PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
, ,
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
Biology teacher efforts are as much as possible to improve the achievement of biological learning outcomes, but in reality some teachers who use a particular model do not match with the content or learning objectives, it occurs in SMAN 1 Sutera. Student learning outcomes are still under KKM 80. Students tend to be passive in the learning process because learning is still centered on the teacher, no visible interaction between students with other students, Based on the background above the authors use Think Pair Share model with individual image media. This study aims to determine the effect of the application of Think Pair Share learning model with the image media on the results of biology students learning grade X SMAN 1 Sutera Pesisir Selatan district in the cognitive, affective and psychomotor domain. Type of experimental research, with the design of Randomized Control Group Postest Only Design. The research population of all students of grade X SMAN 1 Sutera registered first semester of academic year 2016/2017. Sampling using purposive sampling at random by way of draw. The result of this technique is got X.8 experiment class and X.4 control. Instruments used in the cognitive domain of written tests, affective aspects of self- assessment sheets and psychomotor drawing tasks. Data analysis technique used t test. The results of this research on experimental class cognitive sphere 51.26 and control class 41.51.
The result of t test analysis at level of trust 0,95% got 1,89 and 1,67
( Be Accepted). The affective aspect of the experimental class self-assessment is 72.12 and the control class is 72.43. Result of t test analysis at level of trust 0,95% got -0,08 and 1.66 ( Rejected) while self assessment between experiment class friend 71,46 and control class 64,47. Result of t test analysis at level of trust 0,95%
obtained 2,44 and 1,67 ( Be Accepted), and psychomotor domain of assignment of experiment class 52,15 and control class 31,86. Result of t test analysis at level of trust 0,95% got 5,09 and 1.67 ( Be Accepted). It can be concluded that cooperative learning model of Think Pair Share type with image media got to mount on to cognitive, affective (Self-Assessment of Self-Assessment) and Psychomotor Biology of X-Grad students of SMAN 1 Sutera Pesisir Selatan district.
Keywords: Think Pair Share, Image Media and Learning Outcomes.
PENDAHULUAN
Pada proses pembelajaran biologi, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana usaha guru biologi semaksimal mungkin untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar biologi, namun dalam
kenyataannya banyak kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan model tertentu tidak cocok dengan isi atau tujuan pembelajaran. Akibatnya, hasil belajar biologi siswa tidak memadai atau memuaskan (Lufri, 2007:18). Dalam
proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator dan motivator memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Guru harus bisa menciptakan kondisi yang dinamis dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk itu guru harus memilih salah satu model-model pembelajaran yang bisa meningkatkan semangat siswa untuk belajar agar siswa tidak merasa bosan berada di dalam kelas. Guru perlu memahami berbagai model pembelajaran agar guru tidak terus menerus menerapkan model pembelajaran yang tidak bervariasi
Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya adalah pencapaian tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang diprogramkan guru merupakan kegiatan integralistik antara pendidik dengan peserta didik. Kegiatan pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pedagogis terjadi pada diri peserta didik (Sagala, 2010:64).
Berdasarkan hasil observasi pada bulan September 2016 di SMAN 1 diperoleh informasi bahwa hasil belajar biologi siswa masih di bawah KKM. Hal
ini disebabkan banyak siswa masih menganggap pelajaran biologi adalah pelajaran hafalan, Siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar, karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Dalam proses pembelajaran, tidak terlihatnya interaksi antara siswa dengan siswa lainnya. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga membuat siswa mudah bosan dengan materi pelajaran dan kurangnya partisipasi siswa dalam belajar.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi siswa dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan guru dan membuat siswa sulit mengerti dengan materi pelajaran menyebabkan hasil belajar siswa di bawah KKM (80).
KKM biologi yang ditetapkan di SMAN 1 Sutera yaitu 80. Salah satu hasil belajar siswa yang rendah yaitu pada materi Jamur, terlihat dari hasil ulangan harian siswa pada kelas X SMAN 1 Sutera tahun pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan nilai rata-rata siswa terlihat bahwa 47,33% siswa yang tidak tuntas (Sumber : Guru Biologi SMAN 1 Sutera).
Berbagai usaha yang dapat dilakukan guru, diantaranya yaitu menggunakan model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih terpusat kepada siswa.
Salah satunya model kooperatif tipe Think Pair Share. Menurut Basri (2015:183)
pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Model pembelajaran Think Pair Share baik digunakan dalam rangka melatih berfikir siswa secara baik. untuk itu, model pembelajaran Think Pair Share menekankan pada peningkatan daya nalar siswa, terhadap suatu permasalahan.
Model ini juga dapat mempengaruhi pola interaksi siswa, meningkatkan kerjasama antara siswa karena dibentuk dalam kelompok, dan meningkatkan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain. Menurut Istarani (2014:68).
Untuk menunjang proses pembelajaran dengan menggunakan model TPS, penulis juga menggunakan media gambar untuk mewakili sebuah permasalahan yang disajikan dalam pembelajaran TPS.
Mendefenisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (Source) dan penerima (Receiver) informasi. Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan, informasi sehingga memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar yang berfungsi untuk menarik dan mengarahan perhatian siswa sehingga berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
gambar yang ditampilkan. Salah satu hasil belajar siswa yang rendah yaitu pada materi jamur (Robert Hanick, dkk, 1986) dalam (Sanjaya, 2014:57). Model kooperatif tipe Think Pair Share disertai media gambar diharapkan dapat memberikan variasi belajar bagi siswa.
Media gambar merupakan media yang umum dipakai untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran.gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajinasi siswa.
Penelitian Sari (2016), pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 23 Padang menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap hasil belajar dengan ketuntasan siswa yang menggunakan model Think Pair Share disertai media gambar 32,25% sedangkan ketuntasan siswa menggunakan metode ceramah 3,22%. Penelitian Purnamasari (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu menunjukkan bahwa hasil belajar lebih efektif.
Penelitian Yeni (2016), Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai dengan media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 10 Padang menunjukkan bahwa meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan nilai rata-rata lebih tinggi 80,17 dari kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi 73,25 hal ini disebabkan karena model TPS melibatkan aktivitas seluruh siswa, bertanggung jawab, dalam proses pembelajaran yang disertai media gambar sehingga siswa tertarik dan tidak mudah bosan. Penelitian Rufadilla (2016), pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA negeri 2 koto XI Tarusan menunjukkan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dilihat nilai rata-rata siswa 59,27 dengan ketuntasan 31,57%
sedangkan nilai rata-rata siswa yang menggunakan metode ceramah 49,41 dengan ketuntasan 16,66%.
Hasil belajar siswa pada materi jamur terlihat rendah karena materi ini dianggap sulit, banyak menggunakan gambar, dan membutuhkan pemahaman tentang ciri-ciri jamur, struktur tubuh jamur dan reproduksi jamur. Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi jamur yang banyak menyangkut struktur tubuh dan reproduksi dan
reproduksi jamur dapat digunakan media gambar membantu meningkatkan pemahaman siswa. Jika kondisi pembelajaran tersebut dibiarkan berlangsung, dapat membantu dan tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) di sertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa kelas X SMAN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2016 di SMAN 1 Sutera pada kelas X tahun pelajaran 2016/2017.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Posttest Only Design.
Populasi dalam penelitian ini siswa kelas X yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017 di SMAN 1 Sutera yang terdiri dari 8 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling secara random. Kelas sampel
dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen X.8 dan kelas kontrol X.4.
Instrumen yang digunakan pada ranah kognitif tertulis pilihan ganda, ranah afektif penilaian diri, dan psikomotor penilaian produk diberikan tugas rumah berupa mengambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor, maka diperoleh data penelitian tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada materi jamur.
1. Ranah Kognitif
Setelah melakukan penelitian pada kedua kelas sampel, diperoleh data tentang kemampuan kompetensi siswa, dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Nilai Rata-Rata Siswa Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil uji hipotesis didapat
1,89 dan 1,67 maka
> diterima. Hasil hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat mendorong siswa untuk berpikir sendiri, bertanggung jawab, aktif dalam pembelajaran dan bekerja sama.
Anggota kelompok Think Pair Share hanya terdiri dari dua orang, sehingga mempermudah guru dalam pembentukan kelompok dan susunan kelasnya.
Penerapan Think Pair Share diawali dengan memberikan lembaran pertanyaan bergambar kepada siswa, yang membuat siswa berfikir secara individu, Setelah selesai bekerja sendiri siswa diminta berpasangan dengan temannya untuk berdiskusi bersama kemudian menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Media gambar berguna untuk menarik dan mengarahan perhatian siswa sehingga berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna gambar yang ditampilkan.
Namun kenyataanya berdasarkan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan media gambar masih rendah yaitu 51,26 dengan ketuntasan
0 10 20 30 40 50 60
X.8 X.4
Eksperimen Kontrol Kelas Sampel
41,51 51,26
Nilai Rerata
15,15% dan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan diskusi kelompok yaitu 41,51 dengan ketuntasan 5,55%. Menurut Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Proses pembelajaran siswa pada ranah kognitif menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai media gambar tidak meningkatkan hasil belajar siswa, dilihat dari nilai rata- rata siswa masih rendah yaitu 51,26. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi siswa dalam belajar, sebelumnya siswa tidak meguasai materi pelajaran, siswa kurang aktif dan tidak percaya diri dalam menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru, Selain itu media gambar yang diberikan guru banyak yang tidak dijawab siswa karena kurangnya penguasaan siswa terhadap materi jamur.
Berdasarkan nilai rata-rata hanya beberapa siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (80) yaitu 15,15%. Hal ini karena siswa tidak dapat memahami materi, sulit menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat kemampuan siswa, ide yang muncul dari siswa sedikit. Menurut Dimyati (2013:239) kurangnya motivasi belajar dari dalam diri siswa, kurangnya
konsentrasi belajar dan ketidak mampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran.
Proses pembelajaran siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Hasil nilai rata-rata siswa yaitu 41,51, hanya beberapa siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (80) 5,55% dan dibawah KKM (80) yaitu 94,44%. Dikelas kontrol guru menjelaskan materi secara garis besar, kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompoknya tentang materi yang telah dijelaskan kemudian siswa melakukan tanya jawab dan dibantu oleh guru dalam penegasan. Namun kenyataannya hanya beberapa siswa yang ikut serta dalam diskusi, siswa yang lain hanya mengandalkan teman yang pintar saja, ada beberapa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan kurangnya minat siswa untuk mencari dan mempelajari sendiri, sehingga menyebabkan banyak siswa yang tidak menguasai materi.
Menurut Sardiman (2011: 40) bahwa seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.
2. Ranah Afektif
Hasil nilai rata-rata penilaian diri siswa kelas eksperimen dan control yaitu 72,12 dan 72,43. Hasil uji hipotesis
menunjukkan -0,08 dan 1,66
hipotesis ditolak. Hasil nilai rata-rata penilaian diri antar teman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 71,46 dan 64,47. Hasil uji hipotesis menunjukkan 2,44 dan 1,67
hipotesis diterima.
Penilaian afektif siswa kelas eksperimen terdiri tiga aspek yaitu kerjasama, tanggung jawab dan menghargai, dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Nilai Rata-Rata Siswa Perindikator Ranah Afektif (Penilaian Diri dan Penilaian Diri Antar Teman) Kelas Eksperimen
Hasil hipotesis menunjukkan yaitu -0,08 dan 1,66
< sehingga tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair share disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi penilaian diri siswa kelas X. Hasil rata- rata keseluruhan siswa kelas eksperimen
yaitu 72,12 nilai siswa dalam kriteria Baik (B) dengan ketuntasan 60%
Sedangkan rata-rata keseluruhan pada kelas kontrol yaitu 72,43 nilai siswa dalam kriteria Baik (B) dengan ketuntasan 40,54%. Hal ini disebabkan kurangnya rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan, kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran, kurangnya motivasi belajar, tidak disiplin, kurang menghargai teman dan hubungan sosial Kunandar (2013:
100) sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Sedangkan pada penilaian diri antar teman hipotesis menunjukkan
2,44 dan 1,67 >
sehingga terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair share disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X. Nilai rata-rata keseluruhan siswa pada kelas eksperimen yaitu 71,46 dalam kriteria Baik (B) ketuntasan siswa di atas KKM (75) 38,24% sedangkan pada kelas kontrol yaitu 64,47 dalam kriteria Cukup (C) ketuntasan siswa diatas KKM (75) 16,22% dalam penilaian ini siswa dituntut untuk kerjasama, tanggung jawab dan menghargai. Namun
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Kerjasama Tanggung Jawab
Menghargai
Penilaian Diri Penilaian Diri Antar Teman 76
71,67 73,67 82,67
62,67 76
Nilai Rerata
Indikator
kenyataannya masih banyak siswa yang tidak kerjasama seperti siswa hanya mengutamakan kepentingan sendiri, tidak mengusulkan ide dan tidak memberikan solusi didalam berdiskusi. Kemudian tanggung jawab seperti sedikit siswa mengerjakan tugas individu, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu.
Sedangkan dalam menghargai sedikit siswa mengusulkan ide atau pendapatnya pada saat berdiskusi siswa yang lain hanya mengandalkan teman yang pintar saja dan hanya beberapa siswa yang ikut serta dalam berdiskusi. Menurut Latisma (2011:192) ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti:
perhatiannya dalam mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.
3. Ranah Psikomotor
Hasil nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 52,08 dan 33,38. Penilaian ranah psikomotor dalam penelitian ini mencakup dua indikator yaitu kesesuaian gambar dan warna kerapian gambar, dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Nilai Rata-Rata Ranah Psikomotor Kedua Kelas Sampel
Hasil uji hipotesis menunjukkan
5,09 dan 1,67 dengan demikian hipotesis diterima. Berdasarkan hasil hipotesis bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X. Hasil rata- rata siswa pada kelas eksperimen yaitu 52,15 nilai siswa dalam kriteria kurang (K) dengan ketuntasan siswa di atas KKM (75) yaitu 3,34% sedangkan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yaitu 31,86 nilai siswa semuanya dibawah KKM (75) yaitu 100%. Hal ini disebabkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas manual dan gerakan fisik atau keterampilan bertindak masih rendah dan kurangnya minat siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
0 2 4 6 8 10 12
Kesesuaian Gambar
Warna &
Kerapian Gambar
Penilaian Diri Penilaian Diri Antar Teman
6,88
1,55 1,00
Indikator
Nilai Rerata
10,97
guru, kurangnya tanggung jawab dari dalam diri siswa, siswa tidak terbiasa untuk membuat tugas menggambar dirumah, dan sarana yang kurang memadai untuk mendapatkan informasi pelajaran seperti jangkauan internet yang masih minim. Menurut Susanto (2013:
66) bahwa minat merupakan unsur yang menggerakkan motivasi seseorang sehingga seseorang tersebut dapat berkonsentrasi terhadap suatu benda atau kegiatan tertentu.
Berdasarkan gambar yang telah dibuat oleh siswa ada sebagian gambar yang sesuai dengan bentuk aslinya dan ada juga yang tidak sesuai dengan bentuk aslinya. Dimana siswa hanya membuat gambar asal-asalan saja atau membuat gambar di sekolah dengan mencontek tugas teman yang telah selesai, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang aslinya dan tidak diberi warna. Hal ini bahwa siswa kurang mampu mengembangkan kemampuan imajinasinya dalam mengekspresikan pemahamannya tentang materi yang telah dipelajari. Menurut Sanjaya (2012:166) gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajinasi siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif dan afektif (penilaian diri antar teman) dan psikomotor pada siswa kelas X SMAN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Basri, H. 2015. Sistem Pembelajaran.
Bandung: Pustaka Setia.
Dimyati. 2013. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S B., dan Zain, A. 2014.
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan.
Padang: UNP Press.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.
Purnamasari, Y., Lestari, R., dan Purnama, A. A. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal.
Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengarai.
Rufadilla Y., (2016), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Koto XI Tarusan. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Gruop.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Suprijono, A. 2010. Cooperatif Learning.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sari, N. 2016. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 23 Padang. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenada Media Group.
Yeni, R., Juandra. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Disertai Dengan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMPN 10 Padang. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.