PENDAHULUAN
Fokus dan Subfokus Penelitian
Fokus permasalahan yang diambil adalah upaya kami dalam proses penerapan nilai-nilai agama dalam amalan ibadah di majelis Taklim Rawabuaya Babussalam Jakarta Barat.
Rumusan Masalah
Kegunaan Penelitian
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Penelitian yang Relavan
Di bawah ini terdapat beberapa penelitian yang temanya hampir sama dan dijadikan rujukan dalam penelitian ini, antara lain: Disertasi yang berjudul: “Internalisasi Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Masyarakat Melalui Majelis Taklim di Mushola Al-Hidayah Desa Karangreja , Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga” ditulis pada tahun 2016 oleh Yanuar Eko Saputra, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Dari hasil penelitiannya ditemukan beberapa hal yaitu: 1. Internalisasi nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat melalui Majelis Sholat Al-Hidayah Desa Karangreja Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga diintegrasikan ke dalam kegiatan pengajian dengan tata cara umum yang melibatkan tiga tahapan internalisasi, yaitu:
-Unsur internalisasi nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat melalui Majelis Sholat Al-Hidayah Desa Karangreja Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga yang terdiri dari tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi. Internalisasi nilai-nilai keagamaan pada masyarakat melalui Majelis Sholat Al-Hidayah Desa Karangreja Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga didukung oleh beberapa faktor antara lain :. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti adalah sama-sama mengkaji bagaimana nilai-nilai religiusitas yang dihasilkan majelis taklim diterapkan pada masyarakat, kemudian persamaan lainnya adalah sama-sama sudah mendapat tempat di hati masyarakat. Artinya, kegiatan-kegiatan tersebut mendapat tempat di musala, sedangkan yang diteliti telah mendapat tempat di rumah-rumah masyarakat sekitar tempat majelis taklim ini didirikan.
Bedanya, pada bidang kajiannya, penelitian ini berkaitan dengan kajian ilmu fiqih, namun dari mazhab yang berbeda, sedangkan penelitian yang akan kita pelajari berkaitan dengan kajian ilmu fiqih hanya dari mazhab Imam Syafi’i. pemikiran. Tesis berjudul: “Peran Majelis Taklim dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan” ditulis pada tahun 2020 oleh Munawwaroh, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan kami teliti adalah fokus penelitiannya juga berbeda, jika penelitian ini berfokus pada pembinaan keluarga, fakir miskin dan peningkatan kerukunan umat Islam, maka penelitian yang akan diteliti adalah penelitian studi tentang praktik yurisprudensi Islam.
Persamaannya, pada jurnal ini dengan penelitian yang akan kami teliti akan mengkaji majelis taklim dan nilai-nilai agama, hanya saja terdapat perbedaan, pada penelitian ini pembahasan majelis taklim lebih dominan dibandingkan dengan nilai-nilainya, sedangkan penelitian yang akan diteliti membahas tentang banyak tentang nilai-nilai agama. Jurnal berjudul: “Peran Majelis Taklim Mardhotillah dalam Internalisasi Nilai-Nilai Islam” yang ditulis oleh Baryanto dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, Indonesia. Persamaan majalah-majalah di atas dengan penelitian yang akan kita kaji adalah sama-sama mendapat dukungan dan mendapat tempat di hati masyarakat, sehingga majelis taklim dapat berdiri dengan baik dan nyaman di tengah-tengah masyarakat, dan kemudian kinerja majalah-majalah tersebut dapat berdiri dengan baik dan nyaman di tengah-tengah masyarakat. paduan suara taklim dilakukan setelah salat magrib atau salat isya pukul 20.00 setelah selesai segala aktivitas masyarakat seperti bekerja, berdagang, dan lain-lain, agar tidak mengganggu waktu warga sekitar yang hendak hadir.
Sedangkan perbedaan jurnal diatas dengan penelitian yang akan diteliti adalah jurnal tersebut tidak menjelaskan apa saja faktor penghambat yang ada, hanya disebutkan faktor penghambat yang ada pada pertemuan taklim, namun pada penelitian ini akan kami tuliskan beberapa. faktor penghambat dan pendorong hadir pada acara taklim ini. Sebagai lembaga pendidikan Islam non formal, majelis taklim merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta untuk mewujudkan rahmat kepada alam semesta. . dengan kenyataan yang ada di masyarakat maka pertemuan taklim juga dapat diartikan sebagai wadah atau lembaga tempat pendidikan, latihan dan kegiatan belajar mengajar (khususnya bagi muslimah) untuk mengkaji, memperdalam dan memahami ilmu tentang agama islam. mereka melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi jemaah dan masyarakat sekitar. Kesepakatan antara jurnal diatas dengan penelitian yang akan dikaji adalah bahwa kedua silaturahmi ini masih tabu dan perlu waktu agar bisa diterima di hati semua kalangan.Adanya silaturahmi taklim ini mendatangkan kedua silaturahmi yang turut serta membantu. . dengan berbagai kegiatan yang diadakan oleh rapat taklim dalam program tersebut.apapun khususnya yang berkaitan dengan anak yatim.
Kerangka Berfikir
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Latar Penelitian
Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, metode penelitian kualitatif adalah mencoba memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi perilaku manusia dalam situasi tertentu menurut sudut pandang peneliti sendiri. Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami objek yang diteliti secara mendalam. Bertujuan untuk mengembangkan konsep kepekaan terhadap permasalahan yang dihadapi, menjelaskan realitas yang berkaitan dengan penyelidikan teori-teori dari bawah dan mengembangkan pemahaman terhadap satu atau lebih fenomena yang dihadapi.36 . Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab pertanyaan tentang peristiwa yang sedang terjadi, baik tentang peristiwa sebagaimana adanya maupun analisis hubungan berbagai variabel dalam suatu peristiwa. 37 Penelitian deskriptif bertujuan, yaitu menjelaskan secara sistematis, faktual , dan akurat dalam kaitannya dengan fakta dan karakteristik suatu populasi atau wilayah tertentu.
Data dan Sumber Data
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber primer, yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data yang relevan dengan penelitian. Perkataan dan tindakan orang yang kita amati atau wawancarai menjadi sumber data utama, yang kemudian dicatat dengan catatan tertulis atau dengan rekaman video/audio, fotografi.38 Data primer dapat berupa pendapat subjek (orang) secara individu maupun kelompok. . , hasil pengamatan terhadap benda (fisik), peristiwa atau kegiatan dan hasil tes. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan menggunakan metode wawancara atau wawancara dengan narasumber yang ada di Majelis Taklim Babussalam yaitu guru/imam yang mengajar langsung di majelis ini (Ustadz Sa’ady Machruddin S.Pd.I), Ketua Majelis Taklim Babussalam. dewan Taklim (Richo Rodiyan) dan 2 struktur dari majelis ini (Viani Eka Saputri dan Sonya Viraika).
Data sekunder merupakan data pelengkap yang dapat dikorelasikan dengan data primer, data ini merupakan bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis yang dapat dibedakan menjadi sumber buku, jurnal ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, disertasi atau tesis, jurnal dan dokumen resmi. 39.
Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, terdapat berbagai macam kegiatan di Majelis Taklim Rawabuaya Babussalam. Peneliti dalam hal ini fokus pada penerapan nilai-nilai keagamaan pada Majelis Taklim Rawabuaya Babussalam, Jakarta Barat. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada berbagai pihak yang mempunyai peran di Majelis Taklim Rawabuaya Babussalam Jakarta Barat.
Program yang dikelola Majelis Taklim Babussalam dalam penerapan nilai-nilai keagamaan di Majelis Taklim Babussalam Rawabuaya, Jakarta Barat. Berikut penjelasan dari berbagai sumber tentang penerapan nilai-nilai keagamaan pada Majelis Taklim Babussalam menurut hasil rekaman wawancara. Penjelasannya menurut Ustadz atau Pendidik Majelis Taklim Babussalam yaitu Ustadz Sa'ady Machruddin mengatakan bahwa;
Mengenai hasil wawancara mengenai program apa saja yang dimiliki Majelis Taklim Babussalam untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama, beliau menjawab bahwa; Dalam implementasi nilai-nilai keagamaan di Majelis Taklim Babussalam pasti ada faktor pendukung dan penghambat dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ustadz Sa'ady Machruddin, S.PdI selaku pimpinan dan pengajar Majelis Taklim Babussalam, bahwa: 71.
Agama pada Majelis Taklim Babussalam Rawabuaya Jakarta Barat, dari proses observasi (observer) dan hasil wawancara dengan narasumber yang dilakukan penulis beserta hasilnya. Program yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai keagamaan di Majelis Taklim Rawabuaya Babussalam, Jakarta Barat. Berdasarkan yang peneliti teliti, program-program yang dijalankan Pengurus Taklim Babussalam dalam penerapan nilai-nilai keagamaan cukup baik dan banyak.
Seperti halnya kegiatan Majelis Taklim Babussalam, faktor pendukung dan faktor penghambat berjalan beriringan. Program apa saja yang dimiliki Majelis Taklim Babussalam untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama? Adakah faktor pendukung dan penghambat penerapan nilai-nilai religiusitas dalam praktik ibadah di Majelis Taklim Babussalam?
Program apa saja yang telah Anda selenggarakan di Majelis Taklim Babussalam untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama?
Teknik Analisis Data
Validitas Data
- Kredibilitas
- Transferabilitas
- Dependabilitas
- Konfirmabilitas