PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISION (STAD)
DISERTAI LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 9
PADANG
E- JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
ASMA RIRIN JUWITA NIM. 11010202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LDS TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG
Asma Ririn Juwita, Mades Fifendy, Diana Susanti
Progam studi pendidikan biologi, STKIP PGRI SUMBARAbstract
In learning process in the school the students tend to be centralized toward the teachers.
Besides that, thay are less active in the teaching learning process. One of the ways for increasing the students learning motivation is by using cooperative learning model which type is student team achievemebt division (STAD). The use of cooperative learning model typed STAD can enable the students being serious and motivated in learning process. In order to make the student does not fell bored, worried and ready in facing the pretest and postest. (STAD) the aim of this research is to know the application of active learning model typed student teams achievement division (STAD) with LDS toward the relationship of studying biology at tenth grade student of SMAN 9 PADANG. The desegn of this research that is a researh which is given a treament, this research is done in two classes that are first experimental class and second experimental class, the first exsperimental class is the class that is given a treatment with the appication of cooperative learning model typed STAD with LDS, whereas class is given a conventional treatment with LDS.
The result of the research is gotten the average of the result of biology study in the first experimentalclas =63,67 and the second experimental class = 60,68 from the averages value where hypothesis test with t-test gotten t (count) 0,77 while t (table) 1,65 it means t (count) < t (table) so the hypothesis is rejected. To sum up there is no influence of the application of cooperative learning model typed student team achievement division (STAD) with LDS toward the result of studying biology at tenth grade student of SMAN 9 PADANG
Key word: Cooperatif Learning, Stad, Outcomes. Lds
Pendahuluan
Biologi merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat berhubungan dengan kehidupan manusia serta berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Biologi seharusnya merupakan salah satu mata pelajaran yang menyenangkan karena materinya banyak berhubungan dengan kehidupan manusia. Lufri, (2007; 18) mengatakan bahwa “materi atau bahan ajar belajar pelajaran biologi pada dasar berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori yang dirancang menarik dan mudah dipahami anak didik atau dikomunikasikan dengan bahasa yang sederhana”. Kenyataan yang sering ditemukan adalah kecendrungan siswa yang menganggap biologi adalah ilmu yang tidak menarik, membosankan dan bersifat hafalan.
Materi yang disajikan dalam mata pelajaran biologi dan pengalaman siswa selama ini menciptakan persepsi yang salah tanggap terhadap bidang ilmu biologi.
Materi biologi cendrung disajikan dalam bentuk istilah-istilah dalam bahasa latin, klasifikasi, anatomi, morfologi yang harus dihafal siswa dengan catatan yang banyak.
Fenomena tersebut merupakan salah satu masalah yang dialami guru dalam pembelajaran biologi dan terjadi pada setiap siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis pada tanggal 2 Februari 2015 dengan guru bidang studi biologi yaitu ibu Iswi Widarti S.Pd di SMAN 9 Padang, ternyata masih banyak siswa kelas X kurang termotivasi dalam materi Archaebakteria dan Eubacteria.
Dalam proses pembelajaran disekolah tersebut masih cenderung terpusat pada
guru, selain itu pada saat proses pembelajaran siswa kurang aktif. Dimana siswa kesulitan dalam mendeskripsikan gambar-gambar, masih banyak menganggap bahwa biologi bersifat hafalan, siswa yang cenderung pasif dan kurang berpatisipasi dalam belajar, didalam kelas hanya duduk, diam dan mendengarkan.
Siswa yang kurang termotivasi dalam materi Archaebakteria dan Eubacteria juga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah dan dibawah KKM (80) seperti nilai rata-rata semester 1 siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang kelas X MIA1 67,28 X MIA2 72,93 X MIA3 76,34 X MIA4 56,77 X MIA5 61,03 X MIA6 78 ,75. (Guru Biologi Kelas X SMAN 9 Padang)
Berdasarkan observasi dan wawancara tersebut, dapat diketahui siswa hanya bersikap menerima dan mengandalkan informasi yang diberikan guru, seperti guru menuliskan materi didepan kelas dan menerangkannya kepada siswa, guru lebih sering memberikan pembelajaran melalui metode ceramah dan tanya jawab. Siswa cenderung hanya menyalin buku pengangan saja tanpa dipahami, sehingga pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari kurang berkembang. Selain itu, siswa kurang percaya diri memberikan pertanyaan dan tanggapan secara terbuka baik dengan guru maupun teman sebaya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievenment Division (STAD) disertai LDS. Menurut Rusman (2012: 214), model pembelajaran kooperatif tipe STAD memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain atau menguasai ketrampilan yang diajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai LDS dapat memungkinkan siswa serius dan termotivasi dalam proses pembelajaran. Agar siswa tidak merasa bosan, cemas dan tidak siap dalam menghadapi soal-soal pretest dan postest. LDS bisa digunakan sebagai alat bantu menyampaikan informasi sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa belajar supaya siswa bisa lebih
mudah memahami dan mendeskripsikan gambar-gambar bakteri, karena melalui LDS siswa dapat bertukar pendapat.
Menurut Asma (2012:58-61) kegiatan pembelajaran model STAD terdiri dari lima tahap, yaitu 1) penyajian kelas, 2) kegiatan belajar kelompok, 3) tes, 4) penentuan skor peningkatan individual, dan 5) penghargaan kelompok.
Menurut Istarani (2014; 20-21) Kelebihan dari metode STAD sebagai berikut :
(a) Arah pembelajaran akan lebih jelas karena pada tahap awal guru lebih dahulu menjelaskan uraian materi yang dipelajari.
(b) Membuat suasana belajar lebih menyenangkan karena siswa dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen. Jadi ia tidak cepat bosan sebab mendapatkan kawan atau teman baru dalam pembelajaran. (c) Pembelajaran lebih terarah sebab guru terlebih dahulu menyajikan materi sebelum tugas kelompok dimulai. (d) Dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam pembelajarannya siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam suatu kelompok. (e) Dengan adanya pertanyaan model kuis akan meningkatkan semangat anak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. (f) Dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar, sebab guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa, dan sebelum kesimpulan diambil guru terlebih dahulu melakukan evaluasi pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Student Teams Achievenment Division (STAD) Disertai LDS Terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi Kelas X SMAN 9 Padang
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dilakukan pada bulan Oktober 2015/2016 pada kelas X di SMA N 9 Padang, dengan menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. maka diperoleh kelas X.9 sebagai kelas eksperimen I dan X.5 sebagai kelas Eksperimen II.
Instrumen dan teknik pengumpulan data pada ranah kognitif digunakan tes akhir berupa soal objektif. Untuk mendapatkan soal dengan kualitas yang baik maka perlu
dilakukan uji coba soal sehingga diperoleh validitas dan reliabilitas soal (Arikunto 2010:70) serta memperhatikan indek kesukaran dan daya beda soal (Sudijono 2011:372). Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t (Sudjana 2005:239).
Hasil dan Pembahasan A. Hasil
Gambar 1. Nilai Rata-Rata Kedua Kelas Sampel.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rata-rata hasil belajar biologi pada kelas eksperimen I = 63,67 dan kelas eksperimen II = 60,68. Dari nilai rata-rata, dimana uji hipotesis dengan uji t diperoleh thitung 0,77 sedangkan ttabel 1,65 ini berarti thitung<ttabel dengan demikian hipotesis ditolak. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievenment Division (STAD) Disertai LDS Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 9 Padang tidak menunjukan peningkatan yang berarti, Menurut Istarani (2011:3) penggunaan berbagai model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menarik antusiasme siswa dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
Pada kelas eksperimen I dari 30 siswa yang mencapai kiteria ketuntasan minimum (KKM) sebanyak 13 orang dengan persentase 3,9 % dan 17 orang siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 5,1%. Sedangkan pada kelas eksperimen II dari 30 siswa yang mencapai KKM
sebanyak 6 orang dengan persentase 20%
dan 23 orang yang tidak mencapai KKM dengan persentase 76,6%, sehingga dari kedua kelas sampel hanya 19 orang yang mencapai KKM dengan persentase 63,3.
Dari penelitian ini didapatkan nilai rata-rata tes akhir siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut bukan berarti model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievenment Division disertai LDS tidak baik digunakan dalam proses pembelajaran, hanya saja mungkin siswa kurang tertarik karena model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievenment Division di Sertai LDS ini baru pertama kali diterapkan. Siswa cepat bosan menghadapi belajar berkelompok saat proses pembelajaran, pada saat awal dan akhir pembelajaran siswa sering sekali mengeluh karena diberikan pretest dan postest, dan pada saat tampil di depan kelas siswa yang lain kurang memperhatikan siswa yang di depan kelas, sehingga minat belajar siswa menjadi berkurang. Menurut Slameto (2003: 57) minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik- baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Keberhasilan kurang maksimalnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah (2010: 107) bahwa “apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkatan keberhasilan tergolong kurang baik”. Berarti proses pembelajaran kurang maksimal dan juga hasil belajar siswa menurun dari tahun sebelumnya. Ini disebabkan karena peneliti sebagai guru muda sehingga kurang pengalaman dalam mengajar.
Menurut Suryabrata (2013: 42) jika hipotesis ditolak ada beberapa kemungkinan penyebabnya, salah satunya adanya variabel- variabel luaran. Variabel luaran yang menyebabkan hipotesis ditolak yaitu kemungkinan disebabkan oleh siswa yang tidak belajar terlebih dahulu, malas dalam belajar sehingga dalam proses pembelajaran siswa banyak meribut dan kurang memperhatikan temannya menjelaskan materi di depan kelas, maka terjadilah proses pembelajaran yang kurang baik. Pada kelas
63.67
60.68
59 60 61 62 63 64
X9 X5
eksperimen 1 eksperimen 2
Nilai rata-rata
KELAS
eksperimen II yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, memiliki nilai rata-rata di bawah kelas eksperimen yaitu 60,68. Hal ini mungkin disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode ini menyebabkan sebagian siswa sudah mulai bosan dan kurang menarik, akibatnya pembelajaran pada kelas eksperimen siswa kurang bersemangat dalam belajar dan cenderung menerima informasi dari guru saja (satu arah), sehingga interaksi antara guru dan siswa kurang. Menurut Lufri (2007:32) kekurangan metode ceramah yaitu menyebabkan anak didik pasif dan membuat anak didik tergantung kepada gurunya saja.
Tetapi metode ceramah tidak bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap diperlukan atau metode ini masih ada keunggulan dalam kondisi tertentu.
Berdasarkan uraikan di atas, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievenment Division di Sertai LDS terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 9 Padang tahun pelajaran 2015/2016 Hal ini terbukti dengan rata-rata nilai kelas eksperimen I tidak berbeda dibandingkan dengan kelas eksperimen II, disebabkan karena berbagai faktor dari dalam maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa yaitu kurangnya minat serta kemauan siswa terhadap belajar biologi.
Kemudian faktor luar diri siswa yaitu siswa terpengaruh oleh kondisi lingkungan disekitarnya seperti teman pergaulan yang salah.
Adapun beberapa kendala yang penulis temukan dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen I sulit mengontrol siswa dalam melakukan kerja kelompok karena disaat diskusi hanya satu siswa yang mengerjakan LDS. Pada kelas eksperimen II juga masih kurangnya pengelolaan kelas.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2013: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Dikemukakan oleh Clark dalam Sudjana (2013: 39) bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi
oleh kemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan Kesimpulan dan saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievenment Division Di Sertai LDS tidak terdapat pengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 9 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi archaebakteria dan eubacteria.
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:
(a) Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan model mengajar terhadap materi lain yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. (b) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievenment Division Di Sertai LDS bukan tidak baik digunakan tetapi mungkin karena suatu keadaan sehingga model ini tidak berpengaruh terhadap siswa. Untuk sekolah yang lain mungkin cocok digunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievenment Division Di Setai
LDS ini
Daftar pustaka
Asma,Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. UNP Press: Padang Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar- dasar
Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:
Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan.
2003. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Istarani, 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif . Media Persada
Lufri 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.
UNP Prees
:
Padang.Rusman. 2012. Model-model pembelajaran mengembangkan profesional guru.
Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar- dasarEvaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:
Jakarta.
Slameto 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhui. Jakarta : Rinika Cipta
Sudjana, 2005. Metode Statistik. Bandung:
Tarsito.
Sudijono, 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta
Sudjana, 2005. Metode Statistik. Bandung:
Tarsito.
Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja