• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerpan metode pictorial riddle untuk meningkatkan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerpan metode pictorial riddle untuk meningkatkan"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

Lampiran 01 I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Lampiran 02 II. siklus Rencana pelaksanaan pembelajaran Lampiran 03 Puzzle bergambar Bahan ajar I. siklus Lampiran 04 Puzzle bergambar Bahan ajar II.

Gambar 2.1  Mata dan Bagian-Bagianya      25
Gambar 2.1 Mata dan Bagian-Bagianya 25

Latar belakang

Bagaimana penerapan metode puzzle bergambar dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII MTs Hidayatussibyan NW Sengkerang tahun pelajaran. Bagaimana penerapan metode puzzle bergambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Hidayatussibyan NW Sengkerang tahun pelajaran? Untuk mengetahui pemahaman konsep pembelajaran siswa kelas VIII MTs Hiyatussibyan NW Sengkerang dengan menerapkan metode puzzle gambar tahun pelajaran.

Untuk mengetahui aktivitas pembelajaran siswa kelas VIII MTs Hiyatussibyan NW Sengkrang melalui penerapan metode puzzle bergambar tahun ajaran 2018/2019. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Pada Mata Pelajaran Alat Optik Di Sekolah Menengah, Jurnal Pendidikan Indonesia, Januari 2010, hal.16. Analisis data dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode puzzle bergambar.

Selain itu, data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan dianalisis dengan cara sebagai berikut. Dari hasil evaluasi tes hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil siswa yang lulus masih rendah dan banyak aktivitas belajar siswa yang masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi hasil tes hasil belajar di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada setiap siklus belajar mengajar dengan menggunakan metode pictorial riddle mengalami peningkatan dari 70,6 menjadi 84,5.

Peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II kelas VIII MTs Hidayatussibyan NW Sengekerang tahun pelajaran. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa metode teka-teki bergambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Meningkatnya pengalaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode puzzle gambar dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa penggunaan metode puzzle gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri dengan metode puzzle gambar pada mata pelajaran alat optik di sekolah menengah, Jurnal Pendidikan Indonesia, 2010.

Tabel  2.1  Kisi-kisi  Indikator  Pemahaman  Konsep  pada  Materi  Cahaya dan Alat Optik
Tabel 2.1 Kisi-kisi Indikator Pemahaman Konsep pada Materi Cahaya dan Alat Optik

Rumusan masalah

Tujuan dan mamfaat penelitian

Definisi operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian “Penerapan Metode Pictorial Riddle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Dan Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas VIII MTs Hidayatussibyan NW Sengkerang Tahun Ajaran, sebaiknya peneliti melakukannya. kegiatan individu baik fisik maupun non fisik yang dilakukan untuk mengarahkan perubahan ke arah yang benar (memperoleh pengetahuan dan pengalaman).

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kajian pustaka

  • Pengertian Belajar
  • Pengertian Fisika
  • Metode Pictorial Riddle
  • Pemahaman Konsep
  • Materi Pokok (Cahaya dan Alat Optik)

Seperti model pembelajaran lainnya, metode pembelajaran puzzle bergambar juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Peran Metode Pictorial Puzzle Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMAN 1 Bontonompo, Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, halaman 253.

Kerangka berpikir

Sehingga siswa mengetahui di mana harus belajar dan dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh untuk memecahkan masalah dalam kehidupan mereka.

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir  Pemahaman  konsep  dan  keaktifan  siswa  dalam  belajar  masih  kurang  dikarenakan  guru  masih  mendominan  dalam  belajar  dan  kurangnya  variasi media dalam pembelajaran
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Pemahaman konsep dan keaktifan siswa dalam belajar masih kurang dikarenakan guru masih mendominan dalam belajar dan kurangnya variasi media dalam pembelajaran

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Sasaran Penelitian

RencanaTindakan

Kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan yang meliputi peneliti mengungkapkan metode pembelajaran kepada guru dan. Pada tahap ini peneliti sebagai observer mengkaji kekurangan dari tindakan yang diberikan, apabila siklus 1 menunjukkan hasil yang belum optimal maka perlu dilakukan peninjauan kembali atau perbaikan perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Gambar 3.1 Model Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas  Langkah-langkah  yang  digunakan  disetiap  pertemuan  untuk   masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Langkah-langkah yang digunakan disetiap pertemuan untuk masing-masing siklus adalah sebagai berikut:

Jenis Instrumen

Lembar observasi ini memuat berbagai kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar dan diamati dengan lembar observasi aktivitas siswa. Peran peneliti sebagai observer didasarkan pada tujuan memperoleh data yang berkaitan dengan keadaan lingkungan sekolah dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, dan yang diamati dalam kegiatan observasi adalah kegiatan pembelajaran dan perubahan kemampuan. pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan metode puzzle gambar.

Table 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa  No  Komponen  Diskriptor
Table 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Komponen Diskriptor

Pelaksanaan Tindakan

Cara Pengamatan (Monitoring)

Analisis dan Refleksi

Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dilakukan dengan. bagaimana membandingkan secara deskriptif nilai rata-rata dan persentase perolehan belajar dalam satu siklus pembelajaran. Setelah memperhatikan kekurangan yang terjadi pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II. Proses pembelajaran pada siklus II sama dengan pembelajaran pada siklus I yang berlangsung dalam 2 kali pertemuan.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh data siswa dalam kategori sangat aktif yaitu 9 siswa (37%), 8 siswa dengan kategori aktif (33%), 4 siswa dengan kategori sedang. kategori aktif (16%). ), kategori kurang aktif, dan 3 siswa (12%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dibandingkan dengan II. siklus dan total hasil kegiatan belajar siswa secara keseluruhan adalah tahun 2019 dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 84,12. Jika dilihat dari peningkatan yang terjadi pada siklus II maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil pada siklus II. D.

Proses pembelajaran pada siklus II lebih baik dari pada siklus sebelumnya dan peneliti menghentikan penelitiannya. Dan tes hasil belajar siswa pada siklus I mencapai total skor 339 dengan rata-rata 70,6 dan ketuntasan klasikal siklus I sebesar 62%, sedangkan pada siklus II total skor yang dicapai 406 dengan nilai rata-rata 84,5 dan klasikal. kelengkapan adalah 100%. Pengamatan pada siklus I dan siklus II dapat dikatakan penelitian berhasil mencapai target yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I ditemukan siswa dalam kategori aktif sebanyak 5 siswa (21%), 4 siswa (17%) cukup aktif dan 15 siswa (62%) kurang aktif, sedangkan total skor aktivitas belajar siswa adalah 1557 dengan rata-rata skor 64,87. Pada tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada siklus I yang terdiri dari 24 siswa dengan perolehan skor untuk seluruh siswa dilihat dari jumlah skor hasil belajar siswa yaitu 339 dengan rata-rata 70,6 . Peningkatan ini dibuktikan dengan hasil tes belajar siswa pada setiap siklus yang mengalami peningkatan.

Sedangkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai nilai rata-rata 64,87 dengan kategori cukup aktif, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 84,12 dengan kategori aktif.

Table 3.2 Kriteria Intensitas Aktivitas Belajar 34 No   Interval   Kategori
Table 3.2 Kriteria Intensitas Aktivitas Belajar 34 No Interval Kategori

HASIL DAN PEMBAHASAN

GambarUmum Lokasi Penelitian

  • Latar belakang berdirinya madrasah
  • Lokasi MTs. Hiyatussibya NW Sengkerang
  • Sarana dan Prasarana
  • Guru-guru, Kepala Madrasah, dan Struktur Organisasi

Hasil Penelitian

  • Siklus I
  • Siklus II

Dalam penelitian ini data keterlaksanaan rencana pembelajaran dan aktivitas pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi, dan data hasil belajar siswa dalam hal mengetahui pemahaman konsep siswa dari tes pembelajaran. prestasi berupa pilihan ganda yang dilaksanakan pada akhir siklus. Setiap pertemuan dijadwalkan selama 2x 45 menit, materi pada siklus pertama adalah tentang cahaya dan sifat-sifat cahaya. Berdasarkan hasil tabel di atas terlihat bahwa pada siklus I jumlah jam adalah 14 detik. menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan baik yaitu pada kategori 73.

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan cara mengamati aktivitas siswa bertujuan untuk mengetahui kekurangan selama proses pembelajaran untuk kemudian diperbaiki pada siklus berikutnya. Dari tabel data di atas dapat dijelaskan bahwa hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh dalam kategori aktif sebanyak 5 siswa (21%), 4 siswa (17%) cukup aktif dan 15 siswa kurang aktif (62%). ), sedangkan skor total aktivitas belajar siswa secara keseluruhan adalah 1557 dengan nilai rata-rata 64,87. Berdasarkan hasil evaluasi tes hasil belajar pemahaman konsep siswa di atas pada siklus I menggunakan penerapan metode pembelajaran puzzle bergambar, terlihat bahwa masih terdapat hasil belajar yang belum mencapai KKM. yaitu 70, dilihat dari total skor hasil belajar siswa yaitu 339 dengan rata-rata 70,6.

Pada Siklus I terdapat beberapa kendala diantaranya: (1) sebagian siswa masih belum memperhatikan penjelasan guru dan belum memahami materi yang diajarkan, (2) siswa belum dapat bekerjasama dalam kegiatan diskusi dengan kelompoknya. , (3) guru juga tidak bisa mengontrol siswa dalam kegiatan diskusi sehingga banyak siswa yang ribut dalam kelompoknya, (4) siswa masih kurang aktif bertanya kepada teman dan guru, (5) dalam melaksanakan pembelajaran dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode teka-teki bergambar, masih banyak siswa yang belum memahami penyampaian materi dengan menggunakan gambar. Pada kegiatan pembelajaran siklus II sama dengan siklus I yaitu proses observasi pelaksanaan rencana pembelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa menggunakan lembar observasi, dengan pengamat dari teman sejawat dan guru pembelajaran. Dimana total skor hasil belajar siswa adalah 406 dengan nilai rata-rata 84,5 sedangkan jumlah siswa yang tuntas secara individual terdiri dari 24 siswa dari 24 siswa yang mengikuti penilaian dan tidak ada siswa yang tidak tuntas selama di kelas. siklus. Nilai ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 62% dan untuk siklus II peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 100%.

Tabel 4. 3 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus I  Siklus  Jumlah
Tabel 4. 3 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus I Siklus Jumlah

Peningkatan Hasil Belajar

Pembahasan

  • Hasil Observasi Kegiatan Guru/Keterlaksanaan RPP
  • Hasil Observasi Kegiatan Siswa
  • Evasluasi Siswaatau TesHasil Belajar

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Muhammad Minan Chusni dalam penerapan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode puzzle gambar untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa, yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan skor rata-rata siklus I dari 42,93 menjadi 50,71 pada siklus II meliputi motivasi belajar siswa juga meningkat sebesar 63,57% yang tergolong baik 39 Peningkatan juga terjadi pada penelitian Alfira Zarisan dan Saminan dalam penerapan pembelajaran inkuiri menggunakan metode puzzle gambar pada alat optik terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri dengan metode puzzle bergambar dapat meningkatkan kreativitas siswa sebesar 42% dengan skor kreativitas rata-rata yang dicapai siswa pada pertemuan pertama. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Metode Pictorial Riddle pada Materi Alat Optik Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2017 pg 3. Peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian serupa dengan penelitian ini pada pokok bahasan cahaya dan alat optik serta disarankan untuk mengembangkan kembali penelitian ini dengan memperluas topik lain dan mencoba mengungkap faktor-faktor lain yang belum terjawab oleh penelitian ini.

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Metode Pictorial Riddle pada Materi Alat Optik Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa, Pendidikan IPA Indonesia Juran, 2017. Alat optik alam adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk mengamati benda yang tidak dapat dilihat oleh mata jelas dengan mata. Loupe merupakan alat optik buatan yang paling sederhana karena hanya terdiri dari sebuah lensa cembung.

Kaca pembesar adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda kecil agar tampak lebih besar sehingga lebih mudah diamati. Mikroskop adalah alat optik yang berfungsi untuk membuat benda-benda kecil seperti bakteri dan amuba tampak lebih besar. Dia mencatat bahwa perangkat optik digunakan untuk membantu orang melihat, baik perangkat optik alami maupun buatan.

Jelaskan macam-macam alat optik, kegunaannya dan contoh alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Sifat cahaya yang dapat dibiaskan dapat timbul jika cahaya…. melalui dua media yang berbeda c.Pernyataan manakah tentang sifat cahaya yang salah...mengalami interferensi dan difraksi.

Gambar 1.1. Cahaya lampu
Gambar 1.1. Cahaya lampu

Gambar

Gambar 2.1  Mata dan Bagian-Bagianya      25
Tabel  2.1  Kisi-kisi  Indikator  Pemahaman  Konsep  pada  Materi  Cahaya dan Alat Optik
Gambar 2.1. Mata dan Bagian-bagianya 26
Gambar 2.2. Bentuk Lup 27 3) Kamera
+7

Referensi

Dokumen terkait

The results of the literature study related to this stage the researcher made a product development plan to overcome the problems that exist in elementary school, namely