• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan etika Pancasila sebagai moral guidance Dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari berbangsa dan bernegara

N/A
N/A
Muhammad Taufiq

Academic year: 2024

Membagikan "Penerapan etika Pancasila sebagai moral guidance Dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari berbangsa dan bernegara "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

Penerapan etika Pancasila sebagai moral guidance Dalam kehidupan mahasiswa

sehari-hari berbangsa dan bernegara

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2 Kelas 1B D4-Jasa

Konstruksi

Uthia Sarmadani. K (41222031)

Muhammad Farhan Mubaraq Lasaka (41222037)

Muhammad Rafly Maulana R (41222046)

Tri Muliadi Jamal (41222047)

Nur Wyidia Hidayah (41222052)

Muhammad Taufiq (41222056)

PROGRAM STUDI D4 JASA KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT., yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “penerapan etika pancasila sebagai moral guidance Dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari berbangsa dan bernegara”

Makalah ini kami telah susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua ini, Kami menyadari bahwa bahwa sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segalah saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Makassar, Juni 2023

Kelompok 2

iii

(3)

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR...II DAFTAR ISI ………. III BAB PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang

...2 1.2. Rumusan Masalah

...2

1.3.Tujuan ...

...2

BAB II PEMBAHASAN

...3 2.1. Pengertian etika, nilai, norma, dan moral

...3 2.1.1. Pengertian

Etika...3 2.2. Hubungan Etika dengan Nilai, Norma, dan Moral

...8

2.3. Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari ...8

2.4. Hakikat Pancasila sebagai Sistem Etika ...9 2.5. Pancasila diperlukan sebagai sistem etika ...11

2.6. Alasan Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika ..12

2.6.1. Alasan Tentang Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Etika...12

2.6.2. Argumen Tentang Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika ...13

2.7. Konsep dan Teori Etika

...13 BAB II PEMBAHASAN

...15 3.1. Kesimpulan

...15

iii

(4)

3.2. Saran

...15 DAFTAR

PUSTAKA...16

iii

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah lima unsur nilai dasar luhur yang ada dan berkembang Bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa sebelumnya.

Di zaman sekarang ini seperti etika, nilai, moral, dan norma seringkali diabaikan oleh rakyat Indonesia, terutama anak muda. Sehingga dapat mengakibatkan hilangnya karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

Untuk menaggapi hal itu, perlu diperkenalkannya pancasila sebagai sistem etika. Karena pada dasarnya pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia yang memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti kita ketahui, pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa.

Berkenaan dengan pancasila sebagai sistem etika, kita menyadari bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan satu kesatuan sila dengan sila yang lainnya. Setiap sila mengandung nilai atau makna sendiri.

(6)

2

Setiap butir dari Pancasila mengandung pedoman-pedoman yang dapat dijadikan landasan oleh warga Indonesia untuk mertindak. Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia juga harus didasari dengan nilai moral. Pancasila sebagai sistem etika merupakan jalan hidup bangsa Indonesia dan juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku.

B. Rumusan Masalah

1. apa penyebab maraknya kasus rasisme di Indonesia utamanya di kalangan mahasiswa?

2. Bagaimana penerapan etika Pancasila sebagai moral guidance dapat membantu mengatasi kasus rasisme di kalangan mahasiswa di Indonesia?

C. Tujuan

1. untuk Mengetahui maraknya kasus rasisme di Indonesia utamanya di kalangan mahassiswa

2. untuk Mengetahui penerapan etika Pancasila sebagai moral guidance dapat membantu mengatasi kasus rasisme di kalangan mahasiswa di Indonesia

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian moral guidence

Dijelaskan dalam buku Etika Profesi dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan oleh Rudy Hidana, dkk, secara umum moral adalah suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam

bersosialisasi dengan sesamanya, sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar sesama. Moral memiliki hubungan erat dengan prinsip, tingkah laku, akhlak, budi pekerti, dan mental yang dapat membentuk karakter dalam diri seseorang, sehingga dapat menilai dengan benar apa yang baik dan buruk. Adapun moral terbagi atas empat jenis yakni:

a) Moralitas objektif yang memandang perbuatan manusia bebas dari pengaruh pihak pelaku.

b) Moral subjektif yang melihat perbuatan manusia sebagai perbuatan yang dipengaruhi oleh pengertian dan persetujuan pelaku sebagai individu.

c) Moral intrinsik yang memandang perbuatan baik atau buruk pada hakikatnya, bukan pada pengaruh hukum-hukum positif.

d) Moral ekstrinsik yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh

penguasaan, hukum positif, baik dari manusia maupun dari Tuhan.

Secara Etimologi Moral berasal dari bahasa Latin mos(jamak:

mores) yang berarti kebiasaan, adat. Kata mos”(mores) dalam bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani. Di dalam bahasa

(8)

Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan “aturan kesusilaan” ataupun suatu istilah yang digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak, pendapat atau batasan perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik maupun buruk. kata 'moral' sering disamakan dengan kata 'etika', karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti kebiasaan, adat. Moral itu sendiri dapat diartikan sebagai : nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Di samping itu, terdapat kata yang berhubungan dengan moral yang merupakan kata berimbuhan yang berasal dari kata 'moral', yaitu 'moralitas'. 'Moralitas' adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Jadi, Moralitas suatu perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut.

2. Penerapan etika sebagai moral guidance Dalam kehidupan mahasiswa Sebagai mahasiswa, kita harus memahami dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengamalan etika Pancasila. Berikut adalah beberapa penerapan etika Pancasila sebagai moral guidance dalam kehidupan mahasiswa:

a. Kejujuran

Mahasiswa harus selalu berpegang pada prinsip kejujuran dalam segala hal yang dilakukan. Mahasiswa harus menghindari tindakan plagiat dan kecurangan dalam tugas akademik, serta selalu berbicara jujur dan terbuka dalam berkomunikasi dengan orang lain.

(9)

b. Keadilan

Mahasiswa harus menghargai kesetaraan dan tidak melakukan diskriminasi terhadap pihak tertentu. Mahasiswa harus bersikap adil dalam bertindak dan memperlakukan orang lain dengan baik.

c. Otonomi

Mahasiswa harus memiliki kemandirian dan tanggung jawab dalam mengambil keputusan dan bertindak. Mahasiswa harus dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas tindakan yang diambil.

d. Saling Menguntungkan

Mahasiswa harus memiliki kesadaran untuk saling memberikan keuntungan satu sama lain. Mahasiswa harus dapat bekerja sama dengan orang lain dan saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.

e. Integritas Moral

Mahasiswa harus memiliki kesetiaan dan konsistensi dalam menjalankan prinsip-prinsip moral yang dianut. Mahasiswa harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan kebenaran dalam setiap tindakan yang dilakukan.

(10)

3. Etika Pancasila

Etika Pancasila tidak memposisikan secara berbeda atau bertentangan dengan aliran-aliran besar etika yang mendasarkan pada kewajiban, tujuan tindakan dan pengembangan karakter moral, namun justru merangkum dari aliran-aliran besar tersebut. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai Pancasila juga bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun.

Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Nilai yang pertama adalah Ketuhanan. Secara hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini.

Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan. Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai,

(11)

kaidah dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan antara manusia maupun alam pasti akan berdampak buruk.

Nilai yang kedua adalah Kemanusiaan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan.

Nilai yang ketiga adalah Persatuan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap egois dan menang sendiri merupakan perbuatan buruk, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan. Sangat mungkin seseorang seakan- akan mendasarkan perbuatannya atas nama agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan dan kesatuan maka menurut pandangan etika Pancasila bukan merupakan perbuatan baik.

Nilai yang keempat adalah Kerakyatan. Dalam kaitan dengan kerakyatan ini terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi.

Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah dibanding mayoritas. Pelajaran yang sangat baik misalnya peristiwa penghapusan tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI menyetujui tujuh kata tersebut, namun memperhatikan kelompok yang sedikit (dari wilayah Timur) yang

(12)

secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka pandangan minoritas “dimenangkan” atas pandangan mayoritas.

Nilai yang kelima adalah Keadilan. Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut lebih dilihat dalam konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak. Menurut Kohlberg (1995: 37), keadilan merupakan kebajikan utama bagi setiap pribadi dan masyarakat. Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya dengan orang la

Nilai Kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan, tolong menolong, penghargaan, penghormatan, kerjasama, dan lain-lain. Nilai Persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan dan lain-lain.

Nilai Kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lain-lain Nilai Keadilan menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama dan lain-lain.

Etika keutamaan lebih dominan karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan artinya melaksanakan suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang tertuju pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal-rasa-kehendak yang berupa kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nilai- nilai hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius.

(13)

Kesederhaan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam hal kenikmatan. Keteguhan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam menghindari penderitaan.

Keadilan artinya memberikan sebagai rasa wajib kepada diri sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan terkait dengan segala sesuatu yang telah menjadi haknya (Mudhofir, 2009: 386).

(14)
(15)
(16)

B. Analisis masalah

1. maraknya kasus rasisme di Indonesia utamanya di kalangan mahasiswa

Rasisme adalah penekanan pada ras atau perbedaan sosial budaya.

Rasisme ini akan menimbulkan bagi individu atau kelompok masyarakat yang merasa di diskriminasi. Kasus rasisme banyak terjadi di berbagai negara, terkhusus di Indonesia banyak berita yang melaporkan terjadinya kasus rasisme di seluruh Indonesia.

Masalah mengenai maraknya kasus rasisme di Indonesia, termasuk di kalangan mahasiswa, merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian serius dari seluruh masyarakat Indonesia.

Berdasarkan beberapa sumber yang ditemukan, berikut adalah analisis masalah mengenai maraknya kasus rasisme di Indonesia utamanya di kalangan mahasiswa:

a. Diskriminasi Rasial

Mahasiswa dari Papua dan kelompok minoritas lainnya seringkali mengalami diskriminasi rasial di kampus dan lingkungan sekitarnya. Mereka seringkali dijauhi dan diperlakukan secara tidak adil hanya karena perbedaan etnis dan budaya.

b. Kurangnya Pendidikan tentang Keanekaragaman Budaya

Kurangnya pendidikan tentang keanekaragaman budaya dan penghormatan terhadap perbedaan seringkali menjadi penyebab terjadinya kasus rasisme di kalangan mahasiswa. Mahasiswa yang tidak memahami keanekaragaman budaya dan tidak menghormati

12

(17)

perbedaan seringkali melakukan tindakan diskriminatif terhadap kelompok minoritas.

c. Kurangnya Kesadaran tentang Etika Pancasila

Kurangnya kesadaran tentang etika Pancasila juga menjadi penyebab terjadinya kasus rasisme di kalangan mahasiswa.

Mahasiswa yang tidak memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila seringkali melakukan tindakan diskriminatif terhadap kelompok minoritas.

d. Kurangnya Penegakan Hukum

Kurangnya penegakan hukum terhadap kasus rasisme juga menjadi penyebab terjadinya kasus rasisme di kalangan mahasiswa. Mahasiswa yang melakukan tindakan diskriminatif seringkali tidak mendapat sanksi yang tegas dan tidak dihukum secara adil.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan pendidikan tentang keanekaragaman budaya, meningkatkan kesadaran tentang etika Pancasila, dan meningkatkan penegakan hukum terhadap kasus rasisme. Mahasiswa sebagai agen perubahan harus memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai bentuk pengamalan etika Pancasila dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menghormati perbedaan dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

13

(18)

2. penerapan etika Pancasila sebagai moral guidance dapat membantu mengatasi kasus rasisme di kalangan mahasiswa di Indonesia

kejadian rasisme di Indonesia bukan lagi hal yang baru, utamanya di kalangan mahasiswa. Sudah banyak berita yang beredar mengenai kasus rasisme, contohnya yang di alami Tasya Marian mahasiswa asal wamena yang menuntut ilmu di perguruan tinggi swasta di Jakarta selatan. Belum memulai kegiatan perkuliahan Tasya dan teman-temannya sudah dihadapkan dengan banyak masalah yakni kesulitan mencari tempat tinggal. Bahkan mereka

14

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, serta

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, serta

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,