• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe dua

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe dua"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII3 SMPN 1 LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Aryo Ilham*), Anny Sovia**), Radhya Yusri**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research background by the result of students learning that still low. This research aim to determine off students’ mathematic Learning outcomes by implementing active learning strategy of two stay two stray to class VIII3 SMPN 1 Lunang. The reseacrh is reseacrh pra-experimentation with the design of one shot case study. The sample in research is a student of class VIII3 SMPN 1 Lunang academic year 2015/2016. The Instrument of this research is shaped essay test.

The data analysis of this research is statistic descriptive. The results of this study indicate that the learning outcomes of students has increased, students was completed reached 91.30% with an average value of 75.43, standard deviation of 8.38 median 72, xmin 68, xmax 96. Thus it was concluded the result of student mathematics learning by applying active learning type of two stay two stray can improve student learning outcomes.

Keywords: Learning Outcomes, Two Stay Two Stray.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membentuk pola pikir siswa.

Oleh karena itu, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kejenjang perguruan tinggi.

Hasil observasi yang dilakukan di SMPN 1 Lunang pada tanggal 22 Oktober 2014, terlihat bahwa proses

pembelajaran masih terpusat pada guru dan cenderung berlangsung satu arah. Sebagian besar siswa hanya menunggu apa yang disampaikan oleh guru. Ketika siswa disuruh oleh guru mengerjakan latihan sendiri, siswa tidak mengerjakannya. Siswa lebih suka menyalin jawaban temannya dari pada mengerjakan sendiri. Siswa juga kesulitan mengerjakan soal apabila soal tersebut mempunyai masalah yang berbeda dengan contoh soal yang dikerjakan guru.

(2)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh informasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung guru pernah menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Namun, pada saat diskusi kelompok, masih kurang komunikasi siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang berkemampuan sedang dan rendah tidak mau bertanya kepada siswa yang berkemampuan tinggi, dan siswa yang berkemampuan tinggi juga tidak mau berbagi dengan teman-teman mereka yang berkemampuan sedang dan rendah.

Sehingga, kebanyakan yang bekerja itu adalah siswa yang berkemampuan tinggi saja, sedangkan siswa yang lainnya lebih banyak melakukan kegiatan lain yang tidak mendukung jalannya diskusi, sehingga hasil belajar matematika siswa masih rendah.

Berdasarakan permasalahan diatas salah satu solusi untuk mengatasi hasil belajar siswa yang rendah dan kurang interaksi antar siswa adalah dengan menerapkan strategi

pembelajaran teknik Dua Tinggal Dua Tamu. Teknik ini memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk membagikan hasil dan informasi yang diperoleh dari hasil diskusi kelompoknya kepada kelompok lain (Lie, 2010: 61). Teknik Dua Tinggal Dua Tamu menuntut setiap dua orang dari kelompok asal dan dua orang dari kelompok tamu mendiskusikan dan membagikan hasil kerja kelompoknya masing-masing, sehingga setiap siswa mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik agar tidak merugikan kelompok lain atau kelompoknya sendiri.

Model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa perlu diterapkan dalam proses pembelajaran agar permasalahan di atas dapat diatasi.

Salah satu model yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif dua tinggal dua tamu. Model pembelajaran ini memfasilitasi siswa untuk saling berbagi pengetahuan sehingga dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Sesuai dengan kutipan di atas, model pembelajaran kooperatif dua tinggal

(3)

dua tamu adalah model yang menuntut kerja sama siswa dengan kelompoknya menjadikan siswa belajar aktif sehingga membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar matematika.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Mutia Melisa (2014) yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Beajar Matematika Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 16 Padang”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII3 SMPN 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganap Tahun Pelajaran 2015/ 2016, dimulai pada tanggal 04 April 2016 sampai 21 April 2016 yaitu di SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Model

rancangan penelitian yang digunakan adalah One Shoot Case Study.

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Perlakuan Tes Akhir

X O

Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanan dan tahap akhir. Instr umen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir yang berbentuk essay.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen berpengaruh pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disekolah. Ini menunjukkan pembelajaran koopertif tipe dua tinggal dua tamu memiliki dampak positif terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tes akhir siswa dan siswa yang tuntas yang diikuti kelas sampel.

Hasil tes akhir siswa pada kelas ini diperoleh rata-rata ( ), skor tertinggi (Xmaks), skor terendah (Xmin) dan simpangan baku (S) seperti pada Tabel 2.

(4)

Tabel 2. Perhitungan Rata-rata ( ), Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi ( ), Skor Terendah ( ) Tes Akhir Kelas VIII3

Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata kelas VIII3 yaitu 75,43 lebih tinggi dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan oleh sekolah yaitu 70. Juga terlihat nilai tertinggi yang di peroleh oleh siswa yaitu 96 dan nilai terandah yaitu 68, maka diperoleh persentasi siswa yang tuntas yaitu 91,30%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada kelas VIII3 SMPN 1 lunang kabupaten pesisir selatan.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada kelas VIII3

SMPN 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Guru matematika SMPN 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan dan guru matematika pada umumnya diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memotivasi siswa melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan siswa semakin aktif, kreatif dalam bersosialisasi dengan kelompok lain berbagi pendapat.

DAFTAR RUJUKAN

Melisa. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Beajar Matematika Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 16 Padang (Skripsi) STKIP.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kelas

Sampel N ( ) (S)

Persentase siswa yang tuntas VIII3 23 75,4

3 8,38 91,30 %

(5)

Lie, Anita. (2010). Cooperatif Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut : (1) Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD