• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan prinsip kehati-hatian dalam meminimalisir

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan prinsip kehati-hatian dalam meminimalisir"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tidak secara tegas menyebutkan arti dari prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian sebenarnya dapat dilihat dalam penerapan analisis pemberian kredit atau pembiayaan dengan menggunakan prinsip lima c, yang meliputi unsur karakter, permodalan, kemampuan, keadaan ekonomi, keadaan ekonomi) dan agunan (agunan). Prinsip kehati-hatian sangat diperlukan, terutama dalam hal bank yang ingin menyalurkan uang kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan.

Rumusan Masalah

Pada intinya prinsip kehati-hatian juga memberikan perlindungan hukum secara implisit bagi klien khususnya investor. Intinya bank harus berhati-hati dalam mengarahkan dana yang dihimpun dari masyarakat, agar dana tersebut terlindungi dan kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat terjaga dan meningkat. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, sangat penting untuk menggunakan prinsip kehati-hatian dalam mengarahkan pembiayaan, salah satunya adalah meminimalkan risiko pembiayaan konsumen.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan prinsip kehati-hatian dalam meminimalkan risiko pembiayaan konsumen di perbankan syariah. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan penjelasan serta pengetahuan bagi masyarakat umum untuk mulai menggunakan layanan perbankan syariah dan memberikan pengetahuan dan penjelasan bagi pelaku usaha secara umum tentang pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian dalam meminimalkan risiko pembiayaan nasabah dalam pengembangan usahanya.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Kemiripan penelitian ini dengan apa yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji penerapan prinsip kehati-hatian. 11Isna Nurfaizah, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pembiayaan di BMT Tumang Boyolali, (Disertasi, Fakultas dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017). 12 Fajar Amri, “Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Meminimalkan Risiko Dalam Murabahah -studi kasus pembiayaan di Bank BRI Syariah KC Kedaton Bandar Lampung, (Disertasi, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, UIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2018).

Kerangka Teori

Sedangkan menurut Ismail18, pembiayaan adalah kegiatan bank syariah untuk memindahkan uang kepada pihak selain bank berdasarkan prinsip syariah. Ketentuan dalam Pasal 36 UU No. 21 Tahun 2008 mengatur bahwa “dalam menyalurkan pembiayaan dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank syariah dan UUS wajib menggunakan cara yang menitipkan bank syariah dan/atau UUS serta kepentingan nasabah yang tidak merugikan nasabahnya. uang". Untuk memastikan agar penyaluran dana syariah tidak menimbulkan kerugian bagi bank syariah dan/atau UUS serta kepentingan nasabah yang menitipkan uangnya kepada bank syariah, Undang-undang No. 21 Tahun 2008 secara khusus memberikan pedoman analisis kelayakan penyaluran uang kepada nasabah yang menerima fasilitas.

Dalam Pasal 23 UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah dan/atau UUS wajib mempercayai kemauan dan kemampuan calon nasabah penerima pinjaman untuk melunasinya. Bank Syariah adalah badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada nasabah atau nasabah lain yang membutuhkan dana. Mitra/mitra usaha adalah nasabah penerima pembiayaan dari bank syariah atau pengguna dana yang disalurkan oleh bank syariah.

Bank Syariah dalam memberikan kepercayaan kepada nasabah penerima pembiayaan bahwa mitra atau rekanan akan memenuhi kewajibannya mengenai pengembalian dana Bank Syariah sesuai dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Akad adalah akad atau perjanjian yang dibuat antara bank syariah dengan nasabah/mitra usaha. Setiap dana yang disalurkan atau diinvestasikan oleh bank syariah selalu mengandung risiko tidak terbayar atau bisa dikatakan kredit macet.

Jangka waktu adalah jangka waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk mengembalikan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah.

Metodologi Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dalam artian tidak ada pedoman atau data yang harus diperoleh, tetapi bisa langsung menanyakan kepada pegawai yang bersangkutan. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian, melainkan melalui dokumen.

Dokumentasi tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan berkaitan dengan fokus penelitian merupakan sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif.36 Metode dokumentasi digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang penelitian. . Dalam penelitian ini, data yang akan didokumentasikan dapat berupa video, foto atau karya atau catatan kegiatan PT. Data peneliti peroleh dengan membaca, menulis dan mengamati fenomena di lapangan serta menganalisis buku-buku yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, literatur atau dokumen yang cocok untuk penelitian. Analisis data kualitatif bersifat induktif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikembangkan menjadi hipotesis.39. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan dan pencarian data lebih lanjut jika diperlukan.

Perluasan penelitian dalam setiap penelitian kualitatif, kehadiran peneliti pada setiap tahapan penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dikumpulkan dalam penelitian.

Sistematika Penulisan

BNI Syariah Cabang Mataram dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam meminimalkan risiko Penerapan prinsip kehati-hatian dalam meminimalkan risiko pembiayaan konsumen. Sebagai bank umum syariah, BNI Syariah Cabang Mataram wajib menerapkan prinsip kehati-hatian sebagai salah satu prinsip yang diterapkan dalam kegiatan usahanya, khususnya di bidang pembiayaan konsumen. BNI Syariah Cabang Mataram dengan beberapa stakeholder bahwa prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh PT.

63Muhammad Sholahuddin, Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan dan Bisnis Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), hal. Cabang BNI Syariah Mataram memberikan pembiayaan kepada nasabah non syariah, oleh karena itu PT. BNI Syariah Cabang Mataram kepada nasabah karena adanya perubahan tingkat pengembalian yang diterima oleh PT.

BNI Syariah Cabang Mataram menerapkan prinsip kehati-hatian dalam meminimalkan risiko pembiayaan konsumen karena terdapat 2 (dua) faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. BNI Syariah Cabang Mataram menerapkan prinsip kehati-hatian ini dengan menganalisis nasabah menggunakan analisis 5C+1S. BNI Syariah Cabang Mataram dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam meminimalisasi risiko pembiayaan konsumen terdapat 2 (dua) yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

BNI Syariah Cabang Mataram dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, baik faktor internal maupun eksternal.

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

Gambaran umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Berdirinya PT. BNI Syariah Cabang Mataram
  • Letak Geografis PT. BNI Syariah Cabang Mataram
  • Visi dan Misi PT. BNI Syariah Cabang Mataram
  • Struktur Organisasi PT. BNI Syariah Cabang Mataram
  • Produk-Produk PT. BNI Syariah Cabang Mataram

BNI Syariah Cabang Mataram sudah diimplementasikan dengan menekankan pada analisis permodalan (capital), capacity (kemampuan) dan security (keamanan), namun masih sedikit. BNI Syariah Cabang Mataram agar lebih teliti dalam menganalisa nasabah dalam pengajuan pembiayaan konsumen karena pembiayaan konsumen ini merupakan pembiayaan yang dilakukan dalam skala besar.

Tabel 1.1  Jumlah Karyawan
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan

Penerapan Prinsip Kehati-Hatiaan Dalam Meminimalisir Risiko

Kendala yang Dihadapi oleh PT. BNI Syariah Cabang Mataram dalam

BNI Syariah Cabang Mataram sebagai Bank Negara Indonesia yang beroperasi berdasarkan prinsip Syariah dalam kegiatan usahanya telah menerapkan prinsip kehati-hatian dan keamanan dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat, khususnya pembiayaan konsumer. BNI Syariah Cabang Mataram terus mengembangkan inovasi terbaru khususnya pada produk pembiayaan untuk mendapatkan loyalitas dan kepercayaan nasabah. BNI Syariah Cabang Mataram merupakan bank milik negara Indonesia yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah yang tidak menyimpang dari Syariah Islam.

BNI Syariah Cabang Mataram telah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan usahanya, baik dalam hal penghimpunan dana, penyaluran dana, bahkan dalam pelayanan dan jasa. Cabang BNI Syariah Mataram dijabarkan dalam analisis pembiayaan 5C+1S, dimana analisis 5C+1S digunakan untuk menganalisis nasabah yang mengajukan pembiayaan khususnya pembiayaan konsumer. BNI Syariah Cabang Mataram melihat modal awal yang dimiliki oleh calon nasabah dan juga melihat sejarah awal usaha calon nasabah yang mengajukan pembiayaan konsumer.

BNI Syariah Cabang Mataram menganalisa situasi sosial ekonomi, politik dan budaya nasabah yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi nasabah. BNI Syariah Cabang Mataram, kegagalan yang timbul dari sistem maupun kegagalan SDM (Sumber Daya Manusia). BNI Syariah Cabang Mataram dari ketidakpastian dan ketidaktepatan dalam mengambil atau melaksanakan suatu keputusan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

BNI Syariah Cabang Mataram dari penyaluran dana yang telah disalurkan, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga. BNI Syariah Cabang Mataram yang ikut menanggung kerugian dari perusahaan klien yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil. BNI Syariah Cabang Mataram saat verifikasi berkas calon nasabah tidak menyesuaikan pembiayaan konsumsi mana yang dipilih calon nasabah, sehingga verifikasi berkas tidak dilakukan secara mendalam.

PEMBAHASAN

Penerapan Prinsip Kehati-Hatiaan Dalam Meminimalisir Risiko

Kendala yang Dihadapi oleh PT. BNI Syariah Cabang Mataram dalam

BNI Syariah Cabang Mataram merupakan kerjasama antara pemberi informasi dengan nasabah, artinya verifikasi file prospek oleh pengolah menemukan kerjasama antara pemberi informasi dengan prospek, sehingga Informasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh jarak dan lokasi, artinya pada saat calon nasabah mengajukan pembiayaan konsumen, pengolah akan mengecek lokasi nasabah, namun jarak dan lokasi calon nasabah jauh, sehingga pengolah tidak dapat langsung menginspeksinya. . Cabang BNI Syariah Mataram yaitu masih terjadi manipulasi data yang berarti masih adanya kesengajaan oleh salah satu pegawai mengenai informasi yang diperoleh, manipulasi data ini biasanya dilakukan baik dari pihak eksternal maupun internal.

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk meneliti bagaimana membandingkan penerapan prinsip kehati-hatian dalam meminimalisir risiko pembiayaan konsumen antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya. Untuk mengetahui sejauh mana bank syariah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan usahanya. Siapa target pembiayaan konsumtif dan apakah ada nasabah non muslim yang melakukan pembiayaan konsumtif ini.

Apabila penerapan prinsip kehati-hatian telah dilakukan secara optimal oleh Bank, namun masih terjadi pembiayaan bermasalah, bagaimana cara Bank mengatasi hal tersebut. Isna Nurfaizah “Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pembiayaan di BMT Tumang Boyolali” Skripsi, Fakultas dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017. Rizky Maulana Pribadi, “Analisis Pembiayaan Riil Konsumen Pada Bank Umum Syariah di Indonesia”, Volquidity Journal.

Sri Kurniati “Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian Terhadap Kelancaran Produk Pembiayaan Pada Kopontren Darul Kamal Kembang Kerang Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur” Skripsi, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Mataram, 2014.

PENUTUP

Kesimpulan

Dimana analisis 5C+1S yaitu analisis karakter, modal, kapasitas, asuransi, keadaan ekonomi dan analisis syariah. Dari faktor yang sangat eksternal yaitu adanya kerjasama antara pemberi informasi dengan nasabah atau calon nasabah sehingga informasi tidak akurat, jarak dan lokasi juga berpengaruh, dan mentalitas nasabah masih disamakan dengan bank syariah dan bank konvensional. . Sedangkan dari faktor internal yaitu fenomena manipulasi data baik eksternal maupun internal, customer analysis yang tidak akurat, bukan verifikasi.

Saran

Ahmad Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014. Fajar Amri “Analisis penerapan prinsip advance dalam minimisasi risiko studi kasus pembiayaan murabahah di Bank BRI KKetonarah” “ Skripsi, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung Bandar Lampung, 2018.

Gambar

Tabel 1.1  Jumlah Karyawan

Referensi

Dokumen terkait

11. Anggota direksi harus mempunyai akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu. Berdasarkan kasus yang telah diputus oleh majelis hakim pada Pengadilan