• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BODY IMAGE DAN KONFORMITAS TERHADAP SELF-ACCEPTANCE PADA WANITA DEWASA AWAL

N/A
N/A
Nabilla Wahyu Hasanah

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH BODY IMAGE DAN KONFORMITAS TERHADAP SELF-ACCEPTANCE PADA WANITA DEWASA AWAL"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Keduanya masuk kategori tinggi, namun pada wanita dewasa awal rata-rata nilai body image-nya lebih rendah. Body image merupakan pengalaman individu berupa persepsi terhadap bentuk dan berat badannya, serta perilaku yang mengarah pada evaluasi individu terhadap penampilan fisiknya (Cash, 2012). Lebih lanjut, individu yang mempunyai body image positif berarti individu tersebut juga mempunyai penerimaan diri yang positif.

Definisi Dewasa Awal

Hal ini terlihat dari sikap percaya diri yang dimiliki individu, yang lebih memilih untuk mengembangkan sikap baiknya dan menghilangkan sifat buruknya, dibandingkan berusaha menjadi orang lain. Ciri tersebut tercermin dari perilaku individu yang bersedia menerima kritik dan menjadikannya sebagai masukan berharga bagi perkembangannya. Individu yang dapat menerima dirinya mempunyai sikap dan kepercayaan diri berdasarkan tindakannya sendiri daripada mengikuti konvensi dan norma orang lain, serta mempunyai gagasan, ambisi dan harapannya sendiri.

Dua kriteria yang disarankan untuk menandai berakhirnya masa remaja dan awal masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam pengambilan keputusan. Mungkin tanda paling umum memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang memperoleh pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih permanen (Santrock, periode masa dewasa awal berkisar antara usia 20 hingga 40 tahun. Pada masa dewasa awal, seseorang umumnya dibiarkan berada pada usia 20 hingga 40 tahun. puncak kekuatan fisik dan banyak aspek intelektual mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa awal dimulai pada usia 20 sampai dengan 40 tahun, terjadi perubahan fisik dan psikis, mencapai kemandirian ekonomi dan pengambilan keputusan, membangun hubungan jangka panjang dengan lawan jenis, dan pada wanita terdapat konflik antara perannya di tempat kerja, dengan perannya dalam mengurus keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh body image dan konformitas terhadap penerimaan diri dengan mengambil subjek penelitian adalah wanita dewasa awal.

Perkembangan Dewasa Awal 1. Perkembangan Fisik Dewasa Awal

Ketika seseorang di masa dewasa awal jatuh sakit, mereka biasanya hanya mengalami demam atau penyakit pernapasan lain yang mudah diobati. Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa individu pada usia dewasa awal merasa sehat dan kuat serta tidak mengalami penyakit yang serius. Beberapa individu pada masa remaja akhir belum mencapai tahap berpikir operasional formal, begitu pula sebaliknya pada masa dewasa awal (Santrock, 2002).

Sehubungan dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif pada masa dewasa awal telah mencapai tingkat berpikir tertinggi yaitu berpikir operasional formal. Pada tahap ini individu dewasa awal sudah seharusnya mempunyai pemikiran yang fleksibel, terbuka, adaptif dan individualistis. Jika orang dewasa baru mengembangkan persahabatan yang sehat dan hubungan intim dengan pasangannya, keintiman kemungkinan besar akan tercapai (Santrock, 2002).

Berkaitan dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosio-emosional pada masa dewasa awal mencapai tahap keintiman versus isolasi dan hal ini berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal yaitu: memilih pasangan, belajar hidup bersama tunangan, mulai membina keluarga, mengurus keluarga, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Berdasarkan Gambar 3.1, peneliti ingin melihat pengaruh body image dan konformitas sebagai variabel X terhadap penerimaan diri pada wanita dewasa awal sebagai variabel Y.

Gambar 1.1 Desain Penelitian
Gambar 1.1 Desain Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel

Instrumen Penelitian

Konformitas

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur penerimaan diri dalam penelitian ini disusun oleh Ryff (2014), dan merupakan salah satu dimensi kesejahteraan psikologis yang dapat digunakan sendiri. Alat ukur skala penerimaan diri ini diadaptasi dari alat ukur asli berbahasa Inggris, dan menggunakan skala Likert sebanyak 14 aitem. Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan terhadap suatu instrumen tes untuk menunjukkan apa yang diukur oleh instrumen tes tersebut dan seberapa baik instrumen tes tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur (Anastasi & Urbina, 2007).

Validitas isi mengacu pada sejauh mana isi tes/skala/instrumen dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas isi adalah sejauh mana seperangkat soal tes mengukur (mewakili) apa yang ingin diukur, seperti yang dilihat oleh Suryabrata (2005) isi.

Tabel 1.3 Blueprint Alat Ukur Self-Acceptance
Tabel 1.3 Blueprint Alat Ukur Self-Acceptance

Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas dan analisis item alat ukur body image pada studi lapangan dapat dilihat pada Tabel 1.5. Nilai koefisien reliabilitas alat ukur body image dimensi berat badan yang diklasifikasikan sendiri mempunyai nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,725. Hasil uji reliabilitas dan analisis suara instrumen pengukuran kesesuaian pada pilot study dapat dilihat pada Tabel 1.7.

Hasil uji reliabilitas dan analisis item alat ukur kesesuaian pada studi lapangan dapat dilihat pada tabel 1.8. Pada saat alat ukur kesesuaian diuji, terdapat beberapa item yang nilai korelasi totalnya kurang dari 0,3. Hasil uji reliabilitas dan analisis item alat ukur penerimaan diri pada pilot study dapat dilihat pada tabel 1.10.

Hasil uji reliabilitas dan analisis item alat ukur penerimaan diri pada studi lapangan dapat dilihat pada tabel 1.11. Kemudian peneliti merevisi item-item yang dianggap ambigu atau tidak sesuai untuk menyempurnakan alat ukur.

Tabel 1.5 Hasil Reliabilitas dan Analisis Butir Aitem Field Study Body Image Instrumen Penelitian Koefisien Korelasi Jumlah Butir Aitem Koefisien Reabilitas (Cronbach Alpha)
Tabel 1.5 Hasil Reliabilitas dan Analisis Butir Aitem Field Study Body Image Instrumen Penelitian Koefisien Korelasi Jumlah Butir Aitem Koefisien Reabilitas (Cronbach Alpha)

Uji Coba Alat Ukur

Dalam penelitian ini peneliti memulai dengan tahap awal yaitu menyusun proposal penelitian dan mengumpulkan informasi berupa literasi yang berkaitan dengan topik penelitian ini yaitu body image, konformitas dan penerimaan diri. Instrumen pengukuran yang kedua mengukur kesesuaian dengan menggunakan skala yang disesuaikan berdasarkan dimensi kesesuaian.Skala kesesuaian ini merupakan adaptasi dari instrumen pengukuran yang sudah ada yang disusun oleh Elisse (2013). Alat ukur yang ketiga yaitu mengukur penerimaan diri dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis (PWB) Ryff yang dapat digunakan sendiri, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti.

Validitas isi mengacu pada sejauh mana isi tes/skala/instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas isi didukung oleh penilaian profesional yaitu pengawas dan guru yang dianggap ahli di bidangnya. Penilaian profesional dalam penelitian ini adalah dosen Program Studi Universitas Paramadina yaitu Tia Rahmania M.Psi dan Dinar Saputra M.Psi. Pertimbangan profesional diberikan tiga pilihan untuk mengevaluasi setiap item dalam hal apakah pernyataan tersebut konsisten dengan konstruk, ambigu, atau tidak konsisten dengan konstruk. Setelah melakukan pengujian alat ukur (pilot study), peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas skala dengan menggunakan program IBM SPSS versi 22.0.

Pelaksanaan Pengambilan Data

Uji Normalitas

Uji Linieritas

Namun dimensi body image terhadap orientasi penampilan, overweight preoccupation dan penerimaan diri pada wanita dewasa awal tidak mempunyai hubungan atau korelasi karena mempunyai nilai signifikansi sig (p) = 0,442 > 0,05 dengan nilai korelasi Pearson sebesar -0,016 dan sig (p) = 0,096 > 0,05 dengan nilai korelasi Pearson sebesar -0,143. Jadi dapat disimpulkan bahwa dimensi citra tubuh, evaluasi penampilan, kepuasan luas tubuh, penilaian diri terhadap berat badan dan penerimaan diri pada wanita dewasa awal mempunyai hubungan atau korelasi. Berdasarkan tabel 1.19 dan 1.20 digunakan untuk mengidentifikasi responden wanita dewasa awal dengan gambaran penerimaan diri tinggi dan rendah.

Uji analisis regresi berganda yang dilakukan menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000 < (p = 0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara body image dan konformitas terhadap penerimaan diri pada wanita usia dewasa awal. Oleh karena itu, peneliti memasukkan evaluasi penampilan sebagai salah satu prediktor variabel body image yang diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penerimaan diri pada wanita di masa dewasa awal. Namun pada penelitian ini, secara parsial body image dilihat dari dimensi evaluasi penampilan bukan merupakan prediktor yang mampu mempengaruhi penerimaan diri secara signifikan pada wanita dewasa awal.

Pada penelitian ini peneliti juga menemukan adanya hubungan antara kepuasan area tubuh dengan penerimaan diri pada wanita dewasa awal dengan nilai signifikan p= 0.000 < (p= 0.005) dengan nilai korelasi Pearson sebesar 0.498. Kepuasan area tubuh yang juga diuji secara parsial merupakan prediktor penerimaan diri wanita dewasa awal yang berpengaruh signifikan dengan nilai signifikan p = 0,009 <. Namun pada hasil pengujian, bobot parsial klasifikasi diri bukan merupakan prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri pada wanita dewasa awal dengan nilai p = 0,762 > (p= 0,05).

Hal ini terbukti pada penelitian ini, terlihat adanya hubungan antara konformitas dengan penerimaan diri pada wanita dewasa awal dengan nilai signifikansi p = 0,002 < (p = 0,05), dengan nilai korelasi Pearson sebesar -0,316 .

Tabel 1.16 Hasil Analisis Uji Korelasi Pearson Appeara
Tabel 1.16 Hasil Analisis Uji Korelasi Pearson Appeara

Saran

Saran bagi Wanita

Berdasarkan kategori penerimaan diri pada wanita dewasa muda diperoleh hasil bahwa terdapat 41 responden dengan persentase 47,9% yang memiliki kategori penerimaan diri tinggi dan 44 responden dari total 85 responden wanita pada usia dewasa awal. . (52,1%) mempunyai kategori penerimaan diri rendah. Dari penjelasan hasil penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyak perempuan di masa dewasa awal yang memiliki penerimaan diri yang rendah (negatif) karena merasa tidak puas terhadap dirinya. Menurut Ryff (2014), penerimaan diri positif (skor tinggi) terjadi ketika individu mempunyai sikap positif terhadap dirinya; mengenali dan menerima banyak aspek diri, termasuk sifat baik dan buruk; merasa positif tentang kehidupan masa lalu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa body image dan konformitas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada wanita dewasa awal atau penerimaan Ha1. Berdasarkan hasil regresi parsial yang diperoleh, dimensi body image evaluasi penampilan tidak mempunyai pengaruh terhadap penerimaan diri pada wanita dewasa awal, atau Ha2 ditolak. Dimensi Citra Tubuh Area tubuh Kepuasan mempunyai pengaruh terhadap penerimaan diri pada wanita dewasa awal atau penerimaan Ha4.

Dimensi Citra Tubuh Penilaian diri terhadap berat badan tidak mempunyai pengaruh terhadap penerimaan diri pada wanita dewasa awal, atau Ha6 ditolak. Jika seorang individu memiliki persepsi terhadap body image yang positif, tidak mudah dipengaruhi oleh mayoritas di lingkungan sosialnya, maka konformitas mudah terjadi, dan memiliki penerimaan diri yang baik.

Saran bagi Masyarakat

Demikian pula dengan hal ini diharapkan dapat mencegah dampak persepsi negatif orang lain terhadap diri sendiri, sehingga lebih mudah memperoleh sikap diri yang baik dan semakin mencegah munculnya depresi di kemudian hari.

Saran bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian Pendidikan: Merencanakan, Melaksanakan, dan Mengevaluasi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, edisi ke-4 Boston: Pearson Education. Peran body image dan penerimaan diri terhadap harga diri remaja putri di kota denpasar. 2016). Perbedaan body image ditinjau dari tahap perkembangan (remaja dan dewasa awal) dan jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) di Kelurahan Banyumanik Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

Citra Tubuh Wanita di Masa Dewasa: Pemodelan Pertumbuhan Laten dan Pendekatan Kualitatif. Tesis dan Disertasi Pascasarjana Psikologi Sosial Universitas Negeri Iowa. New York: McGraw-Hill. Hubungan penerimaan diri dengan kecemasan terhadap masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hubungan body image dengan harga diri pada wanita dewasa awal yang menggunakan skin care. Naskah publikasi kehidupan.

Gambar

Gambar 1.1 Desain Penelitian
Tabel 1.1 Blueprint Alat Ukur Body Image
Tabel 1.3 Blueprint Alat Ukur Self-Acceptance
Tabel 1.4 Hasil Reliabilitas dan Analisis Butir Aitem Pilot Study Body Image Instrumen Penelitian Koefisien Korelasi Jumlah Butir Aitem Koefisien Reabilitas (Cronbach Alpha)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil olahan data statistik pada Tabel 4.11 hasil pengujian hipotesis, maka dapat dilihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial