• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI LDS BERGAMBAR TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 5 SOLOK SELATAN

Nesti Rafika1, Rina Widiana2, Annika Maizeli2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

Learning process is a process of interaction that occurs between teachers and students, between students and fellow and between students and their environment. Results of biology students learning grade XI IPA SMAN 5 Solok Selatan on the material reproduction system are still under the Minimum Criteria of Completeness (KKM). The low result of student learning is caused by the students' motivation in the learning process is still less, the learning is still one-way and the students are less active in the learning process. This study aims to determine the influence of the application of cooperative learning model type think pair share with LDS pictorial to the results of biology students learning grade XI SMA Negeri 5 Solok Selatan. Randomized Control-Group Posttest Only Design researches design and The sampling technique used is Purposive Sampling, so it is obtained by class XI IPA4 as experimental class and class XI IPA3 as control class. Overall the learning outcomes (affective, cognitive and psychomotor) of the experimental class were higher than the control class and the result of t analysis the obtained hypothesis accepted. Based on these results can be concluded that the implementation of cooperative learning model type think pair share with LDS pictorial can improve the biology learning outcomes of students class XI IPA SMAN 5 Solok Selatan of the academic year 2016/2017 on reproduction system materials.

Keywords: Affective, Cognitive, Psychomotor and Think Pair Share

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan di SMAN 5 Solok Selatan terhadap dua orang guru pada bulan Desember 2016 didapat bahwa selama pem- belajaran guru belum menerapkan model pembelajaran tetapi menggu- nakan metode ceramah, tanya jawab

dan diskusi. Guru sudah meng- gunakan beberapa media saat proses pembelajaran seperti torso, charta dan lembaran kerja siswa (LKS). LKS yang digunakan disekolah hanya mencantumkan beberapa gambar saja seperti gambar struktur organ pria dan wanita serta bagan pembentukan sel kelamin pada pria dan wanita. Selain

(2)

itu, gambar pada LKS tidak berwarna.

Proses pembelajaran sudah menggunakan diskusi tetapi keba- nyakan siswa masih pasif karena pembagian kelompok hanya berdasar- kan tempat duduk saja dan tidak heterogen, sehingga tidak memberi- kan hasil yang maksimal. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Salah satu materi yang hasi belajarnya masih rendah yaitu sistem reproduksi, dima- na KKM untuk materi sistem repro- duksi pada pembelajaran Biologi SMAN 5 Solok Selatan yaitu 80.

Adapun rata-rata ulangan harian siswa pada materi sistem reproduksi kelas XI IPA 1 yaitu 76,80, kelas XI IPA 2 yaitu 78,80 dan kelas XI IPA 3 yaitu 77,30 dengan presentase seluruh siswa yang tuntas yaitu 47,73% (42 orang siswa) dan yang tidak tuntas 52,27% (46 orang siswa) dari 88 orang siswa.

Rendahnya hasil belajar pada sistem reproduksi karena materi ini terdapat banyak konsep-konsep yang sulit dipahami siswa dan terdapat tahapan- tahapan seperti tahapan pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi,

fertilisasi dan kehamilan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan inovasi pembelajaran berupa model pembela- jaran kooperatif. Menurut Sanjaya (2006: 242) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran de- ngan menggunakan sistem penge- lompokkan/tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mem- punyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah tipe think pair share. Menurut Trianto (2007:

61) think pair share atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang diran- cang untuk mempengaruhi pola interaksis siswa. Adapun kelebihan model pembelajaran think pair share menurut Istarani (2012: 68) adalah: 1) dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa, dan daya imajinasi siswa dan daya analisa siswa terhadap permasalahan, 2) meningkatkan kerja- sama anatara siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok, 3) mening-

(3)

katakan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain, 4) meningkatkan kemam- puan siswa dalam menyampaiakan pendapat sebagai implementasi ilmu pengetahuan dan 5) guru lebih memungkinkan dalam menambahkan pengetahuan anak ketika selesai diskusi.

Untuk menunjang pembelajaran kooperatif tipe think pair share, siswa dapat dibekali lembaran diskusi siswa (LDS) bergambar. Menurut Naini (2013: 3) lembar diskusi siswa (LDS) adalah duplikat yang diberikan guru kepada siswa di suatu kelas dan kelompok untuk melakukan aktifitas dalam belajar. Fungsi LDS dalam proses pembelajaran adalah sebagai arahan (petunjuk) proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai bentuk opera- sional dari satuan pelajaran, dengan menggunakan LDS juga dapat membantu meningkatkan cara belajar siswa aktif dan memotivasi siswa agar tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. LDS dipadukan dengan gambar-gambar sebagai media pembelajaran yang dapat memper- mudah siswa dalam memahami materi yang berkaitan dengan struktur dan

tahapan yang terjadi pada sistem reproduksi.

Berdasarkan permasalahan di- atas maka telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran koo- peratif tipe think pair share disertai LDS bergambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Solok Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2017 di SMAN 5 Solok Selatan tahun pelajaran 2016/2017. Rancangan yang digunakan adalah Randomized Con- trol-Group Posttest Only Design.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Solok Selatan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017. Sampel yang digunakan terdiri dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik porposive sampling dengan kriteria yang sama atau mendekati sama. Yang terpilih sebagai kelas eksperimen yaitu

(4)

kelas XI IPA4 dan kelas kontrol yaitu kelas XI IPA3.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada ranah afektif berupa penilaian observasi sikap, ranah kognitif berupa soal pilihan ganda yang diberikan melalui tes tulis dan ranah psikomotor berupa penilaian produk. Untuk menentukan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak maka dilakukan uji kesamaan rata-rata yaitu uji t dengan menggunakan formulasi statistik hipotesis Sudjana (2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang pene- rapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share disertai LDS bergambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 5 Solok Selatan tahun pelajaran 2016/2017 pada materi sistem repro- duksi yang meliputi tiga ranah yaitu afektif, kognitif dan psikomotor.

Jabaran hasil analisis data ketiga ranah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata Rata dan Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Ranah Parameter Kelas

Eksperimen

Kelas Kontrol

Keterangan Afektif Nilai Rata-

rata

77,94 65,42 Eksperimen > Kontrol Uji Hipotesis Thitung = 2,44

Ftabel =1,68

Thitung > Ttabel

Ho diterima Kognitif Nilai Rata-

rata

80,17 73,60 Eksperimen > Kontrol Uji Hipotesis Thitung = 2,10

Ftabel =1,68

Thitung > Ttabel

Ho diterima Psikomotor Nilai Rata-

rata

78,55 61,75 Eksperimen > Kontrol Uji Hipotesis Thitung = 3,85

Ftabel =1,68

Thitung > Ttabel

Ho diterima

1. Ranah Afektif

Penilaian ranah afektif dila- kukan dengan menggunakan tiga indikator yaitu menghargai, bertang-

gung jawab dan berkomunikasi. Hasil belajar siswa pada ranah afektif dapat dilihat pada Gambar 1.

(5)

Gambar 1. Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif

Hasil penilaian indikator menghargai siswa kelas eksperimen (71,02) lebih tinggi dari kelas kontrol (58,00) (Gambar 1). Tingginya indi- kator menghargai siswa kelas eks- perimen dari pada kelas kontrol disebabkan karena pada tahapan sharing siswa memperhatikan teman- nya menyampaikan hasil diskusi.

Selain itu, siswa juga menanggapi pertanyaan guru, dapat dilihat saat guru mengajukan pertanyaan siswa bersemangat untuk menjawab perta- nyaan dengan mengacungkan tangan- nya. Menurut Latisma (2011: 192) hasil afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinananya dalam mengikuti proses pembelajar- an, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi

pembelajaran, penghargaan dan rasa hormatnya terhadap pendidikan dan sebagainya.

Hasil penilaian indikator ber- tanggung jawab siswa kelas ekspe- rimen (83,52) juga lebih tinggi dari pada kelas kontrol (73,50) (Gambar 1). Hal ini disebabkan karena pada tahap thinking (berfikir) siswa sudah menjawab pertanyaan LDS bergam- bar secara mandiri sehingga dapat membantu dan memudahkan siswa melakukan diskusi berpasangan.

Dengan dibentuk kelompok diskusi berpasangan lebih memudahkan mereka saling berinteraksi untuk memecahkan masalah, disitulah akan timbul tanggung jawab dalam melakukan diskusi berpasangan.

Namun, masih ditemukan beberapa siswa yang bermalasmalasan dan hanya membebankan tugas kelompok kepada temannya. Akan tetapi hal ini bisa diatasi dengan menegur dan mengarahkan siswa. Menurut Lie (2010: 46) kelebihan kelompok ber- pasangan adalah meningkatkan parti- sipasi, cocok untuk tugas sederhana, lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok, interaksi lebih mudah dan

0 20 40 60 80 100

71.02

83.52

79.26

58.00

73.50

66.75

Nilai afektif

Eksperimen Kontrol

(6)

cepat membentuknya.

Selain itu, selama proses pem- belajaran siswa juga dituntut untuk santun berkomunikasi. Hasil penilaian indikator berkomunikasi kelas ekspe- rimen (79,26) lebih tinggi dari kelas kontrol (66,75) (Gambar 1). Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperi- men siswa tidak berbicara keras baik kepada guru atau temannya, tidak menyela pendapat teman saat te- mannya menyampaikan pendapat saat diskusi, tetapi dalam menyampaikan pendapat masih ada beberapa siswa yang ragu dan tidak mau menyam- paikan pendapatnya. Hal ini dapat diatasi dengan mengarahkan siswa untuk mengeluarkan pendapat dan tidak malu dalam menyampaikan pendapat. Menurut Lie (2010: 34) tidak semua siswa mempunyai keah- lian mendengarkan dan berbicara.

2. Ranah Kognitif

Hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi sistem reproduksi tahun pelajaran 2016/2017 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Hasil penilaian kognitif dilihat dari segi ketuntasan untuk kelas eksperimen (XI IPA.4) jumlah siswa yang mengikuti tes akhir sebanyak 22 orang, yang mencapai KKM sebanyak 13 orang siswa (59,09%) dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 9 orang siswa (40,91%).

Sedangkan untuk kelas kontrol (XI IPA.3) jumlah siswa yang mengikuti tes akhir sebanyak 25 orang siswa, yang mencapai KKM sebanyak 8 orang dengan persentase 32,00% dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 17 orang siswa dengan prsentase 68,00%. Tingginya persen- tase ketuntasan kelas eksperimen karena pada kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Dapat dilihat saat proses pembelajaran siswa lebih aktif karena pada model

0 10 20 30 40 50 60 70 80

90 80.16

73.60

Nilai Rata-rata

Eksperimen Kontrol

(7)

pembelajaran think pair share siswa dituntut menjawab pertanyaan secara mandiri, kemudian mendiskusikan apa yang telah difikirkan pada tahap thinking secara berpasangan sampai mempresentasikan hasil diskusi.

Meskipun siswa masih sedikit bi- ngung, tetapi lamakelamaan mereka mulai terbiasa dan akan lebih mudah untuk menjawab dan mengeluarkan argumennya sehingga materi yang dipelajari lebih mudah diingat siswa.

Menurut Istarani (2012: 68) model pembelajaran think pair share baik digunakan dalam rangka melatih berfikir secara baik.

Nilai rata-rata ranah kognitif kelas eksperimen (80,16) lebih tinggi dari kelas kontrol (73,60) (Gambar 2).

Tingginya nilai rata-rata raah kognitif kelas eksperimen disebabkan karena dalam penerapan model pembelajaran think pair share siswa lebih mema- hami materi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan LDS bergambar baik secara mandiri ataupun berpasangan, dapat menja- wab pertanyaan guru saat guru bertanya dan dapat menyimpulkan pembelajaran. Menurut Trianto

(2010: 81) think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon saling membantu satu sama lainnya dan saling brgantung pada kelompok kecil secara kooperatif.

Selain itu, tingginya hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen karena pada kelas eksperimen juga dilengkapi dengan media LDS bergambar. Penggunaan LDS bergambar dapat memberi pengaruh positif sehingga siswa menjadi lebih aktif, terbantu dalam memahami materi dan mampu menja- wab pertanyaan yang ada didalam LDS bergambar sehingga tujuan pembelajar-pun dapat tercapai dengan baik. Menurut Majid (2011: 177) keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.

3. Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan dua indikator yaitu kesesuaian laporan dan kerapian laporan. Hasil belajar siswa

(8)

pada ranah psikomotor dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor

Psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen dan kontrol adalah laporan hasil diskusi kelompok.

Penilaian ranah psikomotor kelas eksperimen laporannya adalah me- lengkapi pertanyaan-pertayaan yang ada pada LDS bergambar sedangkan pada kelas kontrol laporannya berupa resume dari materi yang telah dijelaskan oleh guru. Nilai rata-rata ranah psikomotor kelas eksperimen (78,55) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (61,75). Hal ini terjadi karena dalam membuat laporan mereka menyatukan pendapat yang berbeda dalam satu laporan dari tugas yang difikirkan siswa secara mandiri sehingga siswa mudah memahami materi dan siswa mampu menjawab

pertanyaan LDS bergambar sesuai dengan pertanyaan. Menurut Latisma (2011: 192) peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap mata pelajaran akan merasa senang mempelajari pelajar-an tersebut, sehingga akan mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Pada kelas eksperimen untuk indikator kesesuaian jawaban dengan pertanyaan memperoleh nilai 79,55 dengan predikat B, hal ini terjadi karena siswa mampu menjawab pertanyaan yang terdapat pada LDS bergambar sesuai dengan pertanyaan.

Hal ini disebabkan karena dalam menjawab LDS bergambar, siswa dibantu dengan buku referensi sehingga pertanyaan akan lebih mudah dijawab oleh siswa dan jawaban sesuai dengan pertanyaan. Sesuai dengan pendapat Majid (2011:176) tugas- tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referansi lain yang terkait dengan materi tugasnya.

Pada kelas kontrol untuk indika- tor kesesuaian laporan dengan tujuan pembelajaran memperoleh nilai 58,00

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Kesesuaian laporan

Kerapian laporan

79.55 77.56

58,00 65.50

Nilai psikomotor

Eksperimen Kontrol

(9)

dengan kriteria C. Hal ini disebabkan karena siswa tidak memahami tujuan pembelajaran sehingga laporan yang dibuat oleh siswa asalan dan isi laporan banyak yang tidak mewakili tujuan pembelajaran. Menurut Latis- ma (2011: 192) orang yang tidak memiliki minat pada mata pelajaran tertentu,suit diharapkan akan menca- pai keberhasilan belajar secara optimal.

Hasil penilaian indikator kerapi- an laporan kelas ekperimen (77,56) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (65,50) (Gambar 3). Tingginya nilai kerapian laporan kelas eksperimen disebabkan karena dengan adanya media LDS bergambar yang berisikan pertanyaan dengan gambar yang berkaitan dengan materi, siswa lebih terarah dalam mengerjakan laporan sehingga kebanyakan laporan siswa rapi dan bersih. Rendahnya nilai kerapian laporan kelas kontrol dise- babkan karena siswa dalam membuat laporan tidak memperhatikan penulis- an yang baik sehingga penulisan laporan banyak yang tidak rapi dan sulit dibaca. Menurut Sugono (2009:

23) teknik penulisan dikatakan baik apabila suatu tulisan itu mudah

dipahami, sesuai dengan topik yang dibicarakan dan ditata dengan rapi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 5 Solok Selatan maka dapat disimpulkan bahwa, penerapan model pembela- jarana kooperatof tipe think pair share disertai LDS bergambar dapat me- ningkatkan hasil belajar biologi siswa SMAN 5 Solok Selatan pada materi sistem reproduksi tahun pelajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajar- an Inovatif. Medan : Media Persada

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan.

Padang: UNP Press

Lie, A. 2010. Cooperative Laearning.

Jakarta: Gramedia

Majid, A. 2011. Perencanaan Pem- belajaran (Mengembangkan Standar Kopetensi Guru).

Bandung: Remaja Rosdakarya

Majid, A. 2013. Strategi Pembelajar- an. Bandung: Remaja Ros- dakarya

Naini, I. 2013. Penerapan Model Pem- belajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Disertai LDS Untuk Meningkatkan Hasil Be-

(10)

lajar Biologi Kelas VIII Di SMPN 9 Padang Tahun Pela- jaran 2012/ 2013. Jurnal penelitian. HLM. 3-4

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembela- jaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana

Trianto. 2007. Model Model Pembe- lajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik. Jakarta: Pres- tasi Pustaka

Triantio. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif.

Jakarta: Kencana

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bertukar pasangan terhadap hasil belajar