• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Siklus II

3) Mengkaji hasil dari obervasi keterlaksanaan RPP yaitu dengan melihat pelaksanaan tindakan, pada tahap ini peneliti akan merefleksikan RPP jika masih ada kekurangan dalam pelaksanaanya.

langkah yang akan diamati kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

2. Lembar Observasi Aktivitas

Lembar observasi ini berisikan tentang banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar dan diamati dengan lembar observasi aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang dimaksud meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman, membaca LKS, Materi ajar dan menulis yag relevan, mengerjakan LKS pada kelompok, berlatih untuk melakukan kerja kelompok, dan mempersentasikan hasil kerja kelompok.

Peran peneliti sebagai observer didasarkan pada tujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan keadaan lingkungan sekolah dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, adapun hal-hal yang diamati dalam kegiatan observasi yaitu aktivitas pembelajaran serta perubahan kemampuan para siswa dalam memahami materi pelajaran baik sebelum maupun sesudah menggunakan metode pictorial riddle.

Adapun instrumen observasi pada penelitian tindakan kelas merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati hal-hal yang diamati.

Dalam penelitian ini digunakan instrument observasi jenis Check list (daftar cek). Check list adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang diobservasi, sehingga observer tinggal memberi

tanda ada dan tidak adanya tentang aspek yang di observasi.32 Objek yang diobservasi adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Table 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Komponen Diskriptor

Penilaian

Skor Tampak Tidak

Tampak 1 Kesiapan dan

aktivitas siswa dalam

mengikuti

a. Siswa masuk tepat waktu dan duduk dengan rapi b. Siswa membawa buku

pelajaran dan

memperhatikan pelajaran dengan seksama delama proses belajar menagajar berlangsung

c. Siswa tidak mengerjakan pelajaran lainnya

2 Interaksi siswa dengan guru

a. Siswa berusaha menjawab pertanyaan guru dengan benar b. Siswa berusaha

memperbaiki jawaban pertanyaan yang dijawab salah sebelumnya

c. Siswa mengemukakan pendapat kepada guru 3 Interaksi siswa

dengan siswa

a. Siswa bertanya kepada rekannya yang telah mampu menjawab soal b. Siswa menjawab

pertanyaan temannya c. Siswa memperhatikan

penjelasan temannya 4 Aktivitas

siswa dalam menggunakan LKS

a. Siswa mengerjakan soal LKS sesuai dengan petunjuk penggunaan LKS

b. Siswa mengerjakan soal LKS secara kelompok c. Siswa mengerjakan soal

LKS sesua dengan alokasi waktu yang

32 Ibid, hal.93

No Komponen Diskriptor

Penilaian

Skor Tampak Tidak

Tampak diberikan

5 Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar

a. Siswa mencoba menyimpulkan materi yang telah dibahas b. Siswa berusaha

memperbaiki kesimpulan yang salah sebelumnnaya c. Siswa mencatat ringkasan

atau rangkuman yang diberikan oleh guru Jumlah skor

Rata-rata Kategori

3. Tes

Tes adalah serentetan atau barisan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok peserta didik.33 Dalam penelitian ini tes akan dibuat oleh peneliti dan berkoordinasikan dengan guru mata pelajaran fisika untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika MTs. Hidatussibyan NW Sengkerang. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan menilai kemampuan kognitif siswa dengan mencakup tiga domain kemampuan kognitif, yaitu: C1 (pengetahuan). C2 (pemahaman), C3 (penerapan).

33 Suharsimi Arikunto, Prosedur…, h, 193

tersebut dianalisis dengan statistic deskriptif yaitu dengan cara membandingkan hasil dari setiap siklusnya. Ketuntasan belajar dicari dengan cara sebagai berikut:

a. Data Ketuntasan Belajar Siswa

Ketuntasan belajar siswa merupakan hasil dicapai seorang individu setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu. Hasil belajar dinyatakan dalam nilai atau skor setelah mengerjakan suatu tugas tes. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, hasil tes belajar dianalisis secara deskriptif.

1) Ketuntasan Individu

Ketuntasan individu yaitu setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu terhadap materi pelajaran yang diberikan jika siswa mampu memperoleh nilai ≥ 70.

2) Ketuntasan Belajar siswa secara Klasikal

Kk= x 100% (3.1)

Keterangan :

Kk : Ketuntasan belajar siswa secara klasikal N1 : Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 N : Jumlah siswa

Sesuai dengan teknik penilaian siswa dinyatakan tuntas belajar secara kalsikal terhadap materi yang disajikan minimal 85%

dari jumlah siswa memperoleh ≥ 70. Untuk menentukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dilakukan dengan

cara membandingkan secara deskriptif nilai rata-rata dan persentase keuntungan belajar pada siklus pembelajaran.

b. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi/pengamatan. Selanjutnya data yang diperoleh menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan dianalisis dengan cara sebagai berikut.

1) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Petunjuk:

a) Berikan penilaian dengan memberikan tanda pada kolom yang tersedia

b) Pemberian skor :

(1) Berilah skor 3 apabila ada 3 diskriptor yang nampak (2) Berilah skor 2 apabila ada 2 diskriptor yang nampak (3) Berilah skor 1 apabila ada 1 diskriptor yang nampak (4) Berilah skor 0 apabila tidak ada diskriptor yang nampak 2) Analisis dan Aktivitas belajar siswa

a) Siswa yang mengajukan pertanyaan atau jawaban dengan menyerahkan kartu yang dibawa

b) Menghitung semua jumlah tindakan (indicator) yang dapat dilakukan siswa

c) Menghitung jumlah tindakan maksimal yang diharapkan

d) Menentukan persentase keberhasilan aktivitas pembelajaran siswa dengan rumus:

Intensitas persentase aktivitas belajar dicocokkan dengan kriteria berikut ini:

Table 3.2 Kriteria Intensitas Aktivitas Belajar34 No Interval Kategori

1 90 – 100% Tergolong sangat aktif 2 80 – 89% Tergolong aktif 3 70 -79% Tergolong cukup aktif

4 ≤ 70 Kurang aktif

c. Keterlaksanaa RPP

Data hasil observasi tentang keterlaksanaa pembelajaran (RPP) dalam pnelitian ini menggunakan lembar observasi keterlaksanaan RPP dan dianalisis dengan menggunakan rumus persentase berikut:

1) Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP

Beri tanda (√) pada kolom “ya” jika langkah pembelajaran terlaksana dan pada kolom “tidak” jika langkah pembelajaran tidak terlaksana. Apabila langkah pembelajaran

34Nasution, Neohi dan Adi Suriyanto, Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) hal. 320

terlaksana (ya) maka diberi skor 1, dan tidak terlaksana (tidak) maka diberi skor 0.

Table 3.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP

Kegiatan Aspek yang diamati Keterlaksanaan Ya Tidak Pendahuluan Mengucapkan salam dan

mengarahkan siswa untuk memimpin doa

Memeriksa absensi kehadiran siswa melalui tanya jawab

Memberikan apersepsi kepada siswa melalui tanya jawab

Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari atau dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari

Membentuk kelompok diskusi dengan memasangkan setiap siswa

Inti Memberikan LKS yang terkait dengan materi pelajaran

Menjelaskan petunjuk kerja di LKS dan meteri secara singkat Meminta siswa mengerjakan LKS secara kelompok

Memberikan siswa belajar dan berdiskusi kelompok secara aktif dalam menemukan konsep hingga menyimpulkan sendiri Mengawasi, memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung

Siswa mengaplikasikan konsep yang baru didapatkan untuk mendapatkan solusi dari suatu permasalah

Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara lisan Meminta perwakilan kelompok

untuk maju dan

mempersentasikan hasil diskusi Memberi kesempatan kepada

siswa untuk

menganggap/bertanya mengenai penyampaian hasil diskusi dari kelompok lain

Memberikan tanggapan atas jawaban siswa, kemudian memperbaiki jawaban jika terjadi kesalahan

Penutup Menawarkan jika ada siswa yang masih ingin bertanya terkait materi yang baru dipelajari

Merefleksikan pembelajaran

2) Rumus analisis keterlaksanaan RPP

% keterlaksanaan RPP = % Keterangan :

X = jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana.

Y = total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan35 Table 3.4 Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran36

No Interval Kategori

1 80% - 100% Sangat Baik

2 60% - 79% Baik

3 40% - 59% Cuku Baik

4 20% - 39% Kurang Baik

5 ˂ 20% Tidak Baik

35Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 102

36Ibid.

yang telah terlaksana pada hari tersebut

Menutup pembelajaran dengan

menyampaikan secara

kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan berikutnya kemudian mengucapkan salam Jumlah Skor

Rata-rata Kategori

2. Refleksi

Refleksi adalah mengulas secara kritis tentang perubahan yang dilakukan baik pada siswa, suasana kelas, maupun proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, refleksi yang dilakukan oleh peneliti yaitu menilai nilai tes (analisis data) dan kekurangan apa yang terdapat pada proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan siklus berikutnya.

Madrasah merupakan sarana pendidikan yang berfungsi sebagai pusat interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, madrasah juga tempat berlangsungnya proses pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan mutu anak didik dan perubahan pola hidul/tingkah laku, pengetahuan serta keterampilan (efektif, kognitif, dan psikomotorika). Inilah yang menjadi dasar pemikiran masyarakat desa Sengkerang dalam upaya mendirikam lembaga pendidikan.

MTs. Hidayatusibyan NW Sengkerang berada dalam satu lingkungan dengan MI dan MA Hiyatussibyan NW Sengkerang dibangun dengan kontruksi permanen dan memiliki fasilitas berupa ruang kelas, ruang guru, mushola, perpustakaan, secara fisik bangunannya masih kuat dan sangat layak pakai.

2. Lokasi MTs. Hiyatussibyan NW Sengkerang

Secara khusus letak geografis MTs Hiyatussibyan NW Sengkerang adalah:

Sebelah Utara :Terdapat jalan kampung yang bersambung dengan jalan raya

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan pemukiman warga Sebelah Timur : Berbatasan dengan pemukiman warga

Sebelah Barat : Persawahan dan pemakaman umum desa Sengkerang

3. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar, MTs Hiyatussibyan NW Sengkerang mempunyai sarana dan prasaran sebagai berikut:

a. Ruang kepala madrasah

Untuk menunjang kegiatan kepala madrasah MTs.

Hiyatussibyan NW Sengkerang terdapat tempat tempat khusus dalam melaksanakan tugasnya dengan tenang, tentram, nyaman dan aman.

Ruang kepala madrasah terletak bersamaan dengan ruang guru sehingga komunikasi tetap lancar dengan para guru.

b. Ruang guru

Ruang guru ini berfungsi sebagai tempat mempersiapkan kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang menunjang pelajaran.

Dalam ruang guru ini guru mengerjakan hal-hal yang berkaitan dalam proses belajar mengajar.

c. Ruang kelas

Jumlah rombongan belajar kelas VII dengan kelas IX berjumlah enam rombongan belajar, dengan jumlah ruang kelas sebanyak dua kelas dan masing-masing berukuran 7 x 8 m. ruang kelas ini digunakan secara keseluruhan pada jadwal belajar dipagi hari.

Adapun mengenai sarana dan prasarana di MTs. Hiyatussibyan NW Sengkerang secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sarana Prasarana MTs. Hidayatussibyan NW Sengkerang Tahun 2018/2019

No Jenis Prasarana

Jumlah Ruangan

Jumlah Ruang Kondisi

Baik

Jumlah Ruang kondisi

rusak

Kategori Kerusakan Rusak

Ringan

Rusak Sedang

Rusak Berat

1 Ruang Kelas 6 6 - - - -

2 Perpustakaan - - - -

3 R. Lab. IPA - - - -

4 R. Lab.

Biologi

- - - -

5 R. Lab.

Fisika

- - - -

6 R. Lab.

Kimia

- - - -

7 R. Lab.

Komputer

- - - -

8 R. Lab.

Bahasa

- - - -

9 R. Pimpinan 1 1 - - - -

10 R. Guru 1 1 - - - -

11 R. Tata Usaha

- - - -

12 R. Konseling - - - -

13 Tempat Beribadah

1 1 - - - -

14 R. UKS - - - -

15 Jamban 2 - - - - -

16 Gudang - - - -

17 R. Sirkulasi - - - -

18 Tempat Olahraga

1 1 - - - -

19 R. Organisasi Kesiswaan

- - - -

20 R. Lainnya - - - -

4. Guru-guru, Kepala Madrasah, dan Struktur Organisasi a. Kepala Madrasah dan Guru-guru

Guru juga merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat urgen, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, baik pada ranah kognitif, efektif maupun psikomotorik siswa sehingga mereka dapat menjadi insan yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. Selain itu juga, guru merupakan figure dalam dunia pendidikan yang akan dicontoh dan diteladani. Oleh karena kedudukan guru untuk selalu mengembangkan dan meningkatan mutu pendidikan sesuai bidang studi masing-masing.

Kesadaran akan tanggung jawab sebagai guru yaitu pendidik dan pengajar sangat diperhatikan dan dipegang teguh. Guru-guru di MTs. Hiyatussibyan NW Sengkerang memiliki kompetensi dan kemampuan yang sangat bagus. Baik dalam hal mengajar yaitu memberikan ilmu pengetahuan maupun memberikan didikan dan bimbingan bagaimana supaya anak didik mereka terbentuk menjadi manusia yang sesungguhnya, karena proses belajar mengajar tujuan awalnya adalah untuk memanusiakan manusia, agar siswa menjadi manusia yang seutuhnya dalam menjelalankan kehidupan.

Di MTs. Hiyatussibyan NW Sengkerang, tanggung jawab sebagai pendidik dan pengajar yang begitu besar sangat dijunjung tinggi. Hal ini terlihat dari guru-guru yag rajin masuk untuk mengajar, mereka mengajarkan kepada siswa-siswinya untuk taat kepada

peraturan madrasah untuk dating tepat waktu dan tentunya pulang pada jam madrasah sudah selesai.

Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan daftar nama guru dan kepala sekolah yaitu sebagai berikut:

1) Kepala Madrasah

MTs. Hiyatussibyan NW Sengkerang dipimpin oleh seorang pimpinan yang cakap dan penuh wibawa.

2) Guru-guru

Para guru di MTs. Hiyatussibyan NW Sengkerang sebanyak 17 orang. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Data Guru MTs. Hiyatussibyan NW Sengkerang Tahun 2018/2019

No Nama Guru L/P Jabatan Mata Pelajaran

1 Abdul Gani L Kepala

Madrasah

IPA Terpadu

2 Suharto, S.Pd.I L WAKAMAD Fiqih

3 Sudriman, S.E L Waka

Kurikulum

Fiqih 4 L. Didik S. W., S.H L Waka

Kesiswaan

SKI

5 Suhaenah, S.Ag P Waka Humas Mulok Kaligrafi

6 Muh. Wildan,

S.Pd.I

L Waka Sarana Prasarana

Mulok Kaligrafi 7 Emi Rohayati, S.E P Bendahara IPS Terpadu 8 Uswatun Khasanah,

S.Ag

P Guru Aqidah Akhlak

9 Abdul Ghani, S.Pd P Guru IPA Terpadu

10 Yuni Hikmarini, SIP., S.Pd

L Guru Bahasa Inggris

11 Hadijah, S.Pd P Guru Bahasa Arab

12 Nurmiatun, S.Pd P Guru Matematika

13 Marwani, S.Pd.I P Guru Qur’an hadits

14 Rusdan, S.Pd.I L Guru Fiqih

15 Damayanti, A.Ma P Guru Seni Budaya

16 Saparwadi, S.Pd L Guru PENJASKES

17 Masnun L Guru Pengembangan

Diri B. Hasil Penelitian

Penelitiaan Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas belajar fisika siswa dengan menggunakan metode pictorial riddle dalam pembelajaran IPA fisika pada pokok bahasan cahaya dan alat optik. Penelitian ini dilakukan pada dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II dari tanggal 14 Mei sampai dengan 22 Mei 2019. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A semester genap MTs Hidayatussibyan NW Sengkerang Desa Sengkerang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 27 orang.

Pada penelitian ini membuat data keterlaksanaan RPP dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi, sedangkan data hasil belajar siswa dalam mengetahui pemahaman konsep siswa diperoleh dari tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang dilakukan pada akhir siklus.

Adapun uraian pelaksanaan penelitian tindakan pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Proses pembelajaran pada siklus dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2x 45 menit, materi

yang diajarkan pada siklus I yaitu tentang cahaya dan sifat-sifat cahaya.

Pada pertemuan pertama dilakukan proses pembelajaran dan pertemuan kedua mereview kembali materi dan diberikan tes hasil belajar berupa plihan ganda. Kegiatan pada siklus I terdiri dari 4 tahapan antara lain:

a. Tahap Perancanaan Tindakan

1) Membuat skenario pembelajaran siklus I yang sudah direncanakan dengan menerapkan metode pictorial riddle

2) Membuat rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)

4) Menyiakan bahan ajar siswa

5) Menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan siswa

6) Menyusun soal-soal evaluasi siklus I beserta kunsi jawabanya b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pelaksanaan tindakan dengan melaksanakan proses belajar mengajar menggunakan pedoman pada tahap perencanaan yang telah disusun. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggukan rencana pelaksanaan penmbelajara (RPP) sesuai dengan metode pictorial riddle yang telah disusun.

Pada pelaksaanaa tindakan siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dengan jumlah alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 14 Mei 2019 dari pukul

09.30-11.00 WITA dan melaksanakan proses pembalajaran selama 2x45 menit, sedangkan pertemuan kedua dilakukan pada hari rabu tanggal 15 Mei 2019 dari pukul 10.10-11.40 WITA selama 2x45 menit dengan memberikan tes evaluasi dan refleksi.

Pada pertemuan pertama peneliti memberikan pendahuluan berupa apersepsi tentang materi cahaya dengan bertanya kepada siswa pengalaman terjadi mati lampu di rumahnya, tujuanya agar siswa dapat lebih mudah termotivasi untuk mempelajari materi tentang cahaya dan sifat cahaya. Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan lisan kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi serta menyuruh siswa duduk dalam bentuk kelompok-kelompok selama 15 menit. Selanjutnya peneliti memberikan sebuah gambar kepada setiap kelompok dan meminta siswa untuk mengamati gambar tersebut, dengan menggunakan LKS yang diberikan siswa diminta untuk menyimpulkan hasil dari pengamatan serta mendiskusikan bersama teman kelompoknya, setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk mempersentasi hasil dari diskusi dengan perwakilan dari setiap kelompok, kegiatan tersebut dilaksanakan selama 60 menit. Selanjutnya peneliti meminta siswa bertanya jika masih ada meteri yang belum dipahami, setelah itu peneliti mengoreksi kembali atau menguatkan kesimpulan dari penyampaian meteri dan hasil dari diskusi masing-masing kelompok, kegiatan tersebut dilakukan dalam 15 menit.

Pada pertemuan kedua, peneliti mengulang kembali materi yang sudah disampaikan sebelumnya pada pertemuan pertama, setelah itu peneliti melakukan tes hasil belajar dengan memberikan siswa soal tes pilihan ganda sebanyak 20 butir soal untuk mengetahui tingkat pemaham konsep siswa terhadap materi cahaya dan sifat cahaya dalam waktu 45 menit. Setelah itu peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran, kemudian guru menutup pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Pada kegiatan pembelajaran siklus I, proses observasi dilakukan oleh guru bidang studi dan dibantu oleh 5 orang teman sejawat yaitu Bq. Seftya Arianti, Rosi Yulistya, Ziyadatul Husna, Emi Mardianti dan Ida marhamah selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan dengan memberikan tanda centang pada rubrik yang disediakan, sehingga tidak terjadi kesalahan pada siklus berikutnya.

1) Hasil observasi keterlaksanaan RPP

Tabel 4. 3 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus I Siklus Jumlah

Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran yang terlaksana

Kategori Jumlah Persentase

I 19 14 73 % Baik

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat pada siklus I jumlah pembelajaran yang terlaksana berjumlah 14 dengan

menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan baik yaitu dalam kategori 73 %. Hasil observasi yang dilakukan oleh observer ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan mengamati aktivitas siswa bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung kemudian diperbaiki pada siklus berikutnya.

2) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Berikut hasil dari nilai aktivitas belajar masing-masing siswa yang disajikan dalam bentuk table. Nilai aktivitas yang tertinggi yaitu 86, sedangkan yang terendah yaitu 46

Tabel 4.4

Data Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII MTs Hitayatussibyan NW Sengkerang Tahun Pelajaran 2018/2019

No Nama Siswa Hasil observasi aktivitas belajar Siklus I

Skor Kategori

1 Amzed E. 46 Kurang aktif

2 Apriliana Rahma 46 Kurang aktif

3 Ardiansyah 73 Cukup aktif

4 Dewi Citra Lestari 80 Aktif

5 Dinda Isnawati 73 Cukup aktif

6 Diva Anggraini 66 Krang aktif

7 Ersa Siregar 60 Kurang aktif

8 Hendra Waidi 66 Kurang aktif

9 Isma Yana 80 Aktif

10 Laura Ayusulistia 66 Kurang aktif

11 M. Denune Zulfakaali 46 Kurang aktif

12 M. Muhyialansyah 86 Aktif

13 Moh. Arilfahrozi 46 Kurang aktif

14 Noni Fatmawati 66 Kurang aktif

15 Riska Maulia Aprianti 73 Cukup aktif

16 Siti Satinah 66 Kurang aktif

17 Sulifatul Nurhayati 80 Aktif

18 Suljayadi 66 Kurang aktif

19 Sunardi 60 Kurang aktif

20 Susilo 40 Kurang aktif

21 Tiara kasfiana 80 Aktif

22 Titin Saputri 66 Kurang aktif

23 Yogi Saputra 73 Cukup aktif

24 Zulakarnain 53 Kurang aktif

Jumlah skor aktivitas belajar siswa keseluruhan

1557

Dari data tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh dalam kategori aktif sebanyak 5 siswa (21%), cukup aktif 4 siswa (17%), dan siswa yang kurang aktif 15 (62%), sedangkan jumlah skor aktivitas belajar siswa keseluruhan adalah 1557 dengan nilai rata-rata 64,87.

Adapun yang menjadi kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran yaitu:

a) Pada saat proses pembelajaran masih ada siswa yang kurang memperhatikan selama proses belajar

b) Siswa masih belum terbiasa dan malu untuk bertanya kepada temannya dan kepada gurunya

c) Pada saat diskusi sebagian siswa masih tidak memperhatikan penjelasan guru dan teman-temannya, dan

d) Sebagian siswa masih belum berani mengeluarkan pendapat sendiri dan melakukan persentasi ke depan.

3) Data Hasil Belajar Siswa

Adapun data hasil evaluasi tes hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I No Persentase Hasil Tes Siswa Nilai

1 Nilai Tertinggi 80

2 Nilai Terendah 60

3 Total Skor 339

4 Rata-rata 70,6

5 Siswa Hadir 24

6 Siswa Tuntas 15

7 Nilai Ketuntasan Minimal 70 % 8 Persentase Ketuntasan

Klasikal

62 %

Berdasarkan dara hasil evaluasi tes hasil belajar dalam pemahaman konsep siswa diatas pada siklus I dengan menggunakan penerapan metode pembelajaran pictorial riddle dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa masih ada yang belum mencapai KKM yaitu 70, dilihat dari total skor hasil belajar siswa yaitu 339 dengan rata-rata 70,6. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas secara individu yaitu 15 dari 24 siswa dan siswa yang tidak tuntas yaitu 9 orang siswa yang mengikuti evaluasi, untuk siklus I ketuntasan klasikan sebesar 62%. Karena pada siklus I hasil ketuntasan klasikal belum mencapai 85% dengan siswa memperoleh skor 70% , maka sebelum mencapai nilai ketuntasan tersebut maka akan diadakan perbaikan di siklus berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan peneliti dan guru bidang studi IPA Fisika selaku observer dengan tujuan untuk memberikan dan melihat kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I dan dapat

dijadikan sebagai pedoman untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II. Refleksi ini dapat melihat keseluruan proses pelaksanaan tindakan siklus I dan mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa terhdapa materi serta keaktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil evaluasi tes hasil belajar siswa pada siklus I, nilai yang diperoleh siswa yang tuntas masih rendah dan aktivitas belajar siswa masih banyak yang kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pada siklus I terdapat beberapa kendala diantaranya: (1) sebagian siswa masih kurang mempehatikan penjelasan guru dan kurang mengerti tentang materi yang diajarkan, (2) siswa masih belum mampu untuk bekerja sama dalam kegiatan diskusi dengan kelompoknya, (3) guru juga masih belum bisa mengontrol siswa didalam kegiatan diskusi sehingga banyak siswa yang ribut dalam kelompoknya, (4) siswa masih kurang aktif dalam bertanya kepada teman-temanya maupun tehadap gurunya, (5) dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode pictorial riddle banyak siswa yang masih kurang mengerti tentang penyampaian materi dengan menggunakan gambar.

Setelah memperhatikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I peneliti melakukan perbaikan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar ke siklus II.

Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan diantaranya:

Dokumen terkait