• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DISKUSI DAN HASIL

BELAJARMATEMATIKA SISWA KELAS IX SMPN 23 PADANG

Oleh

Marjuki*), Dewi Yuliana Fitri**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this research by the learning outcomes students is low and the lack of students. The purpose of this research is to improve student discussion activity in mathematics using cooperative learning model type time token and to determine whether students mathematics learning outcomes by applying cooperative learning model token time is better than the students mathematics learning outcomes by using conventional learning. This research is experiment research with randomized design toward the subject. This population is a student class nine at junior high school 23 Padang. The research instrument is a discussion activity sheet and final test. According tachnique data analysis obtained data Based sheet activity of discussion increases and result data analysis final test acquired , so that can concluded that mathematics students learning outcomes who follow learning cooperative learning model time token to increase the activity of the discussions and results of students mathematics learning better of the mathematics learning outcomes of students who use conventional learning.

Keywords: Learning Outcomes Mathematics, The Time Token.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Untuk menciptakan inovasi dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan penguasaan matematika yang baik sejak dini.

Oleh karena itu, matematika

dipelajari di sekolah dasar, menengah sampai perguruan tinggi.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika, diharapkan siswa mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep, mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan

1

(2)

matematika dalam kehidupan sehari- hari. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, pembelajaran matematika harus memfasilitasi kegiatan belajar siswa.

Keberhasilan proses pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi dan prestasi belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam memahami konsep akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12 September 2014 di SMPN 23 Padang terlihat bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Hanya siswa tertentu yang berperan aktif di kelas dan cenderung menonjolkan diri sehingga peran siswa dalam pembelajaran belum merata. Siswa juga kurang mempunyai keinginan dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Siswa yang bersemangat mengerjakan hanya beberapa orang, sedangkan yang lainnya hanya menungggu pekerjaan teman bahkan ada yang sama sekali

tidak mengerjakan. Ketika guru mengajukan pertanyaan hanya beberapa orang siswa saja yang berusaha menjawab dan orangnya cenderung sama, padahal guru sudah memberikan kesempatan kepada semua siswa. Dilakukan observasi kembali pada tanggal 19 September 2014, ternyata masih ditemukan permasalahan yang sama.

Hasil wawancara dengan guru matematika, diperoleh informasi bahwa guru telah berusahamelibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa bisa fokus dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, guru sudah mengadakan pembelajaran kelompok, dimana kelompoknya adalah berdasarkan tempat duduk yang berdekatan, namun pelaksanaannya masih belum berjalan dengan baik. Dalam diskusi kelompok pun hanya separuh yangaktif dan hasilnya masih belum sesuai dengan harapan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa diperoleh informasi bahwa

(3)

mereka kurang menyenangi pelajaran matematika dan adanya rasa takut dalam menanyakan materi pelajaran yang kurang dipahami. Dampak dari rasa takut siswa untuk bertanya adalah timbulnya rasa malas dan tidak bersemangat.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan mengatasi hasil belajar siswa yang rendah adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, diantaranya tipe time token. Time Token adalah suatu kegiatan khusus yang dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran koooperatif dengan menggunakan kartu-kartu untuk berbicara. Menurut Arends dalam Suprijono (2009: 133) langkah-langkah Time Token adalah:

kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning/CL), tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.

Tiap siswa diberi sejumlah nilai

sesuai waktu yang digunakan, bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon, siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis, dan seterusnya.

Model ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengelola kelompok belajar, agar siswa lebih aktif berkomunikasi dengan guru maupun siswa lainnya. Selain itu tipe ini juga dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran sehingga terjadilah suatu pembelajaran yang hidup di dalam kelas serta timbulnya peran serta lebih merata pada setiap siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas diskusi siswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token lebih baik dari pada hasil belajar matematika

(4)

siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas IX SMPN 23 Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 23 Padang pada tanggal 10 Agustus sampai 02 September 2015 Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek (Arikunto, 2010: 126). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMPN 23 Padang yang terdaftar pada semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan sampel kelas IX.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas IX.3 sebagai kelas kontrol.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas diskusi dengan indikator partisipasi, kontribusi dan percaya diri, dan tes akhir dalam bentuk tes esai. Instrumen tes akhir untuk melihat hasil belajar dengan 5 butir soal esai, yang diuji cobakan dikelas IX SMPN 10 Padang dengan 30 orang siswa pada tanggal 25 Agustus 2015.

Hipotesis penelitian adalah hasil belajar matematika siswa

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas IX SMPN 23 Padang. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan uji-t satu pihak. Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas (Sudjana, 2005: 249), kemudian hipotesis dengan uji-t satu pihak(Sudjana, 2005:239).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis aktivitas diskusi diperoleh rata-rata, simpangan baku, dan median dari hasil penilaian aktivitas diskusi setiap pertemuan pada Tabel 1.

(5)

Tabel 1. Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku, dan Median Dari Hasil Penilaian Aktivitas Diskusi

P ̅ S Median

1 60 11 56 78 44

2 62 13 61 89 44

3 67 11 67 89 56

4 72 12 72 100 56

5 75 14 78 100 56

6 82 15 89 100 56

Pada Tabel 1 dapat dilihat rata-rata dan median aktivitas diskusi siswa setiap pertemuan selalu meningkat, dan simpangan bakunya beragam.

Hasil analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan terendah dari masing-masing kelas diperoleh data seperti Tabel 2.

Tabel 2. Rata-Rata, Simpangan Baku, Nilai Tertinggi dan Terendah Hasil Belajar Matematika Kelas Sampel

Kelas ̅ Eksperi

men

71,62 16,70 100 40 Kontrol 59,07 21,69 95 28

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas

kontrol. Berdasarkan hasol pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t satu pihak, diperoleh bahwa dan

maka ditolak. Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional. Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitian oleh Erizal (2012) dengan judul ”Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token disertai speed test terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 1 Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota”.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas diskusi siswa kelas IX SMPN 23 Padang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token meningkat pada setiap pertemuan.

2. Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time

(6)

token lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas IX SMPN 23 Padang

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan beberapa saran berikutini:

1. Diharapkan kepada guru matematika untuk dapat mencoba menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token ini agar dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar sehingga terjadilah suatu pembelajaran yang hidup di dalam kelas serta timbulnya peran serta lebih merata pada setiap siswa, dan dapat memberikan kesempatan yang sama pada siswa untuk berpartisipasi dalam kelompok, mendorong siswa untuk belajar dan berpikir, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.

2. Bagi yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat mengatasi siswa yang tidak bisa

menerima pembagian kelompok berdasarkan kemampuan akademis.

UCAPAN TERIMA KASIH Saya ucapkan terima kasih kepada: Ibu Sofia Edriati, S.Si, M.Pd, sebagai pembimbing I, Ibu Dewi Yuliana Fitri, S.Si, M.Pd, sebagai pembimbing II, Ibu Dra.

Rahmi, M.Si, sebagai penguji I, Ibu Merina Pratiwi, M.Si, sebagai penguji II, dan Ibu Mulia Suryani, M.Pd, sebagai Penguji III.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Erizal, Fadhil. (2012). Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 1

Kecamatan Harau

Kabupaten 50 Kota (Skripsi). Padang: STKIP PGRI SUMBAR.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. (2013).

Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Dari sinilah pebeliti berasumsi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa karena pada model pembelajaran ini siswa melakukan