• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Program Desa Digital di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran

N/A
N/A
Dika Noer Setiadi

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Program Desa Digital di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PROGRAM DESA DIGITAL DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah Syarat Guna Mengikuti Seminar Usulan Penelitian (SUP) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh

Oleh :

WINDA LAELA WULANDARI 3506180209

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2021

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR USULAN PENELITIAN (SUP)

Nama : Winda Laela Wulandari

NIM` : 3506180209

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Judul Proposal Penelitian : Penerapan Program Desa Digital di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran

Proposal Penelitian ini telah disetujui

Pada tanggal………

Mengetahui :

Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Galuh

Dini Yuliani, S.IP.,M.SI.

NIDN. 0416018006 Pembimbing Proposal Penelitian

FISIP Universitas Galuh

Irfan Nursetiawan, S.Pd.,M.Pd.,M.Si.

NIDN. 04210390

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DATAR ISI...i

Daftar Tabel...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan masalah...5

1.3 Tujuan ...5

1.4 Kegunaan Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu...6

2.2. Tinjauan Pustaka...8

2.2.1. Pengertian Desa...8

2.2.2. Jenis-Jenis Program Pembangunan Desa...9

2.2.3. Pengertian Digital...12

2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Desa Digital...14

2.3. Kerangka Pemikiran...15

2.4. Proposisi...16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian...17

3.2. Operasionalisasi Konsep...17

3.3. Data dan Sumber Data...19

3.4. Teknik Pengumpulan Data...19

3.5. Teknik Analisis Data...20

i

(4)

3.6. Jadwal Penelitian...21 Daftar Pustaka...22

ii

(5)

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 21

iii

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dimasa sekarang ini telah perlahan mengubah wajah dunia dari jaman konvensional kearah pengembangan berbasis IT (Internet teknologi). Di dalam perubahan ini tentunya akan mengubah arah beberapa aspek kehidupan khususnya di indonesia, dimana aspek sosial kemasyarakatan, ekonomi, dan juga pendidikan akan menyesuaikan dengan perubahan tersebut. (Natusion 2015: 43) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini adalah salah satu pertanda masuknya era baru bagi dunia yaitu era globalisasi. Di dalam era ini, sebuah Negara dituntut untuk lebih terbuka terhadap informasi atau modernisasi yang berasal dari asing jika tidak menginginkan negaranya terasing dari pergulatan perdagangan bebas.

Penyebab utama terjadinya era globalisasi ini adalah karena pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang membuat kehidupan manusia lebih mudah dan efisien. Penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi pada era globalisasi ini telah menghasilkan suatu revolusi dibidang sistem informasi seperti halnya e-commerce, EDI, dan sebagainya sehingga sekarang telah menerobos batas-batas fisik antar Negara. Sistem informasi ini menjadi wajib bagi seluruh Negara di dunia sehingga setiap Negara harus meninggalkan sistem informasi konvensional menjadi berbasis internet.

Internet sekarang juga sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia dimasa

1

(7)

2

modern seperti sekarang ini karena merupakan syarat utama dalam melaksanakan pembangunan.

Dalam dua dekade ini, terhitung sejak fase awal perkembangan internet di indonesia tahun 1990-an, jumlah penggunainternet meningkat dengan amat pesat.

Hal ini terjadi beriringan pula dengan ekspansi kelas menengah, pertumbuhan ekonomi Negara, dan proses demokratisasi. Namun, peningkatan ini tidak dibarengi dengan pemerataan pengguna internet di Indonesia (APJII), dan didukung banyak sumber lainnya menyatakan bahwa pengguna internet terbesar di Indonesia didominasi di wilayah Barat, yaitu khususnya di pulau Jawa. Hal ini mengakibatkan sebaran akses informasi dan komunikasi tidak bisa bisa merata atau dirasa sangat lambat untuk bisa terjangkau di wilayah-wilayah pinggiran seperti wilayah timur Indonesia.

Di masa sekarang ini, kebanyakan masyarakat indonesia tidak lagi dapat melepaskan diri dari kegiatan komunikasi berbasis internet. Sejak pemerintah Indonesia mengembangkan infrastruktur internet pada tahun 1980-an, jumlah pengguna internet terus meningkat, hingga tahun 2013 terdapat 71.19 juta pengguna internet di Indonesia. Dengan jumlah tersebut, penetrasi internet di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 28%, walaupun angkat penetrasi terus mengalamipeningkatan, namun pengguna internet di Indonesia paling banyak ada di Indonesia bagian Barat, yakni di pulau Jawa (terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya), Bali dan Sumatera. Menurut hasil survey APJII (mayoritas pengguna Internet di Indonesia), hidup di wilayah barat Indonesia, khususnya pulau Jawa. Ketimpangan Digital ini selanjutnya menjadi penentu

(8)

3

utama pemerintah dalam melaksanakan pemerataan pembangunan di Indonesia yang semula hanya bisa dinikmati oleh wilayah-wilayah pusat pemerintahan.

Desa Digital merupakan program yang menerapkan sistem pelayanan pemerintahan, pelayanan Masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat berbasis pemanfaatan teknologi informasi. Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan publik. Dalam desa digital, pelayanan publik akan bersifat digital dengan terkoneksi melalui ISP ( Intenet Service Provaider).

Berdasarkan dari fakta dilapangan dengan kurang meratanya sinyal, khususnya di desa parakanmanggu masyarakat kesusahan untuk mendapatkan signal yang stabil dan kurang meratanya akses jaringan kabel telpon juga menjadi sebab kurang meratanya signal, diharapkan dengan adanya penerapan desa digital masyarakat dapat mendapatkan jaringan yang stabil dan mudah di akses. Desa digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran, percepatan akses dan pelayanan informasi. Dengan menjadi desa digital, maka seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, terkoneksi dengan jaringan nirkabel dan memiliki Shopee Center. Selain itu, di desa tersebut juga memiliki akun media sosial untuk promosi berita, sistem e-commerce serta aplikasi yang sesuai dengan karakter dan potensi ekonomi di tiap desa. Desa digital berperan besar dalam melakukan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan intenet,

(9)

4

Dengan adanya program desa digital sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan masyarakat, yang selama ini terkendala saat membutuhkan jaringan internet dengan signal yang stabil. Penerapan program Desa Digital di Desa Parakanmanggu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Jawa Barat sudah dapat menikmati internet dengan jaringan signal yang kurang stabil. Selama ini sinyal jaringan internet di wilayah Kabupaten Pangandaran belum merata, terlebih di daerah-daerah pelosok, seperti halnya wilayah Desa Parakanmanggu. Melihat kondisi tersebut BUMDEs ( Badan Usaha Milik Desa ) Guna Raharja, Desa Parakanmanggu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran meluncurkan Desa Digital. Program tersebut merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan jaringan internet. Karena selama ini Masyarakat Desa Parakanmanggu masih terkendala sinyal yang tidak stabil ketika mereka membutuhkan jaringan internet.

Berdasarkan observasi awal peneliti pada penerapan program desa digital di kecamatan parigi kabupaten pangandaran, terdapat beberapa hal yang dianggap kurang diantaranya:

1. Masih adanya keluhan masyarakat karena belum meratanya jaringan wifi.

2. Masih banyak masyrakat yang belum mengerti tentang adanya program desa digital.

3. Kurangnya pngetahuan Masyarakat tentang pentingnya digitalisasi di desa.

Sehubungan dengan hal trsebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengajykan judul penelitian “Penerapan Ptogram Desa Digital di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran”

(10)

5

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana Penerapan Program Desa Digital di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan Program Desa Digital di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

a) Secara teoritis sebagai masukan bagi penerapan program ilmu pemerintahan yang mengkaji tentang penerapan di bidang Desa Digital maupun bidang lainnya.

b) Secara Praktis hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran kepada intansi-intansi terkait atau bagi pengampu kebijakan (stakeholder) dan lembaga swadaya masyarakat atau kelompok-kelompok masyarakat agar mampu memberikan alternatif dalam menentukan langkah yang dapat digunakan dalam upaya penerapan Desa Digital di Desa Parakanmanggu Kecamatan PArigi Kabupaten Pangandaran.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu yang relevan sebagai perbandingan dan tolak ukur serta mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini. Penelitian sebelumnya digunakan sebagai digunakan sebagai acuan dan referensi untuk mempermudah penulis dalam memnbuat penelitian ini dengan menganalisis beberapa penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu akan diuraikan oleh peneliti sebagai berikut :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Didit Praditya pada tahun 2014 dengan judul pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Desa yang dilakukan di Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa Desa Panjalu telah berhasil memanfaatkan TIK. Pelatihan terhadap perangkat dan kader desa pun telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada di Desa. Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah pada fokusnya, penulis berfokus kepada peran pemerintah dan relawan TIK dan implementasi website desa. Sedangkan penelitian ini berfokus kepada pemanfaatan website desa.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Iqbal Firdaus dan Riyanto pada tahun 2016 dengan judul Perancangan Website Pemerintah Desa Sebagai Media Penyebaran Informasi bagi Masyarakat dengan Metode

6

(12)

waterdall yang dilakukan di Pamulang – Tangerang Selatan pada Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Pamulang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

7

(13)

8

adalah pengumpulan data, dan pengembangan system. Pengembangan system akan dilakukan menggunakan teknik waterfall. Hasil dari pengamatan dan penelitian ini yaitu peneliti telah berhadil mengembangkan lima website desa dan melaksanakan pelatihan terkait pengoperasian website desa kepada pemerintah desa. Dalam penelitian website ini, tujuan dari ada website ini sama-sama berguna untuk menyampaikan informasi terhadap sebuah desa kepada masyarakat luas.

Ketiga, penilitian yang dilakukan oleh Muhammad Badri pada tahun 2016 dengan judul Pembangunan Pedesaan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (studi pada Gerakan Desa Membangun) yang dilakukan di Riau pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Suska Riau. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, dokumen yang dikumpulkan, dan dianalisis adalah konten Gerakan Desa Membangun dan Konten Website Desa berbasis desa.id Gerakan Desa Membangun (GDM) merupakan kritik atas pembangunan pedesaan yang hanya menjadikan desa sebagai objek pembangunan namun tidak memperhatikan pelayanan public dan Perbedaan penelitian ini yang lain adalah penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan program Desa digital, sedangkan penelitian ini membahas tentang Gerakan Desa Membangun.

(14)

9

2.2. Kajian Pustaka 2.2.1. Pengertian Desa

Secara Etimologi kata Desa berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal, tanah kelahiran. Dari pperspektif geografis, Desa atau village diartikan sebagai “ a groups of hauses or shops in a countryarea, smaller than atown”. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.

Menurut R. Binarto (2010:6) menyatakan desa juga dapat dikatakan sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik dan cultural yang saling berinteraksi antar unsur dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah.

Menurut N. Daldjoeni (2011:4) Desa dalam arti umum juga dapat dikatakan sebagai pemukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya bermata pencaharian dengan bertani atau bercocok tanam.

Menurut Widjaja (2009:3) Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkanhak asal- usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai

(15)

10

Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut H. Landis memberikan definisi desa lebih lengkap dengan ciri-ciri yang melekat pada masyarakat. Menurut Paul, desa memiliki 3 ciri yakni sebagai berikut :

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenalmengenal antar ribuan jiwa.

2. Ada pertalian perasaan yang ssama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.

3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Sedangkan pengertian desa menurut UU Nomor 6 tahun 2014, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenanguntuk memgatur dan mengurus urusuan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan perkasa masyrakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisionalyang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Repubik Indonesia.

2.2.2. Jenis-Jenis Program Pembangunan Desa

Pembangunan desa akan semakin menantang di masa depan dengan kondisi perekonomian daerah yang semakin terbuka dan kehidupan berpolitik yang lebih demokratis. Akan tetapi desa sampai kini, masih belum beranjak dari profil lama, yakni terbelakang dan miskin. Meskipun banyak pihak mengakui bahwa desa mempunyai peranan yang besar bagi

(16)

11

kota, namun tetap saja desa masih dipandang rendah dalam hal ekonomi ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pembangunan pedesaan harus menjadi prioritas utama dalam segenap rencana strategi dan kebijakan pembangunan di Kabupaten Kampar. Jika tidak, maka jurang pemisah antar kota dan desa akan semakin tinggi terutama dalam hal perekonomian. Adapun sasaran pokok pembangunan pedesaan adalah terciptanya kondisi ekonomi rakyat di pedesaan yang kukuh, dan mampu tumbuh secara mandiri. Sasaran pembangunan pedesaan tersebut diupayakan secara bertahap dengan langkah:

1) Peningkatan kualitas tenaga kerja di pedesaan 2) Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa

3) Penguatan lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat desa 4) Pengembangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa 5) Pengembangan sarana dan prasarana pedesaan

6) Pemantapan keterpaduan pembangunan desa berwawasan lingkungan.

Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara.

Akan tetapi pencapaian objektif dan target pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan struktur yang dipakai

(17)

12

sebagai sistem pembangunan desa. Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana, lingkungan hidup.

Target pembanguann desa yang obejktif adalah pembangunan yang jelas dan nyata sehinggaa menjadikan masyarakat yang tinggal di pedesaan akan semakin nyaman dan merasa tentram. Program pembangunan desa misalnya adalah:

1) Pembangunan di bidang sarana dan prasarana desa (Infrastruktur)

Pembangunan dibidang infrastruktur ini dimaksudkan untuk kelancaran segala bentuk aktifitas yang dilakukan oleh desa yang bersangkutan. Pembangunan infrastruktur di desa tersebut harus di dasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaanya. Di sisi lain infrastruktur yang di bangun juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dalam mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir, dan di dalam membangun infrastruktur desa hendaknya mempunyai sasaran yang tepat sehingga sumber daya yang di milki oleh desa yang terbatas dapat di manfaatkan secara efektif dan efisien (Suriadi, 2005:61)

2) Pemberdayaan masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan sama atau menyatu satu sama lain karena mereka saling berbagi identitas, kepentingan-kepentingan

(18)

13

yang sama, Perasaan memilki, dan biasanya satu tempat yang sama (Suriadi, 2005:41). Menurut kodratnya, Manusia tidak dapat hudup menyendiri, Tetapi harus hidup bersama atau berkelompok dengan manusia yang lain yang dalam hubunganya saling membantu untuk dapat mencapai tujuan hidup menurut kemampuan dan kebutuhannya masing-masing atau dengan istilah lain adalah saling berinteraksi.

2.2.3. Pengertian Digital

secara etimologi, istilah digital tersebut berasal dari bahasa Yunani, yakni Digitus yang artinya jari jemari tangan atu juga kaki manusia yang jumlahnya itu 10. Dalam hak ini, nilai 10 tersebut terdiri dari 2 radix, yakni 1 serta 0. Itlulah asal mulanya dari penggunaan istilah digital di dalam sistem bilangan biner.

Digital atau juga lebih sering dikenal dengan istilah digitalisasi merupakan suatu bentuk perubahan dari teknologi mekanik serta elektronik analog itu ke teknologi digital. Digitalisasi tersebut sudah terjadi dari mulai tahu 1980 serta masih berlanjut sampai pada saat ini.

Digital ialah suatu penggambaran dari suatu keadaan atau juga situasi bilangan yang terdiri dari angka, yakni angka 0 serta 1, atau off serta juga on (Bilangan biner ataupun juga dikenal juga dengan istilah atau sebutan Binary Digit).

Menurut Rendy Alvaro;Emillia Octavia (2019: 9) bahwa “Desa digital merupakan konsep program yang menerapkan sistem pelayanan pemerintahan, pelayanan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat berbasis pemanfaatan teknologi informasi”.

(19)

14

Menurut (Endra Wijaya, 2013, hal. 81-82) dalam Jurnal Dinamika Hukum bahwa:

“perkembangan desa digital itu dapat dipengaruhi setidaknya oleh beberapa faktor. Pertama, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang berada di desa-desa. Apabila pendidikan mereka semakin baik, tentunya hal ini dapat pula menjadikan mereka semakin “melek teknologi informasi”. Secara teoretis, untuk sampai ke tahap melek teknologi informasi, maka harus diawali dulu dengan apa yang disebut dengan “melek informasi” (information literacy).

Oleh karena itu, maka keadaan melek teknologi informasi ini jelas menempatkan pendidikan sebagai faktor (kunci) utamanya. Kedua, akses terhadap teknologi informasi. Saat ini, teknologi informasi sudah menjadi sesuatu yang umum, yang cenderung dapat dengan mudah diakses (dijangkau) dan dipelajari oleh sebagian anggota masyarakat. Ketiga, keseriusan upaya dari pemerintah untuk semakin memperkenalkan teknologi informasi kepada masyarakat, yang hal ini tidak lain akan bermuara pada upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik yang berbasiskan teknologi informasi (good e-government).”

Menurut Tom E Rolnicki, Digital adalah kata, gambar, dan grafis yang mendeskripsikan dalam bentuk numeris melalui piranti komputer.

Namun demikian secara umum model dari desa digital dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

1. Elemen-elemen yang terdiri dari sumber daya alam, pelaku usaha produktif, SDM, tenaga kerja dan lembaga keuangan serta perbankan harus terhubung dan mampu untuk memberdayakan teknologi digital.

2. Untuk meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi digital dari seluruh elemen-elemen tersebut, maka diperlukan kaloborasi dari agent of change ataupun praktisi, pemerintah setempat dan akademis untuk mensosialisasikan bagaimana menggunakan teknologi digital yang tepat guna.

3. Hasil dari penggunaan teknologi digital yang tepat guna, maka akan meningkatkan kemampuan pemasaran, meningkatkan reputasi usaha, meingkatkan produktivitas usaha, mampu mengakses permodalan dengan

(20)

15

baik sehingga berdampak terhadap baiknya kinerja pelaku usaha produktif (pengusaha mikro dan kecil) yang terdapat pada desa tersebut.

4. Baiknya kinerja dari pelaku uasaha produktif dari desa tersebut, membuka peluang ekspansi usaha dan juga volume produksi sehingga berdampak terhadap pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat di desa tersebut.

5. Iklim usaha yang kolaboratif dan sinergis diantara para pelaku usaha dan masyarakat yang terhubung dengan teknologi digital akan berkontribusi terhadap pendapatan desa sehingga kesejahteraan masyarakat di desa tersebut juga meningkat.

2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Desa Digital

Implementasi suatu program dan kebijakan tentunya akan terdapat kekurangan dan kelebihannya. Termasuk digitalisasi seda yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk desa secara khsusnya dan masyarakat pada umumnya. Adapun kekurangannya adalah :

1. Terjadinya kriminalitas berbasiskan Digital.

2. Timbulnya permasalahan sosial yang diakibatkan oleh penggunaan teknologi digital yang tidak tepat sasaran.

3. Besarnya biaya investasi untuk pengadaan infrastruktur dari teknologi digital, apabila tidak digunakan secara optimal.

Selain itu kelebihan dari program digitalisasi pedesaan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pengetahuan dan kompetensi masyarakat desa untuk menggunakan teknologi digital yang bertujuan untuk mengembangkan usahanya.

(21)

16

2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat desa.

3. Meningkatnya kemampuan usaha local perdesaan untuk meningkatkan produksi pemasaraan, reputasi dan juga keuangannya sehingga mampu bersaing dengan pebisnis tingkat nasional bahkan pebisnis tingkat global.

2.3. Kerangka Pemikiran

Keterkaitan judul yang diteliti mengenai Penerapan Program Desa Digital Di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran berkaitan dengan kajian ilmu pemerintahan. Penerapan program Desa merupakan peningkatan kualitas kerja dan berkaitan dengan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

Kesenjangan masyarakat di Desa dengan masyarakat Kota terhadap pemahaman digital sanagat terlihat. Paradigma bahwa masyarakat Desa tentang teknologi informasi diharapkan akan terhapus oleh penerapan program Desa digital. Menurut Rendy Alvaro dan Emillia Octavia (2018)dalam Desa Digital: Potensi dan Tantangannya

Kesenjangan pembangunan merupakan hal yang sampai saat ini masih terjadi di Indonesia. Kesenjangan tersebut terjadi antarwilayah serta antar kota dan desa.

Kesenjangan yang terjadi antar kota dan desa juga terjadi dalam hal teknologi informasi dan komunikasi. Desa digital merupakan salah satu program untuk mengurangi kesenjangan arus informasi yang terjadi di desa. Konsep desa digital merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi dalam pelayanan publik dan kegiatan perekonomian.

Dalam kerangka pemikiran ini penulis menentukan teori yang merupakan landasan berpikir dalam menggambarkan masalah penelitian yang sedang di soroti. Penelitian ini berfokus pada Level innovative governance dilihat dari dari sejauh mana pelaksanaan dari best practice menurut United Nations (dalam Sangkala, 2013:8) yang terdiri atas:

(22)

17

1) Dampak, dengan indikator:

a) Perekonomian Masyarakat b) Kehidupan sosial masyarakat 2) Kemitraan, dengan indikator:

a) Masyarakat Desa b) Pemerintahan Desa

c) Pelaksana Program Desa Digital 3) Keberlanjutan, dengan indikator:

a) Dukungan masyarakat b) Dukungan Pemerintah

4) Kepemimpinan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan indikator:

a) Kepemimpinan yang menginspirasi

b) Pemberdayaan masyarakat dalam penerapan program 5) Kesetaraan Gender dan pengecualian Sosial, dengan indikator:

a) Perbedaan sosial

b) Kebudayaan dalam penerapan program

6) Inovasi dalam konteks local dan dapat ditransfer, dengan indikator:

a) Pengetahuan b) Keahlian 2.4. Proposisi

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka proposisi yang diajukan dalam penelitian ini bahwa Penerapan Program Desa Digital Di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dapat terlaksana secara optimal apabila konsep Pembangunan dan pengembangan Desa Digital dilaksanakan dengan baik.

(23)

18

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Djam’an Satori (2011:23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep.pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, Karakteristik suatu barang dan jasa, gambar- gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti ini mengeksplor fenomena Penerapan Program Desa Digital Di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.

3.2. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah pada Level innovative governance dilihat dari dari sejauh mana pelaksanaan dari

(24)

19

best practice menurut United Nations (dalam Sangkala, 2013:8) yang terdiri atas:

1) Dampak, dengan indikator:

a) Perekonomian Masyarakat b) Kehidupan sosial masyarakat 2) Kemitraan, dengan indikator:

a) Masyarakat Desa b) Pemerintahan Desa

c) Pelaksana Program Desa Digital 3) Keberlanjutan, dengan indikator:

a) Dukungan masyarakat b) Dukungan Pemerintah

4) Kepemimpinan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan indikator:

a) Kepemimpinan yang menginspirasi

b) Pemberdayaan masyarakat dalam penerapan program 5) Kesetaraan Gender dan pengecualian Sosial, dengan indikator:

a) Perbedaan sosial

b) Kebudayaan dalam penerapan program

6) Inovasi dalam konteks local dan dapat ditransfer, dengan indikator:

a) Pengetahuan b) Keahlian

3.1. Data dan Sumber Data

Sumber data adalah suatu bahan yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer merupakan sumber data yang diproleh secara langsung, dari sumber asli. Data Primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

(25)

20

2. Data Sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan massalah yang sedang dihadapi. Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Observasi

Observasi menurut Arikunto ( 2012 : 156 ), adalah “Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang berlangsung meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian objek dengan mengunakan pengindraan”.

2. Wawancara

Menurut Arikunto (2012 : 156), bahwa “Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Arikunto (2012:158), adalah “Dokumentasi merupakan mencari dqan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, Notulen, Agenda dan sebagainya”. Data untuk melengkapi penelitian berasal dari sumber tertulis, gambar (foto), dan

(26)

21

karya-karya monumental, yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

4. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono,2010:195)

3.3. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif melalui mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar

Analisis dilakukan terhadap data yang terkumpul baik dari hasil observasi,wawancara, maupun dokumen. Teknik analisi data yang diguakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin(2010: 70), yaitu sebagai berikut:

a) Pengumpulan Data (Data Collection) b) Reduksi Data (Data Reduction) c) Display Data

d) Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan(Conclution Drawing and Verification) Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di

(27)

22

lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

3.4. Objek dan Jadwal Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan 6 bulan terhitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2021, mulai tahap persiapan sampai pada penulisan skripsi. Berikut adalah jadwal penelitian yang akan ditempuh oleh peneliti yang dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap penulisan skripsi;

N o

Kegiatan Bulan

Jan Fe b

Mar Ap r

Me i

Ju n

Jul Ags 1 Pengajuan

Judul Skripsi 2 Pembuatan

Proposal Penelitian 3 Sidang

Proposal Penelitian 4 Penelitian

kelapangan 5 Pengolahan

Data

6 Penyususnan hasil

penelitian 7 Siding skripsi

Daftar Pustaka

(28)

23

Agus, Suriadi. 2005. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Jakarta:

Balai. Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik..

Jakarta. Rineka Cipta.

AW. Widjaja, 2009. Pemerintah Desa dan Administrasi Desa. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Bintarto, R.. 1983. Interaksi Desa Kota Dan Permasalahannya, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Bungin Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Endra Wijaya, R. A. 2013. Desa Digital: Peluang Untuk Mengoptimalkan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia.

Jurnal Dinamika Hukum Vol. 13 No. 1, 75-88.

Nasution, Robby Darwis. "MENEROPONG MASA DEPAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (Penerapan Virtual Learning di Indonesia)."

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN. Ponorogo:

FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2015. 489.

Rendy Alvaro;Emillia Octavia. (2019). Desa Digital: Potensi dan Tantangannya.

Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 , 8-11.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.

Undang - Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu Menerapkan IT Governance / tata kelola teknologi informasi pada Sistem Informasi di Universitasbeserta infrastruktur teknologi informasi yang mendukung

Januari Tahun 2020 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG No Nam a NIM JK Fakultas Jurusan DPL 60% PDK 30% KK 10% Nilai KKM Nilai Akhir