• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh current ratio, return on asset dan total

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh current ratio, return on asset dan total"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio, Return On Assets (ROA) dan Total Asset Turnover secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan Modal pada perusahaan subsektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON ASET DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PERTUMBUHAN MODAL BAGIAN FARMASI. “Pengaruh Current Ratio, Return on Assets dan Total Asset Turnover Terhadap Pertumbuhan Modal Pada Perusahaan Subsektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”

  • Latar Belakang Masalah
  • Identifikasi Masalah
  • Batasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Dari tabel di atas terdapat beberapa data terkait utang lancar periode 2015-2020. Terdapat 6 perusahaan yang masih dibawah nilai rata-rata dan 2 perusahaan yang berada diatas nilai rata-rata. Rata-rata peningkatan total utang lancar setiap tahunnya disebabkan oleh penurunan ekuitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Peningkatan rata-rata total utang setiap tahunnya disebabkan oleh penurunan total aset pada perusahaan farmasi yang tercatat di BEI.

Landasan Teori

  • Pertumbuhan Modal
  • Return on asset (ROA)
  • Current Ratio (CR)
  • Total Asset Turnover

Menurut (Dermawan, 2011), return on assets (ROA) adalah keseimbangan antara laba bersih dengan total aset perusahaan. Return on Asset (ROA) merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran perusahaan karena harus memaksimalkan keuntungan untuk kepentingan modal sendiri dan keuntungan yang diperoleh harus lebih besar dari biaya modal karena penggunaan return on yang ditentukan. aset (ROA). Total Asset Turnover menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak atau laba bersih terhadap total pendapatan.

Semakin tinggi total aset turnover yang dicapai perusahaan dibandingkan dengan pendapatan bersihnya, maka hal ini menunjukkan bahwa operasional perusahaan semakin efisien dalam menghasilkan laba bersih.” Dasar dari Total Asset Turnover berkaitan dengan sumber pendanaan perusahaan, baik internal maupun eksternal. sumber eksternal Sedangkan menurut (Sutrisno, 2011) “Manajemen atau pengelolaan Total Asset Turnover sangatlah penting agar kelangsungan usaha suatu perusahaan dapat tetap terjaga.

Dalam menentukan total aset turnover yang optimal, perusahaan akan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan total aset turnover. Tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Total Asset Turnover akan menghasilkan pertumbuhan modal yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur lainnya. Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan dalam jangka panjang dan pendek, yang dapat memberikan arah penting bagi perputaran total aset perusahaan secara optimal.

Menurut (Kasmir, 2010), ada berbagai faktor yang dipertimbangkan ketika menentukan total perputaran aset: .. 1) Kelangsungan hidup jangka panjang Dari faktor-faktor di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat suku bunga merupakan salah satu faktornya. yang mempengaruhi total perputaran aktiva Dilihat dari neraca menurut laporan, besarnya jumlah aktiva perusahaan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap komposisi seluruh perputaran aktiva.

Kerangka Konseptual

Bagi suatu perusahaan, rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan likuiditas, namun dapat juga dikatakan menunjukkan tidak efisiennya penggunaan kas dan aset jangka pendek. Menurut (Syamsudin, 2011), modal kerja digunakan untuk mengurangi jumlah utang lancar, sedangkan utang lancar digunakan untuk menambah aktiva lancar. Jadi, aktiva lancar yang dimiliki perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan kewajiban lancarnya dan perusahaan mempunyai permasalahan dalam operasional usahanya.

Dengan meningkatnya perputaran total aset suatu perusahaan maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan minat investor terhadap saham perusahaan tersebut. Total Asset Turnover (TATO), rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih setelah pajak (Earning After Tax atau EAT) yang diperoleh perusahaan atas setiap pendapatan yang dihasilkan. Munandar, 2014) Semakin tinggi tingkat pengembalian aset maka semakin tinggi margin keuntungan yang dapat dicapai dan semakin baik posisi perusahaan dalam penggunaan aset dan pada akhirnya mendorong peningkatan nilai pertumbuhan modal.

Peningkatan return on aktiva dapat meningkatkan nilai perusahaan yang akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan modal dan peningkatan pertumbuhan modal. Pengaruh gabungan return on assets (ROA), current ratio dan total asset turnover terhadap pertumbuhan modal. Rasio campuran ekuitas dan utang yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan disebut return on assets (ROA) perusahaan.

H4: Current Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal.

Hipotesis

  • Pendekatan Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data empiris yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang berfokus pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan datanya dari tahun 2015 hingga 2019. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang beroperasi. di bidang farmasi yang tercatat di bursa. Menurut (Martono, 2010), sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria berikut.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, menurut (Juliandi, Irfan, & Manurung, 2015) “analisis data kuantitatif adalah analisis data terhadap data yang mengandung angka atau angka tertentu”. Menurut (Juliandi, Irfan, & Manurung, 2014 hal. 160), uji hipotesis regresi linier berganda klasik bertujuan untuk menganalisis apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian merupakan model terbaik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Menurut (Ghozali, 2014): “Uji multikolinearitas dapat diperoleh dari: nilai toleransi dan kebalikannya, serta variance inflasi faktor (VIF).Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat ketimpangan varians dalam model regresi antara residu dari observasi yang satu ke observasi yang lain. Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

Sugiyono (2010, p. 212) Dalam penelitian ini koefisien determinasi (R-squared) digunakan untuk mengetahui bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas, dengan cara mengkuadratkan koefisien tersebut. ditemukan.

Tabel III.1
Tabel III.1

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Objek
  • Uji Asumsi Klasik
  • Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui normal atau tidaknya data penelitian ini dapat dilihat dari histogram melalui SPSS apakah membentuk kurva normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan grafik P-Plot, dimana sebaran data dianggap normal jika titik-titik pada grafik mengikuti garis diagonal. Dari gambar scatter plot di atas terlihat titik-titik tersebar di atas dan di bawah sumbu 0 pada sumbu Y, menunjukkan tidak adanya gejala heteroskedastisitas pada data penelitian ini.

Berdasarkan persamaan regresi dianalisis pengaruh variabel CR, ROA dan TATO terhadap pertumbuhan modal yaitu Jika CR meningkat sebesar 1% maka pertumbuhan modal meningkat sebesar 0,587, jika intensitas modal meningkat sebesar 1% maka pertumbuhan modal meningkat sebesar 0,088, jika pangsa pasar meningkat sebesar 1% maka pertumbuhan modal meningkat sebesar 0,323. Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan mengenai pengujian hipotesis dari variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi CR berdasarkan uji t, thitung > tabel (4,822>2,032) dan Sig 0,000 < α0,05 maka Ha diterima. Uji f digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang diteliti adalah DER, intensitas modal dan pangsa pasar, terhadap pertumbuhan modal.

Hasil uji Adjust R Square menunjukkan sebesar 0,569 yang menunjukkan bahwa variabel CR, ROA dan TATO mempunyai pengaruh sebesar 56,9% terhadap variabel pertumbuhan modal. Sisanya sebesar 43,1% dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel lain. .

Gambar VI.1  Grafik P-Plot
Gambar VI.1 Grafik P-Plot

Pembahasan

Jika aset lancar digunakan untuk mengurangi jumlah kewajiban lancar, sedangkan kewajiban lancar digunakan untuk menambah aset lancar. Munandar, 2014) Semakin besar return on equity maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dapat dicapai dan semakin baik pula posisi perusahaan dalam hal pemanfaatan aset dan pada akhirnya memberikan insentif peningkatan nilai. Peningkatan return on equity dapat meningkatkan nilai perusahaan yang akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan modal dan peningkatan pertumbuhan modal.

Meningkatnya nilai return on capital mencerminkan semakin banyak perusahaan yang menghasilkan keuntungan, sehingga investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya sehingga terjadi pertumbuhan modal (Baridwan, 2015). Dengan meningkatnya minat investor terhadap saham suatu perusahaan maka harga saham akan meningkat sehingga capital gain yang diterima juga akan meningkat (Kasmir 2011). Tunggal, 2015) Total Asset Turnover merupakan perbandingan antara laba bersih dengan pendapatan. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang diteliti adalah CR, ROA dan TATO terhadap pertumbuhan modal.

Menurut (Syamsudin, 2011), “Likuiditas merupakan indikator kemampuan suatu perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan modal kerja yang tersedia.” Menurut Riyant (2010, p. 298), perusahaan yang sebagian besar dananya berasal dari total aset akan memprioritaskan kebutuhan pembiayaan utangnya. Perusahaan dengan total aset yang besar dapat menggunakan hutang yang lebih banyak karena total aset tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan yang baik atas pinjaman perusahaan.

Kesimpulan

Jika koefisien determinasi (R2) lebih besar atau mendekati 1, maka kekuatan variabel independen (X) dapat dikatakan lebih besar dibandingkan dengan kekuatan variabel dependen (Y). Sebaliknya jika koefisien determinasi (R2) semakin kecil atau mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa kekuatan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) menjadi semakin kecil.

Tabel IV.5  Uji F (Anova)
Tabel IV.5 Uji F (Anova)

Saran

Pengaruh kondisi saat ini, return on equity terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Current Ratio dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Likuiditas dan Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earnings per share (EPS) terhadap harga saham perusahaan. Pengaruh Debt Ratio, Debt to Equity Ratio Jangka Panjang dan Kepemilikan Institusional Terhadap Return On Asset Pada Perusahaan Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, kinerja keuangan dan kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen nilai perusahaan sebagai variabel moderasi pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Bei Indonesia.

Pengaruh return on equity dan net profit margin terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di bursa efek indonesia. Pengaruh Return On Equity dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017. Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio terhadap Return On Equity dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas dan Struktur Aset Terhadap Return on Assets (ROA) Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

Gambar

Gambar 2.1  Paradigma Penelitian
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3  Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover Terhadap Return On Equity Pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover dan market value added terhadap

artinya current ratio dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

ABSTRAK PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUBSEKTOR OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA BEI

ii Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Total Asset Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Subsektor Konsumsi Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek

PENGARUH RETURN ON ASSET ROA, CURRENT RATIO CR, DAN DEBT TO EQUITY RATIO DER TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DPR PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2017

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Aset Turnover secara bersama-sama terhadap Return on Asset Mengenai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Aset Turnover

Skripsi ini membahas pengaruh rasio current ratio, total asset turnover, ukuran perusahaan, dan ratio debt to asset terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode