• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Observasi Kegiatan Siswa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

2. Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Pada hasil observasi kegiatan siswa dilakukan sama dengan kegiatan guru dengan melakukan obervasi menggunkan lembar observasi yang diamati oleh observer yang terdiri dari lima teman sejawar peneliti.

Pengamatan terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung dan disaat siswa melaksankan kegiatan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I siswa diperoleh dalam kategori aktif sebanyak 5 siswa (21%), cukup aktif 4 siswa (17%), dan siswa yang kurang aktif 15 (62%), sedangkan jumlah skor aktivitas belajar siswa keseluruhan adalah 1557 dengan nilai rata-rata 64,87. Ini dikatakan aktivitas siswa masih

kurang aktif. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa penggunaan metode pembelajaran pictoriak riddle, dimana siswa yang dituntut lebih aktif dari gurunya, model pembelajaran yang digunakan sebelumnya masih dominan guru sebagai center dan siswa hanya menerima yang disampaikan oleh guru, aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi masih kurang karena siswa masih baru mengerjakan tugas dalam sebuah diskusi sehingga kerja sama siswa masih belum terjalin, siswa masih belum bisa membuat penyataan sendiri dengan membuat kesimpulan dari hasil diskusinya, dan siswa masih malu untuk bertanya kepada temannya dan guru, sehingga tingkat pemahaman siswa masih kurang tehadap materi dan mengakibatkan keaktifan siswa dalam belajar belum tercapai.

Karena keaktifan siswa dalam siklus I belum tercapai, maka dilanjutkan dengan tindakan kelas pada siklus II dengan menggunakan perbaikan-perbaikan dari siklus sebelumnya dengan masukan dari para observer, peneliti juga melakukan pendekatan khusus pada saat kegiatan diskusi kelompok. Untuk peneliti berupaya meningkatkan ketertiban siswa dan membangkitkan respon siswa proses pembelajaran sesuai dengan perbaikan dari siklus I, maka siklus II dilakukan tindakan yang merupakan penyempurnaan dan perbaikan-perbaikan dari kerukangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.

Pada hasil observasi siklus II terjadi peningkatan yang diperoleh dengan data kategori sangat aktif yaitu 9 siswa (37%), kategori aktif 8

dengan (33%), kategori cukup aktif 4 (16%) dan kategori yang kurang aktif adalah 3 siswa (12%). Dari data tersebut dapat disimpukan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa pada saat proses belajar mengajar dibandingkan siklus I dan jumlah skor aktivitas belajar siswa secara keseluruhan adalah 2019 dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 84,12. Hal ini disebabkan karena persiapan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode pictorial riddle sudah baik, perhatian siswa sudah mulai terfokuskan dibandingkan siklus sebelumnya, saat diskusi siswa sudah mulai tanggap dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan dengan siswa menyatakan pendapatnya masing-masing, siswa sudah bisa untuk menyimpulkan hasil dari diskusinya dengan melakukan persentsi ke depan, dengan guru memberikan banyak timbal balik kepada siswa sehingga siswa mampu untuk manyatakan sendiri pernyataanya dan bertanya kembali kepada guru dan temanya. Dengan terlaksanakan kegiatan pembelajaran dengan keaktifan siswa dalam belajar sudah tercapai, maka peneliti tidak melanjutkan penelitianya ke siklus berikutnya.

Adanya peningkatan yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pictorial riddle dari siklus I ke siklus II, dapat menandakan bahwa penggunaan metode pictorial riddle dapat meningkatan aktivitas belajar siswa. Metode pembelajaran pictorial riddle adalah metode tipe Inquiry yang dirancang dengan siswa dapat menemukan sendiri konsep dasar dari materi yang diajarkan dalam

kegiatan sebuah diskusi dengan melibatkan interaksi antar siswa dengan siswa dan siswa dengan gurunya, sehingga siswa dapat membangun sebuah konsepnya sendiri. Melalui penggunaan metode pictorial riddle siswa dapat memiliki kemampuan dan keterampilan sendiri dan tidak hanya mengandalkan guru sebagai pemberi materinya.

3. Tes Hasil Belajar (Pemahaman Konsep Siswa)

Tes adalah serentetan atau barisan pernyataan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok peserta didik.38

Pada tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pamahaman konsep siswa pada siklus I yang terdiri dari 24 orang siswa dengan perolehan skor seluruh siswa dilihat dari total skor hasil belajar siswa yaitu 339 dengan rata-rata 70,6. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas secara individu yaitu 15 dari 24 siswa dan siswa yang tidak tuntas yaitu 9 orang dari siswa yang mengikuti evaluasi, untuk siklus I ketuntasan klasikan sebesar 62%.

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan untuk hasil belaja total skor siswa adalah 406 dengan nilai rata-rata 84,5 sedangkan jumlah siswa yang tuntas secara individu terdiri dari 24 orang siswa dari 24 siswa yang mengikuti evaluasi dan tidak ada siswa yang tidak tuntas, sedangkan pada siklus I nilai ketuntasan klasikan yang diperolah yaitu 62% dan untuk siklus II

38 Suharsimi arikunto, prosedur

peningkatan ketuntasan klasikal adalah 100%. Pada siklus II ini semua siswa tuntas dalam hasil tes, peningkatan yang terjadi pada hasil belajar tidak terlepas dari perbaikan-perbaikan yang guru sebagi peneliti dalam penyampaian materi, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami dan menyerap materi yang diajarkan. Peningkatan yang terjadi pada siklus I ke siklus II yaitu pada nilai rata-rata yang diperoleh siswa dan persentase ketuntasan klasikal yang dari 62% menjadi 100%.

Penelitian yang sebelumnya juga dilakukan oleh Muhammad Minan Chusni dalam Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dengan Metode Pictorial Riddle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa menunujukan hasil peningkatan dalam hasil belajar siswa dengan siklus I nilai rata-rata 42,93 menjadi 50,71 pada siklus II, termasuk motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan 63,57% dengan tergolong baik.39 Peningkatan juga terjadi pada penelitian Alfira Zarisan dan Saminan dalam Penerapan Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Metode Pictorial Riddle Pada Materi Alat-Alat Optik Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa menunjukan hasil bahwa penerapan pembelajaran inkuiri menggunakan metode pictorial riddle dapat meningkatkan kreativitas siswa sebesar 42% dengan rata-rata skor kreativitas yang diperoleh siswa pada pertemuan pertama sebesar

39 Muhammad Minan Chusni. Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dengan Metode Pictorial Riddle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika, 2016, hal 118.

2,45 dengan kategori cukup dan pada pertemuan kedua sebesar 2,87 dengan kategori baik.40

Berdasarkan hasil data diatas, dan penelitian terdahulu menunjukan hasil yang sama dengan adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan penggunaan penerapan metode pictorial riddle. Maka penelitian tindakan kelas (PTK) dinyatakan berhasil pada siklus II sehingga tidak perlu untuk melanjutkan pada siklus berikutnya.

Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa tiap siklus yang telah mengalami peningkatan. Jadi penerpan metode Pictorial Riddle dapat meningkatan hasil belajar pemahaman konsep fisika siswa kelas VIII MTs Hiyatissibyan NW Sengkerang.

40 Alfi Zarisa dan Saminan. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Metode Pictorial Riddle Pada Materi Alat-Alat Optik Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 2017 hal 3.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan melalui beberapa tindakan kelas dari siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa pencapaian variabel yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dan aktivitas belajar siswa melalui penerapan metode pictorial riddle adalah terjadinya peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil observasi kegiatan guru/keterlaksanaan RPP siklus I, dimana jumlah skor sebesar 14 dari skor maksimal 19, sehingga menghasilkan persentase 73% dengan katagori baik. Sedangkan pada siklus II observasi kegiatan guru mendapatkan skor 18 dari 19 skor maksimal, dengan persentase 94% dalam katagori sangat baik. Sedangkan hasil observasi kegiatan aktivitas belajar siswa untuk siklus I nilai rata-rata mencapai 64,87 dengan katagori cukup aktif kemudian pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 84,12 dengan kategori aktif. Dan data hasil belajar siswa pada siklus I jumlah skor yang diperoleh 339 dengan nilai rata-rata 70,6, dan pada siklus II memperoleh skor 406 dengan nilai rata-rata 84,5 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 62% dan siklus II terjadi peningkatan mencapai 100%.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas, dapay diajukan beberapa saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Kepada para siswa khususnya siswa kelas VIII MTs. Hidayatussibyan hendaknya dapat meningkatkan lagi usaha dan meningkatkan keterampilan sains yang dimiliki dalam belajar sehingga hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai.

2. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang memadai untuk memilih metode pembelajaran yang lebih tepat yang digunakan sesuai dengan mata pelajaran dan materi yang akan disampaikan.

3. Bagi sekolah hendaknya mempersiapkan sarana dan prasarana yang lebih memadai yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar hasil belajarn siswa lebih baik.

4. Kepada peneliti diharapkan melakukan penelitian serupa dengan penelitian ini pada pokok bahasan cahaya dan alat optik serta disarankan untuk mengembangkan lagi penelitian ini dengan memperluas pada pokok bahasan yang lain dan berusaha untuk mengungkapkan faktor-faktor lain yang belum terjawab melalui penelitian ini.

Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian, Mataram: Insan Madani Publishin, 2016.

Alfi Zarisa, Saminan. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Metode Pictorial Riddle pada Materi Alat-alat Optik untuk Mneingkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa, Juran Pendidikan Sains Indonesia, 2017.

Anggi Riesta Valentina, Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa dengan Menerapkan Model Inquiri Terbimbing disertai Media Pictorial Riddle, Seminar Nasionak Pendidikan Fisika, 2018.

Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar Sains (IPA), Mataram: CV. Sanabil, 2015.

Dyah Puspitasari, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis pada Materi Pengetahuan Dasar Pemetaan, Prosiding Seminar Geotik, 2017.

Ismi Haqiqi Nur Izzati dan Wasis, Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Pictorial Riddle untuk Melatihkan Kemampuan Respresentasi, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2018.

Joko Sadiyantok, Peningkatan Pemahaman Konsep Melalui Model Pembelajaran Pictorial Riddle pada Mata Pelajaran Memperbaiki SystemREM Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Sawit Boyoli.

Kristianingsih, dkk. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle pada Pokok Bahasan Alat-alat Optik di SMP, Jurnal Pendidikan Indonesia, 2010.

Mahgfira Febriana, Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Pictorial Riddle untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa, Jurnal Fisika dan Keilmuwan, 2018.

Muhammad Minan Chusni, Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan Metode Pictorial Riddle untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa, 2017.

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013.

Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.

Santoso, A. kamus Lengkap Bahasan Indonesia untuk SD, SLTP, SMU dan UMUM.

(Surabaya: Alumni, 2006).

Sitti Awal, dkk. Penerapan Metode Pictorial Riddle Terhadap Penguasaan Konsep Fisika siswa SMAN 1 Bontonompo, Jurnal Pendidika Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT, Rineka Cipta, 2010).

Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Karisna Putra Utama, 2003.

Susilawati, Fihrin, dan I Darmadi, Perbandingan Hasil Belajar Fisika antara Metode Pictorial Riddle dan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Inquiry Terbimbing pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Palu.

Toto Ruhimat, Kurikulum & Pembelajaran, Jakarta: Rajawali pers, 2012

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(RPP)

SIKLUS I

Satuan pendidikan : MTs. Hidayatusssibyan Kelas / Semester : VIII / II

Mata Pelajaran : lPA( Ilmu Pengetahuan Alam) Sub Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian No Kompetensi Dasar Indikator 1. 1.1Menyadari kebesaran Tuhan

yang menciptakan dan mengatur karakteristik alam

Indikator Afektif (Spiritual)

1.1.1 Menunjukkan rasa syukur atas segala ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

2.

alam .

2.1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;

objektif; jujur; teliti; cermat;

tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi

3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat

Indikator Afektif (sosial)

2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah memiliki rasa ingin tahu dalam pembelajaran.

2.1.1.1 Menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran dari guru 2.1.1.2Mencari informasi tentang

permasalahan yang diberikan oleh guru

2.1.1.3 Memperhatikan penjelasan dari guru

2.1.1.4Memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru 2.1.1.5Antusiasme siswa terhadap

pelajaran yang akan diberikan oleh guru

2.1.1.6Menanyakan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan 2.1.2 Memiliki perilaku berkarakter disiplin,

jujur, dan tanggung jawab

2.1.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam ativitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksankan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

2.1.3.1 Memiliki keterampilan sosial dalam melakukan kerjasama dan toleran

Indikator Kognitif

3.1.1 Menjelaskan sifat-sifat cahaya

dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

3.1.3 Menyelidiki pemantulan 3.1.4 Menyelidiki pembiasan cahaya

3.1.5 Menjelaskan sifat cahaya merupakan gelombang elektromagnetik

3.1.6 Menjelaskan pembentukan bayangan pada cermin datar dan cermin lengkung 3.1.7 Menggambar pembentukan bayangan

lensa

4.

4.1 Menyajikan percobaan tentang sifat cahaya dan pembentukan bayangan pada cermin

Inidikator Psikomotorik

4.1.1 Melakukan disikusi kelompok siswa melakukan percobaan dengan sifat arah rambat cahaya

4.1.2 Menyajikan percobaan pada pemantulan cahaya

4.1.3 Menyimpulkan hasil yang telah dilakukan

C. Tujuan Pembelajaran Sikap (spiritual)

1.1.1 Menunjukan rasa syukur atas segala ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang bermanfaat bagi manusia

Sikap (Sosial)

2.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu menunjukkan sikap positif, misalnya rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, ketelitian, kritis, dan kejujuran.

2.1.2 Melalui kegiatan diskusi kelompok dan informasi siswa mampu menunjukkan sikap ilmiah pada saat memecahkan permasalahan (rasa ingin tahu, teliti, rasa tanggung jawab, kritis, dan kejujuran).

3.1.1 Mampu menguraikan sifat-sifat cahaya

3.1.2 Mampu menjelaskan tentang arah rambat cahaya 3.1.3 Mampu menjelaskan pemantulan cahaya

3.1.4 Mampu menjelaskan pembiasan cahaya

3.1.5 Mampu menyelidiki pembentukan bayangan pada cermin 3.1.6 Mampu menyekidiki pembentukan bayangan pada lensa Keterampilan

4.1.1 Melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan tentang arah rambat cahaya

4.1.2 Melalui kegiatan percobaan dan diskusi, siswa dapat menyelidiki terjadinya pemantulan cahaya

4.1.3 Melalui kegiatan persentasi, siswa mampu menunjukan kemampuanya dalam menyimpulkan hasil percobaan

D. Materi Pembelajaran

Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang. Cahaya dapat merambat lurus tanpa medium dan termasuk jenis gelombang elektromagnetik. Akibat cahaya merambat lurus, benda yang tidak tembus cahaya akan memberntuk bayangan apabila terkena cahaya. Cahaya memiliki beberapa sifat-sifat seperti, cahaya dapat merambat lurus, dapat dipantulkan, dan dapat dibiaskan.

1. Sifat-sifat cahaya

a. Cahaya dapat merambat lurus b. Cahaya dapat dipantulkan

Pemantulan cahaya terdiri dari pemantulan baur dan pemantulan teratur.

Pemantulan baur terjadi jika permukaan bidang pantul tidak rata. Sedangkan pemantulan teratur terjadi pada benda yang tidak tembus cahaya dan permukaannya rata. Hokum pemantulan cahaya menyatakan:

1) Sinar dating, sinar oantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar 2) Besar sudut dating sama dengan besar sudut pantul

c. Cahaya dapat dibiaskan

Pembiasaan cahaya terjadi akibat cahaya melawati dua medium yang berbeda kerapatannya. Terjadinya pembiasan cahaya dibuktikan oleh seorang

tahun 1621. Kesimpulan hasil percobaan dirumuskan dan dikenal dengan hukum Snellius yang menyatakan:

1) Sinar dating, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar 2) Jika sinar dating dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih

rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar dating dari medium yang lebig rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.

d. Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik 2. Pembentukan bayangan pada cermin

a. Pembentukan bayangan pada cermin datar

Bayangan yang terbentuk pada cermin datar diperoleh dengan menggunakan diagram sinar. Sinar datang yang mengenai permukaan cermin akan dipantulkan dengan besar dan sudut pantul sama dengan besar sudut datang.

Bayangan pada cermin datar diperoleh dengan memperpanjang sinar-sinar pantul kea rah dalam cermin sehingga bertemu dalam satu titik yang di sebut titik perpotongan.

b. Pembentukan bayangan pada cermin cekung

Pembentukan bayangan pada cermin sekung dapat diperoleh melalui diagram sinar istimewa cermin.

1) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan menuju sejajar sumbu utama

2) Sinar datang melalui tiitk pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui titik pusak kelengkungan cermin pula.

3. Pembentukan bayangan pada lensa

a. Pembentukan bayangan oleh lensa cembung

Lensa cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karna itu bayangan yang dibentukpun hamper sama, yaitu:

3) Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang mengumpul.

Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda terletak di ruang II dan III.

divergen (menyebar). Bayangan maya pad alensa cembung terjadi jika benda terletak pada ruang I.

b. Pembentukan bayangan oleh lensa cekung

Oleh karena benda harus diletakkan di depan lensa, bayangan yang terjadi akan selalu sama yaitu maya, tegak dan diperkcil.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Keterampilan Proses (Scientifik) 2. Model : Inquiry tipe Pictorial Riddle 3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Pengamatan, percobaan F. Media dan Sumber

1. Media : Buku, LKS, Gambar

2. Alat : Papan tulis, spidol

3. Sumber Pembelajaran : Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam Kurikulum 2013, Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam Kurikulum 2013 IPA terbaru Yudhistira untuk SMP Kelas VIII, LKS.

G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Waktu

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam.

b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdo’a.

c. Guru memeriksa kehadiran siswa untuk menekankan kedisiplinan agar siswa tidak terlambat masuk kelas.

d. Guru mempersiapkan siswa.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi alat alat optik.

a. Siswa menjawab salam b. Siswa berdo’a

c. Siswa mendengarkan d. Siswa bersiap

mendengarkan motivasi dan menjawab

e. Siswa memperhatikan f. Siswa menjawab

pertanyaan dari guru.

15 menit

Penahkah dirumah kalian mati lampu dan disekitar kalian gelap karna tidak ada cahaya yang meyinari ? pernahkan kalian menyalakan lilin di dalam kamar kalian masing-masing dan sinar cahayanya hanya dapat menyinari ruangan kamar kalian saja ? Kenapa cahaya hanya bisa menerangi ruang kamar kalian saja?

f. Pre tes (lisan) untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang topik yang akan dibahas dan menggali pengetahuan awal siswa.

g. Guru menjelaskan materi pembalajaran terhadap siswa

h. Guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompoknya masing-masing.

duduk bersama kelompoknya

Kegiatan Inti

a. Guru menampilkan gambar yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya dan meminta siswa mengamatinya. (MENGAMATI)

b. Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan sifat- sifat cahaya, misalnya: jika pada siang hari sinar matahari bisa menerangi semua alam disekitar kita termasuk rumah kita, tapi sinar matahari tidak akan bisa masuk keruangan yang ditutupi tanpa ada jendela, pintu, atau pentelasi, kenapa hal seperti itu bisa terjadi ? (MENANYA)

c. Mengamati gambar dari sifat-sifat cahaya.

(PENGUMPULAN DATA)

d. Menyimpulkan bahwa cahaya memiliki beberapa sifat, seperti cahaya dapat merambat lurus, dapat dipantulakn, dan dapat dibiaskan.

a. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru terkait materi pembelajaran.

b. Siswa menanyakan proses diskusi yang belum mereka pahami

c. Siswa merespon umpan balik yang diberikan guru d. Siswa mempresentasikan

hasil diskusinya.

e. Siswa bertanya kepada guru terkait materi yang belum dipahami

60 menit

e. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi tentang arah rambat cahaya.(MENGKOMUNIKASI)

Kegiatan Penutup

a. Dipandu dengan LKS guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan analisis data dan menghubungkannya dengan rumusan masalah (pertanyaan, penyelidikan).

b. Memotivasi siswa untuk menghargai setiap ide/

pendapat yang dinyatakan temannya pada saat presentasi kelas.

c. Guru mengoreksi atau memberi penguatan terhadap kesimpulan siswa.

d. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah sebagai latihan.

e. Guru mengakhiri pelajaran dengan do’a dan mengucap salam.(MENYIMPULKAN)

a. Siswa membuat rangkuman catatan mengenai materi dan kesimpulan penyelididkan yang sudah disampaikan guru.

b. Siswa mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru.

c. Siswa menjawab salam dari guru.

15 menit

Pertemuan II

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Waktu

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam.

b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdo’a.

c. Guru memeriksa kehadiran siswa untuk menekankan kedisiplinan agar siswa tidak terlambat masuk kelas.

d. Guru mempersiapkan siswa.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada

a. Siswa menjawab salam b. Siswa berdo’a

c. Siswa mendengarkan d. Siswa bersiap

mendengarkan motivasi dan menjawab

e. Siswa memperhatikan f. Siswa menjawab

20 menit

f. Guru memberikan apersepsi dan motivasi (tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya)

Kegiatan Inti

f. Guru membagikan soal evaluasi siklus I dan meminta siswalangsung menjawab soal

g. Mengumpulkan jawaban siswa

f. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang sudah dibagikan

40 menit

Kegiatan Penutup

g. Guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses belajar mengajar

h. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan hasil pembelajaran

i. Guru mengakhiri pelajaran dengan do’a dan mengucap salam.

30 menit

Mataram, 2019

Guru mata pelajaran Mahasiswa

Abdul Gani, MP.d Nurbayati

NIP. NIM. 1501081119

Dokumen terkait