• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan QrCode dan Digital Signature Menggunakan Algoritma SHA Untuk Lembar Disposisi Elektronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan QrCode dan Digital Signature Menggunakan Algoritma SHA Untuk Lembar Disposisi Elektronik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan QrCode dan Digital Signature Menggunakan Algoritma SHA Untuk Lembar Disposisi Elektronik

Ifriandi Labolo*, Bahtiar Senung

Sistem Informasi, STMIK Ichsan Gorontalo, Gorontalo, Indonesia Email: 1,*[email protected] , 2[email protected]

Email Penulis Korespondensi : [email protected] Submitted 21-10-2022; Accepted 10-11-2022; Published 30-12-2022

Abstrak

Pemanfaatan teknologi informasi di bidang administrasi pemerintahan dapat meningkatkan pelayanan mutu dan kinerja aparat pemerintahan menjadi lebih maksimal. Proses distribusi terhadap surat disposisi pada instansi pemerintahan sering mendapatkan banyak kendala, di antaranya ketidakhadiran pejabat yang berwenang dalam melakukan proses disposisi menjadi alasan sebuah agenda tidak dapat diproses pada waktu yang tepat. Hal lain juga terkait kampanye pengurangan penggunaan kertas (paperless) pada suatu instansi baik negeri maupun swasta sedang gencatnya dilakukan untuk mengurangi penggunaan kertas.Perubahan dari manual ke automatis, atau dari manual kertas ke dokumen elektronik wajar saja untuk dilakukan, akan tetapi proses legalitas sebuah dokumen elektronik akan menjadi masalah apabila tidak dilengkapi dengan digital signature dan qrcode. Penelitian ini mengambil gagasan dengan memanfaatkan QRCode dan Digital signature dengan algoritma SHA yang diterapkan pada smartphone dengan sistem operasi Android untuk mempermudah proses distribusi lembar disposisi elektronik sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas yang ada di lingkungan pemerintahan. Hasil riset ini mampu menciptakan Digital signature dan QRCode untuk dokumen elektronik pada sebuah sistem menjadi lebih terpercaya. Tanda Tangan pada dokumen diganti dengan QRCode yang digenerate menggunakan Algoritma SHA sebagai penanda unik sebuah dokumen. QRCode ini juga membantu apabila pihak terkait melakukan validasi keabsahan dokumen digital.

Kata Kunci: Digital Signature; Algoritma SHA; QrcodE

Abstract

Abstract is a brief summary of the paper to help readers quickly determine the main research problem, solutions to solving problems Utilization of information technology in the field of government administration can improve service quality and the performance of government officials to be more leverage. The distribution process of disposition letters to government agencies often encounters many obstacles, including the absence of authorized officials in the disposition process being the reason an agenda cannot be processed at the right time. Another thing is also related to the paperless reduction campaign in an agency, both public and private, which is being carried out to reduce paper usage. The change from manual to automatic, or from manual paper to electronic documents is natural to do, but the legality process of a document electronics will be a problem if it is not equipped with a digital signature and qrcode. This study takes the idea of utilizing QRCode and Digital signatures with the SHA algorithm which is applied to smartphones with the Android operating system to simplify the process of distributing electronic disposition sheets so as to reduce the use of paper in the government environment. The results of this research are able to create Digital signatures and QRCodes for electronic documents on a system to be more reliable. The signature on the document is replaced with a QRCode which is generated using the SHA Algorithm as a unique marker of a document. This QRCode also helps when related parties validate the validity of digital documents.

Keywords: Digital Signature; SHA Algorithms; Qrcode

1. PENDAHULUAN

Di era Teknologi Informasi dan Komunikasi sekarang ini, tidak menutup kemungkinan bahwa smartphone dapat dimanfaatkan untuk pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam bidang pemerintahan. Pemanfaatan teknologi informasi untuk bidang administrasi pemerintahan akan sangat membantu untuk meningkatkan pelayanan mutu dan kinerja aparat pemerintahan menjadi lebih maksimal. Smartphone merupakan pengembangan dari ponsel yang menyediakan fitur-fitur seperti pada komputer. Salah satu fitur dari smartphone yang menarik adalah kemampuannya untuk mengambil, menyimpan, serta menampilkan gambar dengan format JPEG/PNG karena sebagian besar smartphone memiliki kamera. Penggunaan barcode sudah tidak asing lagi di industri di seluruh dunia. Hal ini adalah untuk memudahkan pelaku industri dalam mengelola inventori yang mereka miliki, karena barcode ini menyimpan data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas, dan lain-lain sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi informasi yang dikodekan dalam barcode dengan mudah[1]. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya, penggunaan barcode kini mulai digantikan dengan QR Code [2]. Proses distribusi terhadap surat disposisi yang terjadi di semua instansi pemerintahan mendapatkan banyak kendala, di antaranya yaitu ketidak hadiran pejabat yang berwenang dalam melakukan proses disposisi menjadi alasan sebuah agenda tidak dapat diproses pada waktu yang tepat. Hal lain juga yaitu kampanye pengurangan penggunaan kertas (paperless) pada suatu instansi baik negeri maupun swasta sedang gencatnya dilakukan untuk mengurangi penggunaan kertas untuk menekan biaya belanja dan persediaan terhadap alat tulis kantor.

Oleh karena itu penggunaan kertas khususnya di intansi pemerintahan sebaiknya dikurangi atau dihilangkan. Penelitian ini mengambil gagasan dengan memanfaatkan QR-Code dan digital signature yang akan diterapkan pada smartphone dengan sistem operasi Android untuk menjadi sistem yang dapat mempermudah proses distribusi lembar disposisi elektronik sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas yang ada di lingkungan pemerintahan. Proses enkripsi pada digital signature akan menggunakan Secure Hash Algorithms (SHA).

(2)

Penelitian terkait sebelumya terkait penerapa Qrcode pernah dilakukan oleh Waruwu dkk [3].tentang penerapan digital signature menggunakan metode RSA untuk memvalidasi keaslian ijazah. Digital signature disini digunakan sebagai alat untuk melakukan pengecekan/ memvalidasi keabsahan suatu dokumen apakah benar berasal dari pembuat dokumen atau telah dipalsukan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa digital signature dapat meminimalisir modifikasi atau pemalsuan ijazah. Selain itu juga dapat memudahkan instansi lain untuk mendapatkan akses informasi ke ijazah yang di maksud. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh [2] dan Ismail[4] tentang penerapan QRCode sebagai sarana penyampaian informasi pohon di kebun raya Jompie. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan informasi tentang jenis dan ragam pohon yang ada di kebun raya jompie dengan menggunakan gambar qrcode yang ditempelkan pada pohon. Sehingga apabila ada pengunjung yang ingin mendapatkan informasi terkait pohon tersebut dapat langsung melakukan scaning pada qrcode yang tersedia. Jenis dan informasi pohon akan langsung ditampilkan. Penelitian lain yang dilakukan oleh [5] berjudul Penerapan Digital Signature Untuk Mengesahan Proposal Hibah Dikti Menggunakan Secure Hash Algorithm dan penelitian Hutasuhut, dkk [6]. Penelitian ini bertujuan untuk menjaga keaslian data untuk memberikan jaminan kepada si penerima bahwa data tersebut bebas dari modifikasi yang dilakukan oleh pihak lain, dan jika terjadi suatu modifikasi terhadap data tersebut, maka si penerima akan mengetahui bahwa data tersebut tidak lagi terjaga keasliannya. Untuk menjaga keaslian data digunakan teknik digital signature dengan menggunakan algoritma MD5 sebagai algoritma fungsi hash untuk menghasilkan message digest, dan algoritma RSA sebagai algoritma kunci publik, dengan kombinasi kedua algoritma tersebut akan dihasilkan digital signature dari setiap data yang akan dijaga keasliannya. Dari beberapa penelitian di atas membuktikan bahwa penerapan QRCODE dan Digital Signature menggunakan algoritma kriptografi masih sangat dibutuhkan untuk diterapkan khusunya untuk e-government. Apabila berhasil maka hal ini akan membuat dokumen digital yang dikeluarkan oleh sistem menjadi lebih valid keabsahannya, dan juga akan mendorong pengurangan penggunaan kertas (paperless) yang dibutuhkan pada saat membuat dokumen administratif.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development atau yang dikenal dengan metode Penelitian dan Pengembangan [7]. Metode ini didefinisikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Sudaryono mendefinisikan penelitian dan pengembangan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data dilakukan secara sistematis dan logis untuk mecapai tujuan tertentu. Research and Development membagi metode menjadi 3 bagian dalam penelitian yaitu :

a. Deksriptif. Digunakan dalam studi awal untuk menghimpun data kondisi yang ada yaitu perbandingan kondisi produk yang sudah ada dan yang akan dikembangkan, kondisi pihak pengguna, kondisi faktor pendukung dan penghambat.

b. Evaluatif. Digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.

c. Eksperimen. Digunakan untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan.

2.1 Perancangan Sistem

Tahapan dalam proses perancangan sistem adalah sebagai berikut:

a. Menentukan objek penelitian. Objek dari penelitian ini yaitu penerapan QRCode dan Digital Signature menggunakan Algortima SHA untuk lembar disposisi elektronik berbasis mobile.

b. Studi Pustaka, pengumpulan dan pencarian teori-teori yang berhubungan dengan konsep yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka, terdapat tiga penelitian terkait yang dijadikan tolak ukur terhadap teknologi yang digunakan[8]. Dari penelitian di atas terlihat bahwa riset tentang QRCode dan Digital Signature masih masuk tren untuk diterapkan.

Setiap simbol QR-Code disusun dalam bentuk persegi dan terdiri dari function patterns dan encoding region berikut[9]:

Gambar 1. Struktur QRCode

c. Pengumpulan Data dan Informasi, kualitas dari informasi yang diperoleh ditentukan oleh valid tidaknya data yang didapatkan[10]. Oleh karena itu pengumpulan data haruslah dilakukan dengan secermat mungkin. Pengummpulan data di antaranya yaitu identifikasi jenis surat disposisi dan surat perintah tugas, desain format dan template surat disposisi.

(3)

d. Analisa Sistem

Analisa terhadap sistem dilakukan untuk mengetahui proses yang telah berjalan pada tempat penelitian. Dengan mempelajari kelemahan-kelemahan pada sistem yang berjalan maka dapat di kembangkan suatu sistem baru. Dari hasil tahap analisis diketahui bahwa penggunaan media kertas untuk pembuatan dokumen administrasi di perkantoran dirasa kurang maksimal untuk jaman yang berbasis teknologi seperti sekarang ini. Perubahan dari manual ke automatis, atau dari manual kertas ke dokumen elektronik wajar saja untuk dilakukan, akan tetapi proses legalitas sebuah dokumen elektronik akan menjadi masalah apabila tidak dilengkapi dengan digital signature dan qrcode.

e. Analisa Kebutuhan Sistem

Analisa kebutuhan sistem dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan sistem untuk dapat berjalan[11].

Tujuan dilakukannya analisa kebutuhan sistem yaitu untuk mengeidentifikasikan apa saja yang masih direvisi dari sistem tersebut dan menjadikan suatu sistem itu bisa dan dapat digunakan setelah dilakukan langkah-langkah perbaikan.

f. Perancangan Database

Perancangan database atau basis data merupakan bagian yang penting dalam suatu sistem informasi[12]. Karena merupakan bagian yang penting, jadi basis data harus di desain sebaik mungkin untuk menjaga kemungkinan terjadi kerusakaan data ataupun terjadi data yang berulang.

g. Perancangan Interface

Perancangan Interface (antar muka) sangat dibutuhkan agar tampilan program menjadi lebih menarik, tentunya dengan menggunakan kombinasi warna dan penempatan menu – menu yang mudah, sehingga mempermudah user untuk menggunakan sistem ini.

h. Perancangan Program

Perancangan program harus sesuai dengan perencanaan yang telah di teliti sebelumnya, dengan dasar sebuah analisis sistem, kemudian menerapkan sistem yang baru dengan bantuan use case, activity, dan sequence diagram dan mengimplementasikannya ke dalam bentuk aplikasi sistem menggunakan bahasa pemrograman Java sebagai client, dalam hal ini adalah smartphone Android, dan bahasa pemrograman MYSQL sebagai database server.

2.2 Encode QR-Code

Proses Encode QR-Code merupakan proses mengubah data masukan menjadi simbol QR-Code. Selain itu, proses encoding menentukan spesifikasi dari QR-Code[13]. Pengkodean error correction dilakukan pada proses tersebut.

Gambar 2. Tahapan Encoding QR-Code

Proses diawali dengan analisis input data. Selanjutnya data dikodekan menjadi bit. Pada proses encoding dilakukan konfigurasi spesifikasi QR-Code berupa format dan versi[14]. Tahapan pada proses encoding QR-Code sebagai berikut:

a. Analisis data

QR-Code mengkodekan serangkaian teks dengan empat mode yaitu numeric, alphanumeric, byte, dan kanji. Setiap metode pengkodean dioptimalkan untuk mengkodekan data dengan sekumpulan bit sesingkat mungkin. Oleh karena itu analisis data digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikodekan dalam mode numeric, alphanumeric, byte, atau kanji.

b. Pengkodean data

Data diubah menjadi serangkaian bit yang dipecah menjadi data codewords yang masing- masing memiliki 8 bit.

c. Pengkodean error correction

Pengkodean menghasilkan string bit data sebagai error correction codewords. Pemindai QR-Code membaca codewords data dan error correction codewords. Dengan membandingkan keduanya, pemindai dapat menentukan

(4)

benar atau tidak dalam melakukan pemindaian. Jika pemindai tidak membaca dengan benar, maka dapat memperbaiki kesalahan.

d. Structure Final Message

Mengatur data dan error correction codewords yang dihasilkan. Data dan error correction disisipkan sesuai dengan spesifikasi QR-Code.

e. Penempatan modul

Proses menempatkan bit pada matriks QR- Code. Codewords disusun dalam matrik dengan cara tertentu.

f. Masking data.

Mengubah pola modul sesuai spesifikasi QR- Code. Spesifikasi mendefinisikan delapan mask pattern. Informasi format dan versi Format dan informasi versi ditambahkan ke dalam QR-Code dengan menambahkan piksel pada area kode tertentu[15]. Format piksel mengidentifikasi tingkat error correction dan mask pattern yang digunakan dalam QR-Code.

2.3 Decoding QRCode

Decoding QRCode merupakan proses mengubah simbol QR-Code menjadi data informasi. Tahapan dalam melakukan proses decode QR-Code sebagai berikut:

Gambar 3. Proses Decoding

a. Pengenalan modul. Mengenali modul gelap dan terang sebagai deretan bit “0” dan “1” dengan mencari dan mendapatkan gambar simbol.

b. Ekstrak format informasi. Decode format informasi, melepaskan pola masking dan menerapkan error correction.

c. Penentuan informasi versi. Menentukan versi simbol QR-Code.

d. Melepas masking. MenXORkan decoding region bit dengan pola mask yang referensinya telah diekstras dari format informasi.

e. Mengembalikan data dan error correction. Mengubah simbol menjadi bit data dan bit error correction codewords.

f. Error detection dan error correction. Mengidentifikasi error dan memperbaiki dengan memanfaatkan error correction codewords.

2.4 Decode Data Codewords

Membagi data codewords menjadi beberapa segmen sesuai indikator mode dan indikator jumlah karakter. Decode karakter data sesuai mode yang digunakan dan output teks yang diterjemahkan sebagai hasilnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi QRCode dan Algoritma SHA digunakan pada proses disposisi dokumen elektronik. Dengan alur sebagai berikut :

(5)

Gambar 4. Alur Sistem

Alur sistem di atas dimulai dengan menginputkan dokumen ke sistem menggunakan antar muka di bawah ini :

Gambar 5. Penginputan dokumen digital

Setelah dokumen diinputkan selanjutnya administrasi akan melakukan proses disposisi, dan setelah selesai akan di TTD secara digital oleh pimpinan menggunakan aplikasi mobile seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 6. Pemberian TTD menggunakan aplikasi

(6)

Pengguna yang dapat memberikan TTD adalah pejabat yang diberikan wewenang mengesahkan surat disposisi atau surat perintah tugas.

Setelah proses pengesahan berhasil dilakukan, selanjutnya sistem akan meng-generate secara otomatis dokumen digital yang disertai dengan QRCode yang enkripsi menggunakan algoritma SHA seperti gambar di bawah ini :

Gambar 7. Dokumen digital dengan QRCode

Dari dokumen yang dihasilkan ini menandakan tidak diperlukan lagi TTD pada dokumen, melainkan diganti dengan QRCode yg digenerate menggunakan Algoritma SHA sebagai penanda unik sebuah dokumen. QRCode ini juga membantu apabila pihak terkait melakukan validasi keabsahan dokumen digital ini.

4. KESIMPULAN

Penggunaan QRCode sangat mempermudah proses pembuatan dan validasi sebuah dokumen digital. Tentunya untuk membuat QRCode yang unik dan berbeda maka diperlukan algoritma enkripsi SHA untuk menjaga keamanan QRCode agar tidak mudah untuk dibuatkan duplikasidari dokumen tersebut. Dengan menerapkan QRCode pada dokumen digital maka secara tidak langsung kita sudah ikut andil dalam pengurangan pemakaian kertas pada tempat kerja (paperless office). Sebagai pengembangan penelitian selanjutnya di harapkan penelitian dapat menerapkan penerapan Qrcode dan Disgital signature menggunakan Kombinasi Algoritma SHA dan AES. Saran kepada pengembang aplikasi sulajutnya dapat mengembangkan aplikasi berbasis IOS.

REFERENCES

[1] N. Ani, R. Deby, M. P. Nugraha, and R. Munir, “Pengembangan Aplikasi QR Code Generator dan QR Code Reader dari Data Berbentuk Image,” Konf. Nas. Inform. – KNIF 2011, pp. 148–155, 2011.

[2] A. Priyambodo, K. Usman, and L. Novamizanti, “Implementation of Android-Based Qr Code in the Presence System,” J. Teknol.

Inf. dan Ilmu Komput., vol. 7, no. 5, pp. 1011–1020, 2020.

[3] E. V. Waruwu, A. A, F. Sonata, and I. Zulkarnain, “Penerapan Digital Signature Menggunakan Metode Rsa Untuk Menvalidasi Keaslian Ijazah Sma Swasta Bina Artha,” J-SISKO TECH (Jurnal Teknol. Sist. Inf. dan Sist. Komput. TGD), vol. 3, no. 2, p. 45, 2020.

[4] M. Ismail, A. Ghazali Syam, and M. Masnur, “APLIKASI QR CODE SEBAGAI SARANA PENYAMPAIAN INFORMASI POHON DIKEBUN RAYA JOMPIE Informasi Artikel,” J. Sintaks Log., vol. 1, no. 1, pp. 2775–412, 2021.

[5] S. K. Dirjen, P. Riset, D. Pengembangan, R. Dikti, E. K. Suni, and H. I. Maulana, “Terakreditasi SINTA Peringkat 4 Penerapan Digital Signature Untuk Mengesahan Proposal Hibah Dikti Menggunakan Secure Hash Algorithm,” vol. 3, no. 1, pp. 105–112, 2018.

[6] B. K. Hutasuhut, S. Efendi, and Z. Situmorang, “Digital Signature untuk Menjaga Keaslian Data dengan Algoritma MD5 dan Algoritma RSA,” InfoTekJar (Jurnal Nas. Inform. dan Teknol. Jaringan), vol. 3, no. 2, pp. 164–169, 2019.

[7] P. D. Sugioo, Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development / R&D), Kesatu. Bandung: Alfabeta, 2019.

[8] H. Witriyono and S. Fernandez, “Enkripsi Base 64, Hashing SHA1 dan MD5 pada QR Code Presensi Kuliah,” JSAI (Journal Sci. Appl. Informatics), vol. 4, no. 2, pp. 263–272, 2021.

[9] N. Nurwanto, G. N. Syaifuddiin, and F. I. Pradani, “Penerapan Quick Response (QR) Code pada Aplikasi Electronic-Invitation (E-Invitation),” J. Ilm. Merpati (Menara Penelit. Akad. Teknol. Informasi), vol. 8, no. 2, p. 81, 2020.

[10] Agfianto Eko Putra, Konsep, PEmograman dan Aplikasi. Yogyakarta: Gava Media, 2017.

[11] Tata Sutabri, Analisis Sistem Informasi, Pertama. Yogyakarta: Andi Offset, 2018.

(7)

[12] A. S. Rosa and Salahuddi M, Rekayasa Perangkat Lunak, Ketiga. Bandung: Informatika, 2013.

[13] F. Nuraeni, Y. H. Agustin, D. Kurniadi, and I. D. Ariyanti, “Implementasi Skema QR-Code dan Digital Signature menggunakan Kombinasi Algoritma RSA dan AES untuk Pengamanan Data Sertifikat Elektronik,” Semin. Nas. Teknol. Informasi, Komun. dan Ind. 12, pp. 43–52, 2020.

[14] R. P. Tumanggor, E. Asril, and Guntoro, “Sistem Informasi Absensi Karyawan Menggunakan Qr Code (Quick Response) di PT.

Redes Jaya Perssada,” J. Inf. Technol. Comput. Sci., pp. 20–29, 2022.

[15] Suharianto, L. B. A. Pambudi, A. Rahagiyanto, and G. E. J. Suyoso, “Implementasi QR Code untuk Efisiensi Waktu Pemesanan Menu Makanan dan Minuman di Restoran maupun Kafe,” BIOS J. Teknol. Inf. dan Rekayasa Komput., vol. 1, no. 1, pp. 35–39, 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Conclusion Based on the activities of the teaching English writing report text using instagram at the tenth grade students of SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, there are some conclusions

3.1 Direct Method Table 3-1: Numerical comparisons of errors and orders by linear and quadratic interpolation in Example 3.1.5... Table 3-2: Numerical comparisons of errors and orders