Retaining Wall
Retaining Wall
▪ Dinding penahan tanah (retaining wall) adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menahan tekanan lateral yang ditimbulkan oleh tanah serta memberikan stabilitas pada lereng.
▪ Posisi tanah yang tertahan atau miring bisa memberikan gaya dorong pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan bergeser atau terguling.
▪ Suatu lereng yang akan diberi beban berupa bangunan akan lebih mudah longsor sehingga perlu diperkuat dengan struktur berupa retaining wall.
Retaining Wall
▪ Menahan gaya tekan lateral tanah aktif (Active Lateral Force Soil) yang berisiko menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah seperti
contohnya longsor/landslide.
▪ Menahan gaya tekan lateral air (Lateral Force Water) yang berisiko menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral akibat tekanan air yang besar seperti terjadinya erosi.
▪ Memproteksi kemungkinan terjadinya perembesan air/seepage secara lateral yang disebabkan adanya elevasi muka air tanah yang cukup tinggi dengan cara proses pengeringan air (dewatering) yaitu dengan memotong aliran air (Flow net) pada tanah (Cut Off).
▪ Menahan pergerakan tanah sehingga struktur bangunan lebih stabil
▪ Mencegah resiko kelongsoran untuk area di bawah lereng
Fungsi Retaining Wall
1. Pembangunan jalan raya atau jalan kereta api yang berada di daerah lereng.
2. Konstruksi jalan raya atau jalan kereta api yang dibuat lebih tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan
perbedaan elevasi.
3. Pekerjaan jalan raya atau jalan kereta api yang dibuat lebih rendah agar didapat perbedaan elevasi.
4. Dinding penahan tanah yang menjadi batas pinggir kanal atau saluran air.
Aplikasi Retaining Wall
5. Pembangunan dinding penahan flood walls yang berfungsi untuk mengurangi/menahan banjir dari sungai.
6. Dinding penahan yang dibuat untuk jembatan sebagai tanah pengisi atau approach fill dan tumpuan jembatan atau dinding penahan disebut abutments.
7. Pembangunan dinding penahan di sekitar bangunan atau gedung-gedung untuk menahan tanah.
8. Dinding penahan tanah yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan material bangunan seperti pasir, biji besi, dan lain-lain.
Aplikasi Retaining Wall
Jenis - Jenis Retaning Wall
1. Gravity Retaining Wall
▪ Gravity Retaining Wall berfungsi untuk menahan tekanan tanah lateral.
▪ Biasanya terbuat dari material pasangan batu atau beton bertulang (reinforced concrete).
▪ Prinsip kerja, gravity retaining wall yaitu mengandalkan bobot massa dari badan konstruksinya sehingga tingkat
kestabilan dari struktur dapat lebih baik.
▪ Biasanya jenis dinding ini diperuntukkan untuk daerah timbunan tanah atau
tebing landai sampai terjal.
Jenis - Jenis Retaning Wall
2. Cantilever Retaining Wall
▪ Cantilever retaining wall merupakan dinding beton bertulang (reinforced concrete) yang berbentuk huruf T.
▪ Tulangan beton berfungsi untuk menahan momen dan gaya lintang yang bekerja pada dindingnya.
▪ Umum digunakan pada daerah timbunan atau tebing.
▪ Jenis ini memiliki prinsip kerja dengan mengendalkan daya jepit pada pada dasar rangkaian strukturnya.
3. counterfort wall
▪ Dinding ini tersusun dari dinding beton bertulang dengan ketebalan yang relatif tipis.
▪ Pada bagian dalam dinding
dengan jarak tertentu didukung oleh pelat/dinding vertikal yang disebut dengan counterfort
(dinding penguat).
▪ Ruang sisa di atas pelat pondasi diisi dengan tanah.
Jenis - Jenis
Retaning Wall
4. Butters Wall
▪ Buttress walls hampir sama
dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort
diletakkan di depan dinding.
▪ Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi memikul tegangan
tekan. Pada bagian tumit,
ukurannya lebih pendek dari pada bagian kaki.
Jenis - Jenis
Retaning Wall
5. Gabion Retaining Wall (dinding bronjong)
Jenis - Jenis
Retaning Wall
▪ Gabion retaining wall merupakan jenis dinding penahan yang berbentuk kumpulan blok-blok yang terbuat dari kawat
bronjong dengan isian batu belah yang disusun secara
vertikal dengan step-step meyerupai terasering/tanga-tangga.
▪ Blok-blok tersebut terbuat dari anyaman kawat logam
galvanis yang kemudian diisi dengan agregat kasar berupa batu kali.
▪ Selain berfungsi untuk menahan tekanan tanah, dinding penahan gabion ini juga berfungsi untuk memperbesar konsentrasi resapan air ke dalam tanah (infiltrasi).
Jenis - Jenis
Retaning Wall
6. Block Concrete Retaining Wall
▪ Block Concrete Retaining Walls adalah kumpulan blok-blok beton masif padat yang disusun secara vertikal ke atas
dengan menggunakan sistem pengunci/
locking antar blok.
▪ Blok beton tersebut dibuat secara
rancangan berstandar dengan proses fabrikasi berupa beton precast dan kemudian proses pemasangannya dilakukan di lokasi.
Jenis - Jenis
Retaning Wall
7. Revertment
Jenis - Jenis
Retaning Wall
▪ Revetment adalah struktur dinding penahan tanah sederhana yang berfungsi untuk memperkuat dan melindungi tanah dari gerusan aliran sungai atau ombak pantai,
▪ Dapat mengurangi risiko yang timbul akibat adanya efek
gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan lereng/tanggul.
▪ Konstruksi jenis ini dapat dibuat dari kayu, beton atau bebatuan.
▪ Pada dasarnya, konstruksi ini tidak memiliki fungsi utama sebagai penahan tekanan aktif lateral tanah, tapi lebih
diperuntukkan untuk proteksi tanah terhadap gerusan.
Jenis - Jenis
Retaning Wall
8. Dinding kisi (crib walls)
Crib walls adalah dinding penahan tanah yang terbuat dari potongan-potongan
beton precast, logam, atau kayu, dan topang oleh
angkur-angkur yang ditanam di dalam tanah untuk
mencapai kestabilan tanah.
Jenis - Jenis
Retaning Walls
8. Tumpuan jembatan (bridge abutment)
▪ Yaitu dinding dengan perluasan dinding tumpuan (wing wall) untuk menahan urugan jalan masuk
(approach fill) dan juga menahan erosi.
▪ Pemasangan retaining wall ini dapat mencegah terjadi longsor akibat beban yang terus-menerus diterima oleh
tanah.
▪ Penggunaannya dan diperlukan dalam konstruksi seperti underpass dan
basement.
Jenis - Jenis
Retaning Wall
Sheet Pile Walls
Sheet Pile Walls
Pendahuluan
❑ Sheet pile adalah dinding vertical relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
❑ Pemasangan sheet pile dipancang secara kontinu kedalam tanah sehingga membentuk dinding vertikal yang menerus.
❑ Sheet pile berbentuk ramping yang mengandalkan tahanan jepit pada saat ditancapkan ke kedalaman tanah.
❑ Sheet pile digunakan untuk menahan tekanan aktif lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam) dan basement serta sebagai optimalisasi penggunaan lahan yang tersedia di sekitar tempat pemasangan sheet pile.
❑ Sheet pile umumnya terbuat dari bahan material kayu, beton pra tegang (prestrees concrete) dan baja.
Pendahuluan
Penggunaan Sheet pile untuk :
a. Struktur penahan tanah, misalnya pada tebing jalan raya, tebing sungai, penahan tanah pada galian, penahan longsor pada struktur tanah yang berlereng atau curam.
b. penahan tebing galian sementara, bangunan-bangunan di pelabuhan, bendungan elak, struktur tepi laut dok kapal, fasilitas dermaga dan lain-lain.
Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Sheet Pile 1. Ciri topografis lapangan (investigasi geoteknik &
pengamatan langsung) 2. Hasil Penyelidikan tanah
3. Ketersediaan material bahan konstruksi 4. Kemudahan dan kecepatan pelaksanaan 5. Kekuatan struktur
Pendahuluan
Type-Type Sheet Pile
1. Cantilever Sheet Pile
❑ Cantilever Sheet Pile merupakan Sheet Pile yang dalam menahan beban lateral mengandalkan tahanan tanah didepan dinding.
❑ Sheet pile berfungsi sebagai balok lebar penopang di atas garis galian.
❑ Pada pemakaian cantilever Sheet Pile, Defleksi lateral yang terjadi relatif besar.
❑ Cantilever Sheet Pile biasanya direkomendasikan untuk dinding dengan ketinggian sedang sekitar 6 m (<20ft), diukur dari atas garis galian.
H H = 3 s/d 6 m
Garis Galian
Type-Type Sheet Pile
H
H > 11 m digunakan 2 angker
Blok angker Batang pengikat
2. Anchored Sheet Pile
❑ Anchored Sheet Pile merupakan cara penjangkaran tanah yang dikenal juga dengan nama alluvian anchord atau ground anchor,
❑ Anchored Sheet Pile cocok untuk menahan galian yang dalam, tetapi masih bergantung pada kondisi tanah.
❑ Menahan beban horizontal yang ada dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian sheet pile yang terpancang dalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya.
Landasan (platform)
Turap
Tiang-tiang
3. Sheet Pile Dengan Landasan
❑ Sheet pile dengan landasan, dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu dengan tiang-tiang yang bekerja dan dibuat landasan untuk meletakkan bangunan tertentu di atasnya.
❑ Tiang-tiang pendukung landasan juga berfungsi untuk mengurangi beban lateral.
❑ Dinding sheet pile ini dibuat bila di dekat lokasi direncanakan akan dibangun seperti Jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan bongkar muat dan bangunan- bangunan berat lainnya.
Type-Type Sheet Pile
Tampak atas
Sel-sel berisis pasir
Tanggul penahan Tampak samping
Sel-sel berisi pasir
4. Bedungan Elak Selular
Type-Type Sheet Pile
❑ Bendungan elak seluler (celullar cofferdam) merupakan sheet pile yang berbentuk sel-sel yang diisi dengan pasir.
❑ Dinding ini menahan tekanan tanah dengan mengandalkan beratnya sendiri.
Fondasi Dalam
Pendahuluan
❑ Fondasi dalam adalah fondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar fondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Fondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah.
❑ Fondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah keras yang dapat mendukung beban strutur bangunan.
Pendahuluan
❑ Lapisan tanah keras terletak cukup dalam, D/B ≥10
❑ Adanya erosi misal, abutment jembatan
❑ Untuk mendukung beban yang cukup besar (beban vertical dan horizontal)
❑ Untuk mendukung beban yang sensitive terhadap perubahan penurunan (setlement)
❑ Untuk menahan gaya angkat, gaya guling dan beban yang besar pada kondisi muka air tanah tinggi.
Pertimbangan Penggunaan
Fondasi dalam
1. Lokasi
2. Jenis struktur.
3. Kondisi tanah 4. Keawetan
5. Cara Meneruskan Beban Oleh Tiang :
▪ End/Point Bearing Pile, ujung tiang mencapai tanah keras
▪ Friction Bearing Pile
➢ digunakan pada tanah yang mempunyai nilai kuat gesek tinggi
➢ beban ditahan gesekan antara tiang dan tanah (granular, ϕsoils)
Pertimbangan Pemilihan
Type Fondasi dalam
▪ Cohesive Bearing Pile
➢ digunakan pada tanah yang mempunyai nilai kohesi tinggi
➢ beban ditahan lekatan antara tiang dan tanah (c-soils)
Note :
Karakteristik Tanah Dipengaruhi Oleh : Muka air tanah ⇒ berat volume tanah
Jenis tanah ⇒ daya dukung tanah Tepi Fondasi Yang Digunakan :
▪ D/B ≤4⇒pondasi telapak
▪ D/B ≥10⇒pondasi tiang
▪ 4 ≤D/B ≤10⇒pondasi sumuran
Pertimbangan Pemilihan
Type Fondasi dalam
A. Berdasarkan perpindahannya, fondasi dalam dapat diklasifikasikan menjadi:
Klasifikasi fondasi dalam dibedakan karena mekanisme pemikulan beban yang berbeda, sehingga secara empiric menghasilkan daya dukung, pengendalian mutu,cara evaluasi yang berbeda untuk masing-masing tiang.
1. Tiang perpindahan besar (large displacement pile). Yaitu tiang pejal atau berlubang dengan ujung tertutup
dipancang kedalam tanah sehingga terjadi perpindahan
volume tanah relative besar. Yang termasuk type ini adalah tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang (pejal atau berlubang), tiang baja bulat (tertutup pada ujungnya)
Klasifikasi Fondasi Dalam
2. Tiang Perpindahan kecil (small displacement pile) Yaitu tiang pejal atau berlubang dengan ujung terbuka dipancang kedalam tanah sehingga terjadi perpindahan volume tanah relative kecil.
▪ tiang beton berlubang dengan ujung terbuka,
▪ tiang beton prategang berlubang dengan ujung terbuka,
▪ tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka, tiang ulir.
Klasifikasi Fondasi Dalam
3. Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile) terdiri dari tiang yang dipasang dengan cara menggali atau mengebor tanah. Yang termasuk dalam type ini adalah tiang bor, yaitu tiang beton yang pengecorannya langsung di dalam lubang hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakkan dalam lubang dan dicor beton).
B. Berdasarkan metode instalasinya, fondasi dalam dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Tiang pancang : merupakan fondasi dalam yang dibuat terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam tanah hingga mencapai kedalaman tertentu.
2. Tiang Bor : Adalah sebuah fondasi yang dikonstruksikan dengan cara membuat sebuah lubang bor dengan diameter dan kedalaman tertentu selanjutnya dipasang kerangka besi tulangan dan dilakukan pengecoran.
3. Fondasi sumuran merupakan suatu bentuk peralihan antara fondasi dangkal dan fondasi tiang yang biasanya berbentuk silinder umumnya digunakan untuk struktur jembatan.
Jenis - Jenis
Fondasi Dalam
A. Fondasi Tiang Pancang
Fondasi tiang pancang umumnya digunakan apabila struktur tanah yang akan dibangun mempunyai kemungkinan untuk bergeser atau labil. Selain itu juga fondasi jenis ini biasa digunakan apabila terdapat sebuah drainase di bawah tanah.
Jenis - Jenis
Fondasi Dalam
Jenis - Jenis Fondasi Dalam
B. Fondasi Caissons (Bor Pile)
▪ Proses pekerjaan bored pile dibuat dengan cara melubangi tanah dengan diameter tertentu, kemudian tulangan baja yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor dan dicor beton.
▪ Bored pile digunakan apabila lokasi pekerjaan memiliki sifat tanah yang keras/stabil.
▪ Bored pile sangat cocok dipakai apabila keadaan di sekitar lokasi sudah banyak berdiri bangunan-bangunan.
C. Fondasi Sumuran (Cyclop)
1. Proses pembuatan fondasi sumuran dengan cara melubangi tanah kemudian dimasukan pipa-pipa (buis)beton kemudian dicor di tempat menggunakan bahan beton dengan tambahan belahan batu sebagai pengisinya.
2. Fondasi cyclop diaplikasikan pada lapisan tanah dasar yang cukup keras.
Jenis - Jenis
Fondasi Dalam
D. Strauss Pile
▪ Fondasi strauss pile termasuk kategori fondasi dalam yang masih sejenis dengan bor pile namun kapasitas diameter dan kedalaman pengeboran terbatas.
▪ Digunakan alat bor manual atau bor mesin kapasitas kecil sederhana sehingga tidak bising dalam pelaksanaannya.
▪ Strauss pile banyak di gunakan untuk pekerjaan pondasi rumah/ bangunan 2 sampau3 lantai di lokasi padat perumahan.
Jenis - Jenis
Fondasi Dalam
End of This Session...