• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan angket motivasi belajar kepada siswa yang telah dipilih menjadi sampel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan angket motivasi belajar kepada siswa yang telah dipilih menjadi sampel"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

113 ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN

IPS DI SMP N 3 UJUNG BATU Bunga Rachel1, Ryan Prayogi2 Universitas Pasir Pengaraian1&2

bungarachel999@gmail.com, ryanprayogi888@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Ujung Batu. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 102 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling sehingga diperoleh sampel berjumlah 20 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan angket motivasi belajar kepada siswa yang telah dipilih menjadi sampel. Hasil penelitian ini yaitu: indikator 1 (hasrat keinginan berhasil) dapat dikategorikan baik, karena persentase tingkat capaiannya sebesar 85,6 %. Indikator 2 (dorongan dan kebutuhan belajar) dapat dikategorikan cukup, karena persentase tingkat capaiannya sebesar 77,6 %. Indikator 3 (harapan dan cita-cita) dapat dikatakan baik, karena persentase tingkat capaiannya sebesar 86%. Indikator 4 ( penghargaan dalam belajar) dapat dikategorikan cukup, karena persentase tingkat capaiannya sebesar 68,6%. Indikator 5 (kegiatan yang menarik dalam belajar) dapat dikategorikan cukup, karena persentase tingkat capaiannya sebesar 75,5%. Indikator 6 (lingkungan belajar yang kondusif) dapat dikategorikan cukup, karena persentase tingkat capaian sebesar 71,2%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ujung Batu dalam pembelajaran IPS diperoleh tingkat capaian sebesar 77,4%. Artinya, motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam pembelajaran IPS berkategori cukup.

Kata kunci: Motivasi, belajar, IPS

ANALYSIS STUDENT’S MOTIVATION TO STUDY CLASS VIII IPS LESSON IN SMP N 3 UJUNG BATU

Bunga Rachel1, Ryan Prayogi2 Universitas Pasir Pengaraian1&2

bungarachel999@gmail.com,ryan prayogi888@gmail.com Abstract

This study aims to desscribe the learning motivation of class VIII students in social studies subjects at SMP Negeri 3 Ujung Batu. This type of research is descriptive research. The population in this study amounted to 102 people. The sampling technique used is random sampling so that a sample of 20 students is obtained. Data collection was done by distributing learning motivation questionnaires to students who had been selected as samples. The results of this study are: indicator 1 (desire to succeed) can be categorized as good, because the percentage of the level of achievement is 85.6%. Indicator 2 (encouraging and learning needs) can be categorized as sufficient, because the percentage of the level of achievement is 77.6%. Indicator 3 (hopes and aspirations) can be said to be good, because the percentage of the level of achievement is 86%. Indicator 4 (appreciation in learning) can be categorized as sufficient, because the percentage of achievement level is 68.6%. Indicator 5 (interesting activities in learning) can be categorized as sufficient, because the percentage of achievement level is 75.5%.

Indicator 6 (conducive learning environment) can be categorized as sufficient, because the percentage of achievement level is 71.2%. The conclusion in this study is that the learning motivation of class VIII SMP Negeri 3 Ujung Batu in learning social studies obtained an achievement level of 77.4%. That is, the learning motivation of students in social studies learning is categorized as sufficient.

Keywords: Motivation, study, Social Studies

(2)

114 Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan akan membentuk manusia yang lebih baik berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan yang berkualitas akan membentuk kepribadian bangsa yang baik. Menurut John Dewey (Amos Neolaka, 2017: 11), pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan- kecakapan fundamental, emosional ke arah alam, dan sesama manusia.

Definisi pendidikan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 yaitu tentang sistem pendidikan Nasional mengatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang di atas, yang memegang kunci dalam membangkitkan serta mengembangkan motivasi siswa adalah guru. Guru menjadi faktor penting dalam pendidikan, karena bagi siswa guru dijadikan tokoh teladan. Oleh sebab itu, guru harus memiliki perilaku dan kemampuan dalam mengembangkan siswanya, sehingga tercapai keberhasilan dalam belajar.

Berhasilnya kegiatan belajar di kelas tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dilakukan guru terhadap peserta didik. Kemampuan dari setiap siswa berbeda-beda, yaitu siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata, sedang, dan di atas rata-rata Sehingga kebutuhan belajar dari setiap siswa berbeda sesuai dengan potensinya. Dengan adanya motivasi pada siswa dalam belajar dapat membantu kegiatan belajar yang efektif. Motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan perbuatan yang mengarahkan kepada tujuan yang hendak dicapai oleh siswa menjadi optimal. Semakin tepat motivasi yang diberikan, semakin berhasil pula pembelajaran di kelas.

Menurut Hardianto (2012:39), motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya dorong dalam diri orang yang belajar berupa kekuatan mental (keinginan, perhatian, cita-cita, kemauan) untuk merubah tingkah laku dalam usaha mencapai tujuan belajar. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan yang mengarahkan manusia untuk melakukan perubahan perilaku dalam lingkungannya. Oleh karena itu, motivasi belajar dapat membuat siswa menjadi tekun, dan berusaha belajar dengan baik untuk mendapatkan hasil belajar. Sebaliknya jika siswa kurang memiliki motivasi belajar, maka siswa tersebut tidak tekun dalam belajar , tidak tahan jika harus belajar lama dan lebih asik bermain. Sehingga motivasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas siswa saat belajar.

Motivasi siswa akan tumbuh dengan baik dengan adanya upaya yang dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi tersebut. Dalam usaha tersebut mendorong siswa agar memiliki motivasi yang kuat dalam belajar, guru perlu melakukan upaya-upaya antara lain antar lain dengan memberikan nilai pada tugas yang diberikan pada siswa, motivasi untuk bersaing dalam belajar dengan memberikan penghargaan, memberi ulangan, memberi hukuman, membangkitkan minat, memberikan hadiah untuk murid berprestasi saat mendapatkan nilai yang bagus, dan sebagainya. Namun, walaupun upaya-upaya sudah dilakukan oleh guru, masih ada siswa yang memiliki motivasi rendah. Hal ini tampak saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas, dengan dijumpainya siswa yang menunjukan gejala-gejala kurang bersemangat dalam belajar.

(3)

115 Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar di kelas.

Motivasi belajar terdapat dua jenis yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik berasal dari dalam diri siswa dan ektrinsik dari luar diri siswa. Dengan adanya motivasi di dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa, sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar. Motivasi belajar diharapkan dapat mendorong semangat belajar, membentuk kebiasaan siswa dalam belajar. Dengan adanya motivasi belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.

Dari hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 3 Ujung Batu pada siswa kelas VIII didapatkan bahwa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas yaitu terlihat ada siswa yang tidak bersemangat untuk mengikuti pelajaran, siswa kurang aktif dalam mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru, siswa tidak serius memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, ada siswa yang mengantuk, menganggu temannya saat belajar, dan siswa kurang memiliki kemauan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti pada saat peneliti bertanya kembali tentang pelajaran saat itu, yang pada awalnya ketika guru menjelaskan dan bertanya kembali apa peserta didiknya paham atau tidak terhadap materi, mereka menjawab paham dengan serentak. Namun, ketika peneliti mendekati salah satu siswa dan bertanya sebenarnya ia tidak paham.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, terungkap bahwa sebagian siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, terkadang ada yang mengganggu temannya saat belajar, ketika diberikan tugas tidak bersemangat. Terkait dengan hasil observasi dan wawancara di atas dapat ditemukan permasalahan bahwa: pertama, siswa kurang bersemangat dalam belajar. Kedua, siswa kurang aktif dalam belajar. Ketiga, siswa tidak memiliki kemauan dalam belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis motivasi belajar kelas VIII SMPN 3 Ujung Batu.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fakta sifat, serta hubungan antar komponen yang teliti (Arikunto, 2013:3).

Penelitian ini untuk mengalisis, mengklarifikasi dan menginterpretasikan data yang diperoleh untuk memproleh jawaban permasalahan yang diajukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan juni 2020. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ujung Batu pada kelas VIII. Menurut Sugiyono (2017:119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunya kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpilannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII berjumlah 102 siswa.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara acak yaitu teknik random sampling sehingga pengambilan sampel sehingga pengambilan sampel dapat bersifat adil dan setiap kelas diambil 20% sebagai sampel dari jumlah siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menghitung persentase masing-masing jawaban angket.

(4)

116 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data angket motivasi belajar siswa kelas VIII Pelajaran IPS pada 6 indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 1 Indikator Motivasi

No. Indikator Siswa

Presentase Kriteria 1. Adanya hasrat keinginan untuk

berhasil

85,6% Baik

2. Adanya dorongan dan kebutuhan ingin belajar

77,6% Cukup

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

86% Baik

4. Adanya kegiatan menarik dalam belajar

68,6% Cukup

5. Adanya penghargaan dalam belajar 75,5% Cukup

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

71,2% Cukup

Rata-rata 74,4% Cukup

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat hasil analisis data angket motivasi belajar siswa kelas VIII Pelajaran IPS pada 6 indikator dengan sampel siswa diperoleh rata-rata presentasenya sebesar 77,4% berkategori cukup. Hal ini dikarenakan siswa sungguh-sungguh dalam belajar.

Pada indikator pertama mendapatkan persentase sebesar 85,6% yang termasuk pada kategori sangat baik. Indikator kedua, mendapatkan persentase sebesar 77,6% berkategori cukup.

Persentase terendah terdapat pada indikator ketiga sebesar 68,6% berkategori cukup.

Selanjutnya, indikator keempat mendapat persentase sebesar 86% berkategori baik. Pada indikator 5 jumlah persentase yang didapatkan sebesar 75,5% yang termasuk kategori cukup.

Pada indikator 6 berjumlah 71,2% termasuk kategori cukup. Sejalan dengan pendapat Sardiman dalam Emda (2017:181-182), bahwa ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi adalah tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat. Selain itu, menurut Sudarwan (2002:2), motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai apa yang dikehendakinya. Siswa akan terdorong untuk belajar ketika memiliki keinginan dalam belajar.

Berikut adalah subindikator motivasi belajar IPS.

Tabel 1.1 adanya hasrat keinginan untuk berhasil

No. Indikator 1 Siswa

Presentase Kriteria 1. Saya mengerjakan PR yang diberikan

oleh guru tidak dengan bantuan orang lain.

73% Cukup

2. Saya mengerjakan tugas IPS dengan sungguh-sungguh.

89% Baik

(5)

117

No. Indikator 1 Siswa

Presentase Kriteria 3. Saya puas apabila mendapat nilai yang

baik

95% Sangat Baik

4. Saya memperhatikan semua pelajaran yang diberikan oleh guru

85% Baik

5. Saya dapat memahami setiap pelajarn IPS yang diajarkan oleh guru

81% Baik

6. Ketika ada tugas dari guru saya langsung mengerjakannya.

91% Sangat Baik

Rata-rata 85,6% Baik

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata capaian persentase sebesar 85,6% termasuk kategori baik.

Tabel 1.2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

No. Indikator 2 Siswa

Presentase Kriteria 7. Saya berusaha untuk mempersiapkan

materi pelajaran dengan baik

85% Baik

8. Saya mencatat poin-poin penting pada saat guru menyampaikan materi

61% Kurang

9. Saya mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru secara tepat waktu

78% Cukup

10. Saya belajar kembali di rumah jika ada PR atau tugas esok hari

82% Baik

11. Saya bertanya pada guru jika mengalami kesulitan dalam belajar

71% Cukup

12. Saya malas mencari informasi tentang pelajaran IPS dari berbagai sumber

81% Baik

Rata-rata 76,3% Cukup

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata capaian persentase sebesar 76,3% termasuk kategori cukup.

Tabel 1.3 adanya harapan dan cita-cita masa depan

No. Indikator 3 Siswa

Presentase Kriteria 13. Saya rajin belajar karena ingin

mendapatkan nilai yang bagus

92% Sangat Baik

(6)

118

No. Indikator 3 Siswa

Presentase Kriteria 14. Saya belajar dengan giat untuk

mendapatkan nilai yang baik

91% Sangat Baik

15. Saya dapat menyelesaikan tugas IPS dengan kemampuan sendiri

89% Baik

16. Saya belajar dengan giat walaupun tidak ada ujian

68% Cukup

17. Saya mendengarkan penjelasan dari guru dengan baik

83% Baik

18. Saya tekun dalam belajar untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya.

94% Sangat Baik

Rata-rata 86% Baik

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata capaian persentase sebesar 86% termasuk kategori baik.

Tabel 1.4 adanya penghargaan dalam belajar

No. Indikator 4 Siswa

Presentase Kriteria 19. Saya senang ketika guru memberikan

tepuk tangan ketika saya dapat menjawab pertanyaan

85% Sangat Baik

20. Saya mendapat hadiah ketika nilai ulangan harian IPS saya bagus

57% Sangat Baik

21. Saya rajin mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru sehingga mendapat nilai yang bagus

69% Baik

22. Ketika saya tidak mengerjakan PR, saya mendapat hukuman.

67% Cukup

23. Saya semangat dalam belajar IPS meskipun metode yang digunakan tidak bervariasi

58% Baik

24. Saya tetap menjawab pertanyaan dari guru meskipun tidak ada apresiasi

77% Sangat Baik

Rata-rata 68,6% Baik

Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata capaian persentase sebesar 68,6%

termasuk kategori baik.

Tabel 1.5 adanya kegiatan menarik dalam belajar

No. Indikator 4 Siswa

Presentase Kriteria 25. Saya tertantang ketika mengerjakan soal

IPS yang sulit

64% cukup

(7)

119

No. Indikator 4 Siswa

Presentase Kriteria 26. Saya senang ketika guru menyampaikan

materi dengan menggunakan gambar

74% cukup

27. Saya tidak bersemangat dengan pembelajaran IPS dikarenakan guru hanya berceramah

79% cukup

28. Saya senang belajar IPS karena guru selalu mengaitkann dengan kehidupan sehari-hari

79% cukup

29. Saya semangat dalam belajar IPS meskipun metode yang digunakan tidak bervariasi

77% cukup

30. Setiap berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan guru saya tidak langsung merasa puas

80% Baik

Rata-rata 75,5% cukup

Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata capaian persentase sebesar 75,5% termasuk kategori cukup

Tabel 1.6 adanya lingkungan belajar yang kondusif

No. Indikator 4 Siswa

Presentase Kriteria 31. Saya tertantang ketika mengerjakan soal

IPS yang sulit

64% cukup

32. Saya senang ketika guru menyampaikan materi dengan menggunakan gambar

74% cukup

33. Saya tidak bersemangat dengan pembelajaran IPS dikarenakan guru hanya berceramah

79% cukup

34. Saya senang belajar IPS karena guru selalu mengaitkann dengan kehidupan sehari-hari

79% cukup

35. Saya semangat dalam belajar IPS meskipun metode yang digunakan tidak bervariasi

77% cukup

Rata-rata 75,5% cukup

Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata capaian persentase sebesar 71,2% termasuk kategori cukup.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII terhadap mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Ujung Batu pada hasil penyebaran angket dari 6 indikator mendapat capaian sebesar 77,4%, artinya motivasi belajar siswa berkategori cukup, dan masih perlu mendapatkan perhatian lagi, baik dari guru maupun dari lingkungan keluarga siswa terutama dari kedua orang tua. Hal ini terlihat dari beberapa indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang mendapat capaian persentase tertinggi, sebagai berikut:

(8)

120 Indikator 3 (Adanya harapan dan cita-cita masa depan) diperoleh tingkat capaian sebesar 86%, ini tergolong kategori baik. Pada indikator ini terdapat pernyataan bahwa “saya tekun dalam belajar untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya”, capaian persentase pada indikator ini berjumlah 94% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini terbukti dengan siswa yang menjawab “selalu” pada pernyataan angket. Artinya, siswa di kelas VIII SMP Negeri 3 Ujung Batu sudah belajar dengan baik untuk mendapatkan hasil yang baik, siswa sudah bersungguh-sungguh dalam belajar dan secara terus menerus belajar meskipun mengalami kesulitan. Pada pernyataan kedua, capaian persentasenya sebesar 92% termasuk dalam kategori sangat baik yaitu “saya belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang baik”

mendapat jawaban selalu. Hal ini berarti berkaitan dengan pernyataan yang pertama untuk mendapatkan nilai yang baik, siswa sudah giat dalam belajar seperti mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, hasrat dan kemauan siswa dalam belajar IPS bisa dikatakan baik ini terlihat dari semangat yang dimiiki siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut, terdapat indikator belajar siswa yang mendapat capaian persentase terendah yaitu indikator 4 (Adanya penghargaan dalam belajar) sebesar68,6% termasuk kategori cukup dan indikator 6 (Adanya lingkungan belajar yang kondusif) sebesar 71,2% termasuk kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri Ujung Batu perlu ditingkatkan lagi dengan beberapa cara yang dapat dilihat dari indikator 4 (Adanya penghargaan dalam belajar) pada pernyataan “saya mendapat hadiah ketika nilai ulangan harian IPS saya bagus”

mendapat capaian persentase sebesar 57% termasuk kategori kurang. Hal ini berarti motivasi belajar siswa kurang dan perlu ditingkatkan lagi. Salah satu caranya adalah siswa akan bersemangat ketika diberikan hadiah oleh guru. Oleh karena itu, hendaknya guru dapat meningkatkan motivasi dengan cara memberikan hadiah kepada siswa seperti memberi pena, buku, ataupun yang lainnya yang menarik sehingga siswa lebih bersemangat sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.

Selain itu, pada pernyataan “saya semangat dalam belajar IPS meskipun metode yang digunakan tidak bervariasi” mendapat capaian persentase sebesar 58% termasuk kategori kurang. Artinya, siswa kurang bersemangat dalam belajar karena metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi atau kurang menarik. Dalam hal ini guru menggunakan metode yang sama seperti ceramah yang membuat siswa menjadi kurang aktif. Hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan meningkatkan metode pembelajaran yang menarik dan tidak hanya menggunakan metode yang sama dalam belajar agar siswa dapat bersemangat dan aktif dalam belajar di kelas seperti membuat games dengan pertanyaan tentang pelajaran IPS, menampilkan video pembelajaran tentang IPS, dan lainnya.

Selanjutnya, pada indikator 6 (Adanya lingkungan belajar yang kondusif) dalam pernyataan “saya mengisi waktu luang dengan mengulangi pelajaran IPS bersama teman”

mendapat capaian sebesar 59% termasuk kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mengulang pelajaran IPS diwaktu luang masih rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada indikator ini harus ditingkatkan dengan cara menciptakan ruang belajar yang lebih baik dan menarik bagi siswa sehingga siswa dapat belajar efektif, seperti guru membuat tugas berkelompok. Pada pernyataan “saya senang mengobrol dengan teman saat diskusi berlangsung” mendapat capaian persentase 60% termasuk dalam kategori kurang. Artinya,

(9)

121 pada pernyataan ini motivasi siswa pelu ditingkatkan dengan cara guru membuat kegiatan belajar pada saat diskusi agar lebih menarik, membuat kesepakatan dengan siswa, memberikan nilai tambah/reward bagi kelompok yang tidak ribut.

Dari beberapa indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Ujung Batu di atas, dapat dilihat secara keseluruhan pada variabel motivasi belajar IPS diperoleh tingkat capaian sebesar 77,4%, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa SMP Negeri 3 Ujung Batu dalam pembelajaran IPS dapat dikategorikan cukup. Jadi, untuk mencapai kategori sangat baik diperlukan lagi tingkat capai sebesar12,6%. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru pendidikan IPS untuk lebih meningkatkan motivasi siswa dan siswinya baik secara internal maupun eksternal untuk menimbulkan semangat belajar siswa yang sangat baik agar tercapai tujuan dari pembelajaran IPS. Motivasi belajar yang tinggi haruslah ditumbuhkan pada siswa dalam rangka mencapai prestasi yang lebih tinggi. Apabila seorang siswa sudah memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi maka siswa akan berusaha ikut secara aktif dan partisipatif dalam setiap pembelajaran yang diberikan.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Ujung Batu sebagai berikut:

Motivasi belajar siswa tergolong dalam kategori cukup dengan persentase keseluruhan sebesar 77,4%. Motivasi belajar siswa yang perlu ditingkatkan terdapat pada indikator 4 (Adanya penghargaan dalam belajar) dengan capaian sebesar 68,6% kategori cukup dan indikator 6 (Adanya lingkungan belajar yang kondusif) dengan capaian sebesar 71,2% kategori cukup.

Motivasi belajar tertinggi terdapat pada indikator 3 (Adanya harapan dan cita-cita masa depan) dengan capaian sebesar 86% berkategori baik. Saran dalam penelitian ini yaitu bagi guru, hendaknya lebih memperhatikan kondisi belajar siswa agar dapat mengetahui kebutuhan belajar siswa dalam belajar sehingga siswa lebih bersemangat dan termotivasi untuk belajar.

Bagi siswa, hendaknya menjadi bagian yang aktif dalam belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan lebih meningkatkan motivasi dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Neolaka, A. (2017). Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana

Hardianto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Pasir Pengaraian: UPP Press.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emda, A. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Lantanida Journal.

Vol 5 No 2.

Referensi

Dokumen terkait

Patke / How I Came to be Associated with Kritika Kultura 103 Kritika Kultura 30 2018: 103–104 © Ateneo de Manila University The story of my association with Kritika Kultura starts