• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENGGUNAAN ISYARAT CAHAYA DI KAPAL KM. KISIK MAS SESUAI COLLISION REGULATIONS 1972

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN PENGGUNAAN ISYARAT CAHAYA DI KAPAL KM. KISIK MAS SESUAI COLLISION REGULATIONS 1972 "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Menyatakan Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis berjudul : IMPLEMENTASI PENGGUNAAN SINYAL CAHAYA PADA KAPAL KM. Berdasarkan faktor-faktor di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan apakah awak kapal memahami penggunaan sinyal cahaya dan apakah awak kapal menerapkan penggunaan sinyal cahaya di kapal sesuai standar Collision Regulation 1972 lampu di kapal sesuai Collision Regulations 1972.

Oleh karena itu dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan dan pemahaman sinyal cahaya serta penerapannya di kapal sehingga dapat berkomunikasi dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa petugas geladak memahami sinyal cahaya yang diatur dalam Peraturan Tabrakan 1972 dan sinyal cahaya digunakan atau diterapkan sebagai bantuan pada saat navigasi pada malam hari ketika banyak nelayan, sebagai bantuan komunikasi dan penerangan ketika masuk. sungai kanal di malam hari. Kisik Mas mengatakan, hal ini terkait dan sesuai dengan Peraturan Tabrakan Tahun 1972 pada aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

RICKY DWI HARTOYO, Application of Use of Light Signals on Motor Vessel Kisik Mas According to Collision Regulations 1972. Based on the above factors, the author can formulate the problem whether the crew understood the use of light signals and whether the crew implemented the use of light signals on the ship according to the Collision Regulations 1972. The objective to be achieved is to know the understanding of the crew on the use of light signals and application of signal light on ships according to the Collision Regulations 1972 standards. From this research it can be concluded that deck officers have an understanding of the light signals regulated in the Collision Regulations 1972 and use or apply light signals as an aid when navigating at night, such as when there are many fishermen, as a means of communication and lighting when entering the river channel at night.

Of the 3 applications of light signals carried out on MV.Kisik Mas are related to and comply with the Collision Regulations 1972 on regulation 36 signals to attract attention.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Memberikan gambaran umum tentang pentingnya penggunaan dan pemahaman sinyal cahaya di kapal dan diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya khususnya bagi taruna Politeknik Perkapalan Surabaya. Untuk dapat meningkatkan hasil penelitian tentang pentingnya pemahaman penggunaan sinyal cahaya di kapal, sehingga dapat dihasilkan kajian yang lebih baik lagi yang dapat berguna bagi para pelaut yang bekerja di kapal di masa depan. Tujuannya agar awak kapal dapat menggunakan sinyal cahaya dengan benar sesuai dengan peraturan tabrakan tahun 1972.

Tabel 2.1Review Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1Review Penelitian Sebelumnya

Landasan Teori

Sinyal cahaya sangat baik untuk melacak kapal-kapal yang ada di sekitar posisi kapal kita, misalnya saja ada benda yang mengancam garis keselamatan di kapal, yaitu seberapa besar upaya pengiriman informasi melalui sinyal cahaya menjamin keselamatan kapalnya. di kapal sehingga keselamatan harus diutamakan sebelum melakukan pekerjaan apa pun di kapal. Salah satu keuntungan utama menggunakan sinyal cahaya adalah tidak melibatkan atau bergantung pada gelombang radio atau elektromagnetik. Selama bertahun-tahun, penggunaan sinyal cahaya telah meluas tidak hanya mencakup pesawat terbang tetapi juga kapal laut.

Berbeda dengan lampu isyarat, tidak terdapat penutup buka tutup pada badan lampu ini dan juga digunakan untuk melacak keberadaan kapal lain. Menurut Undang-Undang Pelayaran Nomor 17 Tahun 2008 Pasal 1 angka 36 pengertian kapal adalah kendaraan air yang bentuk dan jenisnya tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik atau tenaga lain, ditarik atau diperlambat, termasuk kendaraan dengan dukungan dinamis. , kendaraan di bawah. Kapal yang digerakkan oleh tenaga mekanik adalah kapal yang mempunyai mekanisme penggerak, misalnya kapal motor, kapal uap, kapal bertenaga surya, dan kapal bertenaga nuklir.

Kapal yang ditarik atau ditarik adalah kapal yang bergerak dengan menggunakan alat penggerak kapal lain. Kendaraan daya dukung dinamis adalah jenis kapal yang dapat dioperasikan di atas atau di atas air dengan menggunakan daya dukung dinamis yang disebabkan oleh kecepatan dan desain kapal itu sendiri, misalnya kapal foil, hidrofoil, dan kapal cepat lainnya yang memenuhi kriteria tertentu. Peralatan terapung dan bangunan terapung yang tidak bergerak adalah peralatan terapung dan bangunan terapung yang tidak mempunyai alat penggerak sendiri dan ditempatkan pada suatu tempat perairan tertentu dan tidak bergerak dalam waktu yang bersamaan, misalnya hotel terapung, tongkang akomodasi. untuk mendukung kegiatan lepas pantai dan tongkang.

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan dan Tatalaksana Pembongkaran dan Pemuatan Barang dari dan ke Kapal dalam buku Suranto, pengertian kapal adalah kendaraan air dalam bentuk dan jenis apa pun, yang digerakkan oleh tenaga. mekanik, tenaga mesin atau penarik, termasuk kendaraan dengan dukungan dinamis. , kendaraan di bawah permukaan air, serta peralatan terapung dan bangunan terapung yang tidak bergerak. Menurut Peraturan Internasional Untuk Mencegah Tabrakan di Laut, 1972 (International Regulations For Preventing Collisions at Sea), Peraturan Pencegahan Tabrakan di Laut merupakan bagian dari subjek dinas jaga yang memuat aturan-aturan navigasi yang aman. Tidak ada aturan yang mengecualikan seorang kapten atau perwira. Apabila terbukti lalai atau tidak memperhitungkan segala risiko bahaya yang mungkin timbul, maka setiap perwira kelautan khususnya perwira yang bertugas harus memahami maksud pokok beberapa pasal penting dalam Peraturan Internasional tentang Pencegahan. tabrakan di laut, 1972 (Peraturan Internasional untuk Mencegah Tabrakan). di laut, 1972).

Berdasarkan pemahaman di atas, terdapat peraturan untuk mengelakkan perlanggaran di laut berkaitan penggunaan isyarat cahaya ketika kapal sedang dalam perjalanan seperti peraturan 36 (Isyarat untuk menarik perhatian) yang mengandungi perkara berikut. Jika perlu untuk menarik perhatian kapal lain, setiap kapal boleh menggunakan isyarat cahaya, yang tidak boleh dikelirukan dengan sebarang isyarat yang diperlukan atau dibenarkan di mana-mana dalam peraturan ini, atau boleh mengarahkan pancaran cahaya lampu arah bahaya. Sebarang cahaya yang digunakan untuk menarik perhatian kapal lain mestilah sedemikian rupa sehingga tidak boleh dikelirukan dengan sebarang bantuan navigasi.

Kerangka Penelitian

Menurut Riduwan, data kualitatif adalah data yang berkaitan dengan kategorisasi, ciri-cirinya yang berupa pertanyaan atau kata-kata. Sumber data yang diperlukan dan akan digunakan penulis dalam penyusunan karya penelitian ilmiah adalah informasi yang diperoleh penulis sendiri melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, antara lain informasi yang berkaitan dengan karya ilmiah penelitian ini. oleh penulis melalui buku-buku terkait. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya, melalui sumber yang sesuai, dan dijadikan responden dalam penelitian penulis.

Hal ini merupakan hasil observasi langsung akan pentingnya penerapan penggunaan isyarat cahaya pada kapal berdasarkan Collision Regulations 1972. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau diperoleh dan dicatat oleh orang lain. Pengumpulan data merupakan tahapan penting dalam penelitian, yang akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian terhadap kesimpulan yang diperoleh.

Data-data tersebut kemudian disusun secara sistematis, sesuai dengan permasalahan yang ingin dibahas yaitu kaitannya dengan penerapan penggunaan sinyal cahaya pada kapal sesuai standar Collision Rules 1972. Dalam suatu penelitian, penggunaan teknik pengumpulan data dan bahan yang sesuai untuk pengumpulan data. dapat membantu mencapai hasil yang akurat atau memecahkan masalah. Menurut Abdurrahmant, observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi yang disertai dengan rekaman keadaan atau perilaku objek sasaran.

Dalam menyusun karya ilmiah ini, studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis bahas dalam karya penelitian ilmiah ini. Dalam metode wawancara, kita memperoleh informasi dari seorang ahli atau orang yang berkompeten di bidang atau bidangnya, yang bersangkutan dengan materi yang sedang penulis persiapkan. Metode wawancara juga mencakup pemilihan informan yang nantinya akan memberikan informasi terkait dengan data yang diperoleh dalam penelitian.

Setelah seluruh data penelitian terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami, yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Selain itu, data-data yang ada dianalisis secara detail dengan cara mengabstraksikan secara cermat seluruh informasi yang diperoleh di lapangan, sehingga dapat diambil kesimpulan. Menurut Sarwono, prinsip utama teknik analisis kualitatif adalah mengolah dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematis, teratur, terstruktur, dan bermakna.

Menarik kesimpulan adalah kemampuan seorang peneliti dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian. Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dimana data-data yang diperoleh selama penelitian ini disusun secara sistematis dan teratur agar para pembaca mudah memahami dan alasan-alasan lainnya agar dalam penelitian ini dapat dipahami dan dipahami permasalahannya. . dalam penelitian ini diambil agar saya dapat mengatakan yang sejujurnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 2.1Review Penelitian Sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

From the data of the in-depth interview and informal conversation, participant teachers reported that the challenges they faced are shortage of professional training,

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi