• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN AHLI WARIS PENGGANTI ANTARA HUKUM PERDATA DAN HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN AHLI WARIS PENGGANTI ANTARA HUKUM PERDATA DAN HUKUM ISLAM "

Copied!
143
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dan sebagai dokumentasi dan sumbangan referensi di masyarakat yang khususnya berkaitan dengan kedudukan ahli waris pengganti berdasarkan prinsip keadilan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Pasnelyza Karani yang berjudul: Tinjauan Ahli Waris Pengganti dalam Hukum Waris Islam dan Hukum Waris KUH Perdata, Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang 2010. Perbandingan ahli waris pengganti pada kedua sistem hukum diatas yaitu sama-sama menggantikan kedudukan orang yang lebih tua. ahli waris mendahului ahli waris.

Nasehat yang diberikan adalah sebaiknya harta warisan tersebut dibagikan kepada ahli waris pengganti. 8Pasnelyza Karani, “Sekilas Tentang Ahli Waris Pengganti Dalam Hukum Waris Islam dan Hukum Waris KUH Perdata” Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro Semarang 2010), hal. Diana Zohrah dengan judul jurnalnya: “Konsep Ahli Waris dan Ahli Waris Pengganti: Mempelajari Putusan Hakim Pengadilan Agama”.

Penelitian Sadiq Ginting berjudul “Pembagian Warisan Oleh Ahli Waris Pengganti Menurut Hukum Warisan Islam (Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Malang)”. 11 Penelitian Sadiq Ginting, “Pembagian Warisan Oleh Ahli Waris Pengganti Menurut Hukum Waris Islam (Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Malang)” Jurnal Hukum, Universitas Brawijaya Malang, 2014.

Metode Penelitian

  • Garis Besar Isi Tesis

Kerangka teori yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu alur pemikiran yang dijadikan landasan atau acuan untuk memahami permasalahan yang diteliti. Objek yang diteliti tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah-pecah menjadi berbagai variabel, karena setiap aspek penelitian ini merupakan hasil konstruksi pemikiran.44. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, sumber data sekunder dan sumber data tersier. A.

49 Dalam penelitian ini, penulis mencari data kedudukan penerus dalam literatur ilmiah, dokumen resmi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pembahasan. Memilih pasal dan ayat, serta pandangan para ahli hukum yang memuat kaidah hukum yang mengatur masalah ahli waris penerus, untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Bab kedua, Kedudukan Ahli Waris Pengganti dalam KHU Perdata di Indonesia yang membahas tentang konsep hukum waris dalam KHU perdata.

Peneliti memaparkan hukum waris Islam, kemudian memaparkan kedudukan ahli waris pengganti dalam batang tubuh hukum Islam. Pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan hasil penelitian beserta implikasi penelitiannya.

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM

Kedudukan Ahli Waris Pengganti dalam Hukum Perdata

Kedudukan ahli waris pengganti menurut golongannya diatur dalam Buku II KUH Perdata. 83https://pa-kotabumi.go.id/profil-pengadilan/178-ahli-waris-pengganti-dalam-kewarisan-islam-perspeksi-madzhab-nasional. Sedangkan ahli waris bij plaatsvevurlling adalah ahli waris pengganti karena yang berhak mewaris telah meninggal dunia.

Mengenai konsepnya, ahli waris pengganti dikenal dalam bahasa Arab yaitu Mawali yang artinya ahli waris pengganti. Pengertian ahli waris pengganti dalam hukum waris Islam adalah ahli waris yang terbuka haknya akibat tidak adanya ahli waris tertentu. Dalam Pasal 185, misalnya. dengan ketentuan: (a) ahli waris yang meninggal dunia sebelum ahli waris, kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya; b) sedangkan bagian ahli waris tidak boleh melebihi bagian ahli waris sama dengan bagian yang digantikan.

105 Mukhsin Asyrof, ³Pengertian Lembaga Ahli Waris Pengganti dalam Hukum Waris, Kompilasi Hukum Islam (KHI) Melalui Pemikiran Prof. 106 Firdaus Muhammad Arwan, ³Persilangan Pendapat Mengenai Ahli Waris Pengganti Dalam Kompilasi Hukum Islam dan Penyelesaiannya´, Jurnal Mimbar Hukum dan Peradilan, no. Artinya, bila yang muncul sebagai pengganti anak laki-laki adalah ahli waris pengganti, maka ia mendapat bagian yang sama dengan bagian anak laki-laki itu.

Arasy Latif, “Ahli Waris Pengganti: Studi Banding Menurut Kompilasi Hukum Islam dan Menurut Hazairin,” Jurnal Mimbar Hukum, No. 112 Nyysa Rae Normida Zuda, “Kedudukan Ahli Waris Pengganti Menurut Hukum Islam, Amanna Gappa,” Jurnal Ilmu Hukum, Vol. Oleh karena itu, Hazairin dinilai tidak layak menafsirkan ketentuan ahli waris penerus berdasarkan hukum adat.

Konsep ahli waris pengganti dalam Kompendium Hukum Islam adalah sebagaimana tercantum dalam Pasal 185 KHI yang secara keseluruhan berbunyi: 120. Ayat (2): Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi bagian ahli waris yang sederajat. kepada yang digantikan. Ayat kedua menghilangkan penyimpangan dalam penerimaan ahli waris pengganti dengan tetap berpegang pada prinsip pemerataan antara laki-laki dan perempuan.

Misalnya ahli waris penggantinya adalah laki-laki dan ahli waris yang dipersamakan adalah perempuan. Sebagaimana diketahui, bagian ahli waris laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan bagian ahli waris perempuan.

Hak dan Kewajiban Ahli Waris Pengganti dalam Hukum

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM

Kedudukan Ahli Waris Pengganti dalam Perspektif Hukum

Salah satu persoalan yang cukup sulit dalam pembahasan waris dalam hukum Islam adalah ahli waris pengganti. Ahli waris pengganti dalam BW dikenal dengan istilah plaatsvervulling yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti penggantian tempat. Pasal 185 ayat (2) IKI, bagian ahli waris pengganti tidak melebihi bagian ahli waris yang sama dengan yang digantikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan ahli waris pengganti menurut pasal 185 Kompilasi Hukum Islam adalah ahli waris yang meninggal dunia sebelum pewaris, yang kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya. Dalam Kompilasi Hukum Islam, penggantian ahli waris dalam beberapa hal berbeda dengan penggantian tempat ahli waris (place pemenuhan) dalam hukum waris KUHPerdata. Oleh karena itu, bagian ahli waris pengganti sama besarnya dengan bagian ahli waris yang digantikannya, untuk itu ahli waris pengganti harus dikembangkan dalam hukum waris Islam.

Namun karena B rupanya mendahului A, maka C menggantikan B sebagai ahli waris. Pasal 185 (2) KHI, bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi bagian ahli waris yang sama dengan bagian yang digantikan. Ayat 2 : “Ahli waris dari ahli waris tidak boleh lebih besar dari pada bagian ahli waris yang sama dengan orang yang menggantikannya.” 153.

Hukum waris Islam di Indonesia baru mengenal adanya ahli waris pengganti setelah diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Susunan Hukum Islam. Ayat (2) “Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi bagian ahli waris sama dengan ahli waris yang digantikan.” 154. Hukum waris Islam di Indonesia baru mengakui adanya ahli waris pengganti setelah diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Susunan Hukum Islam.

Firdaus Muhammad Arwan, 'Crossing Opini Tentang Ahli Waris Pengganti Dalam Kompilasi Hukum Islam Dan Solusinya', Jurnal Hukum dan Keadilan Mimbar, No. Mukhsin Asyrof, ³Pengertian Kelembagaan Ahli Waris Pengganti dalam Hukum Waris, Kompilasi Hukum Islam KHI) Oleh pemikiran Prof.dr.

Hak dan Kewajiban Ahli Waris Pengganti dalan Hukum Islam

Referensi

Dokumen terkait

kedudukan ahli waris pengganti menurut hukum Islam dan hukum perdata. Mengetahui, memahami dan menganalisa mengenai penyelesaian

“(1) Sistem kewarisan individual, cirinya harta peninggalan dapat dibagi- bagi di antara para ahli waris seperti dalam masyarakat bilateral di Jawa, (2) Sistem kewarisan

Oleh sebab itu pada kondisi anak luar nikah dapat menjadi ahli waris aktif yaitu anak luar nikah berhak mendapatkan harta waris atau ia mewarisi hanya dengan

Sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan dengan laporan penelitian skripsi ini yang berjudul “ANALISIS HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARIS BAGI AHLI WARIS PENGGANTI

Di dalam gugatannya pada intinya penggugat memohon kepada majelis hakim Pengadilan Agama untuk menetapkan ahli waris dari almarhum Amaq Yang, menetapkan harta peninggalan Amaq

mengenai keutamaan ahli waris atau ahli waris pengganti menurut Al-Qur’an adalah, dalam sistem hukum waris Islam menurut Al-Qur’an yang merupakan sistem waris bilateral,

Warist ahli waris yaitu orang yang akan mewarisi harta peninggalan.8 Dari hasil survey menunjukkan ada dampak yang ditmbul terkait pembagian harta yang dilakukan sebelum pewaris

Akibat dari penolakan harta warisan ini, ahli waris yang bersangkutan dianggap tidak pernah ada atau tidak pernah menjadi ahli waris dari si pewaris serta ahli waris yang menolak