Hal ini dikarenakan pajak dianggap sebagai salah satu beban pengeluaran perusahaan yang harus ditekan serendah mungkin (Nuryati dan Saleh, 2020). Semakin besar ukuran perusahaan maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks sehingga perusahaan mencari celah untuk menghindari pajak. Hal ini sesuai dengan penelitian Leksono et al (2019) dan Ramadhani dan Hartiyah (2020) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.
Sedangkan dalam penelitian Tabrani dkk. Hasil penelitian tahun 2020) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pajak tangguhan. Secara umum nilai total aset turnover yang tinggi menunjukkan bahwa kondisi perusahaan semakin membaik, hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan dapat menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai dampak dimensi CSR terhadap total aset turnover dan pajak tangguhan terhadap kinerja keuangan dan ukuran perusahaan.
Apakah CSR, perputaran aset total, dan pajak tangguhan mempengaruhi kinerja keuangan bergantung pada ukuran perusahaan. Untuk menganalisis dampak tanggung jawab sosial perusahaan, perputaran total aset dan pajak tangguhan terhadap kinerja keuangan tergantung pada ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur.
Manfaat Penelitian
Landasan Teori 1. Teori Stakeholder
Teori Keagenan
Biaya yang ditanggung perusahaan yang timbul akibat tindakan kepala sekolah mengawasi kegiatan dan perilaku manajer. Biaya-biaya tersebut ditanggung oleh perusahaan, yang timbul akibat tindakan pengelola, guna menjamin pemilik bahwa pengelola tidak melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. Biaya yang ditanggung perusahaan yang timbul akibat adanya perbedaan antara keputusan yang dibuat oleh agen dengan keputusan yang diharapkan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada prinsipal.
Menurut Ahyani dan Puspitasari, tanggung jawab sosial perusahaan sebagai sebuah gagasan berarti perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang hanya berdasarkan pada satu hal, yaitu nilai perusahaan yang hanya tercermin pada kondisi keuangannya saja. Faktanya, perlawanan masyarakat lokal di berbagai tempat dan waktu bermunculan terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Menurut Situmeang, Sudjiman, Purba (2022), Total Asset Turnover merupakan suatu rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas suatu perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki suatu perusahaan. Semakin besar total perputaran aktiva maka semakin baik karena menunjukkan bahwa suatu perusahaan efisien dan efektif dalam penggunaannya.
Menurut Sukmawati dalam Veronika Siregar dkk., (2022) total aset turnover merupakan rasio yang menghitung berapa besarnya pendapatan atau penjualan yang diterima perusahaan melalui aset yang dimilikinya. Perputaran total aset menunjukkan bahwa suatu perusahaan mengelola aset untuk menghasilkan pendapatan, karena semakin tinggi rasio ini maka kinerja keuangan pengembalian aset pada perusahaan akan efisien dalam mencetak uang dan aset. Total aset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa efektif aset operasional perusahaan digunakan dalam menghasilkan penjualan (Sari, 2018).
Total aset turnover (TATO) merupakan perputaran aset perusahaan yang diperkirakan berdasarkan kapasitas penjualan (Angelina et al., 2020). Perputaran total aset merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan asetnya untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Penjualan merupakan bertambahnya aset atau berkurangnya jumlah liabilitas suatu perusahaan akibat penyediaan barang dan jasa atau aset lainnya dalam suatu periode. Penjualan dibagi antara kedua pemerintah. Oleh karena itu, manajemen lebih memberikan perhatian pada peningkatan profitabilitas perusahaan.
Kinerja suatu perusahaan merupakan ukuran kinerja suatu perusahaan yang dapat menghasilkan laba, dan laba merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan (profit) dalam jangka waktu tertentu (Rachmawati & Pinem, 2021). Return on Asset (ROA) menunjukkan tingkat pengembalian atau keuntungan perusahaan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang suatu usaha yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari suatu usaha kecil atau perusahaan besar. dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
Penelitian Terdahulu
Usaha mikro adalah usaha produktif milik perseorangan dan/atau unit usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh unit-unit usaha yang mempunyai kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi badan usaha milik negara atau swasta nasional, perusahaan patungan, dan badan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap Return on Equity, Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin 3.
Pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan bahan baku non-siklus dan konsumen.
Kerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis
H1 : “Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, baik menurut Return On Assets (ROA) maupun Return On Equity (ROE)”.
Pendekatan Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Definisi dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen
Variabel Independen a. Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang tergolong besar cenderung lebih stabil dan mampu menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan besar akan memanfaatkan kekurangan yang ada untuk melakukan penghindaran pajak (Fadila, 2017).
Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi
Sampel
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Analisis Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan dari asumsi kelas heteroskedastisitas yaitu ketidaksamaan varians dari residu seluruh pengamat dalam model regresi, (Wiyono, 2021) Jika varians nilai residu dari satu observasi ke observasi yang lain pengamatan yang lain lebih konstan maka disebut homoskedastisitas, tetapi jika varian nilai residu pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan terhadap asumsi klasik autokorelasi yaitu hubungan yang terjadi antar residual pada satu observasi lain dalam model regresi (Wiyono, 2021). Dikatakan regresi linier berganda apabila jumlah variabel bebasnya lebih dari satu sedangkan jika jumlah variabel bebasnya hanya satu maka dapat dikatakan regresi linier sederhana.
Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial)
Pengaruh Debt-Equity Ratio, Total Asset Turnover, Current Ratio dan Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia ISSN. PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASET TURNOVER, NET LABA MARGIN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA. Pengaruh ROA, ROE dan NPM Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Anggi.
Pengaruh ROA, ROE Dan NPM Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Jilid 4 (Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi), 25-39. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity dan Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. Pengaruh gross profit margin, net profit margin, return on assets dan return on equity terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2018. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2012 2016 Periode E ISSN 2599 -1469. Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2021.
PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT AND EQUITY DAN FIRM SIZE TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2017-2021 Dinni. Pengaruh Total Asset Turnover, Operating Profit Margin, Modal Kerja Relatif terhadap Total Asset dan Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertanian yang Listing di Bursa Efek Indonesia, Tahun. PENGARUH HUTANG TERHADAP RASIO EKUITAS (DER), RASIO LANCAR (CR), TOTAL ASET TURNOVER (TATO) DAN LABA BERSIH (NPM) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2018-2022.
PENGARUH HUBUNGAN KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA - STUDI PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA FRIYANTO. ANALISIS DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN LABA BERSIH TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Real Estate dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Berlaku.