai memang 71,85

52,64

0 20 40 60 80

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Nilai Rata-Rata Siswa

Sampel

(6)

hanya beberapa siswa, dan pelaksanaan model pembelajaran ini dapat dikatakan belum maksimal di terapkan di SMAN 14 Padang, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena model pembelajaran Discovery learning baru pertama kali dilaksanakan di sekolah, siswa tidak terbiasa dengan model pembelajaran yang diberikan, siswa menganggap diskusi dengan satu kelompoknya sangat membosankan, siswa terbiasa dengan penjelasan materi sebelum pembelajaran, dan pada saat diskusi terlihat hanya sebagian yang mengerjakan dan yang lainnya menganggap diskusi kelompok merupakan tempat mereka berbicara dan mendiskusikan hal yang lain diluar materi yang diajarkan.

Meskipun rata-rata kelas belum mencapai KKM, tetapi kelas eksperimen meningkat dibandingkan dengan nilai rata-rata ulangan harian meteri Sel tahun pelajaran 2014/ 2015 yang ada di latar belakang, dimana tidak ada nilai siswa yang tuntas mencapai KKM dengan rata-rata seluruh kelas 57,3.

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi dengan teman sebangku, serta lembar slide powerpoint sebagai penugasannya. Nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 52,64 yang mana nilai tersebut rendah dari kelas eksperimen. Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran di kelas kontrol yaitu masih ada siswa yang mengobrol pada saat diskusi dengan teman sebangku, pada saat diskusi juga ada siswa yang kebingungan menjawab penugasan yang ada pada lembar slide powerpoint yang diberikan guru karena bahan ajar yang kurang lengkap. Setelah penugasan selesai, siswa diminta bergantian menuliskan dan menjelaskan jawaban yang mereka dapatkan, tetapi ada juga siswa yang kurang percaya diri untuk menjelaskan dan lebih memilih menuliskan saja di papan tulis yang selanjutnya guru lah yang menjelaskan materi secara umum serta memberi penguatan terhadap jawaban siswa pada lembar slide powerpoint .

Berdasarkan uarian diatas, pembelajaran menggunakan model Discovery learning lebih meningkat dibandingkan dengan pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hal ini terbukti dengan rata-rata nilai kelas ekperimen lebih tinggi dari pada rata-rata nilai di kelas kontrol.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery learning pada materi struktur dan fungsi sel dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas XI SMAN 14 Padang tahun pelajaran 2015/2016.

B. Saran

1. Bagi sekolah, model pembelajaran Discovery learning ini harus diterapkan berulang-ulang, untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal dan rata- rata kelas dapat mencapai KKM.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dan guru Biologi diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery learning sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan atau materi yang berbeda.

3. Sebelum mengikuti proses pembelajaran, diharapkan siswa memiliki kesiapan belajar, terutama memiliki pengetahuan awal.

DAFTARPUSTAKA

Dimyati, Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

RinekaCipta.

Kurinasih, Imas. (2014). Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.

Lufri.(2005)a. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Propesionalisme Guru Edisi Kedua.

Jakarta: Raja grafindo Persada.

Supratihatiningrum, Jamil. (2013).

StrategiPembelajaran (TeoridanAplikasi) Jogjakarta: Arruz Media.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar).

Bandung: Remaja Rosdakarya.

45

(7)

Zalfendi & Neldi, Hendri (2010).

Strategi Pembelajaran. Padang:

Sukabina Press

Referensi

Dokumen terkait

Cheung v Derrick  Lower court is the fact finding court, hearing conducted by Judge alone  District court is the intermediary court, civil jurisdiction allows it to deal with motor