• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Hukum Bisnis

N/A
N/A
sindia

Academic year: 2024

Membagikan "Pengantar Hukum Bisnis"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PERUSAHAAN GO PUBLIC DAN PASAR MODAL, SERTA ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN CURANG, DAN PENANAMAN MODAL

ASING

Dosen pengampuh : Fakhry Amin, SH.,MH

Disusun Oleh : Kelompok 2

1.ARBAIM SAMMAD 236601041

2.NURSAKINAH 236601023

3.VANESA CHEREN PANDOH 236601018

4.HASRIJAL 236601432

5.FARHAN ADI SAUNG 236601578

6. MUH RIZKI ALHIDAYAT DG TAWANG 236601216 7. RAHEL JUWITA PAYUNG TASIK 236601129 8. ASTI ANANTA ARSYAD 236601447

9. ALTIFANI PRANITA 236601249

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pengantar Hukum Bisinis. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Fakhry Amin, SH.,MH, selaku dosen mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami pelajari.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam menyelesaikan tugas Pengantar Hukum Bisnis. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah kami.

Kendari, 26 April 2024

Penyusun

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan memutuskan untuk go public atau melakukan penawaran saham ke publik melalui

pasar modal dengan beberapa alasan utama. Pertama, hal ini dilakukan untuk mengumpulkan modal dalam jumlah besar yang bisa digunakan untuk ekspansi, pengembangan produk baru, atau restrukturisasi utang. Melalui pasar modal, perusahaan dapat mengakses sumber pembiayaan yang lebih luas dan lebih stabil dibandingkan dengan pinjaman bank atau modal ventura.

Kedua, go public meningkatkan visibilitas dan kredibilitas perusahaan di mata publik serta para stakeholder, termasuk pemasok dan pelanggan, yang seringkali melihat perusahaan terbuka sebagai entitas yang lebih stabil dan dapat dipercaya. Ini juga memberikan perusahaan kesempatan untuk melakukan merger dan akuisisi lebih mudah melalui penggunaan saham sebagai alat pembayaran.

Ketiga, pasar modal menyediakan likuiditas bagi pemegang saham, termasuk pendiri dan investor awal, memungkinkan mereka untuk menjual saham dan merealisasikan keuntungan dari investasi mereka. Ini juga memberikan kesempatan kepada publik untuk berpartisipasi dalam keuntungan perusahaan dengan berinvestasi di saham mereka.

*Penanaman Modal Asing*

Penanaman Modal Asing (PMA) adalah investasi yang dilakukan oleh entitas atau individu asing di dalam suatu negara. Latar belakang adanya PMA umumnya adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di negara tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, serta pasar yang luas. PMA berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi karena menyediakan modal, teknologi, dan keahlian yang mungkin tidak tersedia secara lokal.

Negara-negara sering memberikan insentif bagi PMA, seperti pembebasan pajak, untuk menarik investasi asing karena dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kapasitas produksi, dan memperluas perekonomian. Namun, PMA juga bisa mendatangkan beberapa tantangan, seperti pengalihan kontrol atas industri strategis ke pihak asing dan potensi repatriasi laba yang besar keluar dari negara penerima.

*Anti Monopoli dan Persaingan Curang*

Regulasi anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat bertujuan untuk mencegah praktik bisnis yang dapat merugikan persaingan pasar, mengurangi efisiensi ekonomi, dan merugikan konsumen. Hal ini termasuk pencegahan terhadap pembentukan monopoli, kartel, dan akuisisi yang dapat mengurangi persaingan yang sehat di pasar.

Pemerintah mengimplementasikan kebijakan anti monopoli dan persaingan curang untuk memastikan bahwa pasar beroperasi secara efisien, di mana perusahaan dapat bersaing secara sehat tanpa ada yang memiliki kekuatan pasar yang tidak proporsional.

1

(4)

Ini juga membantu mencegah pemusatan kekuatan ekonomi yang berlebihan yang bisa mengarah pada dominasi pasar dan penyalahgunaan posisi dominan tersebut.

Ketiga aspek ini—perusahaan go public, penanaman modal asing, dan anti monopoli—

semuanya memiliki peran penting dalam mendukung struktur pasar yang sehat dan kompetitif yang menguntungkan seluruh perekonomian

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perusahaan go public dapat memanfaatkan pasar modal untuk mendapatkan sumber pendanaan baru?

2. Apa saja tantangan dan risiko yang dihadapi perusahaan go public dalam mengelola hubungannya dengan pasar modal?

3. Sejauh mana pasar modal dapat menjadi platform yang efektif bagi perusahaan go public untuk memperdagangkan sahamnya?

4. Apa saja faktor-faktor yang dapat menarik minat investor asing untuk berinvestasi di saham perusahaan go public domestik?

5. Bagaimana perusahaan go public dapat memanfaatkan kehadiran investor asing untuk meningkatkan kinerja dan daya saing mereka?

6. Apa saja potensi manfaat dan risiko bagi perusahaan go public dalam menarik penanaman modal asing?

7. Bagaimana undang-undang anti monopoli dan persaingan curang dapat mempengaruhi praktik bisnis dan strategi perusahaan go public?

8. Apa saja tantangan yang dihadapi perusahaan go public dalam mematuhi aturan anti monopoli dan persaingan curang?

9. Sejauh mana penegakan hukum anti monopoli dan persaingan curang dapat melindungi kepentingan konsumen dan mendorong inovasi di antara perusahaan go public?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan go public dapat memanfaatkan pasar modal untuk mendapatkan sumber pendanaan baru

2. Mengetahui tantangan dan risiko yang dihadapi perusahaan go public dalam mengelola hubungannya dengan pasar modal

3. Memahami sejauh mana pasar modal dapat menjadi platform yang efektif bagi perusahaan go public untuk memperdagangkan sahamnya

4. Mengetahui faktor-faktor yang dapat menarik minat investor asing untuk berinvestasi di saham perusahaan go public domestik

5. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan go public dapat memanfaatkan kehadiran investor asing untuk meningkatkan kinerja dan daya saing mereka

6. Untuk mengetahui potensi manfaat dan risiko bagi perusahaan go public dalam menarik penanaman modal asing

7. Mengetahui undang-undang anti monopoli dan persaingan curang dapat mempengaruhi praktik bisnis dan strategi perusahaan go public

8. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi perusahaan go public dalam mematuhi aturan anti monopoli dan persaingan curang

9. Memahami bagaimana penegakan hukum anti monopoli dan persaingan curang dapat melindungi kepentingan konsumen dan mendorong inovasi di antara perusahaan go public

2

(5)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Menambah pemahaman bagi pembaca tentang perusahaan go publik dan pasar modal, penanaman modal asing serta anti monopoli dan persaingan curang

2. Memberikan panduan bagi pengusaha agar dapat lebih memahami dunia perusahaan 1.5 Metode Penelitian

Makalah ini disusun dengan cara mencari sumber pada buku Pengantar Hukum Bisnis Menata Binis Moder di Era Global

3

(6)

BAB II PEMBAHASAN

PERUSAHAAN GO PUBLIK DAN PASAR MODAL

A. PERUSAHAAN TERTUTUP DAN PERUSAHAAN TERBUKA

Yang dimaksud dengan Perusahaan tertutup adalah suatu Perseroan terbatas yang saham- sahamnya masih dipegang oleh beberapa orang/Perusahaan saja, sehingga jual beli sahamnya dilakukan denga cara-cara yang ditentukan oleh anggaran dasar Perseroan, yang pada umumnya diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan.

Sedangkan yang dimaksud dengan Perseroan terbuka adalah suatu berseroan terbatas yang modal dan sahamnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu, di mana saham-sahamnya dipegang oleh banyak orang/banyak Perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik/masyarak sehingga jual beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal. Salah satu ciri dari Perusahaan terbuka adalah perlunya keterbukaan (disclousur) atas informasi Perusahaan kepada publik, sehingga hukumpun mengatur masalah Perusahaan terbuka, termasuk tentang keterbukaan informasi ini secara sangat detail.

Ketentuan perundang-undangan mengharuskan penempatan kata “Tbk” di belakang nama perusashaa terbuka, sehingga jelas membedakan dengan suatu perusahaan tertutup, misalnya:

1. PT Telkom Tbk.

2. PT Astra Internasional Tbk 3. PT HM Sampoerna Tbk 4. PT Kalbe Farma Tbk 5. dan lain-lain.

Suatu Perusahaan terbuka dapat berupa Emiten atau perusahaan public. Yang dimaksud Emiten adalah suatu Perusahaan terbuka di mana proses menjadi Perusahaan terbuka dilakukan dengan jalan penawaran saham-sahamnya kepada publik lewat suatu penawaran umum. Sedangkat yang dimaksud Perusahaan publik adalah suatu Perusahaan menjadi Perusahaan terbuka tanpa lewat proses penawaran umum, tetapi dengan sendirinya Perusahaan tertutup kemudian memiliki pemegang sahamnya yang banyak, misalnya dengan warisan saham, jual beli atau hibah saham kepada banyak orang. Kepada Perusahaan publik ini juga berlaku banyak persyaratan yang sama dengan emiten, seperti kewajiban keterbukaan informasi, kewajiban pendaftaran ke Bapepam, atau kewajiban pencatatan saham.

Di samping itu, selain dari saham, juga diperdagangkan di pasar modal adalah berbagai jenis surat berharga lain (efek lain), yaitu sebagai berikut:

1. Surat Pengakuan Hutang.

2. Surat Berharga Komersil (Commercial Paper).

3. obligasi.

4. Tanda Bukti Hutang.

5. Unit Penyertaan Kontran Investasi Kolektif.

6. Kontrak Berjangka Atas Efek.

7. Setiap Derivatif dari Efek, seperti Buku Right, Warran, dan Opsi.

8. Efek Beragun Aset.

9. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia.

Tentang Perusahaan terbuka ini diatur oleh suatu cabang ilmu hukum yang disebut dengan hukum pasar modal. Hukum pasar Modal ini menyangkut dengan objek-objek bahasan sebagai berikut.

4

(7)

1. pengaturan tentang Perusahaan, yang antara lain meliputi:

a. persyaratan keterbukaan informasi

b. perlindungan pemegang saham minoritas/pemegang saham public 2. tentang berbagai macam surat berharga pasar modal (efek).

3. Tentang administrasi pasar modal, yang berisikan antara lain hal-hal sebagai berikut:

a. Tentang Perusahaan yang menawarkan surat berharga.

b. Tentang profesi, badan atau lembaga yang terlibat dalam pasar modal.

c. tentang perdagangan surat berharga d. Tentang proses go publik.

e. Tentang pendaftaran dan pencatatan.

f. Tentang dokumentasi, seperti persyaratan prospektus, pernyataan pendaftaran, pengumuman, dan sebagainya.

4. Tentang penegakan hukum dipasar modal.

Tujuan hukum dari pengaturan pasar modal adalah agar tercapai unsur-unsur sebagai berikut:

a. Keterbukaan informasi.

b. Profesionalisme dan tanggung jawab pelaku pasar modal.

c. Pasar yang tertib dan modrn.

d. Efisiensi.

e. kewajaran.

f. Perlindungan infestor.

g. Kepastian hukum.

h. Keadilan.

B.

PROSES GO PUBLIC SUATU PERUSAHAAN

Setelah suatu Perusahaan memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan oleh undang- undang untuk menjadi Perusahaan terbuka, maka proses go public sudah dapat dilakukan dan setelah proses go public ini dilakukan, barulah oerusahaan tersebut menjadi Perusahaan terbuka.

Keseluruhan tahapan dalam rangkaian proses go public dari suatu Perusahaan (emiten) adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan untuk Go Public.

2. Tahap pendahuluan untuk Go Public.

3. Tahap pelaksanaan GoPublic.

Berikut ini penjelasannya, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan Go Public

Dalam tahap persiapan go public ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Restrukturisasi Perusahaan

Restrukturisasi Perusahaan ini dilakukan dengan maksud agar Perusahaan yang bersangkutan dapat memenuhi berbagai persyaratan go public. Dalam proses restruktur Perusahaan untuk go public ini, dilakukan berbagai macam restrukturisasi sebgai beriku:

1. Restrukturisasi finasial.

2. Restrukturisasi bisnis.

3. Restrukturisasi korporat.

4. Restrukturisasi Posisi SDM, dan 5. Restrukturisasi Hutang/pinjaman.

5

(8)

Sebagai gambaran tentang bagaimana dilakukannya proses restrukturisasi ini, misalnya terhadap restrukturisasi finansial, yang dilakukan adalah hal-hal sebagai berikut:

1. Revaaluasi asset.

2. Menjual anak Perusahaan yang sering merugi atau yang prospek tidak bagus.

3. Jika anak Perusahaan dalam kelompok uang mempunyai profit yang tinggi, maka anak perusahaaan tersebut dimasukkan menjadi anak Perusahaan dari Perusahaan yang akan go public.

4. Jika mungkin dilakukan pelunasan hutang bank untuk dapat menekan biaya.

5. Penelitian tentang manfaat dari penggunaan dana hasil go public, sehingga pemanfaatan dana tersebut dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

b. Pemberesan suraat-surat dan dokumentasi

Suatu Perusahaan yang akan go public (emiten) diperlukan suatu kerapian dibidang kearsipan. Untuk itu, dokumen-dokumen harus di simpan dengan baik dan diperlukan seorang corporate secretary. Demikian juga izin-izin yang belum beres atau sudah mati perlu dihidupkan Kembali. Kontrak-kontrak yang tidak benar perlu dibenarkan .

c. Dilakukan Private Placemen

Adakalanya, suatu Perusahaan yang akan go public (emiten) memerlukan dana terlebih dahulu untuk membereskan Perusahaannya atau untuk kepentingan lain. Untuk itu, dapat ditempu melalaui suatu peroses yang disebut dengan private placemen atau yang disebut juga dengan istilah private pffering. Dalam hal ini, pihak Perusahaan mencoba mencari dana kepada oihat luar, di mana dana tersebut akan dibayar dengan saham pada waktu go public nanti atau dengan dana hasil go public.

2. Proses Pendahuluan untuk Go Public

Setelah dilakukan persiapan-persiapan dan hasilnya menunjukkan bahwa Perusahaan sudah memenuhi syarat untuk go public, maka dimulailah proses pendahuluan untuk go public.

Dalam proses pendahuluan untuk go public ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Penunjuk Pihak yang terlibat

Pada tahap ini, pihak perusahaan yang akan go public (emitem) haruslah memilih dan menunjuk pihak-pihak yang terlibat dalam peroses go public tersebut. Pihak-pihak yang terlibat tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pinjaman Emisi (underwriter).

2. Akutan Publik.

3. Konsultan Hukum.

4. Notaris.

5. Perusuhaan Penilaian (Appraiser).

6. Biro Administrasi Efek.

7. dan lain-lain.

B. Proses underwriting

Dalam proses underwriting ini, pihak pinjaman emisi (underwriting) sudah harus ditunjuk oleh emiten. Pihak Underwriting ini berfungsi sebagai pihak yang akan mengatur pemasaran sampai terjualnya saham di pasar perdana. Pihak underwriting ini juga melakukan komitmen- komitmen tersebut adalah sebagai berikut:

1). Komitmen Penuh

Komitmen penuh atau disebut juga dengan istilah Full Commitment, kadang-kadang disebut dengan istilah Full Commitment.

6

(9)

Dengan komitmen ini, pihak Underwriter tidak ubahnya seperti penjamin saja, yakni menjamin bahwa seluru saham emiten tersebut akan lakukan terjual di pasar perdana. Apabila ternyata kemudian saham tersebut tidak habis laku terjual maka pihak Underwriter mempunyai kewajiban untuk membeli untuk dirinya sendiri atas sisa samah yang tidak laku terjual.

2). Komitmen Terbaik (Best Effort Commitmen)

Dengan komitmen terbaik ini, pihak Underwriter hanya berkewajiban untuk menjual saham dengan sebaik-baiknya di pasar perdana. Manakala ternyata bahwa ada saham yang tidak habis laku terjual di pasar perdana tersebut, sisa dari saham-saham yang bersangkutan (yang tidak laku) boleh dikembalikan kepada pihak emiten tanpa ada kewajiban dari Underwriter untuk membeli untuk dirinya sendiri.

3). Komitmen Siaga (stand By Commitmen)

Dengan komitmen siaga ini yang dimaksud adalah bahwa pihak Underwriter berkewajiban untuk menjual saham dari emiten di pasar perdana. Akan tetapi, manakala saham tersebut tidak laku habis terjual di pasar perdana, maka sisa saham yang tidak habis terjual di pasar perdana, dapat dibeli sendiri oleh Underwriter pada harga tertentu.

Dalam proses Underwriter ini, dilakukan juga suatu proses terhadap emiten yang disebut dengan proses due diligence. Yakni suatu peroses pemeriksaan formal secara detail terhadap berbagai item penting dari suatu prusahaan untuk menentukan apakah suatu Perusahaan sudah siap atau belum untuk go public. Hal-hal yang diperiksa dalam proses due diligence adalah sebagai berikut:

1). Anggaran dasar beserta seluruh kelengkapan amandemennya.

2). Daftar pemegang saham.

3). Daftar anggota direksi dan komisaris.

4). Daftar lokasi bisnis.

5). Financial Statement.

6). Kontrak-kontrak yang dibuat oleh emiten.

7). Liabilities (short tems, long terms dan contingents).

8). Polis asuransi.

9). Hak milik intelaktual.

10). Daftar supplier.

11). Perkara-perkara litigasi.

12). Daftar supplier 13). Daftar pelanggan.

14). Dan lain-lain.

c. Restrukturisasi anggaran dasar

Anggaran dasar dari Perseroan juga perlu derivisi agar sesuai dengan anggaran dasar suatu perusahaan terbuka, ada suatu standar tersendiri, yang berbeda dengan anggaran dasar suatu perusahaan Perusahaan tertutup. Porsi terbesar dari pelaksanaan restrukturisasi anggaran dasar dilakukan oleh pihak notaris bersama-sama dengan konsultan hukum.

1). Permodalan perseroan.

2). Jumlah saham diperbanyak.

3). Jumlah saham yang dialokasikan kepada public.

4). Harga nominal saham sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk Perusahaan terbuka.

5). Pengalihan saham dengan cara yang sesuai dengan aturan pasar modal.

6). Persyaratan untuk direksi dan komisaris lebih diperketat.

(10)

7 7). Keuangan mesti diaudit oleh akuntan public.

8). Ketentuan tentang wajib lapor atau wajib diumumkan terhadap hal-hal tertentu.

9). Penyesuaian tentang kuorum dan hak suara dalam rapat umum pemegang saham dan rapat direksi atau komisaris.

10). Pengguna dana hasil go public harus jelas.

11). Jual beli saham dalam hal-hal t6ertentu dilakukan dengan suatu tender offer.

12). Pengaturan tentang transaksi yang berbenturan kepentingan (conflict of interest) d. Pembuatan laporan dan dokumentasi go public lainnya

Laporan-loparan kepada yang berwenang dan senjumlah dokumentasi yang berhubungan dengan proses go public haruslah disiapkan juga. Dokumentasi-dokumentasi yang ber hubungannya dengan proses go public adalah sebagai berikut:

1). Legal audit dan legal opinion, yang dibuat oleh konsultan hukum.

2). Laporan keuangan dari akutan publik.

3). Laporan menilaian oleh Perusahaan penilai (appraiser).

4). Draft propektus (termasuk di lamanya laporan oleh emiten sendiri).

5). Draft propektus rinkas (untuk di umumkan dalam 2 (dua) surat kabar).

6). Pernyataan pendaftaran.

7). Confort letter

Seperti telah disebutkan bahwa salah satu dokumen penting dalah proses go public adalah suatu audit yang dibuat oleh konsultan hukum. Pada prinsipnya, legal audit ini berisikan hal- hal sebagai berikut:

1). Pemaparan dan analisis terhadap anggaran dasar Perseroan.

2). Pemaparan dan analisis terhadap pemodalan dan saham.

3). Pemaparan dan analisis terhadap direksi dan komisaris.

4). Pemaparan dan analisis terhadap izin-izin dan persetujuan.

5). Pemaparan dan analisis terhadap asset-aset Perseroan.

6). Pemaparan dan analisis tentang tentang asuransi.

7). Pemaparan dan analisis tentang tenaga kerja.

8). Pemaparan dan analisis tentang penyertaan pada Perusahaan lain.

9). Pemaparan dan analisis terhadap kontrak-kontrak.

10). Pemaparan dan analisis terhadap persetujuan-persetujuan dalam rangka emisi efek.

11). Perkara-perkara di pengadilan, arbitras, dan badan-badan peradilan lainnya.

e. Pencatatan pendahuluan atas saham-saham di bursa efek

Dalam tahap pendahuluan ini juga dilakukan pencatatan pendahuluan atas saham-saham dari Perusahaan tersebut akan dijual, yakni penjualannya dipasar skunder nantinya. Sungguhpun nanti ada masanya dilakukan lagi pencatatan saham yang definitif di bursa-bursa tersebut.

3. Proses Pelaksanaan Go Public

Setelah dilaluinya proses pendahuluan untu go public dan ternyata Perusahaan memenuhu syarat untul go public,maka tibalah saatnya bagi perusahaan tersebut untuk maju ke tahap pelaksanaan go public itu sendiri. Dalam tahap pelaksanaan go public ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Proses pengajuan pernyataan pendaftaran.

b. Public expose, yakni pernyataan dan diskusi dengan pihak publik atau pihak pejabat yang berwenang.

c. Pembuatan dan percetakan prospektus, dan pemuatan prospektus ringkas dalam 2 (dua) surat kabar.

(11)

8

d. Road show, yakni dengan berkunjung ke tempat-tempat investor institusional untuk menawarkan saham.

e. Penjathan di pasar perdana.

f. Proses pencatatan saham di bursa efek.

g. Proses jual beli saham di pasar sekunder (di bursa-bursa saham).

C.

PARA PELAKU PASAR MODAL

Di antara semua pasar di dunia ini, maka pasar yang paling tertib dan paling banyak pengaturannya oleh hukum adalah pasar modal, yakni pasar di mana diperjualbelikan efek, termasuk saham Perusahaan terbuka.

Karena emisi saham atau jual beli saham terbilang sangat rumit dan riskan penipuan, maka banyak pihak yang terlibat dalam pasar modal tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Pihak yang Burfungsi Sebagai Pelaku Investasi Ke dalam kategori ini termasuk antara lain sebagai berikut:

a. Investor perorangan.

b. Investor lembaga/hukum.

2. Pihak yang Berfungsi Sebagai Penarik Modal Ke dalam kategori ini antara lain:

a. Emiten.

b. Perusahaan public.

3. Pihak yang Berfungsi Sebagai Pengawas Ke dalam kategori ini termasuk antara lain:

a. Bursa-bursa efek, seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), atau Wallstreet di New York.

b. Lembaga Penyimpanan dan Pinjaman.

c. Lembaga Pinjaman dan Penye;esaian.

4. Pihak yang Merupakan Penunjang Pasar Modal

Ke dalam kategori ini termasuk antara lain Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

5. Pihak yang Merupakan Penunjang Pasar Modal Ke dalam kelompok ini termasuk:

a. Lembaga Penunjang Pasar Modal, yang terdiri dari:

1). Kustadian.

2). Biro Administrasi Efek.

3). Wali Amanat.

b. Profesi Penunjang Pasar Modal, yang terdiri dari:

1). Akutan Publik.

2). Konsultsn Hukum.

3). Perusahaan Penilai.

4). Notaris.

6. Pihak yang Berfungsi Sebagai Pengatur Emisi dan Transaksi Ke dalam kategori ini termasuk antara lain:

a. Penjamin Emisi.

b. Wakil Penjamin Emisi.pedagang.

c. Perantara Pedagang Efek.

d. Wakil Perantara Pedagang Efek.

(12)

9

7. Pihak yang Berfungsi Sebagai Pengelolaan Modal dan Konsultasi Ke dalam kategori ini termasuk antara lain:

a. Manager Investasi.

b. Wakil Manager Investasi.

c. Penasihat Investasi Perorangan.

d. Penasihat Investasi berbentuk Perusahaan.

e. Reksa Dana.

D.

PENEGAKKAN HUKUM DI PASAR MODAL

Banyak sekali trik bisnis dilakukan di pasar modal, bahkan banyak yang menjurus ke tindak pidana, sehingga untuk mencegah kerugian dan ketidakadilan bagi pihak masyarakat atau pihak tertentu, sektor hukum harus menyediakan perangkatnya yang jelas dan komprehensif.

Ujung tombak dari hukum di pasar modal adlah badan pengawas pasar modal (Bapepam).

Bapepam mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Lembaga Pembina.

2. Lembaga Pengantur.

3. Lembaga Pengawasa.

Diberikan fungsi tersebut kepada Bapepam adalah dengan tujuan agar dicapainya suatu pasar modal yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Teratur.

2. Wajar.

3. Efisiensi

4. Melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawas, Bapepam melakukannya secara sebagai berikut:

1. Preventif, yakni dengan membentuk aturan main yang jelas, membuat pedoman, bimbingan dan pengarahan.

2. Resperensif, yakni dalam bentuk pemeriksaan, penyelidikan dan penerapan sanksi-sanksi.

Dalam hal fungsinya sebagai pengawas represif, Bapepam mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. Wewenang Pemeriksaan, dan 2. Wewenang penyidikan.

Dengan diberikannya kewenangan pemeriksaan dan penyidikan kepada Bapepam, maka Bapepam sudah dipandang semacam polisi khusus, yang memang dimungkinkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP).

Dengan kewenangannya sebagai lembaga pemeriksaan, Bapepam dapat melakukan tindaka- tindakan terhadap pihak yang diduga melanggar ketentuan di bidang pasar modal, untuk mana Bapepam akan mencari, mengumpulkan, dan mengelola data dan atau keterangan lain untuk mebuktikan ada atau tidaknya pelanggar atas perundang-undangan di bidang pasar modal.

Selanjutnya, sebagai lembaga penyidik, Bapepam dapat melakukan tindakan penyidikan terhadap pihak yang diduga melanggar aturan pidana di bidang pasar modal, yang diduga dapat atau telah menimbulkan kerugian bagi pasar modal atau bagi masyarakat tertentu atau masyarakat secara keseluruhan. Sebagai lembaga penyidik, maka apabila memenuhi persyaratan undang-undang, Bapepam dapat menuruskan perkara yang disidiknya itu kelembaga penuntut, untuk dilakukan penuntutan hukum, yang dalam hal ini dilakukan oleh pihak kejaksaan.

(13)

10

Perundang-undangan di bidang pasar modal juga mengategorikan berbagai tindakan di bidang pasar modal sebagai perbuatan pidana, dengan mengancamnya dengan hukuman pidana. Dilihat dari segi berat ringannya ancaman pidana, maka suata perbuatan pidana pasar modal dapat diklasifikasi sebagai berikut:

1. Perbuatan dengan ancaman pidana maksimum 10 (sepuluh) tahun penjara atau denda maksimum Rp 15.000.000.000.00 (lima belas miliar), antara lain diancam terhadap tindakan- tindakan sebagai berikut:

a. Penipuan.

b. manipulasin pasar modal,

c. mempengaruhi pasar modal secara tidak layak.

d. membuat pernyataan tidak benar,

e. melakukan perdagangan orang dalam (insider trading), f. melakukan penawaran umum yang tidak sah.

2. Perbuatan dengan ancaman pidana maksimum 5(lima) tahun penjara dan atau denda maksimum Rp 5.000.000.000.00 (lima miliar rupiah), antara lain diancam terhadap tindakan- tindakan sebagai berikut:

a. Perusahaan public yang tidak menyampaikan pernyataan pendaftaran sebagai mestinya.

b. Pemalsuan dokumen, izin atau tidnakan tidak layak semacam itu.

3. Perbuatan dengan ancaman pidana maksimum 1 (satu) tahun kurungan atau denda maksimum Rp 1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah), antara alin diancam terhadap tindakan- tidnakan sebagai berikut:

a. Melakukan usasha di bidang usaha modal tanpa izin pihak berwenang untuk itu, b. Menghambat pelaksanaan tugas pemeriksaan dari Bapepam.

Dalam rangka melaksanakan penegakan hukum (law enforcemental) di bidang pasar modal, maka selain dari sanksi pidana (penjara, kurungan atau denda), makanhukum pasar modal menyediakan juga beberapa sanksi lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. Sanksi perdata, berupa ganti rugi perdata.

2. Sanksi administrasi, berupa pencabutan izin dan penjatuhan denda administrasi.

(14)

11

ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN CURANG

A. PENGERTIAN MONOPOLI DAN PERSAINGAN CURANG

Salah satu bidang yang di lingkupi oleh hukum bisnis adlah bidang anti monopoli dan antitrus (persaingan curang). Hukum mengartikan monopoli sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang atau atas penggunaan jasa tertentu oleh 1(satu) pelaku usaha atau 1(satu) kelompok pelaku usaha. Dengan demikian, menurut Perundang-undangan tentang Anti Monopoli, dengan peraktek monopoli dimaksud adalah sebagai suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh 1(satu) atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasai produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan suatu persaingan usaha secara tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.

Sedangkan yang dimaksud dengan “persaingan curang” (persaingan tidak sehat) adalah suatu persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak jujur atau dengan cara melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.

Monopoli harus dilarang dan diatur oleh hukum karena tindakan monopoli dapat memberikan dampak negative terhadap:

~ Harga barang dan/atau jasa.

~ Kualitas barang dan/atau jasa.

~ Kualitas barang dan/atau jasa.

Dalam melarang kegiatan yang mengakibatkan timbulnya monopoli, hukum menggunanak 2 (dua) pendekatan, sebagai berikut:

~ Pendekatan Per Se, dan

~ Pendekatan Rule Of Reason.

Dalam pendekata “Per Se” yang dimaksud adalah bahwa hanya dengan melakukan tindakan yang dilarang, demi hukum tindakan tersebut dianggap bertentangan dengan hukum yang berlaku. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan rule of reason, yang dimaksud adalah bahwa dengan terbukti dilakukannya tindakan tersebut saja, tidak otomatis tindakan tersebut sudah bertentangan dengan hukum, tetapi harus dilihat dulu sejauh mana dari tindakan tersebut menimbulkan monopoli atau akan mengakibatkan kepada persaingan curang.

Larangan dan pengaturan tentang monopoli ini diatur dalam perundang-undangan yang berkenaan dengan monopoli dan persaingan tidak sehat.

Tujuan pengaturannya adalah agar tercapai keadilan dan efisiensi di pasar dengan jalan menghilangkan distorsi pasar sebagai berikut:

 Mencegah penguasaan pangsa pasar yang besar oleh seorang atau segelintir pelaku besar.

 Mencegah timbulnya hambatan terhadap entri dari pelaku pasar pendatang baru (first entry barrier).

 Menghambat atau mencegah perkembangan pelaku pasar yang merupakan pesaingnya.

B. RUANG LINGKUP ATURAN ANTI MONOPOLI

Adapaun yang merupakan ruang lingkup dari pengaturan anti monopoli adalah

(15)

12

1. Perjanjian yang dilarang, berupa:

 Oligopoli

 Penetapan harga

 Pembagian wilayah

 Pemboikotan

 Kartel

 Trust

 Oliogopsoni

 Integritas vertical

 Perjanjian tertutup

 Perjanjian denga pihak luar negeri 2. Kegiatan yang dilarang, yaitu

 Monopoli

 Monopsoni

 Penguasaan Pangsa Pasar

 Persekongkolan

3. Posisi Dominan di Pasar, yaitu posisi yamg timbul dari kegiatan sebagai berikut.

 Pencegahan konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang bersaing.

 Pembatasan pasar dan pengembangan teknologi.

 Menghambat pesaing untuk bisa masuk pasar

 Jabatan rangkap

 Pemilikan saham

 Marger, akuisisi dan konsuldasi.

(16)

4. Diskriminasi harga 5. Prosedur penegakan

6. Badan penegak hukum, yaitu komisi pengawas persaingan usaha.

7. Sanksi administrasi, perdata dan pidana.

8. Pengecualian-pengecualian.

13 C. PERJANJIAN YANG DILARANG

Sesuai dengan pengaturan perjajian dalam KUH perdata, maka hukum perdata menyatakan bahwa suatu perjanjian haruslah:

 Mepmpunyai kuasa yang diperbolehkan.

 Tidak bertentangan dengan ketertiban hukum.

 Dilakukan denga iktikad baik.

 Sesuai demgam asas-asas kepatutan.

 Sesuai dengan kebiasaan.

Berdasarkan beberapa prinsip perjanjian dalam hukum perdata tersebut, maka perundang- undangan di bidang anti monopoli mengatur lebih jauh tentang perjanjian-perjanjian yang dilarang, khususnya yang berkenaan dengan anti monopoli dan persaingan tidak sehat.

Adapun perjanjian-perjanjian yang dilarang oleh perundang-undangan tentang anti monopoli adalah sebagai berikut:

1. Oligopoli 2. Penetapan harga 3. Pembagian harga 4. Pemboikotan 5. Kartel 6. Trust 7. Oligopsoni 8. Integritas vertical 9. Perjanjian tertutup

10. Perjanjian dengan pihak luar negeri.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing perjanjian yang dilarang tersebut:

1. Oligopoli

Oligopoli adalah penguasaan pangsa pasar yang besar dilakukan secara Bersama-ssama oleh beberapa pelaku besar. Perundang-undangan di bidang anti monopli melarang pelaku usaha membuat perjanjian dengan pelaku usaha lainnya untuk secara Bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

(17)

2. Penetapan Harga

Perjanjian untuk menetapkan harga antara 1 (satu) pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaingnya juga dapat mengakibatkan terjadinya suatu persaingan tidak sehat, olrh hukum anti monopoli, perjanjian yang demikian dilarang sebagai berikut:

a. Penetapan harga yang sama di antara pelaku usaha (dengan pesaingnya), kecuali:

 Perjanjian dalam rangka usaha patungan atau

 Perjanjian yang didasarkan pada undang-undang.

b. Penetapan harga yang berbeda terhadap barang atau jasa yang sama.

c. Penetapan harga di bawah harga pasar dengan pelaku usaha lain.

d. Penetapan minimum harga jual kembali.

14 3. Pembagian wilayah

Yang di maksud dengan pembagian wilayah dalam hal ini adalah:

o Membagi wilayah untuk memproleh atau memasok barang dan/atau jasa; dan.

o Menetapkan dari siapa dapat memproleh atau memasok barang dan/atau jasa.

4. Pemboikotan

Perjanjian pemboikotan yang dilarang oleh hukum adalah perjanjian sebagai beriku:

- Perjanjian yang dapat menghalangi pelaku usaha yang lain (pihak ketiga) untuk melakukan hal yang sama.

- Perjanjian untuk menolak menjual setiap barang dan/atau jasa dari pelaku usaha lain (pihak ketiga).

5. Kartel

Kartel adalah suatu kerja sama antara produsen/pedagang, yang bertujuan untuk mengawasi produksi, penjualan dan harga, dan untuk melakukan monopoli terhadap komoditas atau industry tertentu.

6. Trust

Trust adalah suatu Kerjasama untuk membentuk gabungan perusahaan atau membentuk perusahaan yang lebih besar, tetapi dengan tetap mempertahankan eksistensi dari masing- masing perusahaan anggota tersebut, demgan tujuan untuk mengetrol produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa. Hukum melarang trust yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaungan tidak sehat.

7. Oligosponi

Jika dengan tindakan oligopoli, hanya 2 (dua) atau 3 (tiga) penjual saja yang menguasai pasar tertentu, maka dengan istilah oligopsoni, pasar hanya dikuasai oleh 2 (dua) atau 3 (tiga) pembeli saja. Perjanjian oligopsoni yang dilarang oeleh hukum adalah perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk menguasai pembelian atau penerimaan pasokan barang dan/atau jasa dengan tujuan agar dapat mengendalikan harga. Dalam hal oligopsoni ini adanya apa yang dapat disebut dengan “presumsi monopsoni”,yaitu adanya dugaan hukum (kecuali dapat

(18)

dinuktikan sebaliknya) bahwa tindakan monopsoni telah terjadi jika dengan perjanjian tersebut.

8. Integritas Vertikal

Integritas vertikal adalah penguasaan serangkaian proses produksi mulai dari hulu sampai hilir, atau proses yang berlanjut atas suatu layanan jasa tertentu oleh seorang pelaku usaha tertentu. Perjanjian integritas vertikal yang dilarang oleh hukum adalah perjanjian yang bertujuan untuk mengusai senjumlah produk yang termasuk ke dalam rangkaian produksi barang atau jasa tertentu dimana setiap rangkaian produksi tersebut merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik dalam rangkaian langsung maupun tidak langsung.

9. Perjanjian Tertutup

Perjanjian Tertutup adalah perjanjian yang dapat mebatasi kebebasan pelaku usaha tertentu untuk memilih sendiri pembeli, penjual atau pemasok. Perjanjian tertutup yang dilarang adalah perjanjian dengan pelaku usaha lain yang klausulannya memuat salah satu di antara tindakan sebagai berikut:

- Penerima produk hanya akan memasok kembali produk tersebut kepada pihak tertentu lainnya.

- Penerima produk tidak akan memasok kembali produk tersebut kepada pihak tertentu.

- Penerima produk hanya akan memasok kembali produk tersebut pada tempat tertentu saja.

- Penerima produk tidak akan memasok kembali produk tersebut pada tempat tertentun saja.

- Penerima produk harus bersedia membeli produk lain dari pelaku pemasok tersebut (tie in agreement atau tying agreement)

- Penerima produk diberikan potongan harga jika bersedia jika membeli produk lain dari pelaku pemasok.

- Penerima produk diberikan potongan harga jika tidak membeli produk dari pelaku pesaing dari pelaku pemasok.

10. Perjanjian dengan Pihak Luar Negri

Suatu perjanjian dengan pihak luar negeri tentu boleh-boleh saja dilakukan dan hukum tidak melarangnya. Akan tetapi, yang dilarang adalah apabila perjanjian dengan pihak luar negeri tersebut memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, yaitu melakukan perjanjian-perjanjian untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

- Oliogopoli.

- Penetapan harga.

- Pembagian wilayah.

(19)

- Pemboikotan.

- Kartel.

- Trust.

- Oligopsoni.

- Integrasi vertikal.

- Perjanjian tertutup.

- Monopsoni.

- Penguasaan pangsa pasar yang besar.

- Persekongkolan yang dilarang

- Pencegahan konsumen untu memperoleh barang atau jasa yang bersaing.

- Pembatasan pasar dan pengembangan teknologi.

- Menghambat pesaing untuk bisa masuk pasar.

- Jabatan rangkap yang dilarang.

- Pemilik saham yang dilarang.

- Merger, akuisisi dan konsolidasi yang dilarang.

15 D. KEGIATAN YANG DILARANG

Disamping dilarangnya berbagai perjanjian yang dapat mengakibatkan timbulnya monopoli dan persaingan curang, maka perundang-undangan tentang monopoli juga melarang kegiatan tertentu. Kegiatan-kegiatan yang dilarang tersebut sebagai berikut:

1. Monopoli

Praktek monopoli yang dilarang oleh hukum adalah pemusatan kegiatan ekonomi oleh 1 (satu) atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu, yang dapat mengskibatkan terjadinya monopoli dan atau persaingan tidak sehat. Disamping itu, dalam perundang-undangan anti anti monopoli dikenal pula apa yang dapat disebut dengan “presumsi monopoli”.

Maksudnya adalah bahwa ada asumsi (kecuali dapat dibuktikan sebaliknya), bahwa tindakan monopoli terlarang telah terjadi manakala terpenuhi salah satu diantara hal-hal sebagai berikut:

a. Produk yang bersangkutan belum ada substitusinya.

(20)

b. Pelaku usaha lain tidak dapat masuk kedalam persaingan usaha terhadap produk yang sama.

c. Pelaku usaha yang lain tersebut adalah pelaku usaha yang mempunyai kemampuan bersaing yang signifikan dalam pasar yang bersangkutan.

d. Satu pe;aku usaha atau 1 (satu) kelompok pelaku usaha telah menguasai lebih dari 50 % (lima puluh persen) pangsa pasar dari 1 (satu) produk tertentu.

2. Monopsoni

Monopsoni adalah kegiatan penguasaan pangsa pasar untuk membeli sesuatu produk tertentu.

Monopsoni yang dilarang adalah jika pelaku usaha:

- Sudah menguasai penerimaan pasokan tunggal.

- Sudah menjadi pembeli tunggal atas produk di pasar.

- Dapat menyebabkan timbulnya monopoli atau persaingan tidak sehat.

3. Penguasa pangsa pasar

Monopoli dan atau persaingan tidak sehat dapat terjadi karena dilakukan penguasaan pangsa pasar secara tidak fair, yaitu:

- Menolak asing.

- Menghalangi konsumen untuk berbisnis dengan pesaing.

- Membatasi peredaran produk.

- Diskriminasi pelaku usaha.

- Melakukan jual rugi atau jual dengan harga sangat rendah.

- Penetapan biaya secara curang.

16 4. Persekongkolan

Monopoli dan atau persaingan curang juga dapat terjadi karena tindakan persekongkolan pihak alin berupa:

- Untuk mengatur pemenang tender.

- Untuk memperoleh rahasia perusahaan.

- Untuk menghambat paoskan masuk.

(21)

E. POSISI DOMINAN YANG DILARANG

Posisi dominan di pasar juga dapat mengakibatkan terjadinya monopoli dan persaingan curang, karena karena itu di atur bahkan dilarang oleh perundang-undanga tentang anti monopoli. Adapun posisi dominan yang dilrarang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penyalahgunaan Posisi Dominan

Penyalaangunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli atau persaingan curang dapat terjadi dalam hal-hal sebagai berikut:

- Pencegahan konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang bersaing.

- Pembatasan pasar dan pengembangan teknologi.

- Menghambat pesaing untuk bisa masuk pasar.

2. Jabatn Rangkap

Jabatan rangkap yang dapat menimbulkan monopoli dan atau persaingan curang adalah jabatan direksi atau komisaris di 2 (dua) perusahaan dimana:

- Kedua perusahaan tersebut berada dalam pasar yang sama.

- Kedua perusahaan tersebut memiliki keterkaitan usaha yang erat.

- Kedua perusahaan tersebut secara Bersama-sama dapat menguasai pangsa pasar.

3. Pemilik Saham

Monopoli dan atau persaingan tidak sehat juga dapat terjadi manakala terjadinya kepemilikan saham (secar mayoritas) di 2 (dua) perusahaan sejenis dengan bidang kegiatan yang sama di pasar yang sama, jika dengan kepemilikan saham tersebut mengakibatkan:

- Satu pelaku usaha atau kelompok usaha menguasai lebi 50% (lipa pulu persen) pangsa pasar, atau.

- Dua atau lebih pelaku usaha atau kelompok usaha yang menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar.

4. Merger, Akuisisi dan Konsolidasi

Tindakan merger, akuisis dan konsolidasi juga rentan terhdap terjadinya peraktek monopoli atau persaingan tidak sehat. Karena itu, perundang-undangan tentang anti monopoli melarang merger, akuisisi dan konsolidasi yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan curang.

17 F. HAL-HAL YANG DIKECUALIKAN

(22)

Perundang-undangan di bidang anti monopoli mengecualikan beberapa hal, sehingga hal tersebut, meskipun dapat mengakibatkan menimbulnya monopoli dan atau persaingan curang, tetapi oleh hukum tidak dilarang. Pengecualian-pengecualian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perbuatan atau perjanjian yang bertujuan untuk melaksanakan peraturan perundang-undagan yang berlaku.

2. Perjanjian yang berkaitan dengan ha katas kekayaan intelektual.

3. Perjanjian penetapan standar teknis produk.

4. Perjanjian dalam rangka keagenan.

5. Perjanjian dalam rangka penelitian untuk penigkatan atau perbaikan standar hidup masyarakat luas.

6. Perjanjian internasional yang telah diratifikasi.

7. Perjanjian atau perbuatan yang bertujuan ekspor.

8. Pelaku usaha kecil.

9. Kegiatan usaha koperasi, khususnya yang bertujuan untuk melayani anggotanya.

G. PENEGAKAN HUKUM ANTI MONOPOLI

Dalam rangka penegakan hukun anti monopoli, dibentuk suatu badan yang disebut dengan komisi pengawas Persaingan Usaha. Komisi ini mempunyai kewenangan di bidang penegak hukum, termasuk kewenangannya di bidang penyelidikan di alat bukti, penyidikan dan pemeriksaan perkara. Di samping itu, komisi ini juga mempunyai tugas untuk memberikan saran dan rekomendasi, membuat laporan (kepada DPR dan Presiden Republik Indonesia) dan melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan kontrak-kontrak yang mengandung unsur monopoli dan persaingan curang. Di samping itu, dalam hubungan dengan tindakan anti monopoli, tersedia pula sanksi-sanksi pidana, sanksi perdata dan sanksi administrasi.

(23)

18

PENANAMAN MODAL ASING

A. PENGERTIAN PENANAMAN MODAL ASING

Yang dimaksud dengan penanaman modal asing (foreign investment) atau yang sering disingkat dengan PMA merupakan suatu tindakan dari orang asing atau badan hukum asing untuk melakukan investasi modal dengan motif untuk berbisnis dalam bentuk apa pun ke wilayah suatu negara lain. Di indonesia, tentang penanaman modal asing ini pada prinsipnya diatur dalam perundang-undangan tentang penanaman modal asing.

Suatu penanaman modal asing (dalam artian luas) terdiri darai penanaman modal asing melalui metode-metode sebagai berikut :

1. Penanaman Modal Asing Secara Langsung

Ini merupakan penanaman modal asing dalam arti sempit. Yang dimaksudkan adalah modal penanaman asing yang dilakukan dengan mana pihak asing atau perusahaan asing membeli langsung (tanpa lewat pasar modal) saham perusahaan nasional atau mendirikan perusahaan baru, baik lewat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau lewat departemen lain.

2. Penanaman Modal Asing Secara Tidak Langsung

Penanaman Modal Asing (PMA) model ini dilakukan dengan jalan membeli saham-saham perusahaan nasional oleh pihak asing lewat pasar modal (Capital Market), yakni melalui bursa-bursa saham.

3. Penanaman Modal Asing Lewat Pemberian Pinjaman

Penanaman Modal Asing (PMA) model ini dilakukan dengan jalan memberikan pinjaman oleh pihak asing kepada perusahaan-perusahaan domestik dalam bentuk offshore loan, bonds, notes, commercial paper, dan lain-lain.

Secara teoritis indonesia seharusnya dapat enjadi negara tempat penanaman modal asing yang baik. Hal ini disebabkan bahwa indonesia memiliki keunggulan- keunggulan komparatif sebagai berikut :

1. Sumber daya alam yang melimpah (seperti minyak, gas bumi, pertambangan, hasil hutan dan hasil laut)

2. Pasar dalam negeri yang luas, dengan penduduk lebih dari 200.000.000 (dua ratus juta) jiwa.

3. Upah buruh yang relatif murah 4. Kebijaksanaan ekspor yang kondusif.

5. Kebijaksanaan rezim devisa bebas.

6. Letak strategis di antara 2 benua dan 2 lautan.

(24)

Suatu perusahaan penanaman modal asing (PT PMA), disamping tunduk kepada Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, tunduk juga kepada Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing beserta seluruh peraturan pelaksanaannya.

19

B. PROSES PENDIRIAN PT PMA

Dilihat dari penanaman modalnya, suatu perusahaan terbatas di indonesia dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) macam perusahaan sebagai berikut :

1. Perusahaan Penanaman Modal Asing (PT PMA).

2. Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PT PMDN).

3. Perusahaan Non-PMA-PMDN.

Proses pendirian suatu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap Penjajakan dan Negosiasi 2. Tahap Pembuatan MOU

3. Tahap Penandatanganan Kontrak Joint Venture 4. Tahap Mendapat Izin Penanaman Modal Asing(PMA)

5. Tahap Pembuatan Akta Pendirian Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) 6. Tahap Pengesahan Perusahaan oleh Menteri Kehakiman.

7. Tahap Pendaftaran Perusahaan

8. Tahap Pengumuman dalm Tambahan Berita Negara

Berikut ini penjelasannya masing-masing kategori tersebut, yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Penjajakan dan Negosiasi

Biasanya pihak asing yang ingin menanamkan modalnya disuatu negara akan melakukan penjajakan dan negosiasi denggan partner usahanya dinegara yang bersangkutan. Inilah tahap yang paling awal dari suatu proses penanaman asing tersebut.

2. Tahap Pembuatan MOU

Setelah adanya penjajakan dan menemukan partner usaha yang cocok, maka biasanya mulailah dipikirkan untuk menandatangani suatu kontrak pendahuluan

(25)

unruk suatu perusahaan join venture. Kontrak pendahuluan tersebut sering disebut dengan Memorandum of Understanding, disingkat dengan MOU.

3. Tahap Penandatanganan Kontrak Joint Venture

Suatu kontrak yang komprehensif tentang penanaman modal asing perlu dipikirkan agar para pihak tahu apa-apa yang menjadi hak dan kewajibannya.

4. Tahap Mendapat Izin Penanaman Modal Asing (PMA)

Para pihak juga harus memproses suatu izin penanaman modal asing dari pihak yang berwenang, dalam hal ini diproses kepada atau melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau departemen pemerintah lainnya, untuk mendapatkan kepastian bahwa Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut sesuai dengan pemerintah dan tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku.

20

5. Tahap Pembuatan Akta Pendirian Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)

Setelah izin diberikan, maka untuk memulai pendirian suatu PT PMA terkebih dahuku harus dibuat akta pendirian pada notaris seperti layaknya pendirian suatu Perseroan Terbatas.

6. Tahap Pengesahan Perusahaan oleh Menteri Kehakiman

Akta pendirian PT PMA yang telah dibuat oleh notaris tersebut harus mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman agar PT tersebut memperoleh statusnya sebagai suatu badan hukum.

7. Tahap Pendaftaran Perusahaan

Seperti yang berlaku untuk PT biasa, maka untuk akta pendirian dari PT PMA juga harus didaftarkan dalam daftar perusahaan yang disediakan khusus untuk itu.

8. Tahap Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara

Tahap selanjutnya adalah bahwa akta pendirian, yang didalamnya terdapat anggaran dasar perusahaan harus diumumkan dalam tambahan berita negara agar publik mengetahui keberadaan PT PMA tersebut.

C. NEGATIVE LIST

Ada bidang-bidang tertentu dimana PT PMA tidak boleh masuk. Pada prinsipnya bidang-bidang tertentu yang tertutup terhadap penanaman modal asing adalah bidang- bidang :

1. Berbahaya bagi kepentingan umum

(26)

2. Bidang yang menjadi jatah pihak tertentu, misalnya bidang yang menjadi jatah perusahaan Menengah Kecil atau koperasi.

Daftar yang berisikan bidang-bidang yang tidak boleh dimasuki oleh pihak asing tersebut dengan istilah “daftar negatif investasi” (negative list).

D. STRUKTUR PT JOINT VENTURE

Struktur dari suatu PT PMA tidak jauh berbeda dengan struktur dari perusahaan biasa.

Perbedaanya yang mencoclok terletak pada : 1. Permodalannya

2. Kepengurusan dan Ketenagakerjaan

Dalam bidang permodalan, perbedaannya yang mencolok adalah terdapatnya unsur modal asing dalam suatu PT PMA. Meskipun begitu, perkembangan arah policy tentang Penanaan Modal Asing (PMA) yang semakin relaks menyebabkan pihak asing dapat memegang sham 100% dalam PT yang bergerak hampir disemua bidang bisnis yang boleh dimasuki oleh Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut.

Namun demikian, bagaimana sebenarnya komposisi pemegang saham dari status PT PMA adalah salah satu dari kemungkinan berikut ini :

1. 100% saham asing 2. Mayorutas asing 3. Minoritas asing

21

4. Pemegang saham asing dan domestik berbanding 50 : 50

5. Pemilikan saham 49 :49, dengan saham pengawas dipegang oleh pihak ketiga Dalam bidang kepengurusan, dalam suatu PT PMA diperkenankan untuk menduduki posisi komisaris atau pengurus. Sedangkan suatu posisi selainn komisaris atau pengurus baru dibenarkan jika ada izin untuk itu dari yang berwenang. Pemberian izin tersebut dengan memperhatikan apakah dalam bidang yang bersangkutan sudah cukup tersedia tenaga lokal yang memadai.

E. KAWASAN BERIKAT

Ada daerah-daerah tertentu yang oleh pemerintah disediakan berbagai kemudahan manakala pihak asing mau menanamkan modalnya di daerah tersebut. Daerah tersebut itu disebut dengan “kawasan berikat” (bonded area). Kemudahan-kemudahan yang diberikan dikawasan berikat tersebut adalah :

1. Kemudahan pajak 2. Kemudahan bea masuk

3. Ketersediaan prasarana dan sarana fisik secara baik

F. KEMUDAHAN INVESTASI

(27)

Agara suatu investasi dapat terjadi disuatu negara pemerintah di negara tersebut haruslah memiliki iklim investasi yang baik. Iklim investasu yang baik yang selalu diinginkan oleh pemodal asing adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya sumber daya alam yang baik (di indonesia seperti minyak, gas bumi, pertambangan, hasil hutan dan hasil laut).

2. Pasar dalam negeri yang luas, (di indonesia dengan penduduk lebih dari 200.000.000 (dua ratus juta) jiwa.

3. Upah buruh yang murah.

4. Tidak selalu terjadi gejolak buruh.

5. Kebijaksanaan ekspor yang kondusif.

6. Kebijaksanaan rezim devisa bebas.

7. Letak wilayah yang strategis (indonesia terletak di antara 2 benua dan 2 lautan) 8. Kemudahan pajak dan penghapusan pajak ganda.

9. Keamanan dan stabilitas politik.

10. Stabilitas nilai tukar rupiah.

11. Kemudahan, kebersihan dan transparansi birokrasi.

12.Law Enforcement, kepastian hukum, dan tersedianya alternatif penyelesaian sengketa yang baik.

13. Kebebasan untuk berinvestasi.

14. Ketersediaan penukaran mata uang asing.

15. Akses ke sumber pendanaan dalam negeri.

16. Sarasa dan prasarana yang kondusif.

17. Ketersediaan tanah.

18. Pelayanan investasi yang baik.

22 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Perusahaan Go Public dan Pasar Modal

- Go public adalah proses di mana perusahaan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui penawaran umum perdana (IPO) di pasar modal.

(28)

- Pasar modal memfasilitasi perdagangan efek seperti saham dan obligasi, serta menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan dan pemerintah.

- Perusahaan yang go public harus memenuhi persyaratan dan keterbukaan informasi yang ketat untuk melindungi investor.

Anti Monopoli dan Persaingan Curang

- Undang-undang anti monopoli bertujuan untuk mencegah praktik monopoli yang merugikan konsumen dan membatasi persaingan usaha yang sehat.

- Praktik persaingan curang seperti kartel, pembatasan wilayah pemasaran, dan diskriminasi harga dilarang untuk menjamin persaingan yang adil.

- Otoritas yang berwenang mengawasi dan menindak pelanggaran aturan persaingan usaha untuk melindungi kepentingan konsumen dan pelaku usaha lainnya.

Penanaman Modal Asing

- Penanaman modal asing (PMA) adalah investasi yang dilakukan oleh pihak asing di suatu negara untuk mendirikan atau mengakuisisi perusahaan.

- PMA dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, transfer teknologi, dan penciptaan lapangan kerja di negara penerima investasi.

- Kebijakan pemerintah terkait PMA harus memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi investor asing, namun juga mengutamakan kepentingan nasional.

Ketiga aspek tersebut saling terkait dalam menciptakan iklim investasi yang sehat, kompetitif, dan menguntungkan bagi semua pihak, baik perusahaan, investor, maupun konsumen.

3.2 Saran

Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi sempurnanya makalah ini

23

Daftar Pustaka

Fakhry Amin. (2024). Hukum Bisnis. Kendari : Bahan Ajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.

(29)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

(30)

BAB I PENDAHULUAN………1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Penelitian ...2

1.4 Manfaat Penelitian ...3

1.5 Metode Penelitian ...3

BAB II PEMBAHASAN ...4

PERUSAHAAN GO PUBLIK DAN PASAR MODAL ………...4

ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN CURANG ………...12

PENANAMAN MODAL ASING ...19

BAB III PENUTUP...23

3.1 Kesimpulan ...23

3.2 Saran ...23 Daftar Pustaka

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Diktat ini dibuat dengan maksud untuk mendukung proses pembelajaran pada mata kuliah Pengantar Bisnis di Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi Fakultas Ilmu Sosial

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan

Yang berwenang menyelenggarakan penanaman modal baik penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri adalah Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM),

TUGAS MAKALAH PENGANTAR BISNIS. BUKU

Mata kuliah pengantar ilmu hukum ini akan membahas tentang pengetahuan tentang teori-teori dasar hukum, aliran-aliran pemikiran hukum dengan berbagai dinamikanya,

ABSENSI UJIAN S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Kelas : PENGANTAR HUKUM BISNIS A/Pagi Tahun Ajaran : 2019 Pengampu : I.A... Dosen

TUGAS “KISAH WIRAUSAHAWAN SUKSES” Nama : Feby Salsabilla NIM : 01031282328077 Kelas : A Mata Kuliah : Pengantar Bisnis Dosen Pengampu : Hera Febria Mavilinda, S.E., M.SI Jurusan

ABSENSI UJIAN S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Kelas : PENGANTAR HUKUM BISNIS C/Pagi Tahun Ajaran : 2019 Pengampu : I.A... Dosen