• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

KELAS VIII MTsN 1 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

Rahmi Aulia1, Gustina Indriati2, Diana Susanti2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

The results of natural sciences students in the excrement system in class VIII MTsN 1 Lubuk Basung is underKKM.The reason are the lack of attention of students in following the lesson, student participation is low in doing group work and students do not care about the material that must discussion. This can be overcome by applying jigsaw type cooperative learning model with handout. This study aimed to improve student learning outcomes and the type of of research is the experimental research. Population and sample in this research are all students of class VIII MTsN 1 Lubuk Basung. Sampling using purposive technique, and so that obtained 2 sample class and by draw it then resulted class VIII1 as experiment class and class VIII3 as control class. Technique of data analysis using t-test and result of data analysis from affective, konigtif and psikomotor domains it got tcount> ttable, thus hypothesis accepted.

It can be concluded that jigsaw type cooperative learning model with handout can improve the learning outcomes of science students of grade VIII MTsN 1 Lubuk Basung.

Keywords: Cooperative, Jigsaw, Handout, Excretory System

PENDAHULUAN

Pengembangan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik.

Dimana pada pendekatan saintifik ini memuat lima kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan yang menuntut siswa menjadi kreatif, inovatif dan aktif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru bukan hanya dituntut untuk memahami materi saja melainkan guru harus mampu menggunakan berbagai macam media dan

model pembelajaran agar potensi yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di MTsN 1 Lubuk Basung pada bulan Agustus- November tahun pelajaran 2016/2017, bahwa MTsN 1 Lubuk Basung merupakan salah satu MTs di Kabupaten Agam yang menerapkan kurikulum 2013.

Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak terlepas dari berbagai faktor salah satunya adalah guru dan siswa. Akan tetapi dari hasil observasi masih ditemukan kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam

(2)

proses pembelajaran guru yang lebih aktif memberikan pelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan apa yang diberikan guru ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran.

Dalam poses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode tanya jawab dan diskusi agar siswa dapat berbagi ilmu dengan teman sekelompoknya serta kerjasama maupun interaksi antara siswa dalam pembelajaran tetap terjalin sehingga proses pembelajaran tidak hanya bersumber dari guru. Akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh terhadap kelompoknya dan tidak peduli terhadap materi yang harus dikuasai oleh kelompoknya. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran kelompok berlangsung hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas kelompok. Selain itu peggunaan media kurang menunjang pada proses pembelajaran. Begitu juga dengan buku sumber yang terbatas hanya ada buku paket milik perpustakaan.

Berdasarkan wawancara penulis dengan beberapa guru yang mengajar di MTsN 1 Lubuk Basung kelas VIII pada bulan Desember 2016 didapatkan informasi bahwa salah satu materi yang dianggap sulit pada semester genap oleh

siswa kelas VIII adalah materi sistem ekskresi pada manusia karena pada materi ini banyak menuntut siswa untuk dapat memahami stuktur seperti stutur ginjal, kulit, hati dan paru-paru serta memahami proses yang terjadi pada sistem ekskresi.

Hal ini berdampak pada nilai ulangan harian siswa yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

Secara rinci nilai rata-rata ulangan harian IPA siswa kelas VIII MTsN 1 Lubuk Basung Kabupaten Agam sebagai berikut:

VIII.1: 59,69 VIII.2 : 61,37 VIII.3 : 64,85 VIII.4 : 62,89.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan melalui penerapan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satunya dengan model pembelajaran Jigsaw yang dapat meningkatkan keterampilan siswa bekomunikasi serta meningkatkan kemampuan siswa mengolah informasi.

Menurut Rusman (2012:218) dalam model pembelajaran Jigsaw siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemungkakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat

meningkatkan keterampilan

berkomunikasi, anggota kelompok. Selain itu Jigsaw secara konsisten menunjukan bahwa siswa yang terlibat di dalam model pembelajaran Jigsaw ini memperoleh

(3)

prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran, disamping saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain.

Sesuai dengan tuntutan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan materi, maka dibutuhkan media pembelajaran pada materi sistem ekskresi pada manusia yang dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran agar siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Oleh karena itu, penulis memilih media bahan ajar berupa handout. Handout dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan memudah siswa untuk menghadapi proses pembelajaran dengan cara mempelajari bagian tertentu atau yang ditugaskan melalui kegiatan membaca dan menayakan apa yang tidak dipahami sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2014: 105) menyatakan bahwa “Handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada siswa guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran”.

Bedasarkan permasalahan yang dikemukan di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Disertai Handout Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII MTsN 1 Lubuk Basung Kabupaten Agam”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei semester genap di MTsN 1 Lubuk Basung tahun pelajaran 2016/2017.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan menggunakan rancangan Randomized Control Group Postest Only Design dikemukakan Lufri (2005:69)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN 1 Lubuk Basung yang terdiri dari 5 kelas.

Pengambilan sampel menggunakan teknikpurposive sampling sebagai kelas eksperimen yaitu kelasVIII1dan kontrol yaitu kelasVIII3. Instrumen yang digunakan untuk ranah ranah afektif adalah lembaran penilaian diri dengan tiga indikator penilaian yaitu tanggung jawab, kerja sama dan saling menghargai. Ranah konigtif adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif dengan option empat, dan untuk ranah psikomotor adalah penilaian produk dari hasil laporan diskusi siswa aspek yang dinilai seperti kelengkapan isi laporan, kebersihan dan kerapian isi laporan.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik anlisis data antara lain rumus validitas dan reliabilitas

(4)

dikemukan Arikunto (2015:85-89), indeks kesukaran dan daya pembeda soal yang dikemukan Sudijono (201:390), dan mencari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Teknikanalisis data menggunakan uji-t dengantaraf 0,05 dikemukakan Sudjana (2005:239).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di MTsN 1 Lubuk Basung kabupaten Agam dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw disertai Handoutdilakukan pada dua kelas yaitu kelas VIII1 sebagai kelas eksperimen dan VIII3 sebagai kelas kontrol. Dari kedua kelas tersebut diperoleh data tentang hasil belajar siswa untuk ranah afektif, ranah konigtif dan ranah psikomotor.

1. Ranah Afektif

Hasil penelitian ranah afektif berupa lembar penilaian diri siswa. Hasil uji normalitas kelas eksperimen diperoleh bahwa L0 = -0,6865 dan Ltabel = 1,90 sedangkan data uji normalitas kelas kontrol diperoleh bahwa L0 = 0,0393 dan Ltabel = 0,173 berarti L0 < Ltabel, jadi hasil uji normalitas kelas sampel berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas Fhitung = 0,30 dan Ftabel = 2,08 berarti pada taraf 0,05 dengan dk 19,22 berarti Fhitung < Ftabel

dengan demikian kelas sampel mempunyai varians yang homogen. Dilakukan uji-t

dan. hasil uji hipotesis pada taraf nyata 0,05 didapat ttabel 1,67 sedangkan thitung

2,05 berarti thitung>ttabel dengan demikian hipotesis diterima.

Berdasarkan gambar 1, Nilai penilaian sikap kelas eksperimen untuk indikator tanggung jawab adalah 75,42, kerja sama 77,78, saling menghargai 88,33. Kelas kontrol untuk indikator tanggung jawab 65,22, kerjasama 70,05, saling menghargai 80,68.

Penilaian afektif pada kelas sampel diperoleh dari lembaran penilaian diri siswa yang terdiri dari tiga indikator tanggung jawab, kerja sama dan saling menghargai dimana terdiri dari 10 item pernyataannya berupa sikap-sikap positif.

Hasil penilaian diri kelas eksperimen dengan menerapkan model Jigsaw pada indikator saling menghagai terlihat tinggi, pada saat diskusi siswa menghargai pendapat temannya, mendengarkan teman yang berbicara di depan kelas dan menanggapinya. Begitupun dengan indikator kerjasama yang juga tinggi

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tanggung Jawab

Kerja Sama Saling Menghargai

75.42 77.78 88.33

65.22 70.05 80.68

Nilai Akfektif

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Indikator

Gambar 1. Nilai Afektif Kelas Sampel

(5)

terlihat dari siswa yang ikut serta mengeluarkan idenya dalam diskusi dan mengerjakan tugas kelompok secara bersama. Pada indikator tanggung jawab terlihat dari siswa dapat mengumpukan tugas secara tepat waktu. Menurut Ummatus, (2017:4)bahwa sebagian besar siswa telah menyadari bahwa memiliki rasa tanggung jawab sangat penting. Siswa telah mampu bertanggung jawab atas tugas mereka dari kelompok asal dan kelompok ahli.

Hasil penilaian diri kelas kontrol dengan menerapkan metode diakusi dan tanya jawab untuk indikator saling menghargai terlihat tinggi dibandingkn dengan dua indikator lainnya hal ini sesuai yang didapatkan pada saat proses pembelajaran siswa mendengarkan pendapat temannya saat berdiskusi. Pada indikator tanggung jawab sedikit lebih rendah pada kelas eksperimen hal ini terlihat dari siswa yang mengerjakan tugas kelompok tidak bersungguh-sungguh dimana isi laporannya banyak yang asal- asalan saja dan mengumpulkan tugas tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh guru. Begitupun dengan indikator kerja sama rendah hal ini terlihat dari siswa yang tidak membantu kelompoknya dalam mengerjakan tugas, kurang aktifnya siswa dalam diskusi kelompok pada saat tahap asosiasi beberapa siswa tidak ikut serta dalam mencari jawaban dari

pertanyan yang dibuatnya ataupun tidak mengusulkan pendapatnya dalam diskusi.

Menurut Nurul, dkk (2015) bahwa adanya penerapan teknik penilai diri dengan rubrik dapat meningkatakan kesadaran diri, bermotivasi berprestasi, partisipasi aktif dan kerja sama antarindividu dalam kelompok.

2. Ranah Kognitif

Data uji normalitas kelas eksperimen diperoleh bahwa L0 = 0,082 dan Ltabel = 1,90 sedangkan data uji normalitas kelas kontrol diperoleh bahwa L0 = 0,0939 dan Ltabel = 0,173 berarti L0 < Ltabel. Jadi hasil uji normalitas kelas sampel berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas Fhitung = 0,81 dan Ftabel = 2,08 berarti pada taraf 0,05 dengan dk 19,22 berarti Fhitung < Ftabel

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelas sampel mempunyai varians yang homogen.Hasil uji hipotesis pada taraf nyata 0,05 didapat ttabel 1,67 sedangkan thitung 1,74 berarti thitung> ttabel

dengan demikian hipotesis diterima.

Gambar 2.Nilai Kognitif Kelas Sampel Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA khususnya pada materi sistem ekskresi

100 2030 4050 6070 8090

VIII.1 VIII.3 66.03

56.67

Nilai Konigtif

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kelas Sampel

(6)

pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Jigsaw disertai handout nilai rata-rata kelas eksperimen 66,03 dan kelas kontrol 56,67.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ranah kognitif dalam bentuk tes akhir yang diberikan, terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model Jigsaw dengan pendekatan saintifik dimana siswa belajar secara berkelompok dan memiliki topik yang berbeda-beda untuk masing-masing anggota bertanggung jawab untuk mengusai topik tersebut.

Sesuai dengan pendapat Erna, dkk (2013:69) Pembelajaran Jigsawmemacu siswa untuk aktif melakukan kegiatan diskusi, menyampaikan materi yang mereka peroleh, mempresentasikan serta dapat menanggapi presentasi. Dengan adanya diskusi siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka selain itu siswa terhindar dari rasa takut untuk bertanya.

Penerapan model jigsaw disertai dengan memberikan bahan ajar berupa handout yang sesuai dengan tujuan pembelajaran kepada siswa dan meminta siswa untuk mengamati melalui kegiatan membaca sesuai dengan topik yang didapatkannya lalu siswa membuat pertanyaan yang

mengacu pada tujuan pembelajaran semua anggota kelompok asal berpindah kekelompok ahli untuk mendiskusikan hasil jawaban pertanyaan yang dibuatnya bersama teman kelompoknya.Peran handout adalah sebagai sumber materi dalam kegiatan diskusi kelompok ahli dan kelompok asal.Handout berisi materi sistem ekskresi yang ringkas dan jelas sehingga membantu siswa dalam memahami materi. Hal ini sesuai yang dikatakan Megahati (2015:48) dengan adanya handout dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar, karena adanya gambar-gambar yang sangat jelas sehingga konsentrasi siswa lebih terfokus pada proses pembelajaran.

Pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dari hasil analisis data didapatkan bahwa kelas kontrol lebih rendah dari kelas eksperimen. Sesuai dengan kondisi yang penulis temukan di lapangan, dalam proses diskusi, siswa banyak yang keluar masuk kelas dan tidak serius dalam mengikuti pelajaran. Beberapa siswa malas membaca buku untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang didiskusikan sehingga siswa tidak meguasai materi yang didiskusikannya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Etika, dkk (2016:201) bahwa bila dengan dilaksanakannya tugas dengan cara berkelompok cukup membantu siswa baik

(7)

dalam menyelesaikan tugas maupun berdiskusi dalam memahami materi.

Pada proses pembelajaran dilihat bagaimana kompetensi pengetahuan siswa.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, terlihat bahwa ada perbedaan terhadap hasil belajar diperoleh dari hasil tes akhir yang dilakukan dengan soal berupa pilihan ganda yang berjumlah 29 butir soal. Didapatkan nilai rata-rata pada ranah kognitif siswa kelas eksperimen yaitu 66,03 sedangkan KKM yang diterapkan adalah 75. Siswa yang mencapai nilai KKM di kelas eksperimen sebanyak 8 orang siswa dengan persentase ketuntasan 40%, sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 12 orang siswa dengan persentase 60%. Nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yaitu 56,67. Pada kelas kontrol nilai siswa yang mencapai ketuntasan atau di atas KKM sebanyak 4 orang siswa dengan persentase 17%, dan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 19 orang dengan persentase 83%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan belajar pada ranah konigtif (pengetahuan) siswa berada pada tingkatan keberhasilan kurang baik.

3. Ranah Psikomotor

Data uji normalitas kelas eksperimen diperoleh bahwa L0 = 0,0177 dan Ltabel

=1,90 berarti L0<Ltabel sedangkan data uji normalitas kelas kontrol diperoleh bahwa L0 =-0,1485 dan Ltabel = 0,173 berarti L0 <

Ltabel.Jadi hasil uji normalitas kelas sampel berdistribusi normal.Hasil uji homogenitasFhitung = 0,43 dam Ftabel = 2,08 berarti pada taraf 0,05 dengan dk 19,22 berarti Fhitung < Ftabel kelas sampel mempunyai varians yang homogen.

Dilakukan uji t untuk melihat apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hasil uji hipotesis taraf nyata 0,05 didapat ttabel 1,67 sedangkan thitung 11,18 berarti thitung< ttabel

dengan demikian hipotesis diterima.

Gambar 3. Nilai Psikomotor Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa nilai laporan diskusi siswa perindikator pada kelas ekperimen indikator kelengkapan isi laporan adalah 76,67 dan indikator kebersihan dan kerapian isi laporan 51,25 sedangkan penilaian pada kelas kontrol indikator kelengkapan isi laporan adalah 64,13 dan indikator kebersihan dan kerapian isi laporan 54,35.

Penilaian pada ranah psikomotor yang dapat dilihat dari nilai rata-rata produk berupa lembaran laporan diskusi kelompok untuk kedua kelas sampel. Penilaian psikomotor ini terdiri dari dua indikator

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kelengkapan Isi Laporan

Kebersihan dan Kerapian Isi

Laporan 76.67

51.25 64.13

54.35

Nilai Psikomotor

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Indikator

(8)

yaitu kelengkpan isi laporan, kebersihan dan kerapian isi lapoan. Bedasarkan indikator yang diamati indikator yang tertinggi dan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Jigsaw disetai handout pada materi sistem ekskresi penilaian psikomotor. Hasil belajar penilaian afektif dan kognitif juga berdampak pada hasil penilaian psikomotor, penilaian kompetensi keterampilan melihat hasil kerjasama siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada kelas eksperimen dari penilaian hasil laporan diskusi kelompok siswa yaitu pada indikator kelengkapan isi laporan lebih tinggi dengan nilai rata-rata 76,67 hal ini disebabkan karena untuk pengisian identitas dan topik telah sesuai dengan format yang diberikan sedangkan untuk isi laporan kurang sistematis terlihat pada isi laporannya tidak semua mengacu pada tujuan pembelajaran akan dicapai hal ini disebabkan banyak siswa yang kurang membaca handout sebagai sumber materi pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Dewi (2013:63) Kebiasaan membaca adalah suatu aktivitas yang rutin dilakukan dalam proses penalaran untuk mencapai pemahaman terhadap gagasan dan informasi.

Sedangkan pada indikator kebersihan dan kerapian nilai rata-rata 51,25 karena untuk kebersihan isi laporan sudah bersih terlihat dari lembaran laporan diskusi siswa yang dikumpulkan tidak ada lipatan sedangkan kerapian isi laporan diskusi siswa kurang rapi karena dalam penulisan isi laporan banyak coretan dan tulisannya kurang rapi.

Sedangkan pada kelas kontrol indikator kebersihan dan kerapian lebih meningkat dari kelas eksperimen dengan nilai rata- rata 54,35. Indikator Kelengkapan isi laporan lebih rendah dari kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 64,13 hal ini disebabkan dalam membuat laporan diskusi kelompok banyak siswa yang tidak ikut mengerjakan laporan diskusi kelompoknya sehingga banyak siswa yang kurang berpatisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok. Sesuai dengan pendapat Ling (2015) dengan keterlibatan langsungakan menyebabkan kemampuan siswadalam memaknai dari suatu konsep dapat dengan merefleksi dari ungkapan siswa melalui perkataan, tulisan, respon dalam menjelaskan kembali melalui bahasanya sendiri.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw disertai Handout dapat meningkatkan hasil belajar siswa

(9)

pada ranah kognitif dan afektif dan psikomotor siswa kelas VIII MTsN 1 Lubuk Basung Kabupaten Agam.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Dewi, Purnamasari. 2013. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman. .Disertai, tidak dipublikasikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Erna, Agustina., Agung, Nugriho., dan Sri, Mulyani. 2013. Penggunaan

metode pembelajaran

jigsawberbantuan handout untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon kelas XC SMA negeri 1 gubugtahun ajaran 2012/2013. JurnalPendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 : 69.

Etika, Dyah,P. 2016. Keterlaksanaan Penilaian Autentik dan Korelasinya dengan Hasil Belajar Biologi SMA The Feasibility of Authentic Assessment and Its Correlation with Biology Academic Achivement in Senior High Schools.

JurnalProceeding Biology Education ConferenceVol 13 :201.

Lufri.M.S. 2005.Metodologi Penelitian.

Padang: UNP.

Ling, Mustain. 2015. Kemampuan Membaca dan Interpretasi Grafik dan Data: Studi Kasus Pada Siswa Kelas 8 SMPN. JurnalScientiae Educatia Volume 5 Nomor 2.

Megahati,R.R.P. 2015. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Stars With A Question (LSQ) disertai Handout pada Materi Sistem Gerak Kelas VII Di SMPN 22 Padang. JurnalBio CONCETTA. Vol.1(1):45-50.

Nurul, Yulianti,. Nely, Andriani,. Dan Tufiq. 2015. Penerapan Teknik Penilaian Diri Dengan Rubrik Untuk Meningkatkan Prestasi Pembelajaran Akuntansi di SMK.

Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 1, No.

2 : 318-319.

Prastowo, A. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik. Yogyakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Sudijono, A. 2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.

Bandung : Tarsito.

Ummatus A,. 2017. Uji Coba Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Kompetensi Mengoperasikan Mesin Jahit Manual dan Industri di Kelas X Busana Butik 1 SMKN 1 Baureno, Bojonegoro. Jurnal Edisi Yudisium Periode Mei 2017 Volume 06 Nomor 02 :4.

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas diskusi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada aktivitas kelas kontrol karena siswa di kelas eksperimen sudah mulai terbiasa dengan aktivitas diskusi kelompok, melalui