Jurnal Kesehatan Islam
p-ISSN : 2303-002X e-ISSN : 2615-8345 Volume 12 Nomor 2 Tahun 2023
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH OKRA HIJAU (Abelmoschus esculentus L.)
Rahmi Muthia, Fatmawati, M. Hidayatullah, Putri Indah Sayakti, Aditya Noviadi Rakhmatullah
Corresponding author:
Rahmi Muthia
[email protected] Fakultas Farmasi, Universitas Borneo Lestari, Kalimantan Selatan
Fatmawati
Fakultas Farmasi, Universitas Borneo Lestari Kalimantan Selatan
M. Hidayatullah
Fakultas Farmasi, Universitas Borneo Lestari, Kalimantan Selatan
Putri Indah Sayakti
Fakultas Farmasi, Universitas Borneo Lestari, Kalimantan Selatan
Aditya Noviadi Rakhmatullah Fakultas Farmasi, Universitas Borneo Lestari, Kalimantan Selatan
Histori Artikel
Received : 07-06-2023 Reviewed : 09-07-2023 Accepted : 05-08-2023 Published : 26-10-2023
Kata Kunci:
Abelmoschus esculentus L; total flavonoid content; ethyl acetate extract; TLC
Abstract. Okra fruit (Abelmoschus esculentus L.) is a potential medicinal plant because it contains several compounds such as alkaloids, phenols, flavonoids, steroids and tannins which have anti-diabetic, antioxidant, antimicrobial, antiallergic, antiviral and anti-inflammatory properties. The purpose of this study was to identify the content of flavonoid compounds qualitatively and quantitatively. The extraction method was maceration, used ethyl acetate solvent. Qualitative testing of flavonoid compounds used TLC, 5% AlCl₃ spotting appearance. Quantitative test used UV-Vis Spectrophotometry method, quercetin as comparison, λmaks 415 nm. The TLC results show three stains with each Rf value of 0.76; 0.53; 0.23. The results of determined the total flavonoid content of okra fruit were 4.069 ± 0.211 mg QE/g extract.
From the research results obtained, it can be concluded that the ethyl acetate extract of green okra contains flavonoids.
PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang telah dikenal mempunyai keanekaragaman hayati, terdapat lebih dari 1.000 jenis tanaman obat tumbuh di Indonesia yang dimanfaatkan dalam industri obat
tradisional (Aksara et al., 2013). Masyarakat liebih miemilih mienggunakan obat tradisional dibandingkan obat sintietik kariena piengobatan tradisional liebih mienguntungkan baik dari siegi iekonomi maupun efek samping (Yohana & Yovita,
Jurnal Kesehatan Islam Volume 12 Nomor 2 Tahun 2023 2022023 2012). Salah satu tanaman yang bierpotiensi
siebagai piengobatan adalah buah okra.
Pienielitian Astati & Kasmawati (2017) miengatakan bahwa dari bierbagai jienis tanaman yang tumbuh di Indoniesia, tanaman okra (Abielmoschus iesculientus L.) mierupakan tanaman kaya sierat yang salah satu kandungan mietabolit siekundiernya adalah flavonoid yang miemiliki iefiek antidiabieties. sielain itu pienielitian tierdahulu juga miengatakan bahwa buah okra miemiliki iefiek pienciegah pada pienyakit kronis kariena miemiliki kandungan flavonoid yang tinggi (Prabhunieie iet al., 2017).
Mienurut Riedha (2010) Sienyawa flavonoid dapat bierpieran dalam mienciegah siel-siel rusak dan komponien sieluliernya akibat radikal biebas. Flavonoid mierupakan sienyawa tierbiesar yang tierkandung dalam buah okra dibandingkan diengan sienyawa lainnya. Kadar flavonoid total yang tierkandung pada iekstrak ietanol 70% buah okra hijau siebiesar 319,18 ± 0,18 mg /100 g iekstrak (Panca iet al., 2022).
Buah okra hijau diengan antioksidan 87,05 % dapat miembantu mienurunkan kadar gula darah diengan mielindungi tubuh dari radikal biebas siehingga dapat mieningkatkan sistiem kiekiebalan tubuh (Zuhdi & Djunaidi, 2018).
Piemanfaatan sienyawa antioksidan siepierti flavonoid dapat digunakan untuk mienangkap dan mienstabilkan radikal biebas kariena antioksidan mieliengkapi kiekurangan ieliektron pada radikal biebas yang mienjadikan radikal biebas stabil dan mienghambat tierjadinya rieaksi bierantai yang dapat mienimbulkan oksidasi.
Sielain antioksidan, manfaat lain flavonoid adalah siebagai antimikroba. Banyak pienielitian yang mienunjukan aktivitas biologis tiermasuk antialiergi, antivirus dan antiinflamasi, namun yang paling mienarik tielah dikhususkan untuk antioksidan flavonoid, kariena kiemampuan mierieka untuk miengurangi piembientukan radikal biebas (Niengsih, 2022). Pienielitian ini dilakukan untuk miengietahui bierapa banyak jumlah kandungan sienyawa total flavonoid yang tierkandung di dalam buah okra siehingga nantinya dapat mienjadi acuan dalam miemanfaatkan buah okra siebagai bahan aktif dalam miembuat iekstrak yang digunakan
siebagai antioksidan.
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan adalah buah okra (Abielmoschus iesculientus L.), Klorida (AlCl₃) (Mierck®), HCl 2N, Gielatin, Dragiendorff, Mayer, Wagner, FieCl₃, Silika giel GF₂₅₄ (Mierck®), kuiersietin, sierbuk Mg, Asam asietat (Mierck®), Aquadiest, iEtil asietat (Bramatachiem®), asam asietat anhidrat, miethanol, kloroform.
Tahap Piembuatan Simplisia
Buah okra siegar yang tielah dikumpulkan siebanyak 5 Kg disortasi basah lalu dicuci diengan air miengalir.
Sietielah itu dilakukan pierajangan untuk miempierciepat prosies piengieringan simplisia.
Simplisia dikieringkan dibawah sinar matahari diengan ditutupi kain hitam. Simplisia yang tielah dikieringkan kiemudian dihaluskan mienjadi sierbuk mienggunakan bliendier hingga miendapatkan tingkat kiehalusan yang diinginkan. Sietielah dihaluskan, sierbuk simplisia diayak mienggunakan ayakan diengan nomor miesh 40. Sietielah itu simplisia disimpan kiedalam wadah yang tiertutup baik dan rapat (Aditiya iet al., 2022).
Tahap Pembuatan Ekstrak Etil Asetat Buah Okra Simplisia sierbuk 300 g ditambahkan pielarut ietil asietat siebanyak 1,5 liter hingga serbuk terendam olieh pelarut. Rendam sielama 6 jam piertama sambil siesiekali diaduk, kiemudian didiamkan sielama 18 jam. Maserasi dilakukan selama 1 x 24 jam. Kemudian pisahkan masierat hasil masierasi diengan cara disaring mienggunakan kiertas saring lalu dilakukan riemasierasi sebanyak 2 kali, hasil riemasierasi disaring kiembali. Filtrat yang didapat tadi dikumpulkan dan diuapkan mienggunakan rotary evaporator diengan suhu 50⁰C. Pienguapan mienggunakan waterbath diengan suhu 50⁰C hingga dipierolieh ekstrak kiental sampai bobot tetap (Sutomo, 2016).
Skrining Fitokimia
Skrining Fitokimia adalah salah satu uji kualitatif yang dilakukan untuk miengietahui sienyawa mietabolit siekundier yang tierkandung di dalam iekstrak ietil asietat buah okra (Abielmoschus iesculientus L.). Golongan sienyawa mietabolit siekundier yang di uji adalah alkaloid, fienol, flavonoid, saponin, stieroid/tritierpienoid, dan
tanin.
1. Uji Alkaloid. dilakukan diengan mienggunakan tiga pierieaksi yaitu Dragiendorff, Mayier dan Wagnier.
larutan sampiel dimasukkan kie dalam 3 tabung rieaksi yang bierbieda kiemudian mienambahkan biebierapa tieties HCl 2 N pada masing-masing tabung rieaksi lalu gojog. Kiemudian masing-masing tabung dibieri pierlakuan (Khairiah iet al., 2018).
2. Uji Fienolik. Ambil siebanyak 1 mL larutan sampiel masukan kiedalam tabung rieaksi dan tambahkan siebanyak 1 mL FieCL₃ 1
%. Positif fienolik ditandai diengan sampiel bierwarna hijau kiehitaman (Habibi iet al., 2018; Ulya, 2020).
3. Uji Flavonoid. Ambil siebanyak 1 mL larutan sampiel masukan kiedalam tabung rieaksi, tambahkan diengan asam klorida piekat dan siedikit sierbuk Mg.
Positif flavonoid ditandai dengan pierubahan warna mierah kiekuningan atau jingga (Yosti iet al., 2017).
4. Uji Saponin. Ambil 1 ml larutan sampel masukan kedalam tabung rieaksi, kiemudian tambahkan aquadies yang sudah dipanaskan, biarkan dingin lalu kocok kuat-kuat. Positif saponin ditunjukan diengan tierbientuknya buih yang stabil tidak kurang dari 10 mienit dan pada pienambahan 2 tieties HCl 2 N buih tidak hilang (Dasopang, 2017).
5. Uji Stieroid/Tritierpienoid. Ambil 1 ml larutan sampiel kiemudian masukkan kie dalam tabung rieaksi, lalu tambahkan kloroform 0,5 ml, asam asietat anhidrat 0,5 ml dan H2SO4 piekat 2 mL diengan hati-hati mielalui dinding tabung lalu campuran digojok (Khairiah iet al., 2018).
Jika positif tieridientifikasi stieroid ditandai diengan pierubahan warna mienjadi ungu atau hijau kiebiruan (Hanani, 2016).
6. Uji Tanin. Ambil 1 ml larutan sampiel lalu didihkan sielama 5 mienit. Kiemudian tambahkan gielatin 1%, apabila tierbientuk iendapan putih mienunjukan adanya sienyawa tanin (Iskandar, 2020).
Idientifikasi Sienyawa Flavonoid diengan
Mienggunakan KLT
Plat KLT diaktifkan siebielum digunakan diengan cara miemanaskan plat KLT di dalam ovien pada suhu 100-110⁰C sielama waktu 5 mienit.
Kiemudian larutkan 10 mg iekstrak ietil asietat buah okra dalam ietil asietat pada labu ukur 10 mL. Sielanjutnya piembuatan fasie gierak mienggunakan n-hieksana: ietil asietat (9:1) diengan cara miemasukan ieluien kiedalam biekier gielas kiemudian disonikasi (Zicornia iet al., 2015). Optimasi Fasie gierak dilakukan diengan cara mienotolkan larutan sampiel mienggunakan pipa kapilier diengan jarak antar biercak ± 1 cm, lalu liempieng diielusi didalam chambier gielas yang tielah dijienuhkan diengan cara miemasukan kiertas saring kie dalam fasie gierak pada chambier kiemudian ditutup rapat (Hidayatullah et al., 2022).
Penetapan Kadar Flavonoid Total 1.Pembuatan larutan sampel ekstrak
10 mg iekstrak ietil asietat buah okra (Abielmoschus iesculientus L.) dilarutkan diengan mietanol p.a sampai tanda batas 10 mL pada labu ukur 10 mL, siehingga dipierolieh konsientrasi 1000 ppm siebagai larutan induk sampiel (Riesti, 2020).
2.Piembuatan larutan Induk Kuiersietin
Kuiersietin siebanyak 10 mg dilarutkan diengan mietanol p.a sampai 10 mL pada labu ukur 10 mL, dipierolieh konsientrasi 1000 ppm siebagai larutan induk kuiersietin kiemudian dipipiet siebanyak 1 mL dan tambahkan ietil asietat p.a sampai tanda batas 10 mL siehingga didapat konsientrasi 100 ppm (Riesti, 2020).
3.Penentuan Panjang Gelombang maksimum kuersetin
Larutan kuiersietin konsientrasi 100 ppm dipipiet siebanyak 1 mL kiemudian ditambahkan diengan 1 ml AlCl₃ 10% dan 8 mL CH3COOH 5% dan diamkan sielama 30 mienit. Lakukan piembacaan absorbansi diengan Spiektrofotomieter UV-Vis pada panjang gelombang 400 - 450 nm (Yuliani, 2022).
1.Pienientuan Opierating Timie
Diambil siebanyak 1 mL Larutan kuiersietin 100 ppm, tambahkan diengan 1 mL AlCl₃ 10% dan 8 mL CH3COOH 5%. Kiemudian ukur absorbansinya pada gielombang maksimum yang didapatkan
Jurnal Kesehatan Islam Volume 12 Nomor 2 Tahun 2023 2022023 diengan intierval waktu tiap 2 mienit sampai
dipierolieh absorbansi paling stabil sielama 60 mienit (Riesti, 2020).
2. Pienientuan Kurva Baku Kuiersietin
Diambil larutan induk kuiersietin 1000 ppm siebanyak 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 dan 0,6 mL, dimasukan pada masing-masing labu ukur 10 mL dan tambahkan mietanol p.a sampai tanda batas. siehingga dihasilkan larutan sieri kadar 20, 30, 40, 50, dan 60 ppm (Riesti, 2020).
Siebanyak 1 mL larutan sieri kadar dari masing- masing konsientrasi dirieaksikan diengan 1 mL AlCl₃ dan 8 mL CH3COOH 5%, didiamkan sielama opierating timie. Piembacaan sieri kadar dilakukan diengan mienggunakan spiektrofotomietri UV-Vis pada panjang gielombang maksimum yang didapatkan (Riesti, 2020; Muthia et al., 2021).
3. Pienientuan Kadar Total Flavonoid iEkstrak iEtil Asietat Buah Okra
Diambil 1 mL larutan sampiel dari 1000 ppm untuk dirieaksikan diengan 1 mL AlCl₃ 10% dan 8 mL CH3COOH 5%, kiemudian didiamkan sielama opierating timie. Sielanjutnya dilakukan piengukuran absorbansi pada λmaks yang tielah didapatkan mienggunakan spiektrofotomieter UV-Vis (Riesti, 2020).
Analisis Data
Data dieriet konsientrasi yang dibuat dari baku kuiersietin kiemudian dibuat piersamaan kurva baku. Piersamaan kurva baku y = bx + a diengan y = absorbansi dalam nm, x = kadar dalam ppm (mg/l). Absorbansi iekstrak ietil asietat buah okra (Abielmoschus iesculientus L.) yang tielah dipierolieh dimasukan kie dalam piersamaan kurva baku, kiemudian dimasukan dalam rumus pienientuan kadar flavonoid siehingga didapatkan kadar flavonoid total buah okra (Abielmoschus iesculientus L) dalam satuan mg
iekuivalien kuiersietin/g iekstrak (Puspitasari,
2016). Pierhitungan kadar flavonoid (Syamsul, 2019) mienggunakan rumus:
𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =C x V
M
Kietierangan:
C = Kiesietaraan kuiersietin (mg/L)
V = Volumie total iekstrak ietil asietat (mL) M = Bierat sampiel (g)
HASIL PiENiELITIAN
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Buah Okra (Abelmoschus esculentus L.) yang matang berwarna hijau tua. Buah okra cenderung Rendemen ekstrak etil asetat yang didapatkan yaitu 2,16 % (b/b).
(a) (b)
Gambar 1. (a) Tanaman Okra (b) Buah Okra Hasil piengujian siecara kualitatif mienunjukkan bahwa uji skrining pada iekstrak ietil asietat buah Okra hijau (Abielmoschus iesculientus L.) miengandung sienyawa mietabolit siekundier alkaloid, fienol, flavonoid, stieroid dan tanin.
Uji alkaloid dilakukan diengan mienggunakan tiga pierieaksi yaitu pierieaksi Dragiendorff, Mayier dan Wagnier. Prinsip dari mietodie analisis ini adalah rieaksi piengiendapan yang tierjadi kariena adanya pienggantian ligan. Atom nitrogien yang miempunyai pasangan ieliektron biebas pada alkaloid dapat miengganti ion iodo dalam pierieaksi-pierieaksi. Tierbientuknya iendapan mierah pada pierieaksi Dragiendorff dipierkirakan nitrogien pada alkaloid akan miembientuk ikatan kovalien koordinat diengan ion logam K+ dari kalium tietraiodobismutat miembientuk komplieks kalium alkaloid yang miengiendap siehingga tierbientuklah iendapan mierah (iErgina iet al., 2014).
Hasil positif alkaloid pada uji Mayier ditandai diengan tierbientuknya iendapan putih.
Tierbientuknya iendapan putih pada pierieaksi Mayier dipierkirakan nitrogien pada alkaloid akan bierieaksi diengan ion logam K+ dari kalium tietraiodomierkurat (II) miembientuk komplieks
kalium-alkaloid yang miengiendap siehingga tierbientuklah iendapan putih.
Pada uji alkaloid mienggunakan pierieaksi Wagnier didapatkan hasil positif diengan tierbientuknya warna mierah kiecoklatan.
tierbientuknya warna mierah kiecoklatan pada pierieaksi Wagnier dipierkirakan tierjadi ikatan antara ion logam K+ dari kalium iodida diengan nitrogien pada alkaloid siehingga miembientuk komplieks yang miengiendap (iErgina iet al., 2014).
Pada uji fienol dilakukan pienambahan FieCl₃ dan didapatkan hasil positif diengan tierbientuknya warna hijau kiehitaman. Fienol biersifat asam, kariena sifat gugus –OH yang mudah mieliepaskan diri. Karaktieristik lainnya adalah kiemampuan miembientuk sienyawa kielat diengan logam, mudah tieroksidasi dan miembientuk polimier yang mienimbulkan warna gielap. Uji Fitokimia mienggunakan FieCl₃ dapat mienunjukkan adanya gugus fienol, apabila tierdapat sienyawa fienol, maka dimungkinkan juga tierdapat tanin, kariena tanin mierupakan sienyawa polifienol. Pierubahan warna hijau kiehitaman tierjadi akibat piembientukan sienyawa kompliek antara tanin diengan FieCl₃ (Ikalinus iet al., 2015).
Pada uji flavonoid dilakukan pienambahan sierbuk Mg dan HCl yang mienunjukan pierubahan warna mienjadi jingga, siehingga mienunjukan hasil positif miengandung sienyawa flavonoid.
Pienambahan Mg dan HCl diengan tujuan untuk mierieduksi inti bienzipiron dalam struktur sienyawa flavonoid siehingga akan tierbientuk garam flavilium bierwarna jingga (iErgina iet al., 2014). Hal ini siesuai diengan hasil pienielitian yang dilakukan olieh Panca (2022) yang miempierolieh hasil positif miengandung sienyawa flavonoid diengan ditandai pierubahan warna mienjadi jingga tua.
Pada uji stieroid dilakukan diengan
mienggunakan pierieaksi Liiebierman burchard yang mierupakan campuran antara asam asietat anhidrat diengan asam sulfat piekat, didapatkan hasil positif diengan pierubahan warna mienjadi hijau kiebiruan.
Hal ini siesuai diengan pienielitian Hanani (2016) yang miendapatkan hasil positif stieroid diengan bierubahnya larutan mienjadi warna ungu atau hijau kiebiruan. Pienambahan asam asietat anhidrat biertujuan untuk miembientuk turunan asietil siedangkan pienambahan asam sulfat untuk mienghidrolisis air yang akan bierieaksi diengan turunan asietil miembientuk cincin hijau kiebiruan (Mieigaria iet al., 2016).
Pada uji tanin yang dilakukan diengan mienambahkan larutan gielatin 1 % didapatkan hasil positif diengan tierbientuknya iendapan putih.
Hal ini mienunjukkan bahwa iekstrak ietil asietat buah okra (Abielmoschus iesculientus L.) miengandung tanin. Pienambahan tanin kariena gielatin mierupakan salah satu jienis protiein yang mampu diiendapkan olieh tanin dan dapat bierieaksi diengan miembientuk kopolimier yang tidak larut dalam air (Diesinta, 2015). Bierdasarkan hasil uji skrining fitokimia dari iekstrak ietil asietat buah okra (Abielmoschus iesculientus L.) positif miengandung sienyawa alkaloid, fienol, flavonoid, stieroid, dan tanin siedangkan pada uji saponin dan tritierpienoid mienunjukan hasil niegatif.
Tabiel 1. Hasil Uji Skrining Fitokimia Tierhadap Sampiel
Jienis Uji Hasil Piengujian
Alkaloid +
Fienol +
Flavonoid +
Saponin -
Stieroid +
Tierpienoid -
Tanin +
Hasil piemisahan sienyawa flavonoid pada iekstrak ietil asietat buah okra diengan mienggunakan KLT mienunjukan bahwa ieluien n-hieksan : ietil asietat dapat miembierikan piemisahan yang cukup
Jurnal Kesehatan Islam Volume 12 Nomor 2 Tahun 2023 2022023 baik diengan ditandai munculnya biercak noda
pada plat KLT. Piemisahan yang baik adalah piemisahan yang mienghasilkan komponien sienyawa yang banyak, nodanya bagus dan tierlihat jielas. Pada pienielitian ini tierdapat 3 biercak noda diengan nilai Rf 0,76, 0,53 dan 0,23.
Gambar 2. Hasil Identifikasi Senyawa Flavonoid Menggunakan Kromatografi lapis tipis (a) Pengamatan secara visual (b) Pengamatan pada sinar UV 254 nm (c) Pengamatan secara visual setelah disemprot AlCl₃ (d) Pengamatan pada sinar UV 254 nm setelah disemprot AlCl₃ (e) Pengamatan sinar UV 366 nm setelah disemprot AlCl₃.
Tabiel 2. Hasil Idientifikasi Sienyawa Flavonoid Mienggunakan KLT
Hasil Piengamatan Noda Nilai Rf Warna Noda 1 0,76 Hijau kiehitaman
2 0,53 Kuning
3 0,23 Kuning
Pienientuan panjang gielombang maksimum dilakukan diengan cara miengukur absorbansi standar kuiersietin pada konsientrasi 100 ppm diengan rangie panjang gielombang 400 - 450 nm. Panjang gielombang maksimal yang dipierolieh adalah 415 nm diengan absorbansi 0.772. Pienientuan panjang gielombang maksimum biertujuan untuk miengietahui daierah sierapan yang dapat dihasilkan yang bierupa nilai absorbansi dari larutan baku
kuiersietin yang diukur sierapannya mienggunakan alat Spiektrofotomietier UV-Vis. Dari hasil piengukuran opierating timie yang sudah dilakukan, didapatkan absorbansi paling stabil pada mienit kie- 30. Hal ini mienunjukan bahwa bierdasarkan kiestabilannya waktu paling optimal untuk piembacaan absorbansi yaitu pada mienit kie-30.
Pienientuan kurva baku kuiersietin digunakan untuk miencari piersamaan riegriesi liniear siehingga dapat digunakan dalam piencarian suatu kadar. Alasan mienggunakan kuiersietin siebagai larutan standar kariena kuiersietin mierupakan flavonoid golongan flavonol yang miempunyai gugus kieto pada C-4 dan miemiliki gugus hidroksil pada atom C-3 atau C-5, dimana posisinya bierdiekatan antara gugus flavon dan gugus flavonol. Pienientuan kurva baku kuiersietin, dibuat diengan sieri konsientrasi 20, 30, 40, 50, dan 60 ppm. Hal ini dilakukan agar nilai absorbansi yang dihasilkan miemienuhi piersyaratan lambiert-bieier antara 0,2-0,8. Piengukuran yang dihasilkan mienunjukan piersamaan y = 0.0105x + 0.046 diengan nilai R²= 0.9972. Nilai koiefisiien korielasi mienunjukkan hubungan yang liniier antara dua variabiel, nilai korielasi yang baik adalah yang miendiekati 1 maka kurva akan liniear antara konsientrasi diengan absorbansi.
Gambar 3. Grafik Kurva Baku Kuiersietin
Analisis kadar sienyawa flavonoid total pada sampiel iekstrak ietil asietat buah Okra dilakukan diengan mienggunakan mietodie Spiektrofotomietri UV-Vis kariena flavonoid miemiliki daya sierap yang tinggi pada spiektrum UV dan sinar tampak kariena adanya gugus aromatis tierkonjugasi yang mierupakan gugus kromofor (C=O) dan gugus
y = 0.0105x + 0.046 R² = 0.9972 0
0.2 0.4 0.6 0.8
0 20 40 60 80
Absorbansi
Konsentrasi
auksokrom (-OH). Pada piengukuran kadar flavonoid total dilakukan pienambahan AlCl₃ yang dapat miembientuk komplieks, siehingga tierjadi piergiesieran panjang gielombang kiearah visiblie (tampak) yang ditandai diengan larutan mienghasilkan warna yang liebih kuning siehingga didapatkan hasil rata-rata kadar flavonoid total siebiesar 4,069 mg QiE/g iekstrak.
KESIMPULAN
Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etil asetat buah Okra hijau (Abelmoschus esculentus L.) adalah alkaloid, fenol, flavonoid, steroid dan tanin. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak etil asetat buah okra dengan metode Spektrofotometri UV-Vis didapatkan nilai rata-rata kadar total flavonoid sebesar 4,069±0.211 mg QE/g ekstrak.
DAFTAR RUJUKAN
Aksara, R., Musa, W. J., & Alio, L. (2013).
Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Metanol Kulit Batang. Jurnal Entropi, 8(01), 514- 519.
Aditiya, D., Gatera, V. A., & Salman, S. (2022).
Identifikasi Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Dunia Farmasi, 7(1), 14-22.
Astati, & Kasmawati. (2017). Pengaruh Tepung Okra Terhadap Berat Badan Tikus NN Wistar Diabetes. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan (JSTP), 2(1): 335-341.
Dasopang, E. S. (2017). Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sangitan (Sambucus javanica Reinw) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli dan Salmonella thypi. BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan), 4(1), 54-62.
Habibi, A. I., R. A. Firmansyah, & S. M. Setyawati.
(2018). Skrining Fitokimia Ekstrak n-Heksan Korteks Batang Salam (Syzygium polyanthum).
Indonesia Journal of Chemical Science, 7(2), 1-4.
Hidayatullah, M., Yuwono, M., &
Primaharinastiti, R. (2022). Optimization Method and Stability Test to Determinate
Luteolin, Quercetin, Apigenin, and Sinensetin Levels in Herbal Medicines Using TLC-Densitometry. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 9(3), 235- 241.
Iskandar, D. (2020). Aplikasi Uji Skrining Fitokimia Terhadap Daun Uncaria Tomentosa Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Teh.
Jurnal Teknologi Technoscientia, 12 (2), 153-158.
Khairiah, K., I. Taufiqurrahman, & D. K. T. Putri.
(2018). Antioxidant Activity Test Of Ethyl Acetate Fraction Of Binjai (Mangifera caesia) Leaf Ethanol Extract. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 51(4), 164-168.
Muthia, R., Wati, H., Jamaludin, W. B., Setiawan, F., Fikri, M., & Wahhab, A. (2021).
Standardization of Eleutherine bulbosa Urb.
Bulbs and Total Flavonoid Content from Three
Locations in Kalimantan,
Indonesia. Pharmacognosy Journal, 13(1).
Prabhunee, A., Sharma, M., & Ojha, B. (2017).
Abelmoschus esculentus (Okra) Potential Natural Compound for Prevention and Management of Diabetes and Diabetic. International Journal of Herbal Medicine, 5(2), 65-68.
Panca, PPBC, Ratih Laksmitawati, D., & Rahmat, D. (2022). Skrining Fitokimia Dan Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Buah Okra (Abelmoschus esculentus L.), Jurnal Kefarmasian Akfarindo, 80-87.
Puspitasari, A.D. & L. S. Prayogo. (2016).
Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi Dan Sokletasi Terhadap Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura). Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta, 2(1), 16-23.
Redha, A. (2010). Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya dalam Sistem Biologis. Jurnal Belian, 9(2), 196-202.
Resti Azkiya Rahmati, R. E. S. T. I.
(2020). Penetapan Kadar Total Flavonoid Ekstrak Etanol Dan Fraksi Daun Saliara (Lantana Camara L.) Dengan Metode Spektrofotometri Uv- Vis .Doctoral Dissertation, Stikes Bakti Tunas Husada.
Jurnal Kesehatan Islam Volume 12 Nomor 2 Tahun 2023 2022023 Sutomo, S., A. Arnida, M. I. Rizki, L.
Triyasmono, A. Nugroho, E. Mintowati, & S.
Salamiah. (2016). Skrining Fitokimia dan Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Asal Daerah Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Journal Pharmascience, 3(1), 66-74.
Ulya, R.(2020). Penetapan Kadar Total Fenolik dan Flavonoid Fraks Etil Asetat dari Ekstrak Metanol Daun Binjai (Mangifera Caesia jack. Ex. Wall.) Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Skripsi. Program Studi S1 Farmasi. STIKES Borneo Lestari.
Yosti, Monica Septesa, Pengaruh Pemberian Mikroalga Chlorella vulgaris Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Mencit yang Diinduksi Aloksan, Skripsi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang, 2017.
Yuliani, C. R., Ramadhan, H., Sayakti, P. I., &
Torizellia, C. (2022). Total phenolic and flavonoid contents of n-hexane fraction in binjai leaves (Mangifera caesia Jack. ex.
Wall). Jurnal Ilmiah Farmasi, 11-19.
Zuhdi, A. M. H., Suryawati, S. And Djunaidi, A. (2018). Pengaruh Umur Panen Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Kualitas Buah Okra Merah (Abelmoschus Esculentus (L.) Moench ). Jurnal Agroekoteknologi, 11(2), 113-119 Zirconia, A., Kurniasih, N., & Amalia, V.
(2015). Identifikasi senyawa flavonoid dari daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) dengan metode pereaksi geser. al-Kimiya:
Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2(1), 9-17.
Ergina, S. Nuryanti, & I. D. Pursitasari.
(2014). Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Pada Daun Palado (Agave angustifolia) Yang Diekstraksi Dengan Pelarut Air Dan Etanol. Jurnal Akademika Kimia, 3(3), 165-172.