• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan dengan Kesediaan untuk Menggunaan Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan dengan Kesediaan untuk Menggunaan Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dimana penelitian ini memakai data primer sebagai sumber data. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda pada tanggal 06 April 2023. Sampel pada penelitian ini adalah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda. Setelah melakukan proses pengambilan data, maka sampel pada penelitian ini sebanyak 48 responden yang diperoleh dengan menggunakan Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 1 pertanyaan tentang pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dan 6 pertanyaan mengenai kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik. Hasil penelitian pada analisis univariat disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Kemudian, pada analisis bivariat dilakukan agar dapat mengetahui kemaknaan hubungan antara variabel independen yaitu pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dengan variabel dependen yakni kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda.

(2)

3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sidomulyo merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah tengah Kota Samarinda. Puskesmas Sidomulyo beralamat di Jalan Jelawat Gg 6 RT 8, Samarinda.

Puskesmas Sidomulyo terletak di wilayah kerja Kecamatan Samarinda Ilir yang meliputi 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan Sidomulyo, Kelurahan Sidodamai, Kelurahan Sungai Dama, Kelurahan Pelita dan Kelurahan Selili. Jumlah petugas 48 terdiri dari dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, analisis kesehatan, epidemiologi dan administrator kesehatan.

Puskemas Sidomulyo memiliki beberapa unit dalam pelayanan antara lain : Unit Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasyankes serta Sub Bagian Tata Usaha.

3.1.2 Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden berdasarkan usia, spesialis medis (unit), pengalaman medis, jenis aplikasi dibidang IT yang pernah digunakan.

1) Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (N) Presentase (%)

Laki-Laki 9 18.8%

Perempuan 39 81.3%

Total 48 100.0%

(3)

Sumber: Data Primer

Tabel 3.1 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa presentase jenis kelamin responden terdapat pada kelompok perempuan sebanyak 39 orang (81.3%) kemudian presentase kelompok jenis kelamin terendah terdapat pada kelompok laki-laki sebanyak 9 orang (18.8%).

2) Berdasarkan Usia

Tabel 3. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Usia Usia Frekuensi (N) Presentase (%)

17-25 1 2.1%

26-35 16 33.3%

36-45 9 18.8%

46-55 18 37.5%

56-65 4 8.3%

Total 48 100.0%

Sumber: Data Primer

Tabel 3.2 pengelompokkan umur berdasarkan Kemenkes (2009) dapat dilihat bahwa presentase umur responden tertinggi terdapat pada kelompok 46-55 tahun sebanyak 18 orang (37.5%) kemudian presentase kelompok umur terendah terdapat pada kelompok usia 17-25 tahun dengan 1 orang responden (2.1%).

(4)

3) Berdasarkan Unit Pelayanan Kesehatan

Tabel 3. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Unit Pelayanan Kesehatan

Spesialis Medis

(Unit) Frekuensi (N) Presentase (%)

Promosi Kesehatan 3 6.3%

Promosi Kesehatan

Lingkungan 2 4.2%

Pelayanan KIA-KB 5 10.4%

Gizi Kesmas 1 2.1%

PPM (Pencegahan Pengendalian Penyakit )

4 8.3%

Imunisasi 3 6.3%

Keperawatan Kesehatan Masyarakat

1 2.1%

Kesehatan Jiwa 1 2.1%

Kesehatan Gizi 3 6.3%

Gigi 3 6.3%

Kesehatan Olahraga 1 2.1%

Kesehatan Indera 1 2.1%

Kesehatan Lansia 1 2.1%

Kesehatan Kerja 1 2.1%

Kesehatan Peduli

Remaja 1 2.1%

Pemeriksaan Umum 2 4.2%

Pelayanan Tindakan 1 2.1%

Farmasi 4 8.3%

Laboratorium 3 6.3%

TB, Kusta 2 4.2%

Pelayanan VCT,

IMS, dan Lass 2 4.2%

Rekam Medis 1 2.1%

Pendaftaran 2 4.2%

(5)

Total 48 100.0%

Sumber: Data Primer

Pada Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa presentase spesialis medis (unit) responden tertinggi terdapat pada kelompok pelayanan KIA-KB sebanyak 5 orang 10.4% kemudian presentase kelompok spesialis medis (unit) terendah terdapat pada kelompok gizi kesmas, keperawatan kesehatan masyarakat, kesehatan jiwa, kesehatan olahraga, kesehatan indera, kesehatan lansia, kesehatan kerja, kesehatan peduli remaja, pelayanan tindakan dan rekam medis dimana masing-masing memiliki presentase responden 1 orang (2.1%).

4) Berdasarkan Pengalaman Medis (Tahun)

Tabel 3. 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Pengalaman Medis (Tahun)

Pengalaman Medis

(Tahun) Frekuensi (N) Presentase (%)

1-3 tahun 5 10.4%

4-6 tahun 9 18.8%

7-9 tahun 5 10.4%

≥10 tahun 29 60.0%

Total 48 100.0%

Sumber: Data Primer

Pada tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa presentase kelompok pengalaman medis berdasrkan tahun yang tertinggi ≥10 tahun sebanyak 29 orang

(6)

(60.0%), kemudian presentase kelompok terendah yaitu 1-3 tahun dan 7-9 tahun dimana masing- masing memiliki presentase responden 5 orang (10.4%).

5) Berdasarkan Jenis Aplikasi dibidang IT yang pernah digunakan

Tabel 3. 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Jenis Aplikasi dibidang IT

Jenis Aplikasi

dibidang IT Frekuensi (N) Presentase (%)

P-Care 21 43.8 %

E-PPGMB 3 6.3 %

SIKDA 16 33.3 %

E-Kohort 2 4.2 %

ASIK 3 6.3 %

Selena 1 2.1 %

SIGA 2 4.2 %

Total 48 100.0 %

Sumber: Data Primer

Pada tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa presentase kelompok jenis aplikasi dibidang IT yang tertinggi pada P-Care sebanyak 21 orang (43.8%) kemudian presentase kelompok terendah yaitu Selen 1 orang (2.1%).

(7)

b. Variabel penelitian berdasarkan Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan dan Kesediaan Menggunakan Rekam Medis Elektronik

1) Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan

Pengalaman menggunakan teknologi aplikasi kesehatan adalah pengukuran lamanya tenaga kesehatan menggunakan aplikasi teknologi kesehatan sehingga dengan pengalaman tenaga kesehatan tersebut mampu mempermudah tenaga kesehatan dalam menggunakan atau menerapkan rekam medis elektronik, semakin lama tenaga kesehatan memiliki pengalaman aplikasi teknologi kesehatan maka semakin bersedia untuk menggunakan rekam medis elektronik. Adapaun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan

Pengalaman Frekuensi (N) Presentase (%)

Kurang dari 1 tahun 17 35.4%

1-3 tahun 14 29.2%

4-6 tahun 9 18.8%

7-9 tahun 8 16.7%

Lebih dari 10 tahun 0 0%

Total 48 100.0%

Sumber: Data Primer

(8)

Berdasarkan tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa presentase pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan yang tertinggi terdapat pada kurang dari 1 tahun sebanyak 17 orang (35.4%) kemudian presentase terendah yaitu lebih dari 10 tahun (0%).

2) Kesediaan Untuk Menggunakan Rekam Medis Elektronik

Kesediaan adalah kesiapan seseorang dalam melakukan sesuatu dalam hal ini yaitu kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik yang beralih dari rekam medis konvensional menjadi rekam medis elektronik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesediaan Menggunakan Rekam Medis Elektronik

Kesediaan Frekuensi (N) Presentase (%)

Tidak bersedia 23 47.9%

Bersedia 25 52.1%

Total 48 100.0%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa tinggi tingkat kesediaan dimana yang bersedia sebanyak 25 orang (52.1%) dan tidak bersedia 23 orang (47.9%).

(9)

3.1.3 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat merupakan uji statistik yang akan digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel independen yaitu pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dan variabel dependennya kesediaan menggunakan aplikasi teknologi kesehatan, dengan menggunakan uji pearson chi-square. Adapun hasil analisis berupa tabulasi silang antar variabel sebagai berikut:

Tabel 3. 8 Tabulasi Silang Hubungan Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan Dengan Kesediaan Untuk Menggunakan Rekam Medis

Elektronik

Variabel Kesediaan

P-Value Tidak Bersedia Bersedia

n % n %

Pengalaman Aplikasi TI

Kurang dari 1 tahun

12 25.0 5 10.4

0.008 1-3 tahun 7 14.6 7 14.6

4-6 tahun 0 0.0 9 18.8 7-9 tahun 4 8.3 4 8.3 Lebih dari

10 tahun 0 0 0 0

Sumber: Data Primer

Tabel 3.8 diperoleh uji pearson chi-square dengan output perhitungan p-value dengan program SPSS, menunjukkan hasil analisis hubungan antara pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dengan kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda. Berdasarkan hasil analisis data dari tabel diatas, diperoleh nilai p-value sebesar 0,008 dimana kurang dari 0,05

(10)

(p < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dengan kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Spesialis Medis (Unit), Pengalaman Medis, Jenis Aplikasi dibidang IT yang pernah digunakan.

1) Jenis kelamin

Dari hasil penelitian menurut karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil terbanyak terdapat pada kelompok perempuan sebanyak 39 dengan presentase 81.3% orang, kemudian kelompok jenis kelamin terendah terdapat pada kelompok laki-laki sebanyak 9 orang dengan presentase 18.8%.

Menurut penelitian Sa’adah et al., (2021) jenis kelamin merupakan pembeda antara laki-laki dan perempuan melalui pendekatan genetic, psikolog, social dan budaya. Hal ini sejalan dengan data kementrian kesehatan yang menyebutkan bhawa

(11)

pada tahun 2019 dimana jenis kelamin tenaga kesehatan sekitar 70% dari 1.244.162 jumlah tenaga medis di Indonesia adalah perempuan.

2) Usia

Dari hasil penelitian menurut karakteristik responden berdasarkan Usia, pengelompokkan usia Kemenkes (2009) dapat dilihat bahwa umur responden tertinggi terdapat pada kelompok 46-55 tahun sebanyak 18 orang dengan presentase 37.5%, kemudian kelompok umur terendah terdapat pada kelompok usia 17-25 tahun dengan 1 orang responden dengan presentase 2.1%.

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan, semakin cukup usia pada seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya hal ini sebagai pengalaman dan kematangan pada jiwa seseorang Lasut et al., (2017). Usia yang masih dalam masa produktif biasanya mempunyai tingkat produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah

(12)

berusia tua sehingga fisik yang dimiliki menjadi lemah dan terbatas (Aprilyanti, 2017). Mayoritas responden pada penelitian ini ialah usia 45- 55 tahun dimana rentan usia tersebut merupakan kategori lansia awal sehingga perlu dilakukan sosialisasi atau pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi responden untuk menggunakan rekam medis elektronik. Usia non produktif yaitu usia di bawah 20 tahun masih belum dini dan belum matang jika dibebankan dengan dunia kerja, begitu juga sebaliknya usia non produktif di atas usia 55 tahun sudah tidak mudah lagi bagi mereka untuk menggunakan teknologi, karena disebabkan penurunan fungsi sensorik motoric.

3) Unit Pelayanan Kesehatan

Dari hasil penelitian menurut karakteristik responden berdasarkan unit pelayanan kesehatan, disimpulkan bahwa spesialis medis (unit) responden tertinggi terdapat pada kelompok pelayanan KIA-KB yaitu sebanyak 5 orang dengan presentase 10.4%, dimana Pelayanan KIA-KB di Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menurunkan kematian bayi balita dan dapat

(13)

meningkatkan keluarga berencana. Kemudian presentase kelompok spesialis medis (unit) terendah terdapat pada kelompok gizi kesmas, keperawatan kesehatan masyarakat, kesehatan jiwa, kesehatan olahraga, kesehatan indera, kesehatan lansia, kesehatan kerja, kesehatan peduli remaja, pelayanan tindakan dan rekam medis dimana masing-masing memiliki presentase responden 1 orang dengan presentase 2.1%.

4) Pengalaman Medis (Tahun)

Dari hasil penelitian menurut karakteristik responden berdasarkan pengalaman medis, disimpulkan bahwa presentase kelompok pengalaman medis berdasrkan tahun yang tertinggi

≥10 tahun sebanyak 29 orang, kemudian presentase kelompok terendah yaitu 1-3 tahun dan 7-9 tahun dimana masing-masing memiliki presentase responden 5 orang.

Dimana menurut penelitian Faida & Ali, (2021) bahwa petugas yang mempunyai masa kerja ≥ 5 tahun memiliki pengalaman dan kecakapan dalam bekerja lebih baik dibandingkan dengan petugas yang memiliki masa kerja dibawahnya. Namun

(14)

dengan pengalaman atau masa kerja yang lama tentunya secara simultan dengan jenjang pendidikan serta faktor lingkungan yang baik pula dalam mempengaruhi kinerja petugas dalam menjalankan rekam medis elektronik.

5) Jenis Aplikasi dibidang IT yang pernah digunakan Dari hasil penelitian menurut karakteristik responden berdasarkan jenis aplikasi dibidang IT yang pernah digunakan, disimpulkan bahwa kelompok jenis aplikasi dibidang IT yang tertinggi pada P-Care sebanyak 21 orang dengan presentase 43.8%, dimana menurut Nurhayati & Reza Al Afsyar, (2022) bahwa aplikasi P-Care dapat membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, efisien, cepat, praktis dan efektif dalam memberikan pelayanan serta dapat meningkatkan produktivitas kinerja petugas dan sangat memberi manfaat. Responden pada penelitian ini dominan menggunakan aplikasi berbasis elektronik, dimana semakin sering menggunakan aplikasi berbasis elektronik maka semakin besar keinginan tenaga kesehatan untuk bersedia mengadopsi sistem baru yaitu Rekam Medis Elektronik dikarenakan telah memahami

(15)

sistem yang berbasis elektronik, kemudian kelompok terendah yaitu Selen 1 orang dengan presentase 2.1%.

b. Variabel penelitian berdasarkan Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan dan Kesediaan Menggunakan Rekam Medis Elektronik

1) Pengalaman Menggunakan Aplikasi Teknologi Kesehatan

Pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan adalah pengukuran lamanya tenaga kesehatan menggunakan aplikasi teknologi kesehatan sehingga dengan pengalaman tenaga kesehatan tersebut mampu mempermudah tenaga kesehatan dalam menggunakan atau menerapkan rekam medis elektronik, semakin lama tenaga kesehatan memiliki pengalaman aplikasi teknologi kesehatan maka semakin besar peluang dalam bersedia untuk menggunakan rekam medis elektronik.

Pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa dari 48 tenaga kesehatan di Puskesmas Sidomulyo semuanya berpengalaman dalam menggunakan aplikasi teknologi kesehatan hanya pengukuran

(16)

lamanya saja yang membedakan, dapat dilihat bahwa presentase pengalaman tenaga kesehatan dalam aplikasi teknologi kesehatan yang paling tinggi adalah kurang dari satu tahun dan 1-3 tahun, hal ini

akan sangat berpengaruh untuk

mengimplementasikan rekam medis elektronik.

Menurut penelitian Fahira et al., (2022) dimana tenaga kesehatan yang memiliki pengalaman kurang dari satu tahun dan 1-5 tahun berpengaruh terhadap kesediaan menggunakan rekam medis elektronik, sehingga dapat dikatakan dengan pengalaman aplikasi teknologi kesehatan yang masih baru memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga berpeluang dalam penerimaan sebuah sistem baru seperti RME. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Hossain et al., (2019) pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan memiliki pengaruh pada kesediaan tenaga kesehatan dalam mengimplementasikan rekam medis elektronik kesehatan.

Namun dengan pengalaman atau masa kerja yang lama tentunya didukung dengan jenjang pendidikan serta faktor lingkungan yang baik pula

(17)

dalam mempengaruhi kinerja petugas menjalankan rekam medis elektronik (Faida & Ali, 2021).

2) Kesediaan Untuk Menggunakan Rekam Medis Elektronik

Kesediaan adalah kesiapan seseorang dalam melakukan sesuatu dalam hal ini yaitu kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik yang beralih dari rekam medis konvensional menjadi rekam medis elektronik. Penggunaan rekam medis elektronik dapat menguntungkan bagi pasien, termasuk layanan klinis (medis) dan administrasi dalam upaya perkembangan institusi kesehatan dalam perawatan, pelayanan yang lebih baik kepada pasien yang berupa mendiagnosis, hasil tes, pemantauan, pengobatan, akses informasi dan juga penanganan pasien. Kesediaan penggunaan rekam medis elektronik juga dapat meningkatkan dalam kegunaan rekam medis. Dapat dilihat pada tabel 3.7 bahwa sebagian besar responden menyatakan bersedia untuk menggunakan rekam medis elektronik. Hal ini menunjukkan sikap positif yang timbul lebih besar dibandingkan dengan sikap negatif tenaga kesehatan.

(18)

Penelitian Senishawid et al., (2023) juga menyatakan hal yang sama, yaitu dengan penerapan rekam medis elektronik akan mempermudah layanan tenaga kesehatan bekerja lebih efektif dan produktif, layanan konsultasi online bisa meningkatkan hasil klinis yang baik, menurunkan biaya perawatan kesehatan dengan meningkatkan aksebilitas dan produktivitas. Rekam medis elektronik memiliki keterkaitan dengan layanan telemedicine. Rekam medis elektronik dalam layanan telemedicine akan mempermudah pelayanan dokter dan pasien, hal ini sejalan dengan penelitian Rahman et al., (2021) yang menyatakan layanan telemedicine sangat konstruktif sebagai jembatan komunikasi antara dokter dan pasien.

3.2.2 Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dengan kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik, menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Sidomulyo yang berpengalaman dan memilih bersedia untuk mengguunakan rekam medis elektronik sebanyak 25 tenaga kesehatan dari 48 tenaga kesehatan. Ini

(19)

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pengalaman menggunnakan aplikasi teknologi kesehatan dengan kesediaan untuk menggunakan rekaam medis elektronik di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda. Hal ini akan sangat mempengaruhi terhadap kesiapan Puskesmas Sidomulyo dalam menggunakan rekam medis elektronik yang akan beralih dari konvesional menjadi elektronik. Dapat dilihat pada tabel 3.8 menunjukkan adanya hubungan antara pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dengan kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda dengan nilai p-value (p= 0,008). Hal ini akan menjadi salah satu faktor keberhasilan penerapan rekam medis elektronik khususnya pada Puskesmas Sidomulyo. Pada penelitian Hossain et al., (2019) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor keberhasilan pada RME adalah pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan dengan demikian semakin berpengalaman tenaga kesehatan maka semakin bersedia untuk menggunakan rekam medis elektronik.

Pada Pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan memiliki faktor yang mempengaruhi dalam kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik, dikarenakan semakin lama tenaga kesehatan tersebut memiliki pengalaman dalam penggunaan aplikasi teknologi kesehatan

(20)

maka tenaga kesehatan tersebut bersedia untuk menggunakan rekam medis elektronik. Semakin lama pengalaman tenaga kesehatan maka akan sangat mempermudah untuk menggunakan rekam medis elektronik. Hal ini sama dengan penelitian Senishawid et al., (2023) yang menjelaskan bahwa adanya hubungan antara tingkat keterampilan TI dan kemauan untuk menggunakan rekam medis elektronik, tenaga kesehatan yang memiliki pengalaman dalam menggunaan aplikasi teknologi kesehatan dan kemampuan menggunakan komputer dengan mahir lebih condong bersedia dalam menggunakan sistem EMR daripada mereka yang tidak memiliki kemampuan komputer, dan pengalaman menggunakan aplikasi teknologi kesehatan.

Sedangkan pada penelitian Erawantini et al., (2022) menjelaskan bahwa dengan menggunakan rekam medis elektronik lebih membutuhkan lebih lama waktu dibandingkan dengan rekam medis manual, hal ini dikarenakan tidak terbiasa dalam menggunakan rekam medis elektronik. Sehingga dapat kita simpulkan, bahwa dengan adanya pengalaman dalam menggunakan aplikasi teknologi kesehatan, memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kesediaan tenaga kesehatan untuk menggunakan rekam medis elektronik karena akan mempermudah dalam penerapan sistem RME.

(21)

Berdasarkan pada pengalaman selama proses penelitian di lapangan, peneliti menemukan beberapa keterbatasan antara lain: jumlah responden hanya 48 orang, penelitian ini hanya terdapat satu variabel yang mempengaruhi variabel kesediaan menggunakan rekam medis elektronik. Sedangkan masih banyak variabel lain yang bisa menjelaskan dengan jelas bagaimana tentang kesediaan untuk menggunakan rekam medis elektronik, beberapa responden tidak membaca tiap item pertanyaan dengan seksama. Dengan adanya beberapa keterbatasan ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini masih belum sempurna, terdapat kekurangan dan beberapa faktor yang dapat diperhatikan bagi peneliti selanjutnya dengan harapan agar menyempurnakan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Though far from fully precluding traditional reinforcement learning models [194], the speed at which this spatial knowledge is acquired, along with the flexible manner in which mice