• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMAAN PARA AHLI WARIS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERIMAAN PARA AHLI WARIS "

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Pasal 171 KHI, hukum waris adalah hukum yang mengatur peralihan hak waris (tirkah) kepada ahli waris, menentukan siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian masing-masing. Islam mengatur ketentuan pembagian harta warisan secara rinci agar tidak terjadi perselisihan antara sesama ahli waris dengan orang yang hartanya diwariskan. Pembagian harta warisan diatur oleh Allah SWT secara langsung dalam Al-Qur'an dan diatur serta dijelaskan oleh beberapa hadits Nabi saw, antara lain mengenai ahli waris yang berhak dan bagian masing-masing ahli waris.

Pembagian harta ini menimbulkan perselisihan dan kecemburuan di kalangan ahli waris karena tidak sesuai dengan ketentuan waris dalam Islam. Masyarakat di kampung Rajabasa Lama pada umumnya tidak mengikuti ketentuan tersebut, sehingga tidak jarang timbul kesalahpahaman dan kecemburuan antar ahli waris (ahli waris).

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Skripsi Andri Widiyanto Al Faqih berjudul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Pembagian Warisan Di Dusun Wonokasihan Desa Sojokerto Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo”. Mengenai penelitian yang peneliti lakukan “Dampak Pembagian Harta Yang Dilakukan Sebelum Kematian Ahli Waris Terhadap Penerimaan Ahli Waris Pertama Perspektif Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Desa Rajabasa Lama Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur ) ". Penelitian yang dikaji peneliti lebih menitikberatkan pada pengaruh pembagian harta yang dilakukan sebelum ahli waris meninggal dunia terhadap penerimaan ahli waris perspektif studi kasus hukum ekonomi syariah di Desa Rajabasa Lama Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur . .

13 Nur Homsah Haryati, “Kesetaraan Gender dalam Penyebaran Warisan Kyai Pesantren Roudlotul Jannah (Studi di Desa Bangunrejo, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah)”, thesis tidak dipublikasikan, Mahasiswa STAIN Metro, 2016 Andriqilam Wiiyantoic, 2016 . Kajian Undang-Undang Tentang Pembagian Harta Waris di Dusun Wonokasihan Desa Sojokerto Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo, skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

LANDASAN TEORI

Harta

  • Pengertian Harta
  • Unsur-unsur Harta
  • Fungsi Harta

Dengan kata lain, pelaksanaan pembagian harta waris di kalangan umat Islam masih belum mengikuti hukum waris Islam. Ahli waris adalah orang yang akan mewarisi harta warisan.8 Hasil survey menunjukkan adanya dampak terkait pembagian harta yang dilakukan sebelum ahli waris meninggal dunia dengan penerimaan ahli waris seperti keluarga Bapak. Yusa. sebagai ahli waris yang membagi hartanya pada tahun 2013 lalu atas dasar kekhawatiran ahli waris meninggal dunia dan belum membagikan harta peninggalannya kepada ahli warisnya. Dalam pembagian harta yang dilakukan oleh keluarga Ny. Tuti keberatan karena pembagian itu tidak adil dan tidak sesuai dengan perasaannya.

Alasan keluarga membagi harta sebelum ahli waris meninggal adalah karena ada hubungan yang putus karena anak menikah sampai harta diwariskan, atau bahkan suami/istri meninggal sehingga seseorang menikah untuk kedua kalinya dan memiliki anak dari suami/istri kedua, sehingga anak dari suami/istri pertama mendapatkan warisan sebelum pewaris meninggal dunia, karena dikhawatirkan akan membuat istri/suami kedua cemburu. Dengan adanya definisi tersebut, dapat dipahami bahwa para ahli masih berbeda pendapat dalam menentukan definisi harta, sehingga terjadi perbedaan pendapat di antara para ahli dalam pembagian harta karena mereka berbeda dalam definisi harta.

Waris

  • Pengertian Waris
  • Dasar Hukum Waris
  • Rukun dan Syarat Kewarisan
  • Asas-asas Kewarisan Islam
  • Hak-hak yang Berhubungan dengan Harta Warisan
  • Macam-macam Ahli Waris
  • Pembagian Warisan Ketika Pewaris Masih Hidup

Orang yang berhak menerima harta peninggalan orang mati disebut ahli waris atau al-warits. Artinya, hak milik ahli waris harus dialihkan kepada ahli waris yang masih hidup menurut hukum, karena orang yang telah meninggal dunia tidak berhak mewaris. Asas individual artinya dalam sistem hukum waris Islam, harta peninggalan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dibagi secara perseorangan langsung kepada masing-masing ahli waris untuk dimiliki secara perseorangan.

Asas keadilan yang berimbang dalam hukum waris, secara sadar dapat dikatakan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama berhak tampil sebagai ahli waris yang mewarisi harta warisan. Kata ahli waris yang secara harfiah berarti keluarga, tidak serta merta mewarisi harta peninggalan dari ahli waris yang telah meninggal. 28 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Buku II Tentang Hukum Waris BAB II Ahli Waris Pasal 175. . dunia.

Waris Nasabiyah ialah waris yang pertalian persaudaraan dengan al-Muwarrit adalah berdasarkan pertalian darah. Jumlah waris nasabiyah seramai 21 orang termasuk 13 waris lelaki dan 8 waris perempuan. Waris Sababia ialah ahli waris yang timbul hubungan pusaka atas sebab-sebab tertentu iaitu: sebab.

Bagian-bagian ini akan diberikan kepada ahli waris berdasarkan hubungan kekerabatan yang erat. Pada umumnya para ashab al-furudl adalah ahli waris perempuan, sedangkan ahli waris laki-laki menerima sisanya (ashabah), kecuali ayah, kakek dan suami. Dalam pengertian umum, istilah dzawi al-arham berarti semua ahli waris yang memiliki hubungan darah dengan kaum Muwarit.

Pasal 188 KHI, ahli waris dapat baik bersama-sama atau sendiri-sendiri mengajukan permohonan kepada ahli waris lainnya untuk membagi harta warisan. Tanggungjawab waris terhadap hutang atau obligasi waris hanya terhad kepada jumlah atau nilai harta pusaka 39.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Dampak pembagian harta yang dilakukan sebelum ahli waris meninggal dunia terhadap penerimaan ahli waris di Desa Rajabasa Lama Dunia terhadap penerimaan ahli waris di Desa Rajabasa Lama Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur. Selanjutnya tata cara pembagian harta, Pak Yusa membagi hartanya secara adil, tidak ada perbedaan penerimaan antara ahli waris. Dalam pembagian harta, salah satu ahli waris Pak Yusa keberatan karena pembagian tersebut dianggap tidak adil, tidak sah dan tidak sesuai dengan rukun-rukun harta warisan.

Pak Ujang juga menjelaskan bahwa dalam pembagian harta tersebut, ada ahli waris yang keberatan karena dianggap tidak sah dan tidak memenuhi rukun dan syarat-syarat waris Islam. Kemudian wawancara dengan Pak Endin selaku ahli waris ke 3 dari Pak Sahma, beliau menjelaskan bahwa beliau mendapatkan tanah tersebut dari pembagian harta peninggalan. Tata cara pembagian harta yang dilakukan oleh Pak Solihin dianggap adil karena tidak ada perbedaan perolehan harta warisan antara ahli waris laki-laki dan ahli waris perempuan.

Ia juga menjelaskan bahwa pembagian harta itu berdasarkan kesepakatan bersama antara ahli waris dan ahli waris. Dalam pembagian harta warisan, ia juga menjelaskan bahwa para ahli waris menerima bagiannya masing-masing dan tidak keberatan. Ia juga menjelaskan pembagian harta warisan itu sudah diterima oleh semua ahli waris dan tidak ada yang keberatan.

Dalam wawancara selanjutnya dengan Ibu Nuri selaku ahli waris 3 menjelaskan bahwa pada saat pembagian harta, mereka mendapatkan harta berupa lahan karet seluas 50 m2. Saat membagi harta, ia juga menjelaskan bahwa tidak ada ahli waris yang keberatan. Dalam hal ini, alasan ahli waris adalah karena tidak ada perbedaan harta yang diperoleh oleh ahli waris perorangan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Desa Rajabasa Lama Kecamatan

Kampung Rajabasa Lama berdiri pada tahun 1402 M bertepatan dengan tahun 809 H, terletak di Way Terusan Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Pada tahun 1852 H/1266 M nenek moyang Rajabasa pindah/berhijrah dari Way Terusan ke Way Pengadungan yang terletak di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur yang pada waktu itu dikepalai oleh 'Pengiran Dalem Mangkurat. adalah para sesepuh, banyak dari mereka yang bergabung atau merantau ke Way Bagul, dan tempat yang paling lama hidup di kawasan ini, desa yang dulu bernama Desa Rajabasa, akhirnya berubah menjadi Desa Rajabasa Lama hingga sekarang.

Demikian sejarah singkat kampung Rajabasa Lama, semoga bisa menjadi cerita yang selalu dikenang dikemudian hari oleh berbagai pihak khususnya masyarakat kampung Rajabasa Lama. Seperti tabel di atas terlihat bahwa infrastruktur yang ada di desa Rajabasa Lama cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Desa Rajabasa Lama menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa dengan model sesuai UU Desa 2016, selengkapnya sebagai berikut:73.

Pengaruh pembagian harta yang dilakukan sebelum ahli waris meninggal dunia terhadap penerimaan ahli waris di desa Rajabasa Lama.

Tabel 1  Tata Guna Tanah 70
Tabel 1 Tata Guna Tanah 70

Dampak Pembagian Harta yang Dilakukan Sebelum

Selanjutnya dalam wawancara dengan Ibu Tati selaku ahli waris 1 dari Bapak Yusa dijelaskan bahwa bentuk harta yang diperoleh dari pembagian harta tersebut berupa tanah dan rumah yang berdiri di atas tanah tersebut. Dalam hal ini Ibu Tati mengaku tidak mengetahui ketentuan pembagian harta warisan dalam Islam, hal ini dianggap adil oleh Ibu Tati sebagai ahli waris. Pak Ujang juga menjelaskan bahwa pembagian harta tersebut dilakukan atas kesepakatan bersama antara ahli waris dan ahli waris tanpa ada pihak yang memaksa dan meminta untuk segera dibagi.

MS. Kartini juga menjelaskan pembagian harta itu dilakukan atas kesepakatan bersama antara ahli waris dan ahli waris tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan meminta mereka untuk segera membaginya. Pembagian harta tersebut membuat ahli waris dari Tn. Para Sahma menentangnya, karena sistem seperti itu dianggap tidak memenuhi prinsip keadilan yang berimbang dalam pewarisan. Selain itu, wawancara dengan Bpk. Solihin selaku ahli waris menjelaskan bahwa anak-anaknya yang telah menikah menjadi dasar pembagian harta peninggalan sebelum meninggal dunia berdasarkan kesepakatan antara ahli waris dan ahli waris.

Selain itu, wawancara dengan Bpk. Untung sebagai ahli waris ke-1 Bpk. Solihin menerima kekayaan berupa tanah. Pembagian warisan dilakukan pada tahun 2011, pembagian warisan sebelum meninggal dunia dilakukan berdasarkan kesepakatan antara ahli waris dan ahli waris. Dalam hal ini ahli waris sudah mengetahui ketentuan hukum waris dalam Islam, namun pembagiannya tidak sesuai dengan rukun dan syarat pewarisan.

Prosedur pembagian harta yang dilakukan oleh Bpk. Solihin dianggap tidak adil, karena tidak ada perbedaan harta warisan antara ahli waris laki-laki dan perempuan. Selain itu, wawancara dengan Bpk. Risiko sebagai ahli waris 2, dia menjelaskan bahwa dia menerima warisan berupa tanah. Dasar lainnya adalah agar adil, sistem pembagian kekayaan adalah sama antara ahli waris laki-laki dan perempuan.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Selanjutnya wawancara dengan Bapak Ujang selaku ahli waris 1 kepada Bapak Muhammad Amin menjelaskan bahwa ahli waris menerima harta berupa uang dari pembagian harta yang dilakukan sebelum orang tuanya meninggal. Seluruh harta yang telah dibagikan dibuat oleh orang tua atau ahli waris untuk menutupi biaya hidup dan perawatan semua ahli waris. Wawancara dilanjutkan dengan Ibu Kartini sebagai ahli waris 2 dan menjelaskan bahwa ahli waris menerima harta berupa uang dari pembagian harta yang dilakukan sebelum orang tuanya meninggal.

Wawancara dengan Bpk. Suprijem sebagai ahli waris 1 g. Sahme menggambarkan bentuk harta yang diperoleh berupa tanah dan tambak. Selain itu, ahli waris menjelaskan bahwa ada masalah dalam pembagian harta, salah satu ahli waris menganggap tidak sah karena haknya tidak sesuai dengan ketentuan Islam.

Gambar

Tabel 1  Tata Guna Tanah 70
Tabel 2  Tingkat Pendidikan 71

Referensi

Dokumen terkait

secara jelas dalam pasal 173 tentang terhalangnya untuk menjadi ahli waris adalah perbedaan agama bukan berarti ahli waris beda agama mendapat bagian dari harta pewaris

Menurut hukum Islam pemberian harta pusaka kepada ahli waris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara pembagian harta warisan pada saat pewaris sudah meninggal

Pengalihan harta warisan sesudah pewaris meninggal dunia merupkan suatu proses dalam setiap hukum waris, tetapi pengalihan harta sebelum pewaris meninggal dunia dan

Kalau ayah dari ketiga cucu itu tidak meninggal lebih dahulu, atau ia tidak pantas, atau dicopoti haknya untuk mewarisi untuk pewaris, maka harta peninggalan dibagi antara

Di dalam kasus ahli waris pengganti di desa Kalisoka, peneliti menyimpulkan bahwa pembagian harta ahli waris pengganti tidak sesuai dengan pembagian yang ada di

secara jelas dalam pasal 173 tentang terhalangnya untuk menjadi ahli waris adalah perbedaan agama bukan berarti ahli waris beda agama mendapat bagian dari harta pewaris

Istilah-istilah dimaksud tentu saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengertian hukum waris itu sendiri yaitu, Waris, Warisan, Pewaris, Ahli waris, Mewarisi,7 Berdasarkan

Akibat dari penolakan harta warisan ini, ahli waris yang bersangkutan dianggap tidak pernah ada atau tidak pernah menjadi ahli waris dari si pewaris serta ahli waris yang menolak