PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)DI SERTAI TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI RANAH KOGNITIF
PADA KELAS X SMA N 1 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh:
Trisna levia, R.R.P.Megahati,Rizki
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This study in the background backs by the low average daily test x high school biology class students Negri 1 Batang Kapas. Poor learning outcomes caused by several factors, the learning process tends to be one-way, teachers have never used a model of learning, so that students have not been motivated cause in the learning process. and there are still many students who are less active in the learning process. This study aims to determine application STAD model on learning outcomes biology. Type of research is experimental design randomized control group posttest only design. preformance population were students of class X of SMAN 1 in the year 2016/2017. the sampling technique is purposive sampling. sample experimental class is a class X3 And x6 control class. instruments used are beajar final test results in the form of an objective test as many as 71 items. based research on average get experimental class learning outcomes are 33.72 and 39.61 after the control class hypothesis test in getting the results ttabel=2,0004 and thitung=-1,96, where thitung < ttabel. so it can be concluded that cooperative learning model STAD can not improve learning outcomes biology class X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
Key Words : learning model, cooperative learning, crossword puzzle
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya rata-rata ulangan harian biologi siswa kelas X SMAN 1 Batang Kapas. Rendahnya hasil belajar disebabkan oleh beberapa faktor proses pembelajaran cenderung berlangsung satu arah, guru belum pernah menggunakan model pembelajaran sehingga menyebabkan siswa belum termotivasi dalam proses pembelajaran,serta masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model STAD terhadap hasil belajar biologi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan randomized control group posttes only design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Batang Kapas pada tahun 2016/2017. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel kelas eksperimen adalah kelas X3 dan kelas kontrol X6. Instrumen yang digunakan adalah tes ahkir hasil belajar dalam bentuk tes objektif sebanyak 71 butir soal. Berdasarkan penelitian didapatkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 33,72 dan kelas kontrol 39,61, setelah dilakukan uji hipotesis didapatkan hasil ttabel= 2,0004 dan thitung=-1,96, dimana thitung < ttabel . Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
Kata kunci : Model Pembelajaran kooperatif, STAD,Teka-teki silang
Pendahuluan
bahwa proses pembelajaran cenderung berlangsung satu arah atau
monoton, Guru telah menerapkan beberapa strategi belajar seperti belajar kelompok, namun siswa belum termotivasi dalam proses
pembelajaran tersebut sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa kurang fokus dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Akibatnya hasil b
menjadi rendah yaitu di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 80. Terlihat dari rata rata ulangan harian 4 (UH
protista hasil belajar biologi siswa di SMAN 1 Batang Kapas untuk kelas X pad
X.2=59,28, X.3=56,14 X.4
X.6=58,97, X.7= 62,28, X.8 X.9=64,67, dan X.10=61,50.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditempuh dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Menurut (Rusman, 2011:203) Model kooperatif tipe STAD menyebabkan siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar
pembelajaran kooperatif tipe STAD membutuhkan suatu latihan untuk siswa satunya adalah teka-teki silang
memudahkan siswa dalam proses belajar . Sehingga akan melibatkan partisipasi siswa aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik, dengan ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan
teka-teki silang sebagai perangkat pendukung.
Teka-teki silang yaitu mengisi ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan pembelajaran biologi siswa kelas X SMAN 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan pada ranah kognitif dengan menggunakan model (Student Teams Achievement Divisions
disertai teka-teki silang pada materi protista Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah ramdomized control group
only design. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pada kelas eksperimen menggunakan model STAD.
Langkah-langkah model pembelajaran STAD sebagai berikut :
t sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa kurang fokus dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah yaitu di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 80. Terlihat dari rata-
(UH 4) pada materi protista hasil belajar biologi siswa di SMAN 1 Batang Kapas untuk kelas X pada X.1=58,46, 56,14 X.4=58,66, X.5=58,94, 62,28, X.8=61,46, 61,50.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditempuh dengan model pembelajaran Student Teams Achievement (STAD). Menurut (Rusman, 2011:203) Model kooperatif tipe STAD menyebabkan siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota . Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD suatu latihan untuk siswa, salah teki silang, untuk memudahkan siswa dalam proses belajar . ehingga akan melibatkan partisipasi siswa aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya ntal akan tetapi juga melibatkan fisik, dengan ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Maka digunakan teki silang sebagai perangkat pendukung.
yaitu mengisi ruang-ruang ng yang berbentuk kotak dengan huruf- huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan pembelajaran biologi siswa kelas X SMAN 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan pada nitif dengan menggunakan model Student Teams Achievement Divisions) STAD
teki silang pada materi protista
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan penelitian yang digunakan ramdomized control group posttest Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Pada kelas eksperimen menggunakan model STAD.
langkah model pembelajaran
1. guru mengadakan pretest untuk seluruh siswa
2. guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang secara heterogen
3. guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. guru membagi TTS kepada kelompok kemudian meminta siswa untuk berdiskusi.
5. Guru membimbing siswa dalam diskusi dan meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
6. Guru meminta siswa bersama menyimpulkan materi pembelajaran 7. Guru memberikan posttest kepada
siswa
8. Guru mengumpulkan lembar jawaban siswa dan memeriksa bersama sesama temannya.
9. Guru menjumlahkan skor perkembangan
10. Guru memberikan penghargaan kelompok.
Hasil dan Pembahasan 1. RanahKognitif
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar 2
.
Gambar 2. Nilai Rata-rata Kognitif Kelas Sampel
Kelas eksperimen terlihat dari rata tes akhir siswa lebih rendah dari kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen 33,75 dan kelas kontrol 39,61. Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran STAD disertai teka-teki silang tidak menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar biologi
0 10 20 30 40
Kelas Sampel 33,75
39,61
Nilai rata -Rata siswa
guru mengadakan pretest untuk membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang secara heterogen
guru menyampaikan tujuan guru membagi TTS kepada kelompok kemudian meminta siswa untuk Guru membimbing siswa dalam dan meminta siswa entasikan hasil diskusi Guru meminta siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran Guru memberikan posttest kepada Guru mengumpulkan lembar jawaban siswa dan memeriksa bersama-sama
.
Guru menjumlahkan skor Guru memberikan penghargaan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian dapat
rata Kognitif Kelas
Kelas eksperimen terlihat dari rata-rata tes akhir siswa lebih rendah dari kelas kontrol, kelas eksperimen 33,75 dan kelas kontrol 39,61. Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran STAD teki silang tidak menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar biologi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas kedua sampel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga hipotesis ditolak. Jika dibandingkan dengan dengan kelas kontril yaitu menggunakan metode ceramah disertai LDS yaitu 39,61.
Penelitian ini didapatkan nilai rata-rata tes akhir siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut bukan berarti model pembelajaran kooperatiftipeSTADdisertai teka-teki silang tidak baik digunakan dalam proses pembelajaran, hanya saja mungkin siswa kurang tertarik karena model pembelajaran kooperatif tipe STADdisertai teka-teki silang ini baru diterapkan. Siswa cepat bosan menghadapi belajar berkelompok saat proses pembelajaran, pada saat awal dan ahkir pembelajaran siswa sering sekali mengeluh karena diberikan pretest dan posttest,dan pada saat tampil di depan kelas siswa yang lain kurang memperhatikan siswa yang di depan kelas, sehingga minat belajar siswa menjadi berkurang. Menurut Slameto (2003:57) minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai teka-teki silang. Rendahnya hasil belajar eksperimen terjadi juga disebabkan karena terlalu banyaknya soal pada tes akhir yakni ada 71 butir soal dengan waktu yang diberikan hanya 2 jam pelajaran (90 menit).
Dalam pelaksanaan tes akhir waktu yang diberikan tidak cukup dengan jumlah soal yang begitu banyak, sehingga banyak siswa tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik.Pelaksanaan tes akhir juga diwarnai dengan kejadian dimana ada beberapa siswa yang menyelesaikan dan menjawab semua pertanyaan dengan waktu yang begitu singkat.
Dari kejadian itu diperoleh bahwa pada umumnya banyak siswa yang menjawab soal tanpa memikirkan jawaban yang benar. Dalam pelaksanaan tes akhir, siswa tidak membaca soal dengan baik terlebih dahulu.Mereka menjawab soal-soal yang diberikan tanpa memikirkan kemungkinan jawaban yang benar.Hal inilah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Megahati (2016) seharusnya dengan adanya media teka-teki silang sangat membantu mereka dalam
memahami suatu pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
Pada kelas kontrol, proses pembelajaranya hanya menggunakan metode ceramah disertai dengan lembar diskusi siswa (LDS). Pada pembelajarannya, guru memberikan LDS berupa soal-soal yang didiskusikan siswa dengan kelompoknya.
Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan disertai dengan memberikan LDS untuk didiskusikan siswa. Siswa diminta untuk mendiskusikan LDS yang telah diberikan dengan teman- teman kelompoknya dan menjawab soal-soal yang telah diberikan dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat karena hanya beberapa siswa yang aktif dalam belajar.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, hanya didominasi oleh beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedangkan siswa lainnya hanya duduk-duduk saja bahkan ada yang berbicara dengan teman-temannya bahkan ada yang mengganggu teman lainnya yang sedang berdiskusi. Menurut Djamarah dan Zain (2010:107) “ bahwa tingkat keberhasilan tersebut dikatakan kurang apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang 60% dikuasai oleh siswa.
Metode ini menyebabkan sebagian siswa sudah mulai bosan dan kurang menarik, akibatnya pembelajaran pada kelas kontrol siswa kurang bersemangat dalam belajar dan cendrung menerima (satu arah), sehingga interaksi antara guru dan siswa kurang.
Menurut Lufri (2007:32) kekurangan metode ceramah yaitu menyebabkan anak didik pasif dan membuat anak didik tergantung pada gurunya saja. Tetapi metode ceramah tidak bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap diperlukan atau metode ini masih ada keunggulan dalam kondisi tertentu.
Adapun beberapa kendala yang penulis temukan dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen sulit mengontrol siswa dalam melakukan kerja kelompok karena disaat diskusi hanya satu siswa saja yang mencari jawaban dalam mengisi teka-teki silang. Pada kelas kontrol juga kurangnya pengelolaan kelas.Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2013: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor utama yakni dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Dikemukan oleh Clark dalam Sudjana (2013:39) bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Kesimpulan dan saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievenment Division (STAD)disertai teka- teki silang pada materi protista tidak dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif, namun dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek afektif tanggung jawab, kerjasama, dan berkomunikasi hasil belajar siswa di kelas X di SMAN 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
Dari penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan beberap ahal : 1. Guru biologi dapat menerapkan model
pembelajaran kooperatif yang lain untuk meningkatkan hasil belajar biologi khususnya pada materi protista.
2. Peneliti selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievenment Division (STAD)pada materi pelajaran biologi yang lainnya.
Kepustakaan
Djamarah, S. B., dan Zain, A. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Lie, A. (2010). Cooperative Learning. Jakarta:
Grasindo.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.
Padang : Padang.
Megahati RRP, Susanti D, Yanti F. 2016. Uji Validitas Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Berbasis Masteri Learning pada Mata Kuliah Genetika. Unnes juornal of biology education.Vol (5) Hal. 50-54 Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N, 2013. Dasar-dasar Proses Pembelajaran Mengajar. Bandung : sinar Baru Algensindo