• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan strategi pembelajaran aktif tipe learning start

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan strategi pembelajaran aktif tipe learning start"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XII IPS SMA KARTIKA 1-5 PADANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Nurhayati, Dewi Yuliana Fitri, Lita Lovia

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat nurhayatiscout78@gmail.com

ABSTRACT

Backgrounds of the research were that student’s activity on listening, focusing, and note-taking was low and student’s mathematical learning outcome was low. The research was to find out student mathematical learning activities at XII IPS class SMA Kartika 1–5 Padang during the implementation of Active Learning Strategy of Learning Starts With a Question (LSQ)type and student’s mathematical learning outcome by implementing Active Learning Strategy of Learning Starts With a Question (LSQ) was better than conventional learning at XII IPS SMA Kartika 1-5Padang. It was an experimental research with random-to-subject research design. The instrument was observation sheet for student’s activity and essay post test for learning outcome test with reliability . The test was reliable. Technique of data analysis used one tailed t-test. Hypothesis shows that is bigger than . Hypothesis is accepted with the significance level 95%. It is concluded that student’s learning activity development implementing Active Learning Strategy of Learning Starts With A Question type increases and student’s learning outcome. Implementing Active Learning Strategy of Learning Starts With A Question type is better than conventional learning at XII IPS SMA Kartika 1-5Padang Academic Year 2017/2018.

Keywords: Learning Starts With a Question, Activity, Mathematical Learning Outcome.

PENDAHULUAN

Aktivitas dan Hasil belajar merupakan peranan vital dan saling berhubungan satu sama lain dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Daryanto dan Muljo R (2012:1) mengatakan, “mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar.Dengan

demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan, belajar mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar”.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Kartika 1- 5

(2)

Padang pada tanggal 13sampai 17 Maret 2017 khususnya pada kelas XI IPS, diperoleh gambaran bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Selain itu, terlihat juga sebagaian siswa malas mencatat materi yang diberikan guru, dan siswa kurang mau memahami materi kecuali ada perintah dari guru untuk memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran. Di samping itu pada saat guru mengajukan pertanyaan, hanya beberapa siswa yang berusaha menjawab dan orangnya cenderung sama.

Selain itu banyak siswa yang tidak mau menanyakan materi yang tidak dipahaminya dan tidak berani mengemukakan pendapat atau pertanyaan secara lisan kepada guru.

Walaupun sudah diberikan kesempatan bertanya tetapi masih banyak siswa yang tidak mau bertanya, hal ini disebabkan siswa merasa takut untuk bertanya dan malu terhadap siswa yang lain. Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran matematika masih kurang dalam hal mendengar, memperhatikan, dan mencatat selama proses pembelajaran tanpa aktif berfikir . Selanjutnya ketika guru memberikan soal latihan yang berbeda dengan contoh soal kebanyakan siswa tidak bisa mengerjakan dan hanya

menyalin jawaban dari temannya yang sudah selesai mengerjakan soal. Hal ini disebabkan saat proses pembelajaran sedang berlangsung, siswa kurang merespon materi yang telah disampaikan guru didepan kelas. .

Hasil wawacara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas XI IPS SMA Kartika 1- 5 Padang, diperoleh informasi salah satu penyebab hasil belajar matematika siswa rendah, karena siswa kurang siap untuk belajar matematika. Ini terlihat ketika siswa yang menunggu guru menjelaskan materi pelajaran tanpa berusaha untuk memahami materi tersebut terlebih dahulu, sehingga siswa tidak memiliki pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa siswa kurang berani bertanya dan menyampaikan hasil pemikirannya karena merasa takut dan belum terbiasa sehingga siswa memilih untuk diam serta menerima saja dari apa yang disampaikan guru. Siswa juga merasa bosan saat mengikuti proses pembelajaran karena strategi mengajar yang ditampilkan guru selalu sama.

Salah satu solusi dari permasalahan di atas adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif

(3)

tipe Learning Starts With a Question (LSQ). Zaini (2008: 44) menyatakan bahwa “Learning Starts With a Question (LSQ) adalah pembelajaran yang bisa membuat peserta didik belajar secara aktif dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar”. Berdasarkan kutipan tersebut strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question (LSQ) merupakan strategi yang akan membuat pembelajaran tersaji dengan menarik dimana siswa dituntut untuk bertanya sebelum guru menjelaskan materi.Pembelajaran dengan menerapkan strategi ini dapat membuat siswa bertanya secara tulisan dengan membuat pertanyaan pada lembaran kertas pertanyaan, yang mana siswa diminta untuk mempelajari materi sebelum dijelaskan oleh guru.Kemudian, siswa tersebut menuliskan pertanyaan pada bagian mana yang tidak dipahaminya. Adapun langkah-langkah Learning Starts With a Question (LSQ) yang dikemukakan oleh Zaini (2008: 44) adalah sebagai berikut:

a. Pilih bahan bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa.

Dalam hal ini bacaan tidak harus difotokopi kemudian dibagikan kepada mereka, akan tetapi dapat

dilakukan dengan memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan itu bacaan yang memuat informasi umum atau yang tidak detail, atau bacaan yang memberi peluang untuk ditafsirkan dengan berbeda-beda.

b. Minta siswa untuk mempelajari bacaan sendirian atau dengan teman.

c. Minta siswa untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami. Anjurkan mereka untuk memberi tanda sebanyak mungkin.

Jika waktu memungkinkan, gabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain, kemudian minta mereka untuk membahas poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda.

d. Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.

e. Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh siswa.Sampaikan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut.

Penerapan startegi pembelajaran aktiftipe Learning Starts With a Question (LSQ) ini diharapkan dapat

(4)

memotivasi siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dipertegas olehSadirman (2011:99) mengemukakan bahwa ”yang aktif dalam mendominasi aktivitas adalah siswa”. Aktivitas dalam proses belajar mengajar diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, karena esensi dari pengetahuan adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

Sejalan dengan pendapatan Sadirman (2011:100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas fisik yang bersifat fisik maupun mental.Pada kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan guna menciptakan aktivitas belajar yang optimal.

Peran guru dalam proses pembelajaran tidak hanya sebagai pengantar materi ataupun penyaji utama pelajaran saja, tetapi juga sebagai fasilitator terjadi aktivitas belajar dikelas dengan menyediakan kesempatan belajar sendiri bagi siswa atau melakukan aktivitas sendiri.

Aktivitas belajar yang dikemukan paul B. Diedrich dalam Sadirman (2011:101) antara lain:

a. Visual activities, yang termasuk kedalamnya misalnya, membaca, memperhatikangambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,memberi saran,mengeluarkan pendapat, megadakan wawancara, diskusi, intrupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, music, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya:

menulis cerita, karangan, laporan,angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya:

menggambarkan, membuat grafik, peta, diagram

f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model merepasi, bermain, berkebun, bertenak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

(5)

Beberapa uraian di atas, maka aktivitas yang akan diamati dalam penelitian yang akan dilakukan dengan pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question (LSQ) sebagai berikut:

Tabel 1. Aktivitas Yang Akan Diamati No Jenis

Aktivitas

Indikator

1. Visual activities

Siswa membaca dan mempelajari materi pada buku teks

2. Oral activities

Siswa bertanya serta berdiskusi dalam kelompok 3. Listening

activities

Siswa

mendengarkan penjelasan guru Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar matematika siswa kelas XII IPS SMA Kartika 1–5 Padang selama penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question (LSQ) serta apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question (LSQ) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas XII IPS SMA Kartika 1-5 Padang

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu random terhadap subjek.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1 sampai XI IPS 3 SMA Kartika 1-5 padang Tahun ajaran 2016/2017, terpilih sebagai kelas eksperimen adalah kelas XII IPS2 dan kelas kontrol adalah kelas XII IPS3.

Instrumen penelitian adalah Lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Lembar observasi ini akan diisi oleh observer untuk melihat aktivitas siswa dengan memberi tanda ceklis (√), yang menjadi observernya adalah guru yang dilakukan setiap pertemuan. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menentukan kriteria tingkat aktivitas

belajar siswa selama

pembelajaran.Selanjutnya tes akhir berbentuk esai dengan jumlah soal sebanyak 5 butir. Sebelumnya soal tes akhir diuji cobakan di SMA PGRI 4 Padang. Hasil analisis butir soal, diketahui Tingkat Kesukaran (TK) soal unruk nomor 1a, 1b, tergolong mudah, dan soal bernomor 2a, 2b, 3 tergolong sedang. Daya Pembeda soal diketahui bahwa soal nomor 1a, sampai 3 berkriteria diterima/ baik.

(6)

Kriteria Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda berdasarkan Depdiknas (2001: 26-27). Selanjutnya kriteria reliabilitas tes yang diukur berdasarkan Arikunto (2010: 239), hasil perhitungannya diperoleh r11 , artinya soal tes akhir yang diujicobakan reliabel.

Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan merujuk pada Sudjana (2005:

239). Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari tanggal 05 September s/d 19 September 2017 diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Persentase aktivitas diperoleh dengan menggunakan rumus persentase P = x100%

N

f . Selanjutnya masing-

masing aktivitas tersebut dianalisis berdasarkan kategori indikator aktivitas siswa yang diamati. Pada Tabel 2 berikut dapat dilihat persentase setiap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada 4 kali pertemuan setiap aktivitasnya:

Tabel 2. Persentase Aktivitas Siswa Yang Diamati

keterangan :

a. Siswa membaca sub materi yang diberikan

b. Siswa bertanya dan berdiskusi dengan teman di dalam kelompok

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru

Berdasarkan Tabel 2 terlihat aktivitas siswa membaca sub materi yang diberikan pada pertemuan ke-1 hanya 34,7% namun untuk setiap pertemuan berhasil ditingkatkan sehingga diakhir pertemuan di peroleh persentase tertinggi yaitu 86,9%

begitupun halnya dengan aktivitas siswa bertanya dan berdiskusi dengan teman didalam kelompok, ataupun aktivitas siswa mendengarkan penjelasan mengalami peningkatan, maka secara umum aktivitas siswa selama penelitian semua indikator aktivitas belajar mengalami peningkatan. Peningkatan

(7)

aktivitas belajar siswa setiap pertemuan dapat dilihat grafik 1 berikut.

Grafik 1. Aktivitas Belajar Siswa Setiap Pertemuan

Keterangan :

P1: Pertemuan 1 P2: Pertemuan 2 P3 : Pertemuan 3 P4 : Pertemuan 4

A. Siswa membaca sub materi yang diberikan

B. Siswa bertanya dan berdiskusi dengan teman didalam kelompok

C. Siswa mendengarkan penjelasan

Berdasarkan Grafik 1 dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe LSQ dikelas eksperimen membuat siswa lebih aktif, lebih terfokus dan terarah pada materi pelajaran.Aktivitas siswa pada pertemuan pertama pada Visual Activities siswa diperintahkan membaca dan mempelajari materi yang ada pada buku. Pada saat pembelajaran

berlangsunghanya sebagian siswa yang mau membaca buku dan sebagian siswa lainnya enggan membaca buku disebabkan kurangnya minat siswa dalam membaca buku. Siswa terbiasa hanya mendengarkan penjelasan yang diberikan guru. Siswa menjadi malas untuk mempelajari sendiri materi pelajaran yang sedang dipelajari

Pada Oral Activities siswa kurang mau berdiskusi dalam kelompok, karena siswa kurang mau didudukan dalam satu kelompok dengan teman yang lain, siswa terbiasa duduk dengan teman dekatnya saja dan siswa juga kurang mau dikelompokkan dengan siswa laki-laki sehingga diskusi kurang berjalan dengan lancar. Selain itu, beberapa kelompok masih kebinggungan menulis pertanyaan pada lembar pertanyaan, ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan pelaksanaan strategi Learning Start With AQuestion.

Pada listening Activitiesmasih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru.Siswa yang memperhatikan penjelasan guru hanya sedikit dan beberapa siswa lainnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing . Aktivitas siswa pada pertemuan selanjutnya menjadi lebih baik . Pada Visual Activities siswa sudah mulai

0 20 40 60 80 100

P1 P2 P3 P4

A B C

(8)

terbiasa membaca buku dan mempelajari materi yang ada pada buku sehingga tidak perlu diperintahkan oleh guru.

Terlihat dari grafik siswa membaca buku dan mempelajari materi yang ada pada buku semakin meningkat.

Pada Oral Activities siswa sudah mulai terbiasa bertanya dan berdiskusi dalam kelompok. Siswa juga sudah tertib dalam kelompoknya dan siswa mulai aktif dalam pembelajaran sehingga diskusi berjalan dengan lancar.Pada Listening Activities siswa mendengarkan penjelasan guru sudah mengalami peningkatan.

2. Tes Hasil Belajar Siswa

Diadakan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perhitungan Rata-Rata , Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi (Xmaks) Dan Skor Terendah (Xmin) Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelas Sampel

Kelas

Sampel S Xmak

s

Xmin Eksperim

en

73.9

96 96.9 51.5

Kontrol 58.6

58 84.8 27.2

Berdasarkan Tabel 3dapat dilihat bahawa rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.

Simpangan baku kelas eksperimen lebih rendah daripada simpangan baku kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas.

Hasil analisis data tes akhir diketahui kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen, maka untuk uji hipotesis digunakan uji t. Hasil uji t diperoleh

dengan ,

karena maka H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question (LSQ) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas XII IPS SMA Kartika 1-5 Padang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question (LSQ) dilaksanakan dikelas eksperimen selama 4 kali pertemuan. Proses pembelajaran

(9)

pada kelas eksperimen sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe LSQ, yaitu guru membagikan bahan bacaan kepada masing-masing siswa. Guru menyuruh siswa untuk membaca dan memahami materi yang ada pada bahan bacaan.

Selanjutnya siswa diminta untuk memberi tanda pada bahan bacaan dengan menggaris bawahi mengenai materi yang tidak dimengerti.Kemudian guru meminta siswa untuk duduk berkelompok, dalam kelompok siswa diminta untuk mendiskusikan poin-poin penting yang telah mereka beri tanda dan meminta siswa membuat pertanyaan pada lembar pertanyaan apabila masih ada materi yang belum dipahami. Guru mengumpulkan lembar pertanyaan, kemudian guru menyampaikan materi pelajaran berdasarkan pertanyaan dari siswa disertai dengan contoh soal.

Hasil belajar yang tinggi dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang telah diterapkan.Dilihat dari segi ketuntasan siswa secara individu pada kelas eksperimen nilai siswa di atas KKM yaitu 77 yang ditetapkan pihak sekolah berjumlah 12 dari 23 siswa yang mengikuti tes akhir sedangkan pada kelas kontrol nilai siswa di atas KKM

berjumlah 7 siswa dari 24 siswa yang mengikuti tes akhir.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa selama penerapan learning Start With A questiondalam pembelajaran matematika di kelas XII IPS SMA Kartika 1-5 Padang yaitu siswa banyak melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran sehingga siswa bisa dikategorikan aktif

2. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe learning Start With A question lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas XII IPS SMA Kartika 1-5 Padang

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas .(2001). Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penilaian.

Jakarta Depdiknas

(10)

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, AM. 2011. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana.(2005). Metode

Statistika.Bandung : Tarsito

Zaini, Hisyam. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani

Referensi

Dokumen terkait

Based on the results of the determination coefficient test which has an influence of 46,2%, it shows that in increasing the brand loyalty of DANA application users in