• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model sq3r untuk meningkatkan hasil belajar pai

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model sq3r untuk meningkatkan hasil belajar pai"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

Kelebihan dan Kekurangan SQ3R

Langkah-Langkah Model Pembelajaran SQ3R

Pada tahap pertama, ketika melakukan kegiatan survei, guru harus membantu dan mendorong siswa untuk meninjau atau mengulas secara singkat keseluruhan struktur teks. 12. hijaw dan warna lain) seperti spidol untuk menandai bagian tertentu. Bagian-bagian yang penting dan akan digunakan sebagai bahan soal harus diberi tanda untuk memudahkan proses penyusunan daftar soal pada langkah selanjutnya. Guru harus memberikan petunjuk atau contoh kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan yang jelas, ringkas dan terkait dengan bagian-bagian teks yang ditonjolkan pada langkah pertama.

Banyaknya soal tergantung pada panjang teks dan kemampuan siswa dalam memahami teks yang dipelajari. Jika teks yang dipelajari siswa berisi hal-hal yang sudah mereka ketahui, mereka mungkin hanya perlu mengajukan beberapa pertanyaan. Guru hendaknya meminta siswa untuk aktif membaca untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Konsep Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

  • Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
  • Ciri-Ciri Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

28 Trianto, Merancang model pembelajaran inovatif progresif (Jakarta: Kencana, 2009), h. survey, Question, Read, Review, Revise) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran terpadu kelas IV SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung. Dalam penelitian ini, penulis membuat kesimpulan sementara sebagai berikut: “Dengan menggunakan model SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.B Pendidikan Agama Islam SMPN 17 Seluma. Hasil belajar siswa kelas VIII.B SMPN 17 Seluma dapat terlihat bahwa mereka umumnya masih sangat rendah.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI sebelum siklus. Kegiatan awal siklus ini dilaksanakan berdasarkan hasil observasi orientasi yang menunjukkan beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan langkah-langkah yang telah diberikan, diperoleh data penelitian dari siklus I berupa data hasil observasi dan tes hasil belajar siswa.

Berdasarkan nilai belajar PAI di atas dapat dihitung rata-rata dan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu. Berdasarkan langkah-langkah yang diberikan, diperoleh data penelitian dari II. siklus berupa data yang berasal dari hasil observasi dan tes hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar pada mata pelajaran PAI dengan model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Tes prestasi belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus persentase, dari data yang peneliti hitung, hasil belajar perkalian pada siklus I mendapat nilai 69%. Tes prestasi belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus persentase, dari data yang dihitung peneliti hasil belajar perkalian pada siklus II mendapat nilai 100%. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata persentase hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

Dengan meningkatkan rata-rata persentase ketuntasan pembelajaran klasikal dan mencapai kriteria keberhasilan tindakan ≥80%, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model survey, question, read, recite, review (SQ3R) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkatkan murid. hasil belajar siswa kelas VIII.B SMPN 17 Seluma.

Konsep Pendidikan Islam

  • Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
  • Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
  • Subjek Pembelajaran PAI
  • Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Kehidupan
  • Bukti Mengapa Agama Itu Sangat Penting Dalam Kehidupan Manusia

Penelitian yang Relevan

Maka menurut penulis dokumentasi, pengumpulan data hasil penelitian digunakan untuk mengarsipkan data sebagai bukti penelitian dalam proses pembelajaran mengenai penerapan model pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.B syirik di SMPN 17 Seluma . Dari uraian di atas terlihat bahwa model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) untuk meningkatkan kinerja siswa pada Siklus I masih tergolong baik. Berdasarkan skor total dan nilai rata-rata hasil observasi siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu 26 skor, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa berada pada kategori cukup.

Berdasarkan skor total dan nilai rata-rata hasil observasi guru yang diperoleh pada siklus I yaitu 33 poin, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru berada pada kategori baik. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (Sq3r) meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi “Perilaku Malu dan Munafik”. pada siklus II telah tercapai tujuan yang diinginkan, jika dilakukan perbandingan antara hasil belajar PAI pada siklus I dengan siklus II maka akan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa di mata PAI. Peningkatan hasil belajar PAI pada tes instrumen siklus I hanya mencapai 69% siswa yang menyatakan diri tuntas sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan 100% siswa yang tuntas dalam pelajaran.

Berdasarkan skor total dan nilai rata-rata hasil observasi siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu 33 skor, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa berada pada kategori baik. Dari jumlah skor dan nilai rata-rata hasil observasi guru yang diperoleh pada siklus I yaitu 54 skor, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru berada pada kategori sangat baik. Data yang diperoleh peneliti telah ditunjukkan pada tabel siklus I, dari hasil analisis data siklus I, peneliti menghitung skor total dari lembar observasi dan tes prestasi belajar siswa, data yang diperoleh pada siklus pertama Pada siklus diperoleh 33 skor dengan kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dari skor tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam melakukan tindakan tergolong baik.

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II, peneliti menghitung skor total dari lembar observasi dan tes hasil belajar siswa Dari data yang diperoleh, pada siklus II diperoleh 54 skor kemampuan guru dalam model pembelajaran SQ3R. . skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam melakukan tindakan yang sudah tergolong sangat baik. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada pra tindakan rata-rata persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 26%, siklus I meningkat menjadi 69%, dan siklus II meningkat menjadi 84%. Sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I memperoleh nilai 26 poin dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 33 dengan kategori baik.

Diharapkan aktif dalam pembelajaran dan siswa harus lebih serius dalam belajar kelompok agar mengikuti pelajaran dengan tertib.. Belajar dengan model pembelajaran, Survey, Question, Read, Recite, Review (Sq3r) untuk meningkatkan hasil belajar.

Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN

  • Tempat & Waktu Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Prosedur Penelitian
  • Teknik Analisa Data

Pada tahap ini, pembelajaran yang berlangsung pada siklus I direfleksikan untuk dijadikan bahan perbaikan pada siklus II. Setelah pembelajaran siklus pertama selesai, peneliti dan kolaborator merefleksi permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus pertama, serta merencanakan pelaksanaan tindakan perbaikan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran pada siklus II. Sebelum melakukan tindakan pada siklus II, peneliti kolaboratif melakukan persiapan. Pada tahap perencanaan tindakan yang direncanakan terdiri dari 2 kali pertemuan dengan sekali evaluasi. Peneliti dan kolaborator juga menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP) dan alat dokumentasi sebelum memulai kegiatan belajar mengajar (LPP terlampir di lampiran).

Evaluasi dilakukan oleh peneliti dan guru II. kelas sebagai teman sejawat, dan setelah dilakukan uji instrumen siklus II pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (Sq3r) ditemukan adanya peningkatan. pada prestasi belajar siswa pada materi “Perilaku Menghina dan Munafik”. Selama pelaksanaan kampanye dengan model pembelajaran survey, tanya jawab, membaca, hafalan (Sq3r) siklus II indikatornya tercapai yaitu mencapai indikator ketercapaian yaitu 73 pada KKM dan persentase ketuntasan belajar adalah 100%, maka pada siklus berikutnya tidak dilakukan. Dalam kegiatan II. siklus, diadakan dua kali pertemuan, pertemuan di II. siklus dengan pembelajaran sesuai pendekatan model pembelajaran SQ3R, sehingga siswa memiliki

Pada siklus ini peneliti melakukan perbaikan terhadap indikator-indikator yang masih kurang pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mencapai hasil belajar yang diharapkan II, maka tidak perlu dilakukan keluar siklus III. Prestasi belajar siswa menilai rata-rata hasil ujian akhir sebelum diberikan tindakan dan sesudah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus sebelumnya nilai rata-ratanya adalah 58.

Pada siklus I meningkat dengan nilai rata-rata 67. Sedangkan pada siklus II meningkat dari siklus I dengan rata-rata 77,5, dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mencapai proses dan hasil belajar yang diharapkan. . Berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I diperoleh 33 poin dengan kategori baik dan peningkatan pada siklus II diperoleh 54 poin dengan kategori sangat baik.

Gambar 2. Siklus penelitian PTK Menurut Kurt Lewin  B.  Tempat dan waktu Penelitian
Gambar 2. Siklus penelitian PTK Menurut Kurt Lewin B. Tempat dan waktu Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Denah Gedung dan Fasilitasnya

SMA Negeri 17 Seluma terletak di Desa Purbosari Kecamatan Seluma Barat yang memiliki luas 10.500 M2 dan memiliki luas bangunan 1.721 M2. Sebelum menjadi SMA Negeri 17 Seluma berapa kali SMA ini berganti nama, pertama kali SMA ini bernama Putra Kedung Ombo pada tahun 1993 dengan dua kali pergantian kepala sekolah, pertama Pak Sugit, kedua Pak Sukir yang pernah 40 siswa, sekolah ini dulunya adalah sekolah swasta, namun pada tahun 1997 sekolah ini resmi menjadi sekolah negeri bernama SMP Negeri 09 Bengkulu Selatan yang memiliki 60 siswa dan telah mengalami tiga perubahan besar, yang pertama adalah Bapak Husnan S.Pd, yang kedua adalah Bpk. Mirat, yang terakhir digantikan oleh Mr. Saipul Anwar. Pada tahun 2001 SMP Negeri 09 berubah nama menjadi SMP Negeri 04 Seluma yang memiliki 120 siswa dan mengalami dua kali perubahan besar, yang pertama dipimpin oleh Bpk. Yahin S.Pd, yang kedua kalinya Bpk. dr.

Di Kecamatan Widakdo, pada tahun 2010 SMP ini berganti nama menjadi SMP Negeri 17 Seluma yang memiliki 157 siswa dan mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah. Direktur pertama adalah Mr. Jarwadi, Mr. Sayuti, MP, Bpk. Buyung Ajran S.Pd dan saat ini diurus oleh Ny. Linda Purwanti, S.Pd. SMA Negeri 17 Seluma terletak di Desa Purbosari, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma, terdiri dari gedung yang digunakan oleh siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar.

Prosedur Penggunaan dan Pemeliharaan Fasilitas Sekolah

Dalam hal ini diketahui adanya indikasi rendahnya hasil belajar siswa, salah satunya karena guru tidak menggunakan berbagai metode, model, atau strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa proses dan kinerja pembelajaran siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Daftar hasil observasi siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II No. siklus Jumlah rata-rata kategori penilaian.

Daftar hasil observasi guru pada pra siklus, siklus I dan siklus II no. siklus Rata-rata jumlah kategori penilaian.

Pelaksanaan Tugas Guru & Pendidik

Gambar

Gambar 1. Alur PTK Pelaksanaan Menurut Kurt Lewin
Gambar 2. Siklus penelitian PTK Menurut Kurt Lewin  B.  Tempat dan waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada hasil peneliti dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Leanring (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar