• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DISERTAI LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN Pitria Marta1 , Mulyati2 , Diana Susanti2

Mahasiswa Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR, martafitria0503@yahoo.com ABSTRAK

This research was motivated by some students is difficult to understand the concept of biology, especially in the matter of the ecosystem. In the learning process is still conventional learning, frequently asked questions, and use the whiteboard as a learning medium, resulting in low yields biology student learning. This can be seen in the average daily test biology class X SMAN 1 Dua Koto Pasaman is still under KKM (Criterion Complete Minimal) established the school. This study aims to determine the effect Model Cooperative Learning Think Pair Share Accompanied Sheet Learning Outcomes Discussion of Students Against Biology Class X SMAN 1 Dua Koto Pasaman.This type of research with experimental research study design Randomized Control Group Posttest Only Design. The population in this study were all students of class X SMAN 1 Dua Koto Pasaman district. Samples were taken by using purposive random sampling, in order to obtain a sample class is the class X.1 as an experimental class and class X.3 as the control class.

The data in this study are student learning outcomes in the cognitive, affective and psychomotor . Data in the realm of attitudes derived from the charging sheet observation by the observer, the data in the realm of knowledge obtained by performing final tests, while the value of the skills acquired from the resume that the students at each meeting. Data were analyzed using t-test, with results thitung > tabel. Based on the results of the study the average value of the results of studying biology in the experimental class is 81.73, and the control class is 77.47. Based on tests of normality and homogeneous sample is normally distributed and homogeneous. Based on the results of normality and homogeneity test to test the hypothesis, with uji- t. The results of the experimental class students learn significantly different from the control class, t hitung > tabel then H1 accepted. The average value of the attitude of the experimental class that is 3.43 higher than the control class is 3.2. The average value of the realm of experimental skills class that is 3.37 while the control class 2.84. It can be concluded that the application of the Model Cooperative Learning Think Pair Share Accompanied Sheet Discussion biology to improve learning outcomes in the areas of knowledge of students of class X SMA N 1 Dua Koto Pasaman district.

Keywords : Think Pair Share (TPS), Sheet Discussion Students (LDS), Learning Outcomes.

PENDAHULUAN

Biologi merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam (IPA) di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sekolah sederajat. Biologi lebih menekankan pembelajaran dengan mengembangkan konsep dan keterampilan proses siswa.

Pengembangan konsep dapat dilakukan dari membaca. Mata pelajaran ini menuntut siswa untuk rajin dan cermat membaca sekaligus memahami materi pelajarannya agar dapat mencapai ketuntasan belajar.

Ketuntasan belajar dapat dicapai jika siswa memiliki semangat belajar dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Aktivitas dan semangat siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan dengan berbagai upaya. Upaya

yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan strategi, model dan metode pembelajaran yang bervariasi.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan di SMA N 1 Dua Koto pada bulan Januari 2016 khususnya pelajaran biologi, ditemukanlah siswa sebagian sulit memahami materi ekosistem. Pada umumnya siswa mengandalkan catatan dan penjelasan dari guru artinya pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher center) dan guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dan tanya jawab dengan menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran. Motivasi siswa untuk belajar juga rendah hal ini terlihat dalam proses pembelajaran dimana pada saat guru bertanya tentang materi yang baru saja diterangkan hanya sedikit siswa yang mau

(2)

2 dan mampu menjawab dengan benar.

Informasi yang penulis dapatkan dari guru biologi tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar biologi kelas X.1 sampai kelas X.7 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ). Hal ini terlihat dari rendahnya rata-rata hasil ulangan harian siswa terutama pada materi ekosistem.

Rata-rata nilai ulangan harian siswa untuk materi ekosistem tersebut pada kelas X1 : 57, X2: 56, X3: 50, X4: 54, X5: 51, X6: 49,dan X7:

50. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan guru yaitu 76.

Untuk mengatasi permasalah ini agar siswa memperoleh nilai yang lebih baik dan bekerja aktif dalam pembelajaran, seorang guru perlu menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran TPS adalah TPS yang sesuai dengan materi ekosistem, karena pada materi ekosistem ini banyak mempelajari tentang konsep- konsep dan siklus-siklus daurbiogeokimia yang sulit di pahami siswa, disertai LDS sebagai sarana pembelajaran untuk dapat menunjang hasil belajar siswa.

Model pembelajaran TPS dikembangkan oleh Lyman 1985 (dalam Majid, 2014: 228) dari Universitas Marylan. TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu dalam diskusi dan teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajaran TPS ini dapat mengembangkan potensi siswa secara aktif.

Penerapan model pembelajaran TPS membutuhkan sarana pendukung untuk pelaksanaan pembelajaran, salah satunya adalah Lembar Diskusi Siswa ( LDS), karena dengan menggunakan LDS siswa mudah menuangkan hasil fikirannya.

Sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara guru dan siswa dalam kelompoknya.

LDS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru sehingga dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.

Berdasarkan uraian di atas penulis telah melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Disertai Lembar Diskusi Siswa Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Disertai Lembar Diskusi Siswa Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei kelas X SMA N 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman tahun ajaran 2015/2016. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen, dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Postest Only Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Dua Koto yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 7 kelas. . Dari populasi yang ada diambil dua kelas sampel sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu pengambilan berdasarkan pertimbangan tertentu (Lufri, 2005: 87).

Variabel dalam penelitian adalah Variabel bebas, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam proses pembelajaran biologi.

Variabel terikat, yaitu hasil belajar siswa biologi pada kelas X pada ranah pengetahuan berupa nilai yang diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar, sikap dan keterampilan.

Instrumen penelitian pada ranah pengetahuan berupa tes tertulis, lembar observasi pada ranah sikap dan keterampilan. Untuk mengetahui ranah pengetahuan dilakukan validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda soal.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t. Sebelum dilakukan

(3)

3 analisis data, maka dilakukan uji normalitas

menggunakan uji Liliefor’s dan uji homogenitas dengan uji F.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Rata-Rata Nilai Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol.

No Para- meter

Eksperimen Kontrol 1

1

s

Sikap

3,43 3 3,2

1 2

p Pengeta -huan

t

hitung

= 2,01

t

tabel

= 1,68

3 3

k Ketera

mpilan

3,37

2 2,84

Rata-rata nilai kompetensi sikap siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Diagram 1. Nilai Siswa Per Indikator

Rata-Rata nilai modus sikap siswa dapat diamati pada diagram di bawah ini.

Diagram 2. Nilai Modus Sikap Siswa.

Rata-rata nilai kompetensi sikap siswa pada kelas eksperimen berada pada predikat B (3,43) sedangkan pada kelas kontrol pada predikat B (3,2). Penilaian pada kompetensi sikap berupa lembaran observasi yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran. Penilaian kompetensi sikap yang dilakukan pada kelas sampel adalah bekerjasama dalam kelompok, toleransi, menunjukkan rasa ingin tahu dan berkomunikasi. Nilai sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan predikat baik. Berdasarkan Permendikbud (2014: 23) nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus dengan KKM 3,00. Persentase ketuntasan siswa ranah afektif pada kelas eksperimen adalah 100% dan kelas kontrol 96,8% siswa tidak tuntas 3,2%.

Menurut Sunarti (2014: 76) selama proses pembelajaran siswa memiliki kebiasaan bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas-tugas. Sedangkan pada indikator toleransi menurut Purwanto (dalam Wahyuni, 2015: 8) bahwa sikap toleransi harus dimiliki oleh setiap siswa dalam diskusi kelompok ataupun diskusi kelas, karena setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda terhadap suatu permasalahan, dengan adanya sikap toleransi siswa akan saling menghargai terhadap pendapat yang 2,62,7

2,8 2,93 3,1 3,23,3 3,4

3,5 3,43 3,5 3,3

3,2 3,2

3,1 3,1 2,93

Eksperimen Kontrol Y

X

XX = Indikator Y = Rata -rata

3,05 3,1 3,15 3,2 3,25 3,3 3,35 3,4 3,45 3,43

3,2

Eksperimen Kontrol Y

X

XX = Indikator Y = Rata -rata

X

(4)

4 diberikan oleh siswa lainnya. Selain itu rasa

ingin tahu siswa juga muncul karena adanya motivasi yang diberikan oleh guru, dengan adanya motivasi dalam kegiatan pembelajaran, akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa pada materi yang akan dipelajari.

Adanya rasa ingin tahu akan membuat semangat belajar siswa lebih meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid (2014:

187) Dengan adanya rasa ingin tahu guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada siswa agar ilmu yang disampaikan sejalan dengan perkembangan zaman. Siswa dituntut untuk selalu belajar, mencari dan menemukan sendiri untuk itu ia perlu memiliki rasa ingin tahu yang besar.

Model pembelajaran yang digunakan kelas eksperimen dengan menggunakan model tipe Think Pair Share yang disertai LDS, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.

Menurut Supriadie dan Darmawan (2012:

139) tentang fungsi diskusi yaitu untuk berfikir, bertanya dan berpendapat dalam diskusi pada kelas kontrol kurang maksimal untuk siswa secara keseluruhan. Sehingga hanya sebagian dan beberapa siswa saja yang memahami materi pelajaran yang diberikan. Pembagian kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga berbeda.

Kelas eksperimen pembagian kelompok berdasarkan kemampuan akademik.

Sedangkan pada kelas kontrol, pembagian kelompok berdasarkan absensi sehingga kadang mereka tidak suka dengan anggota kelompok diskusi.

Pada kelas kontrol saat bahan ajar dibagikan mereka kurang bersemangat serta malas bertanya meskipun mereka kurang mengerti.

Hal ini disebabkan kurangnya minat atau ketertarikan terhadap proses pembelajaran dan media yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2013: 100) sikap yang menentukan minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Menurut Kunandar (2013: 99) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencangkup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi atau

nilai. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap suatu objek.

Instrumen penilaian pada ranah afektif berupa lembaran observasi.

Rata-rata nilai tes akhir pada kelas eksperimen (81,73) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (77,47).

dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Diagram 3. Nilai Rata-Rata Siswa pada Tes Akhir.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa hasil belajar biologi dengan menggunakan model Pembelajaran Think Pair Share pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen nilai tertinggi 93,75 dan nilai terendah 68,75.

KKM yang ditetapkan 76, Siswa yang mencapai KKM 76,92 %, dan siswa yang tidak mencapai KKM 23,07 %, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi dan tanya jawab.

Pada kelas kontrol nilai tertinggi yaitu 87,5 dan nilai terendah yaitu 56,25. Siswa yang mencapai KKM 62,5% dan siswa yang tidak mencapai KKM 37,5%. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu 81,73 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 77,47. Dari nilai rata-rata tersebut terihat bahwa nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Rendahnya hasil belajar siswa pada kelas kontrol disebabkan oleh proses pembelajaran

75 76 77 78 79 80 81 82 81,73

77,47

Eksperimen Kontrol

X X Y

y

X= Kelas Y= Rata-Rata

(5)

5 yang dilakukan pada kelas kontrol dengan

metode diskusi dan tanya jawab. Pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa kurang aktif saat pembelajaran.

Menurut Djamarah (2010: 107) setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar yang baik/ minimal jika apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan uji t diperoleh harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,01 dengan Dk 48 dan harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 1,68 berarti 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan uji hipotesis maka pembelajaran kooperatif dengan Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sesuai dengan penelitian Desnita (2011: 37) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Batang Kapas Tahun Pelajaran 2010/2011, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran tipe Think Pair Share lebih baik dari proses pembelajaran metode tanya jawab

Pada pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, agar dapat meningkatkan partisipasi siswa, untuk siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang hanya beranggotakan dua orang. Dalam proses pembelajarannya juga cocok disertai dengan LDS untuk berdiskusi dengan pasangannya. Pertanyaan- pertanyaan yang ada di LDS terlebih dahulu akan dijawab oleh siswa sendiri-sendiri, kemudian diskusi dengan pasangan yang telah ditentukan. Dimana dengan adanya model pembelajaran ini mengakibatkan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam belajar karena adanya diskusi yang dilakukan.

Disamping itu pembelajaran kooperatif Think Pair Share, menurut Altabany (2014:

130) dapat mempengaruhi pola interaksi siswa, serta suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon, saling membantu satu sama lain.

Dengan adanya rasa saling membantu dalam diri siswa itu sendiri maka ia akan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru dalam berdiskusi meskipun pendapatnya kurang tepat. Dalam kelompok harus ada

sikap saling membantu, saling menghargai dan mendengar pendapat orang lain agar diskusi dalam kelompok maupun diskusi di dalam kelas berjalan dengan lancar. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share mempunyai banyak kelebihan seperti yang dinyatakan Lie (2010: 46) yaitu 1) meningkatkan partisipasi, 2) cocok untuk tugas sederhana, 3) lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok, 4) Interaksi lebih mudah, 5) lebih mudah dan cepat membentuknya.

Rata-rata nilai keterampilan siswa tiap indikator kelas eksperimen dan kontrol.

Diagram 4. Nilai Rata-Rata Keterampilan Siswa Per Indikator

Rata-rata nilai modus keterampilan siswa dapat diamati pada diagram di bawah ini

0 10 20 30 40 50 60 70 80 71,3

53 74

41,67 27,33

48,67

eksperimen kontrol Y

X

X= Indikator

Keterampilan Y= Rata-Rata

(6)

6 Diagram 5. Nilai Modus keterampilan Siswa

Rata-rata nilai kompetensi keterampilan siswa pada kelas eksperimen berada pada predikat B+ (3,37) sedangkan pada kelas kontrol pada predikat B (2,84).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai keterampilan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Keterampilan siswa pada kelas eksperimen adalah predikat B+ (3,37), sedangkan pada kelas kontrol berada pada predikat B (2,84).

Menurut Permendikbud (2014: 12) nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimum dengan KKM 2,67.

Persentase keterampilan pada kelas eksperimen 100% dan kelas kontrol 80%

sedangkan tidak tuntas 20%. Penilaian keterampilan siswa berhubungan dengan pencapaian hasil dari tercapainya kompetensi pengetahuan. Penilaian keterampilan yang dilakukan dengan menilai resume siswa pada materi yang diajarkan pada setiap kali pertemuan.

Menuru Kunandar (2013: 251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Berdasarkan Permendikbud (2014: 23) nilai akhir yang diperoleh untuk ranah keterampilan diambil dari nilai

optimal / nilai tertinggi yang dicapai.

Tingginya rata-rata nilai capaian optimum pada kelas eksperimen karena dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai LDS sehingga hasil resume yang diperoleh didasarkan pada hasil diskusi siswa.

Sedangkan pada kelas kontrol, siswa hanya berdiskusi dan tanya jawab dengan kelompoknya. Pada saat siswa berdiskusi sebagian siswa hanya mengandalkan temannya untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga resume yang dibuat di rumah tidak dipahami sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga ranah yang diamati, maka penilaian pengetahuan, dan keterampilan pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Sesuai dengan pendapat Anurrahman (2010: 54) bahwa hasil belajar dari ketiga ranah bukan merupakan bagian- bagian yang terpisah, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terkait.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share Disertai Lembar Diskusi Siswa dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah pengetahuan siswa kelas X SMA N 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Altabany. I. B.T. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.

Anurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Darmawan & Supriadie. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Desnita, Meri. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Batang Kapas Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi.

2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4

3,37

2,84

Eksperimen Kontrol Y

X

X= Kelas Y= Rata-Rata

(7)

7 Padang: STKIP PGRI Sumatera

Barat.

Djamarah. S. B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lie, Anita. 2010. Cooperatif Learning Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Lufri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang:

UNP Press.

Majid, Abdul. 2014. Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Permendikbud. 2014. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik.

Sunarti. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Wahyuni, Sri. 2014. Students’ Scientific Attitude In Biology Learning With Project Based Learning On The Topic Of Organic Waste Recycling For Grade X SMAN 1 Lirik School Year 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi. Hlm. 7

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS dalam Meningkatkan Hasil Belajar