• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII

SMPN 17 PADANG

Prastin Muliani, Gustina Indriati, Sudirman Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

e-Mail: prastinmuliani@yahoo.co.id

ABSTRACT

The problem are found at SMPN 17 Padang are centered on the teacher, students are less active in the learning process, a lack of motivation of students in Science. This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model Time Token toward science learning outcomes of students of class VII SMP 17 Padang. This research is experimental research, the research design Randomized Control - Group Posttest Only Design. The population in this study were all students of class VII SMP 17 Padang first half year 2014/2015 The Lessons consisting of eight classes. The sampling technique is by using purposive sampling, in order to obtain a sample class is a class VII8 as VII7 as experimental class and control class. The shape of the test used is an objective test and data analysis performed by t test, with criteria thitung> ttable.

Analysis obtained from the average of the results of experimental class learning is 80.11 converted to 3.20 while the control group was 72.07 conversi to 2.88. From the analysis of the test obtained t (2,88)> t table (1.67) which means that the hypothesis (H1) is accepted. Assessment of competence quite good attitude experimental class (B) with an average of 3.48 and grade control mode is quite (C) with an average of 2.92 mode. Competency skills in the experimental class is in excellent (A-) with an average of 3.57 optimum performance and control classes are classified as good (B +) with an average of 3.30 optimum performance. thus it can be concluded, that the application of learning models Time Token provides significant positive effect on learning outcomes grade science SMPN 17 Padang.

Key words: Cooperative Learning Model Against Time Token, Study learning.

PENDAHULUAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah melakukan pergantian kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah (scientifik) dan penilaian autentik. Berdasarkan hasil observasi penulis selama praktik lapangan pada bulan Juli - Desember 2013 dan wawancara dengan guru yang mengajar IPA di SMPN 17 Padang Ibu Afrianti, S.Pd terungkap bahwa proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher center). Guru

hanya mengajar dengan menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab (konvensional) yang lebih mudah dalam pelaksanaanya tanpa ada strategi atau metode lain yang akan menunjang proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab (konvensional) mengakibatkan kurangnya perhatian dan keaktifan siswa terhadap pelajaran IPA, banyak siswa yang tidak termotivasi dalam mata pelajaran IPA.

Kurangnya perhatian dan keaktifan siswa dalam belajar ini dapat dilihat ketika guru bertanya tentang materi yang diajarkan siswa cenderung diam sehingga guru kurang mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan. Didalam diskusi kelompok terkadang ada satu orang siswa saja yang mendominasi diskusi. Sehingga siswa lain tidak mau atau malu menngungkapkan pendapatnya. Hal tersebut

(2)

2

mengakibatkan hasil pembelajaran IPA siswa masih banyak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan SMPN 17 Padang yaitu 75.

Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran Time Token. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Arni Rivega (2012:35) dan Fahrani (2011:37) dengan menerapkan model Time Token dapat meningkatkanhasil belajar siswa.

Time Token merupakan suatu metode yang mengajarkan siswa untuk berbagi bahan dan waktu sehingga siswa dapat bekerjasama secara bergantian. Dalam model pembelajaran tipe Time Token, siswa dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif, menimbulkan hubungan saling menguntungkan diantara anggota kelompok dan mendorong timbulnya motivasi, semangat, serta menumbuhkan komonikasi yang efektif diantara anggota kelompok.

Time Token ini mampu mengaktifkan atau membagi peran siswa dalam berdiskusi sehingga siswa berkemungkinan besar untuk bisa mengeluarkan pendapatnya. Ibrahim (2000:51).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran IPA dengan hipotesis yang akan di uji adalah hasil belajar pada kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Manfaat penelitian ini adalah untuk bekal pengetahuan dan pengalaman

.

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru dalam memilih alternatif pembelajaran IPA yang efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman bagi penulis yang nantinya dapat di sekolah tempat penulis mengajar.

Sebagai pedoman bagi peneliti selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada September – Oktober 2014 Semester I kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMPN 17 Padang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Eksperimen.

Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Posttest-Only Comparison Group Design, yang digambarkan Lufri (2007:69) Prosedur penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penilaian

kompetensi pengetahuan berupa soal pilihan ganda dengan empat options yang berjumlah 37 butir soal. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang di uji cobakan pada kelas yang berbeda. Agar instrumen tes tersebut menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan analisis soal melalui validitas tes ,reliabilitas soal (Arikunto 2009: 75-103), indeks kesukaran soal dan daya beda soal (Sudijono 2010: 372-390). Penilaian kompetensi sikap berupa lembaran observasi/pengamatan aktifitas belajar siswa yang diamati melalui satu orang observer dengan lima indikator. Indikator yang diamati dalam penilaian kompetensi sikap adalah berani dan santun dalam bertanya, bekerjasama, berpendapat secara ilmiah, keterampilan berkomunikasi, toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui laporan kelompok tentang hasil pratikum.

Indikator yang diamati dibedakan menjadi tiga aspek yaitu pelaksanaan precobaan, menarik kesimpulan dan mempersentasikan hasil. Teknik Analisa data yang digunakan pada penilaian kompetensi pengetahuan melalaui uji normalitas, uji homogenitas dan Uji hipotesis dengan menggunakan uji dua rata-rata. Sudjana (2005:249-250). Teknik penilaian kompetensi sikap dan keterampilan berdasarkan kriteria Permendikbud No 104, dimana pada penilaian kompetensi sikap diperoleh dari nilai modus (nilai yang sering muncul), sedangkan penilaian kompetensi keterampilan diperoleh dari capaian optimum (nilai tertinggi yang dicapai).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil penelitian pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Scientifik di SMPN 17 Padang, meliputi tiga penilaian kompetensi yaitu penilaian kompetensi afektif, kognitif dan psikomotor. Uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dimana Lo = 0,0924 < Lt = 0,173 kelas eksperimen, Lo = 0,012 < Lt= 0,161 kelas kontrol. Untuk uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki data yang homogen dimana Fh = 0,83 < Ft = 1,95. Untuk uji hipotesis thitung > ttabel dimana thitung= 2,88 dan ttabel

= 1,67 maka hipotesis diterima.

(3)

3

Tabel 1. Konversi Skor Hasil Belajar Kompetensi Afektif, Kompetensi kognitif dan Kompetensi Pskomotor.

Kelas Afektif Kognitif Psikomoto

r

Modus Predikat Skor Rerata Huruf Capaian Optimun

Huruf % Ketuntas an

Eksperimen 3,48 B 3,20 B+ 3,57 A- 88%

Kontrol 2,92 C 2,88 B 3,30 B+ 62,96%

A : kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token.

B : kelas kontrol menggunakan pembelajaran Scientifik.

Pembahasan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dapat mengembangkan kompetensi sikap yang ada dalam diri siswa.

Adanya penilaian sikap bertanya maupun menjawab pertanyaan temannya, bekerjasama dalam kelompok, berpendapat secara ilmiah, kemampuan berkomonikasi, toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Dalam kegiatan tersebut siswa berlomba-lomba untuk menggunakan kartunya untuk berbicara. Dari hal tersebut dapat dilihat minat siswa untuk belajar sangat tinggi.

Menurut Hamalik (2011:27) “Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat”.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token siswa dituntut untuk mengeluarkan pendapat atau ide yang mereka miliki, tetapi mereka harus menggunakan kartu untuk berbicara, sehingga model Time Token dapat membantu membagikan peran serta lebih merata pada setiap siswa.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diketahui bahwa hasil belajar IPA dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran Scientifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token lebih baik dari pada pembelajaran Scientifik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata- rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 80,11 setelah dikonversikan ke dalam skor menjadi 3,20 dengan predikat B+ (baik) dan kelas kontrol yaitu 70,07 setelah dikonversikan ke dalam skor menjadi 2,88 dengan predikat B (baik).

Dari hasil ini terlihat bahwa nilai hasil belajar klasifikasi makhluk hidup untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kelas kontrol karena pada proses

pembelajaran siswa kelas eksperimen lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan mampu meningkatkan kerjasama diantara anggota kelompok, sedangkan siswa kelas kontrol cendrung untuk tidak berinisiatif untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapatnya.

Dalam penelitian ini penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan Scientifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token lebih baik dibandingkan pembelajaran Scientifik.

Penilaian keterampilan kelas eksperimen memiliki rata-rata capaian optimum pada penilaian kompetensi keterampilan yaitu 3,57 dengan predikat A- (sangat baik), sedangkan rata-rata capaian optimum pada kelas kontrol yaitu 3,30 dengan predikat B+ (baik).

Penilaian kompetensi keterampilan siswa kelas eksperimen dari rata-rata nilai lebih tinggi dan dari predikat sangat baik dibandingkan siswa kelas kontrol. hal ini disebabkan kelas eksperimen lebih terampil dalam melakukan praktikum dibandingkan kelas kontrol baik dalam pelaksanaan percobaan, menarik kesimpulan sampai mempresentasikan hasil.

Berdasarkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu sebesar 88% dengan menggunakan model pembelajaran Time Token, pada kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran Scientifik persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebesar 62,96%, berarti bahan yang diajarkan kurang dikuasai oleh siswa.

Dari analisis data yang diperoleh siswa yang memiliki nilai tes akhir yang tinggi pada umumnya memiliki predikat sangat baik atau baik pada ranah Sikap dan keterampilan, begitupun sebaliknya. Karena nilai sikap dan

(4)

4

keterampilan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Skiner dalam Mudjiono (2002:9) bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.

Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa baik pada kompetensi afektif, kognitif maupun psikomotor dikelas VII SMPN 17 Padang. Pada kelas eksperimen kompetensi afektif baik (B) sedangkan kelas kontrol cukup (C),kompetensi kognitif baik (B+) dan kelas kontrol baik (B). kemudian kelas eksperimen kompetensi psikomotor (A-) sangat baik dan kelas kontrol (B+) baik.

Saran

1. Guru biologi diharapkan dapat menerapkan Model pembelajaran kooperatif Time Token untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup.

2. Peneliti selanjutnya dapat menerapkan Model pembelajaran kooperatif Time

Token pada materi biologi lain yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arief, Ermawati. 2003. Pengajaran Keterampilan Berbicara. Padang:

UNP Press

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.Bahri dan Zain Aswan (2010).

Strategi Belajar Mengajar Jakarta:

Rineka Cipta.

Ibrahim, Muslim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University pers.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

CTSD

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada