• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGESTION (GI)DI SERTAI MEDIA GAMBAR

TERHADAPHASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELASVIII SMPN 1 RANAH BATAHAN

KABUPATEN PASAMAN BARAT

ARTIKEL ILMIAH

SRI LESTARI NIM. 12010014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGISEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2017

(2)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAPHASIL

BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWAKELAS VIII SMPN 1RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

Sri Lestari, Gustina Indriati, Evrialiani Rosba Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Email: lestari671@gmail.com ABSTRACT

The result of study biology class VIII SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat not yet reached the minimum completeness criteria (KKM). The cause of the learning outcomes which have not yet reached KKM learning process only focused on teachers and the interactions that occur between students and students also between students and teachers is less noticeable in the learning process. During this learning the teacher delivered biology subject with answer question discussion, but it means that support learning media is inadequate for use. This study aims to determine how the application of cooperative learning model type Group Investigation (GI) with media on learning outcomes Science-Biology class VIII SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. This type of research is experimental design with Randomized Control Group Posttest-Only Design. The study population was a class VIII student of the school year 2016/2017. The sampling technique purposive sampling, where the class VIII.1 as an experimental class and class VIII.4 as the control class. Instruments used in the cognitive domain, namely the written test, whereas affective and psychomotor and affective assessment rubric used skills. Based on the results of student learning outcomes in the cognitive domain experimental class average value was (2.83) with the title of B- and grade control is (2.17) with the predicate C.

Affective values obtained experimental class mode ie (3.61) and class B control is (3,31) B, while the average value of optimum psychomotor performance in the experimental class, namely (3.43) B+ and the control class is (2,67) B-. From this study it can be concluded that using of cooperative learning model type Group Investigation (GI) Accompanied by media images can improve learning outcomes for biology in the cognitive, affective and psychomotor class VIII SMP N 1 Ranah Batahan Kabupate Pasaman Barat.

Keywoard : Group Investigation, Media picture, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lakukan di SMP N 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat Pada bulan Juni 2016, bahwa penggunaan strategi pada pembelajaran biologi kurang bervariasi, selama ini guru terbiasa menggunakan metode ceramah sehingga siswa terbiasa mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan guru oleh sebab itu dalam proses pembelajaran hanya terpusat pada guru atau interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa serta antara siswa dengan guru kurang terlihat dalam proses pembelajaran. Selain itu media yang digunakan terbiasa menggunakan media papan tulis dan sekali-kali menggunakan

media charta selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa pasif dan kurang berpatisipasi dalam pembelajaran. Hal ini menimbulkan belajar menjadi monoton, dan siswa kurang terlibat secara aktif akibatnya siswa cepat bosan, kurang serius dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan hasil belajar biologi siswa masih ada yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hal ini terlihat dari rendahnya hasil ulangan harian siswa, pada materi sistem pernapasan pada manusia dikelas VIII SMP N 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2015/2016. Nilai rata-rata kelas VIII.1 adalah 64,73, kelas VIII.2 adalah

(3)

2 65,47, kelas VIII.3 adalah 64,95, kelas VIII.4 adalah 61,78 dan kelas VIII.5 adalah 61,36, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan guru adalah 75. Menurut pernyataan dari guru biologi yang diwawancarai, pada materi sistem pernapasan manusia mempelajari organ penyusun sistem pernapasan manusia dan proses yang terjadi pada sistem pernapasan dimana organ penyusun dan proses yang terjadi tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa. Sehingga siswa merasa sulit dalam memahami materi tersebut, maka dari itu digunakan media gambar agar dapat mempermudah siswa dalam memahami organ penyusun dan proses yang terjadi pada materi sistem pernapasan manusia.

Untuk mengatasi masalah di atas penulis memgambil solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa, untuk menumbuhkan aktivitas siswa dalam belajar banyak sekali model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), dan untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran digunakan media gambar karena materi pada sistem pernapasan manusia membahas organ penyusun dan proses yang terjadi pada pernapasan manusia yang tidak dapat dilihat secara langsung.

Menurut Slavin (2005:218-219) dalam Group Investigation, siwa bekerja melalui enam tahap sebagai berikut ini,1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok: pada tahap ini para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkatigorikan saran-saran, para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih, komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan siswa dan harus bersifat heterogen, guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan, 2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari: pada tahap ini para siswa

merencanakan berasama-sama mengenai apa yang akan dipelajari, 3) Melaksanakan investigasi: pada tahap ini

para siswa mengumpulkan

informasi,menganalisis data, dan membuat kesimpulan, tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha- usaha yang dilakukan kelompoknya, para siswa salin bertukar, berdiskusi, mengklasifikasi, dan mensentesis semua gagasan, 4) Menyiapkan laporan akhir:

pada tahap ini anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka, anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentassi mereka, wakil- wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi, 5) Mempresentasikan laporan akhir:

presentasi dibuat untuk seluruh kelas dan melibatkan pendengarnya secara aktif, 6) Evaluasi: pada tahap ini para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka, guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa, dan penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

Menurut Istarani (2014:86) model pembelajaran Group Investigation adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen, dan melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok, melatih siswa untuk bertanggung jawab serta melatih siswa untuk menemukan ide dan gagasan baru.

Dan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi sistem pernapasan manusia dibutuhkan media yang tepat seperti gambar. Media gambar merupakan media yang berisi tentang gambar yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan media gambar, siswa dituntut untuk melaksanakan investigasi terhadap gambar sesuai dengan sub topik yang didapat oleh kelompok tersebut sehingga siswa dapat menemukan ide dan gagasan baru.

(4)

3 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP N 1 Ranah Batahan bulan Oktober Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah eksperimen., rancangan penelitian adalah Randomized Control–group Postest Only Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N I 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel kelas VIII1sebagai kelas eksperimen dan kelas VII41sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif. Teknik analisis data menggunakan uji-t dengan taraf 0,05.

Teknik analisis data terdiri atas uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

HASIL PENELTIAN 1. Ranah Kognitif

Penilaian pada ranah kognitif dilakukan pada akhir penelitian. Rata-rata penilaian pada ranah kognitif dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Penilaian Ranah Kognitif Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa hasil belajar biologi pada ranah kognitif untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini

terlihat rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 71,08 sedangkan kelas kontrol 54,43.

Pada ranah kognitif ini didapat hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen pada adalah L0 = 0,06 < Ltabel

=0, 173 sedangkan kelas kontrol adalah L0 = 0,07 < Ltabel =0, 161 , maka data dari kedua kelas sampel berdistribusi normal, sedangkan hasil analisis uji homogenitas Fhitung = 1,26 < Ftabel = 1,92 maka varians data dari kedua kelas sampel homogen.

Karena kedua kelas sampel data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan uji-t. Hasil uji-t pada ranah kognitif didapatkan thitung = 3,64 > ttabel = 1,67 dengan demkian hipotesis diterima.

2. Ranah Afektif

Penilaian pada ranah afektif dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung yang dinilai oleh observer.

Data hasil penilaian afektif siswa dapat dilihat pada gambar 2.

Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa nilai pada ranah afektif untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan nilai modus tertinggi terlihat pada indikator tanggung jawab. Untuk indikator disiplin pada kelas eksperimen yaitu 3,50 (B) dan kelas kontrol 3,34 (B) sedangkan untuk indikator tanggung jawab pada kelas eksperimen adalah 3,53 (B) dan kelas kontrol adalah 3,27 (B).

Nilai modus secara keseluruhan pada kelas eksperimen dengan predikat (3,61) B dan pada kelas kontrol dengan predikat (3,31) B.

0 20 40 60 80

Eksperimen Kontrol 71.08

54.43

0 1 2 3

4 3.5 3.53

3.34

3.27 Eksperim en Kontrol

Gambar 2. Diagram Nilai Rata-Rata Ranah Afektif

Disiplin Tanggung Jawab

(5)

4 Pada ranah afektif ini didapat hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen adalah L0 = -0,21 < Ltabel

=0,173 sedangkan kelas kontrol adalah L0 = -0,06 < Ltabel =0, 161 , maka data dari kedua kelas sampel berdistribusi normal, sedangkan hasil analisis uji homogenitas Fhitung = 1,14< Ftabel = 1,92 maka varians data dari kedua kelas sampel homogen.

Karena kedua kelas sampel data berdistribusi normal homogen, maka dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan uji-t. Hasil uji-t pada ranah afektif didapatkan thitung = 2,72>ttabel = 1,67 dengan demkian hipotesis diterima.

3. Ranah Psikomotor

Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan pada proses pembelajaran yang dinilai dari penilaian ini adalah untuk kelas eksperimen berupa lembar diskusi siswa sedangkan pada kelas kontrol berupa resume. Data hasil penilaian pada ranah psikomotor siswa dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Diagram Nilai Rata-Rata Ranah Psikomotor

Berdasarkan gambar 3, terlihat bahwa nilai pada ranah psikomotor didapatkan nilai tertinggi pada indikator tata bahasa penulisan pada laporan . Pada kelas ekperimen untuk indikator kelengkapan materi laporan/ringkasan didapat nilai 2,83 (B) dan kelas kontrol 1,31 (D+), pada kelas eksperimen untuk indikator kerapian laporan/ringkasan 3,23 (B+) dan kelas kontrol 2,87 (B), dan pada kelas eksperimen untuk indikator tata bahasa laporan/ringkasan 3,56 (A-) dan

kelas kontrol 3,14 (B). Sedangkan nilai optimum pada kelas eksperimen dengan predikat 3,76 (A-) dan kelas kontrol dengan predikat 3,40 (B+).

Pada ranah psikomotor ini didapat hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen adalah L0 = -0,03 <

Ltabel =0,173 sedangkan kelas kontrol

adalah L0 = 0,13 < Ltabel =0, 161 , maka data dari kedua kelas sampel berdistribusi normal, sedangkan hasil analisis uji homogenitas Fhitung = 0,78 < Ftabel = 1,92 maka varians data dari kedua kelas sampel homogen. Karena kedua kelas sampel data berdistribusi normal homogen, maka dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan uji-t. Hasil uji-t pada ranah psikomotor didapatkan thitung = 9,5>ttabel = 1,67 dengan demkian hipotesis diterima.

PEMBAHASAN 1. Ranah Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil belajar biologi dengan menggunakan model Pembelajarantipe Group Investigation disertai media gambarpada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 71,08 dan kelas kontrol nilai rata-rata siswa yaitu 54,43.

Pada kelas eksperimen menggunakan model Pembelajarantipe Group Investigation disertai media gambar terjadinya peningkatan hasil belajar, walaupun hanya sebagian siswa yang tuntas, yaitu 13 siswa yang tuntas dari 26 siswa dengan persentase 50. Jika dilihat dari hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran tipe Group Investigation disertai media gambar pada materi sistem pernapasan siswa yang tuntas hanya 5 siswa dari 23 siswa dengan persentase 22. Penyebab terjadinya peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen karena saat siswa melakukan investigasi dapat menemukan hal-hal yang baru pada subtopik dengan sesama anggota kelompoknya melalui media gambar dan berbagai sumber yang dimiliki dan berdampak pada sikap kerjasama dan tanggung jawab siswa, Sehingga 0

1 2 3 4

2.83

3.23 3.56

1.31

2.87 3.14

Eksperimen Kontrol

Keleng kapan materi

Tata bahasa Penulisan Kerapian

dan kebersihan

(6)

5 kerjasama dan tanggung jawab siswa lebih meningkat.

Penelitian ini belum mencapai ketuntasan yang maksimal, karena hanya 50 % siswa yang tuntas. Menurut Djamarah (2014:107) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilannya tergolong kurang.

Disebabkan siswa bingung untuk memahami materi yang dilengkapi media gambar, seharusnya media gambar membantu siswa supaya lebih memahami materi yang dipelajarinya.

Hal ini sejalan dengan Arsyad(2014:19) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Selain itu, kelemahan yang ditemukan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model model Gruop Investigation pada tahap investigasi siswa kesulitan dalam menemukan hal-hal yang baru walaupun buku sumber sudah diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Istarani (2011:

87-88) yaitu kekurangan dari model pembelajaran ini adalah sulit bagi siswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia belum terbiasa untuk melakukan hal itu.

Baik buruknya hasil belajar seseorang bukan hanya dipengaruhi bagaimana proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas tapi dapat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri, kondisi saat mengikuti tes serta keinginan mendapat nilai yang baik.

Pernyataan tersebut didukung oleh Walisman (2007) dalam Susanto (2011:

12) yang menyatakan “ hasil belajar siswa itu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasan, minat, motivasi, sikap serta kondisi fisik dan kesehatan, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat”.

Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah, diskusi

dan tanya jawab, hasil belajar lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas eksperimen yang menerapkan model Group Investigation (GI) disertai media gambar, hal ini disebabkan karena banyak siswa yang tidak tuntas, yaitu 6 orang siswa yang tuntas dari 29 orang dengan persentase 21.

Hasil penelitian yang diperoleh pada kelas kontrol berada pada tingkatan yang belum mencapai KKM.

Penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena pada kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, disini guru menjelaskan materinya terlebih dahulu dan memberikan tugas berupa pertanyaan dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas dan didiskusikan dalam kelompoknya masing-masing.

Sehingga siswa kurang besemangat dan kurang motivasinya dalam belajar dan proses pembelajaran lebih bersifat pasif. Menurut pendapat Zain Djamarah (2014: 97) bahwa kelemahan dari metode ceramah ini bila digunakan atau terlalu lama maka akan membosankan bagi siswa.” Sehingga siswa kurang aktif dan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa lebih sering ribut dan hanya mengandalkan temannya yang lebih pintar untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Ranah afektif

Penilaian pada ranah afektif yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran didapatkan bahwa pada kelas eksperimen dengan nilai sikap (3,61) predikat B dan kelas kontrol dengan nilai (3,31) predikat B.

Hasil belajar siswa pada kedua kelas sampel dinilai dari dua indikator penilaian yaitu disiplin dan tanggung jawab. Perolehan hasil belajar kelas eksperimen dalam penilaian disiplin diperoleh dengan nilai (3,50) predikat B dan kelas kontrol dengan nilai (3,34) predikat B. Tingginya nilai disiplin pada kelas eksperimen disebabkan siswa diberikan tugas untuk mengerjakan satu subtopik setiap kelompok dan adanya tahap presentasi untuk setiap subtopik yang berbeda, membuat setiap

(7)

6 kelompok harus menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah diberikan. Pernyataan tersebut didukung oleh Slavin (2005: 218) bahwa dalam proses pembelajaran Group Investigation setiap kelompok wajib menyiapkan hasil diskusinya masing- masing untuk dipresentasikan nantinya didepan kelas. Berbeda dengan kelas kontrol, dimana tugas yang diberikan sama setiap kelompok, sehingga ada kesempatan bagi kelompok lain untuk melihat hasil dari kelompok yang ada didekatnya dalam mengerjakan tugas kelompoknya.

Penilaian sikap pada aspek tanggung jawab kelas eksperimen diperoleh dengan nilai (3,53) predikat B dan kelas kontrol dengan nilai (3,27) predikat B, Tingginya rasa tanggung jawab kelas eksperimen karena siswa diberi kesempatan mencari sendiri permasalahan lalu menyeleseikan sendiri permasalahan yang sudah didapatkan dengan satu subtopik.

Membuat siswa harus bertanggung jawab jika ingin tugasnya selesai. Sesuai dengan kelebihan model Group Investigation, yaitu meningkatkan rasa tanggung jawab siswa sebab ia diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompoknya ( Istarani, 2014) 86).

Sedangkan kelas kontrol mengerjakan tugas kelompok seperti biasanya karena siswa hanya mengerjakan tugas yang diberikan guru dan tanpa dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusinya setiap kelompok sehingga membuat siswa menjadi memiliki kesempatan untuk melihat hasil diskusi dari kelompok yang lain.

Menurut Latisma (2010:192) hasil afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

3. Ranah Psikomotor

Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan setelah proses pembelajaran

berlangsung. Pada kelas eksperimen, sesuai dengan tuntutan akhir dari model Group Investigation ini yang dinilai adalah setiap kelompok menghasilkan laporan akhir dari pembahasan diskusi kelompok dimana membuat laporan setiap individu, Sedangkan kelas kontrol dituntut untuk membuat ringkasan setiap individu. Penilaian pada ranah psikomotor dengan tiga indikator yaitu, Kelengkapan materi laporan/ringkasan, kerapian dan kebersihan laporan/ringkasan dan tata bahasa penulis laporan/ringkasan.

Dari ketiga kali pertemuan penilaian kelas eksperimen dengan nilai optimum berada pada predikat (3,76) A- . Pada indikator kelengkapan materi siswa sudah bisa menulis laporan sesuai dengan subtopik yang diberikan, tetapi masih terdapat materi yang kurang lengkap dan diperoleh nilai (2,83) dengan predikat B. Pada indikator kerapian dan kebersihan laporan diperoleh nilai (3,23) dengan predikat B+, siswa dikatakan sudah mampu menulis laporan dengan rapi, jelas dan bersih. Pada Indikator tata bahasa penulisan memperoleh nilai tertinggi dengan nilai (3,56 ) dengan predikat A-, dimana siswa sudah membuat laporan sesuai dengan kaedah penulisan bahasa indonesia serta dapat dimengerti dan dibaca walaupun masih ada beberapa siswa yang belum sesuai.

Penilaian ranah psikomotor ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Answar (2009: 87) penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif dan afektif.

Dari tiga kali pertemuan Penilaian kelas kontrol dengan nilai optimum (3,40) dengan predikat B+

Pada indikator kelengkapan materi nilai (1,31) dengan predikat D+, dimana siswa mengerjakan ringkasan pada indikator kelengkapan materi belum susuai dengan intruksi yang diberikan guru, masih terdapat materi yang kurang

(8)

7 lengkap pada komponen yang diminta atau masih ada yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diberikan dan sebagian siswa mengerjakan ringkasan seperti menjawab pertanyaan, dimana dari ketiga indikator pada kelengkapan materilah nilai yang terendah. Pada indikator kerapian dan kebersihan ringkasan diperoleh nilai (2,87) dengan predikat B, siswa dikatakan sudah mampu menulis laporan dengan rapi, jelas dan bersih. Pada Indikator tata bahasa penulisan laporan memperoleh nilai tertinggi dengan nilai (3,14) dengan predikat B, dimana siswa sudah membuat ringkasan sesuai dengan kaedah penulisan bahasa indonesia serta dapat dimengerti dan dibaca walaupun masih ada beberapa siswa yang belum sesuai.

Kendala yang dihadapi peneliti pada penelitian ini adalah kesulitan dalam mengkondiskan kelas yaitu pada saat pembagian kelompok dan diskusi kelompok tidak semua siswa yang terlibat, dimana siswa sering ribut dan kelas sampel cukup sulit untuk mengkondisikannya serta pengelolaan kelas yang masih kurang baik. Dimana guru sulit untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga proses pembelajaran tidak optimal. Menurut Lufri (2007: 97) tugas utama dan yang paling sulit dilakukan oleh guru dalam pembelajaran adalah mengelola kelas.

kesulitan lainnya yang penulis hadapi adalah keterbatasan waktu dalam mengajar dengan menerapkan model tipe Group Investigation disertai media gambar dimana waktu pelaksanaan model pembelajaran ini sudah efektif, tetapi disaat penerapannya ada beberapa hal yang mengganggu seperti adanya beberapa siswa yang masuk terlambat kedalam kelas walaupun bel sudah berbunyi, sehingga proses berjalan kurang maksimal.

KESIMPULAN

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI)Disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa kelas VIII SMP N 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat.

DAFTAR PUSTAKA

anwar, Syafri. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press.

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta.

Djamarah. S & Zain Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang:

UNP Press.

Murniarti. 2014. Pengaruh Model Group Investigation Menggunakan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP N 1 Tigo Nagari Kabupaten Pasaman Tahun Pelajaran 2014/2015. Padang: STKIP PGRI Sumatra Barat.

Slavin. 2005. Cooperative Learning.

Bandung : Nusa Media.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

______. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Susanto, Ahmad. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(9)

8

Referensi

Dokumen terkait

The agreement itself under Article 1313 of the Civil Code/ BW is “an act by which one or more persons commit themselves to one or more others.”Employment Agreement under Article 14 of