• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA PT.BUMI SARANA BETON Magdalena Oje Mana1, Hj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA PT.BUMI SARANA BETON Magdalena Oje Mana1, Hj"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA PT.BUMI SARANA BETON

Magdalena Oje Mana1, Hj. Rostiaty Yunus2, Syarifuddin3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

lendmagdalena16@gmail.com1, rostiatyyunus@gmail.com2, syarif070707@gmail.com3 ABSTRACT

This research aims at analyzing the application of inventory accounting systems and procedure in improving the internal control at PT. Bumi Sarana Beton. This research used qualitative data that taken from primary and secondary data. Data were collected by observation, interview and documentation. The data analysis technique used was qualitative description method. The results showed that the inventory accounting system and procedure applied at PT. Bumi Sarana Beton was Enterprise Resource Planning (ERP) system, where this system can assist in controlling the inventory activity. The improvement of inventory will be recorded directly according to the transaction date, and when a stock mutation accurs it will be recorded directly in the Report Movement Inventory (Mutation Movement) and Inventory On Hand Report (Stock Inventory Card), if there is a movement inventory, the value and quantity of inventory will be directly displayed by the system. This ERP system can improve the company’s internal inventory control, because this system shows the value of inventory stock in real time according to what we need.

Keywords: System, Procedure, Accounting, Inventory, Internal Control.

PENDAHULUAN

Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai, dan menjual kepada konsumen yang membutuhkannya. Fungsi utama perusahaan manufaktur adalah sebagai jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah dan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dari bahan mentah tersebut. Berbeda dengan perusahaan dagang yang membeli dan menjualnya dalam bentuk yang sama, perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku atau bahan mentah yang dibelinya sebelum menjualnya kepada masyarakat.

Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai, dan menjual kepada konsumen yang membutuhkannya. Fungsi utama perusahaan manufaktur adalah sebagai jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah dan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dari bahan mentah tersebut. Berbeda dengan

perusahaan dagang yang membeli dan menjualnya dalam bentuk yang sama, perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku atau bahan mentah yang dibelinya sebelum menjualnya kepada masyarakat.

Perusahaan harus menyadari perlunya manajemen yang baik dengan menerapkan pengendalian intern yang memadai agar tercapainya pegelolaan yang lebih efektif dalam kegiatan perusahaan. Pengendalian intern adalah salah satu sarana yang dipergunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan dari suatu perusahaan. Melalui pengendalian intern ini pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan efektivitas perusahaan telah tercapai, masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, dan juga cara-cara mengatasi masalah tersebut.

Secara umum pengendalian intern yang baik adalah tidak memberikan peluang kepada setiap orang dalam kedudukannya untuk melakukan kesalahan dan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan tanpa dapat diketahui, apalagi untuk waktu yang lama. Sistem yang baik harus dilengkapi dengan prosedur, sehingga kesalahan dan penyelewengan

(2)

400 Magdalena Oje Mana, Hj. Rostiaty Yunus & Syarifuddin baik disengaja atau tidak disengaja dapat

diantisipasi dengan baik. Disisi lain, sistem pengendalian intern yang baik harus didukung oleh adanya sistem dan prosedur yang memadai, tenaga pelaksana yang penuh integritas dan memenuhi kualifikasi profesi, serta adanya pemisahan tugas yang jelas pada masing-masing bagian dalam pejabat yang menanganinya.

Demikian halnya dengan PT.Bumi Sarana Beton merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kontruksi yang mencakup pembangunan infastruktur jalan, irigasi, gedung, bendungan dan bandara. Selain itu juga meyediakan bahan-bahan baku seperti semen, pasir, besi, dan bahan material lainnya. Karena cukup banyak jenis barang yang keluar masuk, sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan atau pencurian stok barang, akibatnya diperlukan Sistem dan Prosedur Akuntansi persediaan yang baik agar tidak terjadi kecurangan dalam menjalankan tugas.

Mengingat bahwa Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan sangat penting dalam meningkatkan pengendalian intern Perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan dalam Upaya Meningkatkanu Pengendalian Intern pada PT.Bumi Sarana Beton.”

TINJAUAN LITERATUR Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2018).

Adapun menurut Alexander dan Mardi (2014), Sistem adalah suatu group dari beberapa elemen, baik berbentuk fisik maupun bukan fisik yang menunjukan suatu kumpulan yang saling berhubungan diantaranya dan berinteraksi bersama menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akhir dari sistem. Sistem merupakan satu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-bagian yang saling berintegrasi satu sama lain (Mardi, 2014).

Menurut Sujarweni (2015) menggolongkan pengertian sistem kedalam tiga pengertian yaitu pengertian sistem dilihat dari elemen-elemennya, Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Dilihat darimasukan dan keluarannya, sistem adalah suatu rangkaian yang berfungsi menerima input (masukan), Mengolah input, dan menghasilkan output (keluaran). Dilihat dari prosedur (kegiatannya), sistem adalah suatu rangkaian prosedur/kegiatan yang dibuat untuk melaksanakan program perusahaan.

Menurut Samryn (2015), mengemukakan bahwa sistem adalah sekelompok dari dua komponen atau sub sistem atau lebih yang saling berhubungan yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Krismiaji (2015), dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, Mengemukakan bahwa sebuah sistem memiliki tiga karakteristik, yaitu: (1) Komponen,adalah sesuatu yang dapat dilihat,didengar atau dirasakan; (2) proses, yaitu kegiatan untuk mengkoordinasikan komponen yang terlibat dalam sebuah sistem; (3) Tujuan, yaitu sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan koordinasi komponen tersebut. Dari beberapa defenisi para ahli tesebut, maka penulis menyimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan prosedur/elemen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan perusahaan.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2018). Menurut Sujarweni (2015), sistem akuntansi adalah kumpulan elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut

(3)

Wardiyah (2016), akuntansi dapat didefenisikan dari dua segi; pertama, ilmu akuntansi adalah semua pengetahuan menghasilkan informasi keuangan dan kedua, dari segi kegiatan untuk mengelolah penyajian keuangan dengan cara tertentu. Sistem akuntansi merupakan lapangan khusus yang berhubungan dengan proses akuntansi, menentukan peralatan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengumpulka dan melaporkan mengenai data keuangan. Seluruh proses yang dirancang, ditujukan untuk mengamankan harta perusahaan serta bentuk menciptakan arus laporan yang efisien dan berguna bagi perusahaan.

(Priatna et al., 2015).

Menurut Samryn (2014), mengatakan bahwa secara umum sistem akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Menurut American Institute Of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Hary (2017), mengemukakan bahwa akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran transaksi dan peristiwa keuangan dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, termasuk penafsiran atas hasil-hasilnya.

Akuntansi adalah suatu kegiatan untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan mengenai entitas ekonomi digunakan dalam pengambilan keputusan dalam memilih beberapa alternative (Lubis, 2014). Menurut Warren et al. (2017), sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengelompokkan, merangkum, serta melaporkan informasi keuangan dan operasi perusahaan. Sistem akuntansi berubah melalui seiring dengan perkembangan dan perubahan perusahaan, yaitu (1) menganalisis kebutuhan pihak- pihak yang menggunakan informasi, (2) sistem dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan penggunaannya, dan (3) sistem ini kemudian digunakan dan diterapkan.

Sedangkan menurut Mursyidi (2015), mendefenisikan bahwa Akuntansi adalah proses pengidentifikasian data keuangan, memproses pengolahan, dan penganalisian data yang relevan untuk diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pembuat keputusan.

Syarifuddin (2019) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Dari beberapa defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah catatan-catatan serta prosedur- prosedur yang digunakan untuk mengelolah data dari kegiatan perusahaan dengan tujuan menghasilkan laporan- laporan atau informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen untuk membuat keputusan dan mengawasi usahanya dalam mencapai tujuan perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan perlengkapan pabrik, dan persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu jenis, yaitu persediaan barang dagang, yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali (Mulyadi, 2018). Menurut Rangkuti (2014), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang yang dimiliki perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, maupun persediaan bahan baku yang masih menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

Menurut Diana dan Setiawaty (2017), persediaan pada umumnya merupakan asset lancar terbesar dari

(4)

402 Magdalena Oje Mana, Hj. Rostiaty Yunus & Syarifuddin perusahaan dagang dan perusahaan

manufaktur. Persediaan meliputi asset yang: (1) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, (2) berada dalam proses produksi untuk dijual, atau (3) dalam bentuk bahan atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Sedangkan menurut Hermawan et al.

(2018), Persediaan digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan, dan (2) bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004) dalam PSAK No.14, Persediaan adalah aktiva (1) yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, (2) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau (3) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk dugunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Ada dua macam metode pencatatan persediaan, yaitu sebagai berikut: 1).

Metode Mutasi Persediaan (Perpetual Inventory Method), Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat di dalam kartu persediaan (Mulyadi,2018).

2).Metode Persediaan Fisik (Physical Inventory Method), Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan (Mulyadi, 2018).

Metode ini juga biasa disebut sistem periodik, disebut kemudian karena perhitungan jumlah dari nilai persediaannya akan diketahui pada akhir periode untuk penyiapan pembuatan laporan keuangan.

Pada Akuntansi Persediaan, dikenal tiga metode yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu antara lain: 1) Metode First In First Out (FIFO), Asumsi yang digunakan dalam metode ini adalah barang yang

pertama kali masuk akan menjadi barang yang pertama kali keluar. 2) Metode Last In First Out (LIFO), Asumsi yang digunakan dalam metode ini adalah barang yang terakhir masuk akan menjadi barang yang pertama kali keluar. 3) Metode Rata- Rata, Penggunaan metode rata-rata pada sistem persediaan perpetual memerlukan perhitungan harga perolehan pada setiap transaksi pembelian. Sehingga metode rata- rata pada sistem ini sering disebut dengan metode rata-rata bergerak.

Menurut Mulyadi (2018), sistem dan prosedur yang terkait dengan sistem akuntansi Persediaan bahan baku adalah: 1) Posedur pencatatan persediaan yang dibeli, dalam prosedur ini mencatat persediaan yang dibeli, 2) Prosedur Pencatatan Persediaan yang dikembalikan kepada pemasok, Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka akan mengurangi jumlah persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang dan harga pokok persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan yang bersangkutan, 3) Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang, Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan non produksi, 4) Prosedur Pengembalian Barang Gudang, Pengembalian barang gudang akan mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang, 5) Sistem Penghitungan Fisik Persediaan, Sistem penghitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya

digunakan untuk meminta

pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggung jawaban bagian kartu persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakan, serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan di bagian kartu persediaan.

(5)

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, unsur pengendalian intern digolongkan menjadi: 1) Organisasi; a) Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek, b) Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan. 2) sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan;

a) Daftar hasil penghitungan fisik ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan Fisik Persediaan, b) Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu penghitungan fisik, c) Harga satuan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan, d) Penyesuaian terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik. 3) Praktik yang Sehat; a) Kartu penghitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegangan kartu penghitungan fisik, b) Penghitungan fisik tiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek, c) Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam kartu penghitungan fisik bagian ke-tiga dan bagian ke-dua dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam bagian ke-dua kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik, d) Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

Menurut sujarweni (2015), sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dibuat untuk memberi jaminan

keamanan bagi unsur-unsur yang ada dalam perusahaan.

Adapun tujuan sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2018), dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, antara lain: 1) Untuk menjaga aset organisasi, 2) Untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, 3) Untuk mendorong efisiensi, 4) Untuk mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Adapun Menurut Andi (2015), tujuan pengendalian internal terdiri atas: 1) Efensiensi dan efektivitas operasional, 2) Reabilitas laporan keuangan, 3) Kepatuhan terhadap peraturan dan hokum yang berlaku, 4) Menjaga keamanan asset.

Sedangkan menurut Warren et al.

(2017), tujuan utama dari pengendalian intern atas persediaan adalah sebagai berikut: 1) Melindungi persediaan dari kerusakan atau pencurian, 2) Melaporkan persediaan dalam laporan keuangan.

Pengendalian intern diterapkan dapat melindungi kekayaan perusahaan yang diakibatkan dari pencurian, penggelapan keuangan oleh karyawan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat, dan lain sebagainya.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Rismawaty (2018) dengan judul Analisis system dan prosedur akuntansi persediaan pada PT.Resky Laifasto Makassar. Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah apakah sisten dan prosedur akutansi persediaan pada PT.Resky Laifasto Makassar telah sesuai dengan system dan prosedur akuntansi persediaan menurut teori Mulyadi, (2014).

Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian system dan prosedur akuntansi persediaan pada PT.Resky Laifasto Makassar dengan system dan prosedur akuntansi persediaan menurut teori Mulyadi, (2014). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data berupa Observasi, Interview dan Dokumentasi.

(6)

404 Magdalena Oje Mana, Hj. Rostiaty Yunus & Syarifuddin Penelitian dilakukan pada PT.Resky

Laifasto Makassar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa system dan prosedur akuntansi persediaan pada PT.Resky Laifasto Makassar telah sesuai dengan system dan prosedur akuntansi persediaan menurut teori Mulyadi, (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Mudrichah (2005) dengan judul system akuntansi persediaan bahan baku pada PT.sinar Lendoh Terang Ambarawa. Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah 1) bagaimana metode pencatatan persediaan bahan baku pada PT.Sinar Lendoh Terang Ambarawa, 2) bagaimana prosedur yang membentuk sistem akuntansi persediaan bahan baku pada PT.Sinar Lendoh Terang ambarawa dan 3) bagaimana penegendalian intern yang terdapat dalam sistem persediaan bahan baku pada PT.Sinar Lendoh Terang ambarawa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa system dan prosedur akuntansi persediaan bahan baku yang diterapkan pada PT.Sinar Lendoh Terang ambarawa cukup baik, tetapi masih diperlukan perbaikan, terutama dalam pelaksanaan prosedur yang membentuk system akuntansi persediaan bahan baku serta

pengendalian intern persediaan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan dan beban berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder, teknik pengumpulan data yang Penelitian yang dilakukan oleh

Magdalena Oje Mana dengan judul penelitian Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan dalam Upaya Meningkatka Pengendalian Intern pada PT.Bumi Sarana Beton (Wisma Kalla).

Dengan Rumusan masalah bagaimana penerapan system dan prosedur akuntansi persediaan dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT.Bumi Sarana Beton. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan system dan prosedur akuntansi persediaan dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT.Bumi Sarana Beton. Data yang digunakan data primer dan data sekunder dan teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, Interview dan dokumentasi.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus penelitian. Penelitian ini dilakukan pada PT.Bumi Sarana Beton.

Penelitian ini dilakukan pada PT.

Bumi Sarana Beton di Jl. DR. SAM.

Ratulangi No. 8 Makassar. Sedangkan Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan (dari bulan tuju sampai bulan sembilan).

Data penelitian dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data-data yang terkumpul diperoleh melalui cara sebagai berikut: 1) Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab dengan pimpinan dan staf yang ditujukan untuk mengadakan penelitian terhadap system dan prosedur akuntansi persediaan, 2). Dokumentsi, yaitu cara pemungutan data dngan mengunakan arsip dan dokmen-dokmen dari perusahaan yang bersangkutan. 3). Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap aktivitas kerja dilingkungan kerja PT. Bumi Sarana Beton.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan penerapan Sistem dan prosedur akuntansi persediaan dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT.Bumi Sarana Beton.

HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut PT.Bumi Sarana Beton, persediaan adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan.

Tabel 1. Persediaan Bahan Baku Ready Mix PT.Bumi Sarana Beton No Raw Uom Quantity

(7)

Materials

1 pasir M3 1,907.97

2 Chipping M3 417.47

3 Split M3 3,355.58

4 Semen KG 764,020.00 5 Additive

Cair

Ltr -

Sumber: PT.Bumi Sarana Beton

Dalam pencatatan persediaan pada PT.Bumi Sarana Beton, metode yang digunakan adalah metode perpetual. Metode ini dipakai karena pada akhir periode diadakan penghitungan fisik, sehingga dapat disesuaikan antara pembukuan yang dilakukan oleh bagian logistik dengan hasil penghitungan fisik. Dalam metode ini, setiap terjadi pembelian atau pemakaian, bagian Logistik sebagai penanggungjawab persediaan akan mencatat dalam kartu stock persediaan.

Tabel 2. Contoh Kartu Stock Inventory Raw Material PT.Bumi Sarana Beton

No Raw

Materials Uo

M Beginning Balance Inbound Outbound Ending Balance Qty Act.

Cost Act.

Amoun t Qty Act.

Cost Act.

Amount Qty Act.

Cost Act.

Amoun t Qty Act.

Cost Act.

Amoun t

Sumber : PT.Bumi Sarana Beton, (2019)

Dalam penentuan harga atau biaya pokok persediaan PT.Bumi Sarana Beton secara actual lapangan, metode yang digunakan adalah metode rata-rata, yaitu setiap persediaan yang dijual akan dihitung berdasarkan quantity dan rata-rata harga pokok perolehan per unit barang sediaan yang dijual.

Terdapat empat prosedur yang membentuk sistem persediaan bahan baku pada PT.Bumi Sarana Beton, antara lain: 1) Prosedur pencatatan persediaan yang dibeli, Dalam prosedur pencatatan persediaan yang dibeli, bagian logistic

harus membuat kartu stock, dengan cara mengisi kartu stock tersebut setiap hari berdasarkan mutasinya (pembelian/masuk dan penjualan/keluar), mencatat penambahan stock dalam kartu stock pada saat terjadi penerimaan (pembelian) persediaan. Setiap hari kepala logistic harus mengontrol jumlah persediaan, dengan cara membandingkan kartu stock dengan jumlah fisik stock yang ada di gudang, jika terdapat selisih harus diberitahukan kepada manager Administrasi dan keuangan. Apabila jumlah persediaan telah mencapai titik minimal yang telah ditentukan kebijakan perusahaan, maka kepala logistic wajib melaporkan kepada Manager administrasi dan Keuangan untuk dilakukan order pembelian persediaan material. Manager Administrasi dan keuangan melakukan permohonan pembelian persediaan material kepada Direktur. Pada saat penerimaan persediaan material, kepala logistic harus mengecek jumlah persediaan material yang diterima apakah telah sesuai dengan pesanan, kemudian kepala logistic harus mengambil dokumen dari supplier Antara lain; berita acara penerimaan persediaan dan kwitansi tagihan. Dokumen tersebut kemudian dikirim ke Accounting untuk dilakukan proses pembukuan. 2) Prosedur pencatatan persediaan yang dikembalikan kepada pemasok, Pada saat penerimaan atau pebongkaran persediaan material, kepala logistic harus mengecek kembali jumlah persediaan material yang diterima, apakah telah sesuai dengan pesanan. Jika persediaan yang diterima tidak sesuai dengan bukti pesanan pembelian persediaan, maka ketua logistic akan memberitahukan kepada direksi dan mengembalikan barang tersebut kepada Supllier/pemasok. 3) Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang di Gudang, Prosedur pengeluaran diawali dengan permintaan dari customer yang dituangkan dalam bentuk sales order, kemudian pengeluaran dilakukan berdasarkan sales order yang telah diterbitkan. Kemudian mencatat pengurangan stock dalam kartu

(8)

406 Magdalena Oje Mana, Hj. Rostiaty Yunus & Syarifuddin stock pada saat terjadi pengeluaran

material. Setelah PO disetujui, kepala operasional membuat perintah mengantar pesanan (Ready Mix) ke costumer.

Sebelum ready mix diantar, terlebih dahulu disesuaikan dengan mix design dengan benar dan membuat nota pengiriman barang yang akan ditandatangani oleh costumer di lokasi penerimaan. Pada saat ready mix diserahkan, costumer harus memeriksa dengan benar jumlah volume yang diterima dan menandatangani berita acara penyerahan barang. PO dan NP dikirim ke accounting untuk proses pembukuan. 4) Prosedur penghitungan fisik persediaan, Penghitungan fisik persediaan PT.Bumi Sarana Beton dilakukan setiap akhir periode dengan cara menghitung manual dan/atau menggunakan alat bantu Theodolit (khusus persediaan material) pada gudang terbuka, seperti:

pasir, chipping, dan split. Penghitungan fisik persediaan ini dilakukan oleh bagian Accounting, Logistik, dan tim Opname.

Dalam rangka keakuratan data persediaan, maka accounting diwajibkan melakukan stock opname minimal dua kali dalam setahun dengan waktu yang tidak ditentukan dan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Setiap bulan logistic wajib melaporkan jumlah stock fisik pada akhir bulan yang bersangkutan, berdasarkan kartu stock fisik tersebut accounting harus membandingkan dengan mutasi penjualan dan pembelian persediaan (catatan stock accounting). Manager keuangan dan accounting akan berkoordinasi dengan kepala logistic yang bersangkutan jika terdapat ketidaksesuaian. Pada akhir tahun accounting harus melakukan stoc fisik persediaan untuk menentukan jumlah persediaan yang harus tercatat dalam neraca. Dokumen yang digunakan dalam penghitungan fisik persediaan pada PT.Bumi Sarana Beton, Antara lain: form stock opname dan berita acara. Fungsi yang terkait pada penghitungan fisik persediaan pada PT.Bumi Sarana Beton, Antara lain: Tim Opname, Fungsi Gudang dan Fungsi Akuntansi. Dalam sistem

penghitungan fisik persediaan pada PT.Bumi Sarana Beton, unsur pengendalian intern terpusat pada SOP, instruksi kerja, Job Description, penanggungjawab persediaan (logistic) dan kebijakan-kebijakan lain perusahaan yang dikontrol langsung secara terpusat oleh Tim Audit Internal Kalla Group.

Pengendalian Intern persediaan pada PT.Bumi Sarana Beton terdiri atas dua pengendalian persediaan, antara lain:

1) Pengendalian intern di gudang terbuka, yaitu diadakannya PIC Logistik dan Checker. Dimana dua fungsional jabatan ini bertanggungjawab atas penerimaan ataupun pengeluaran persediaan. 2) Sistem ERP (Enterprise Resource Planning), dimana sistem ini dapat mengontrol semua stock persediaan yang ada di gudang terbuka dan gudang tertutup dan hanya bisa diakses oleh orang tertentu sesuai Jobdesc.

Keluar masuknya persediaan akan terecord sesuai tanggal tranksasinya.

Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian, dapat menerangkan bahwa Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan yang digunakan pada PT.Bumi Sarana Beton berbeda jauh dengan Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan menurut teori Mulyadi (2018). Karena PT.Bumi Sarana Beton sudah menggunakan Sistem ERP (Enterprise Resource Planning), sedangkan Mulyadi masi mennggunakan sistem manual. Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan yang diterapkan pada PT.Bumi Sarana Beton memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan menurut teori Muliady (2018). Karena Sistem yang digunakan pada PT.Bumi Sarana Beton adalah menggunakan Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang terintegrasi, Sistem ini dapat membantu dalam mengontrol pergerakan

(9)

stock/persediaan. Karena setiap terjadi penambahan atau pengeluaran persediaan akan terecord sesuai dengan tanggal transaksinya. Pada saat terjadi mutasi Stock akan langsung direcord dalam report movement Inventory (pergerakan mutasi) dan inventory Onhand Report (kartu Stock Persediaan), begitupun nilai dan kuantitas persediaan, setiap terjadi pergerakan persediaan akan langsung ditampilkan oleh Sistem. Sistem ERP ini dapat meningkatkan pengendalian intern (menjaga kekayaan perusahaan), karena Sistem ini secara real dan on time menunjukan nilai stock persediaan sesuai yang kita butuhkan.

PENUTUP

Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan dalam Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern Persediaan pada PT.Bumi Sarana Beton, menggunakan Sistem ERP (Enterprice Resource Planning) yang terintegrasi.

Sistem ini dapat mengontrol pergerakan/aktivitas persediaan, Karena keluar masuknya persediaan akan terecord sesuai dengan tanggal transaksinya, dan pada saat terjadi pergerakan mutasi stock akan langsung direcord dalam report movement inventory (pergerakan mutasi) dan inventory onhand report (kartu stock persediaan), begitupun nilai dan kuantitas persediaan, setiap terjadi pergerakan persediaan akan langsung ditampilkan oleh Sistem. Sistem ini secara real dan on time menunjukan nilai stock persediaan sesuai yang kita butuhkan. Prosedur yang membentuk sistem persediaan perusahaan sudah sangat memadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Pengendalian Intern yang terdapat dalam sistem akuntansi persediaan PT.Bumi

Sarana Beton tidak hanya ditekankan pada Sistem ERP, melainkan juga menggunakan penghitungan fisik persediaan untuk dapat mengetahui jumlah persediaan yang ada di gudang untuk tidak mengesampingkan pembukuan yang telah dilakukan oleh bagian logistic dan administrasi dan keuangan.

PT.Bumi Sarana Beton untuk lebih mengembangkan lagi Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan yaitu pengembangan pada Sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Penambahan alat pengawasan berupa kamera pengawasan atau CCTV sebaiknya dilakukan agar pengawas dapat memantau keadaan persediaan baik di gudang terbuka maupun di gudang tertutup setiap saat, dengan begitu aktivitas penggelapan persediaan dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M.J., & Mardi. (2014). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Andi. (2015). Sistem Informasi Akuntansi.

Yogyakarta: ANDI

Diana, A., Setiawati, L. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta:

ANDI.

Hermawan, S., Maryanti, E., Biduri, S.

(2018). Pengantar Akuntansi 2.

Sidoardjo: Indomedia Pustaka.

Hery. (2017). Akuntansi Dasar 1 & 2.

Jakarta: PT.Grasindo.

Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. jakarta: UPP STIM YKPN.

LPPM STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Skripsi STIE YPUP.

Makassar.

Mardi. (2014). Sistem Informasi Akuntansi.

Cetakan Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mudrichah. (2005). Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada PT Sinar Lendoh Terang Ambarawa.

(10)

408 Magdalena Oje Mana, Hj. Rostiaty Yunus & Syarifuddin Semarang. Universitas Negeri

Semarang. September: 11-21.

Mulyadi. (2018). Sistem Akuntansi.

Jakarta: Salemba Empat.

Murshyidi. (2015). Akuntansi Dasar.

Bogor: Ghalia Indonesia.

PT.Bumi Sarana Beton. (2019). Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan.

Makassar.

Rismawati. (2018). Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan pada PT.Reski Laifasto Makassar.

Makassar:

Samryn. (2015). Pengantar Akuntansi.

Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Satu. Cetakan ke Enam. Yogyakarta.

Sujarweni, V.W. (2015). Sistem Akuntansi.

Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press.

Syarifuddin, (2019). Analisis Rasio Laporan Arus Kas untuk Mengukur Kinerja Keuangan pada PT.Karya Mandiri Surya Sejahtera Makassar: Jurnal Akmen. https://e- jurnal.stienobel-

indonesia.ac.id/indeks.php/almen/a rticle/view/668

wardiyah, M.L. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah. Bandung:

CV Pustaka Setia.

Referensi

Dokumen terkait

Dan djika kita, Anak Timoer, melihat jang mana orang lain mendapat succes dalam peng hidoegan teroes kita melihat manoesia itoe.. KetJil hoeroefnja, besar artinja I Tact, · jaitoe