• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE(TPS) DISERTAI LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS)

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGISISWA KELAS X SMAN 1PADANG GELUGUR

PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

DIAN NITA UTAMA NIM. 11010024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DISERTAI LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS)

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 1 PADANG GELUGUR

PASAMAN

Dian Nita Utama, Mades Fifendy dan Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Jurusan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat E-mail: [email protected]

ABSTRACK

The low result of study biology class X SMA N 1 Padang gelugur Pasaman, influenced by several factors, such as lack of motivated students in learning, less variation models and instructional methods used by teachers, as well as the lack of student participation during the discussion. This study result is still low at under KKM 75. Efforts to overcome these problems, the authors apply the cooperative learning model Think Pair Share (TPS) with Sheets Discussion Students (LDS). This study aims to determine the effect of the application of the type cooperative learning model Think Pair Share (TPS) with Sheets Discussion Students (LDS) the learning outcomes of students of class X SMAN 1 Padang gelugur Pasaman.This research is experimental study design Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population in this study was all students of class X SMAN 1 Padang gelugur Pasaman enrolled in the second semester of the school year 2015/2016. Sampling was done by purposive sampling technique in order to obtain a sample that is class X6 and X5 as the first experiment as the experimental class II. The instrument used was a written test in the form of an objective matter. Data was analyzed by using t-test with a level of 0.05.Results of data analysis obtained by the average value of 76.17 experimental class I and class II experiments 62.98. Based on the hypothesis test using t-test obtained thitung = 5.05, while ttable = 1.67, this shows thitung> ttable this means that the hypothesis is accepted. The implementation of cooperative learning model Think Pair Share (TPS) with Sheets Discussion Students (LDS) can improve learning outcomes biology class X SMA N 1 Padang gelugur Pasaman.

Keywords: Cooperative Learning and Think Pair Share (TPS) PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu pembelajaran yang berperan penting dalam mengembangkan potensi siswa. Menurut Lufri (2007:2) “ prinsip dasar pembelajaran adalah mengembangkan potensi perserta didik (kognitif, afektif, pisikomotor, atau dalam paradigma baru dikenal istilah kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan skill)”. Pembelajaran biologi juga dapat mengembangkan keterampilan, menyadarkan siswa akan pentingnya kelestarian alam dan mengagumi penciptanya. Guru merupakan orang yang berperan penting untuk mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh siswa. Guru sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran, harus mampu

menciptakan pembelajaran yang tepat, menyenangkan, meningkatkan antusiasme siswa serta mampu mendorong siswa mengembangkan kemampuannya sendiri.

Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang demikian maka dituntut kemampuan guru menggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai, serta menggunakan bahan ajar yang dapat membangkitkan keaktifan dan antusias siswa dalam belajar

.

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan salah satu guru biologi kelas X di SMA N 1 Padang Gelugur pada tanggal 6 Maret 2015 masih ada siswa yang tidak mampu menguasi materi dan nilai biologi siswa pada materi Ekosistem masih dibawah KKM dimana KKM yang

(4)

ditetapkan disekolah adalah 75. Kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu penyebab hasil belajar siswa yang masih rendah. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan cara ceramah, diskusi dan tanya jawab. Pada saat melakukan diskusi yang dibagi dengan jumlah anggota kelompok banyak siswa cenderung ribut dan kebanyakan sibuk bercerita tentang topik yang tidak berkaitan dengan pembelajaran sehingga materi tidak tersampaikan dengan baik, selain itu saat berdiskusi dengan jumlah anggota kelompok banyak hanya satu atau dua orang siswa saja yang mau mengerjakan tugas. Penggunaan bahan ajar yang masih kurang menyebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam belajar.Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas X adalah Ekosistem karena pada materi ini siswa dituntut utuk lebih memahami konsep-konsep dan prinsip- prinsip seperti rantai makanan, jaring-jaring makanan, aliran energi serta daur biogeokimia yang membutuhkan pemahanman konsep agar materi tersebut dapat terkuasai dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di atas yaitu dengan menggunakan variasi dalam model pembelajaran dengan tujuan agar siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam kelas dan penggunaan bahan ajar yang dapat menarik minat siswa untuk belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) sebagai bahan ajar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas X SMA N 1 Padang Gelugur Pasaman, sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam melaksanakan proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar Biologi siswa. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran yang baik untuk meningkatan mutu pendidikan

disekolah. Bagi peneliti sebagai pegangan dan pengetahuan untuk memperluas wawasan dan dapat menerapkan hasil penelitian ini di sekolah dalam usaha meningkatkan hasil belajar Biologi.

Hipotesis penelitian ini adalah Terdapat Pengaruh Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA N 1 Padang Gelugur Pasaman

.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian di SMA N 1 Padang Gelugur Pasaman pada bulan April 2016 tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Control Group Posstesst Only Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA N 1 Padang Gelugur Pasaman yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016, sesuai dengan rancangan penelitian, maka diperlukan 2 kelas sampel yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Kelas eksperimen I yaitu kelas X6 dan X5 sebagai kelas eksperimen II.

Prosedur penelitian pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Penilaian kompetensi pengetahuan berupa soal pilihan ganda dengan lima options. Instrumen soal berupa soal pilihan ganda yang di uji cobakan pada kelas X4 maka perlu dilakukan analisis soal melalui validitas soal dan reliabilitas (Arikunto, 2013: 117), daya pembeda soal dan indeks kesukaran soal (Sudijono.2007:373-390). Teknik analisis data pada penilaian kompetensi pengetahuan melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. (Sudjana. 2005. 239-249 dan 466).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapatkan hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) lebih tinggi dengan rata-rata 76,17 dibandingkan dengan kelas eksperimen II yang menerapkan metode pembelajaran konvensional dengan metode diskusi dan

(5)

tanya jawab disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) dengan rata-rata 62,98. Hal ini dapat terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Histogram Rata – Rata Nilai Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Hasil uji normalitas pada masing- masing kelas sampel LO < Lt , ini berarti data kedua sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas didapatkan Fh 1,85 dan Ft 1,88, maka Fh < Ft berarti data homogen. Uji hipotesis diperoleh th 5,05 > tt 1,67, berarti terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas X yang diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) di SMA N 1 Padang Gelugur Pasaman.

PEMBAHASAN

Hasil analisis data tes akhir, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada kedua kelas sampel. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I 76,18 dimana dari 28 siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebanyak 20 orang dengan persentase ketuntasan 71,43%, sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM ada sebanyak 8 orang dengan persentase 28,57%. Djamarah dan Zain (2010:107) mengatakan bahwa “ tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan 60% - 75%

dapat dikuasai oleh siswa. Pada kelas eksperimen II rata-rata hasil belajar yang diperoleh yaitu 62,98 dimana dari 32 siswa hanya 3 siswa yang mencapai nilai diatas

KKM dengan persentase 9,34%, sedangkan siswa yang nilainya dibawah KKM ada sebanyak 29 orang siswa dengan persentase 90,63%.

Adanya perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh siswa pada kelas eksperimen I memiliki minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelas eksperimen II. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen I diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS), sedangkan pada kelas eksperimen II diterapkan pembelajaran secara konvensional dengan menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab. Seperti yang dikemukakan Clark dalam (Sudjana 2011:39) bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%

dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian.

Meningkatnya hasil belajar dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), karena siswa dituntut untuk berfikir kritis dan mengasah daya nalar siswa terhadap suatu permasalahan atau pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam Lembar Diskusi Siswa (LDS). Menurut Slameto (2003 : 26) dorongan kognitif timbul di dalam proses interaksi siswa dengan tugas atau masalah.

Lembar Diskusi Siswa (LDS) yang digunakan pada proses pembelajaran berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara individu terlebih dahulu pada tahap Think, dalam tahap ini siswa diminta untuk dapat berfikir kritis dan menganalisis pertanyaan pada LDS untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Seperti yang dikemukakan Heinich, dkk. dalam (Pribadi 2011:29) proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas-tugas yang bermakna dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara intensif. Menurut Istarani (2012:68) model pembelajaran Think Pair Share (TPS) baik digunakan dalam rangka melatih berfikir siswa secara baik.

Pada saat melakukan Pairing siswa diminta mendiskusikan jawaban yang sudah didapatkan pada tahap Think tadi 50

55 60 65 70 75 80

Eksperimen I Eksperimen II 62.98 76.17

(6)

untuk menemukan jawaban yang paling tepat dengan pasangan kelompoknya.

Mereka akan saling membantu dan bekerja sama untuk menemukan jawaban yang paling tepat. Selain itu pada kelas ekperimen I siswa terlihat aktif dan termotivasi dalam mengeluarkan pendapat saat guru meminta melengkapi jawaban yang sudah dikemukakan oleh siswa yang tampil.

Menurut Aunnurahman (2011:180) motivasi di dalam belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menunjukkan hasil belajar yang lebih baik.

Hal ini didukung oleh pendapat Khodijah (2014:156), jika individu mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka individu tersebut akan mencapai prestasi yang baik.

Lembar Disusi Siswa (LDS) yang diberikan kepada siswa dimaksudkan agar lebih menarik perhatian siswa untuk mau ikut berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa dapat secara langsung menguasai materi dan mencapai tujuan pembelajaran, sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Menurut Majid (2013:371) lembar kerja dimaksudkan untuk memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan sikap, selain itu penggunaan Lembar kerja dapat membantu mengarahkan pembelajaran sehingga lebih efisien dan efektif.

Selain itu Lembar Diskusi Siswa (LDS) yang digunakan juga dapat memotivasi siswa karena berisi pertanyaan- pertanyaan serta gambar yang menarik minat siswa dalam belajar karena biasanya siswa hanya menggunakan LKS yang tidak berwarna dan cenderung membuat siswa bosan. Menurut Prastowo (2011 : 26-27) ada 4 tujuan pembuatan bahan ajar yaitu membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah timbulnya rasa bosan, memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan agar kegiatan pembelajaran lebih menarik.

Dalam penelitian ini hasil jawaban dari diskusi yang diperoleh pada tahap Pair

kemudian dipresentasikan pada tahap Share oleh 4 kelompok pasangan didepan kelas pasangan yang tampil dipilih oleh guru. Di akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan (hadiah) kepada siswa yang aktif baik itu aktif dalam memberikan pendapat maupun aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Penghargaan diberikan untuk meningkatkan motivasi siswa agar belajar lebih giat dalam belajar. Menurut Syah (2003:152) pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, dan guru merupakan contoh motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.

Pada kelas eksperimen II hanya diterapkan model pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran secara konvensional yang diterapkan pada penelitian yaitu dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok dan tanya jawab. Hasil analisis data tes akhir diketahui bahwa hasil belajar siswa lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen I. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen II dalam proses pembelajaran siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya yang dibagi dengan jumlah anggota kelompok 5-6 orang siswa.

Namun pada kelas eksperimen II tanggung jawab individu maupun kerja sama dalam kelompok kurang terlihat. Beberapa siswa hanya mengandalkan satu atau dua orang anggota kelompoknya, sehingga ada anggota kelompok yang tidak ikut berpartisipasi. Anggota kelompok yang tidak berpartisipasi ini biasanya akan mengganggu temannya yang lain atau yang berada didekatnya sehingga temannya terpengaruh dan ikut bercanda atau mengganggu temannya yang lain pula.

Menurut Syah (2003:153) teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

Jam pelajaran Biologi pada kelas eksperimen II merupakan jam terakhir pada proses pembelajaran disekolah, sehingga siswa kurang konsentrasi dalam belajar karena sudah lelah. Kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar mempengaruhi minat siswa untuk belajar, selain itu pada kelas eksperimen II banyak yang terlambat masuk kelas, dan meribut pada saat proses pembelajaran. Menurut Slameto (2003:55) sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang

(7)

tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapkan model pembelajaran kooperati tipe Think Pair Share (TPS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas Xdi SMA N 1 Padang Gelugur Pasaman.

Berdasarkan penelitian yang penulis laksanakan, maka disarankan :

1. Guru Biologi dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (LDS) disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS) sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar biologi.

2. Peneliti selanjutnya yang dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Thik Pair Share (TPS) pada materi pelajaran Biologi lain yang sesuai.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aunnurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bahri, S.D dan A..Zain. 2010. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran inovatif. Medan : Media persada.

Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Grafindo Persada.

Lufri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang:

UNP Press.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : DIVA Press.

Pribadi, Benny. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat Slameto. 2003. Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung:

Tarsito

Sudjana, N. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudijono, A. 2007. Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share TPS Berbantuan Media Gambar Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X SMA