PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peran aktif mahasiswa dapat diciptakan terutama dalam proses pembelajaran IPA yang menitikberatkan pada proses penelitian. Hal ini terjadi ketika pengajaran IPA dapat meningkatkan proses berpikir siswa untuk memahami fenomena alam. Sedangkan data observasi melalui wawancara dengan salah satu dosen pengajar fisika kelas XI IPA 2 SMAN 7 Jeneponto menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih memiliki kemampuan berpikir induktif yang mendalam.
Solusi yang diusulkan adalah penggunaan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa. Model ini merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, kami berupaya menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, seperti meningkatkan kemampuan berpikir induktif dalam pembelajaran fisika.
Selain itu kesiapan kelas siswa Berdasarkan latar belakang diatas termasuk permasalahan pengajaran dan model yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, maka penulis menyajikan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Guided Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Induktif Kelas XI IPA 2 siswa di SMAN 7 Jeneponto”.
Rumusan Masalah
Penerapan model Penemuan Terbimbing di sekolah juga menjadi lebih mudah karena telah mempunyai ruang laboratorium fisika yang memiliki komponen pendukung di dalamnya. Penerapan model penemuan terbimbing di kelas dilakukan pada materi fluida statis dan dinamis yang merupakan materi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dan penjelasan terkait materi tersebut terdapat dalam Al-Quran dalam berbagai ayat, seperti: Q.S An-Nur: 40, Al-Hijr: 22, Ar-Rahman: 19-20.
Bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir induktif siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Guided Discovery.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Guru juga diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran fisika yang tidak hanya sekedar ceramah, mencatat dan menulis, sehingga siswa dapat mengembangkan daya berpikirnya.
KAJIAN PUSTAKA
- Tinjauan Pustaka
- Kemampuan Berpikir Induktif
- Guided Discovery
- Hubungan antara Guided Discovery dengan Kemampuan Berpikir
- Hasil Penelitian yang Relevan
- Kerangka Pikir
Sesuai dengan namanya, model ini menjamin siswa menemukan sesuatu melalui proses pembelajaran yang dilakukannya. Siswa tidak hanya disuguhkan sejumlah teori (pendekatan deduktif), namun juga dihadapkan pada sejumlah fakta (pendekatan induktif). Model pembelajaran Guided Discovery memadukan antara guru yang fokus pada metodologi penjelasan dengan siswa yang fokus pada metodologi penemuan bebas.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, siswa diharapkan mampu berpikir induktif dalam memecahkan suatu masalah. Hasilnya, kelompok Penemuan Terbimbing telah terbukti menjadi intervensi yang efektif dalam membantu siswa menjadi pembelajar aktif. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan berpikir induktif siswa setelah diterapkan model pembelajaran penemuan terbimbing.
Sebelum menggunakan model ini, siswa diberikan pre-test sebagai tes awal untuk mengetahui kemampuan berpikir induktifnya sebelum menggunakan model penemuan terbimbing. Peningkatan kemampuan berpikir induktif siswa kelas XI IPA 2 SMAN 7 Jeneponto meliputi identifikasi informasi, analisis.
METODE PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
- Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Variabel dan Desain Penelitian
- Variabel Penelitian
- Desain Penelitian
- Definisi Operasional Variabel
- Tes kemampuan Berpikir Induktif
- Tehnik Pengumpulan Data
- Observasi/Pengamatan
- Tes Kemampuan Berpikir Induktif Peserta Didik
- Tehnik Analisis Data
- Analisis Deskriptif
- Uji N-Gain
Nilai keterampilan berpikir induktif sebelum diterapkan model pembelajaran Guided Discovery siswa kelas XI IPA 2 SMAN 7 Jeneponto adalah 57,03. Nilai keterampilan berpikir induktif yang dihasilkan setelah diterapkan model pembelajaran Guided Discovery pada siswa kelas XI IPA 2 SMAN 7 Jeneponto adalah 80,97. Penerapan model pembelajaran Guided Discovery dapat meningkatkan keterampilan berpikir induktif siswa kelas XI IPA 2 SMAN 7 Jeneponto dalam kategori sedang (N-Gain = 0,60).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Analisisi Deskriptif
Butir soal yang memenuhi kriteria valid dan mempunyai reliabilitas tes-tes ulang yang tinggi selanjutnya digunakan untuk menguji kemampuan berpikir induktif siswa. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir induktif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan nilai gain rata-rata ternormalisasi. Pre-test diberikan sebelum treatment, dan setelah beberapa kali sesi dengan menggunakan model pembelajaran Guided Discovery, selanjutnya diberikan post-test untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir induktif siswa.
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata nilai siswa pada kelas tersebut rata-rata nilai siswa pada kelas XI IPA 2 di SMAN 7 Jeneponto.
Setelah seluruh data terkumpul, gunakan rumus N-Gain untuk mengetahui signifikansi peningkatan kemampuan berpikir induktif siswa (pretest dan posttest). Terlihat juga siswa di dalam kelas
Pembahasan Hasil Penelitian
Tes tertulis Lembar Penilaian Siswa mampu menentukan tekanan hidrostatis dan tekanan total pada suatu titik zat cair. 3.3.2) Berdasarkan data pengukuran kedalaman, siswa dapat menentukan tekanan hidrostatis dan tekanan total pada suatu titik dalam zat cair. 4.3.1) Pada soal tekanan hidrostatis siswa dapat merumuskan masalah hubungan kedalaman dengan tekanan hidrostatis.
Siswa dapat mensintesis hubungan antara massa jenis zat cair dan perbandingan tinggi zat cair dalam tabung-U.
PENUTUP
Simpulan
Saran
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
- Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
- Buku Peserta Didik
Lembar Penilaian Tes tertulis Siswa mampu mensintesis hubungan antara massa jenis suatu zat dan hubungan antara tinggi zat cair dalam tabung-U.
