• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Fear of Failure ... - Unibos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Fear of Failure ... - Unibos"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Rohman. Q, 2017) apakah dukungan teman sebaya pada mahasiswa skripsi sudah cukup. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jenira (2019): Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara komitmen menyelesaikan studi dengan dukungan teman sebaya, artinya semakin tinggi dukungan dari teman sejawat maka semakin kuat pula komitmen menyelesaikan studi skripsi. Serta hasil penelitian Tarwiyanti (2013) bahwa dukungan terbesar yang diterima siswa dalam menyelesaikan masalahnya berasal dari teman sebaya.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dini.. A, 2019) terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan tingkat stres mahasiswa saat menulis skripsi, artinya semakin tinggi pula dukungan sosial yang diterima dari teman sebaya menjadi , semakin menurunkan tingkat stres siswa SMA akhir. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Patama & Dina (2017) yang menemukan adanya hubungan yang signifikan mengenai dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar, menunjukkan bahwa dukungan sosial yang lebih tinggi berhubungan dengan motivasi belajar yang lebih tinggi dan sebaliknya. Calvo (2008) teman sebaya menjadi acuan bagi perkembangan perilaku individu, karena perilaku individu dipengaruhi oleh teman sebaya.

Dukungan sebaya, yaitu dukungan yang diterima dari teman sebaya dalam bentuk bantuan verbal dan nonverbal.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN TEORITIS

Fear of failure

  • Definisi Fear of failure
  • Aspek Fear of failure
  • Faktor yang Memengaruhi Fear of failure
  • Dampak Fear of failure
  • Pengukuran Fear of failure

Ketakutan akan kegagalan bisa datang dari akibat negatif yang mengancam kita dari kegagalan atau kegagalan. Dari sudut pandang takut terhina, perasaan malu akan membuat seseorang merasa aneh atau malu ketika kegagalannya diketahui banyak orang (Conroy, 2002). Dalam kaitannya dengan rasa takut kehilangan pengaruh sosial, rasa takut seorang individu akan bertambah jika ia menyadari bahwa jika ia gagal maka ia akan merasakan ketakutan bahwa kegagalannya akan berdampak pada harga diri orang tersebut, takut ditinggalkan, ditolak, dan pada akhirnya rasa takutnya. tentang harga diri.. akan berkurang di mata orang lain (Conroy, 2002).

Pada aspek ketakutan akan ketidakpastian masa depan merupakan ketakutan yang muncul karena merasa kegagalan akan mengubah masa depan Anda. Hal ini juga didukung oleh Conroy (2002) yang menyatakan bahwa ketakutan akan kegagalan merupakan dorongan untuk menghindari. PFAI terdiri dari lima dimensi konstruk, yaitu (1) ketakutan akan dipermalukan dan dipermalukan, (2) ketakutan akan menurunkan harga diri individu, (3) ketakutan akan kehilangan pengaruh sosial, (4) ketakutan akan ketidakpastian di masa depan, dan (5) takut mengecewakan orang-orang penting baginya.

Skala Fear of Failure terdiri dari tiga dimensi konstruk yaitu (1) perfeksionis, (2) harga diri rendah/rendah diri, (3) kecemasan evaluasi/kecemasan terhadap evaluasi.

Dukungan sosial teman sebaya

  • Definisi Dukungan sosial teman sebaya
  • Aspek Dukungan sosial teman sebaya
  • Faktor yang Memengaruhi Dukungan sosial
  • Dampak Dukungan sosial teman sebaya
  • Pengukuran Dukungan sosial teman sebaya

Dukungan sosial teman sebaya merupakan dukungan sosial yang datang dari teman sebaya yang dapat memberikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan individu dalam berusaha bersosialisasi dengan lingkungannya (Cohen & Hoberman, 1983). Memberikan dukungan sosial dari teman sebaya dapat membuat individu merasa lebih tenang, diperhatikan, dicintai, mengembangkan rasa percaya diri, dan dihargai oleh lingkungan sekitarnya. M (2014) menjelaskan terdapat pengaruh yang cukup antara dukungan sosial dari teman sebaya berupa penghargaan, perhatian dan motivasi berprestasi.

Sebaliknya jika teman sebaya tidak memberikan bantuan berupa materi atau sesuatu yang benar-benar dibutuhkan, maka individu tersebut kurang mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Sebaliknya jika teman sebaya tidak memberikan bantuan informasi karir yang diminati individu, maka individu tersebut kurang mampu mencapai kesuksesan. Sikap empati dapat mengajarkan Anda bagaimana memahami lingkungan, kondisi teman sebaya, serta dapat membantu teman sebaya yang sedang mengalami kesulitan.

Skala Dukungan Sosial Siswa dikonstruksi oleh Malecki dan Elliot (1999), terdiri dari 60 item, dijadikan acuan dan diadaptasi oleh peneliti berdasarkan aspek dukungan sosial dari teman sebaya.

Mahasiswa Tingkat Akhir

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Fear OF

Pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap rasa takut gagal pada mahasiswa tingkat akhir jurusan psikologi di kota makassar. Hipotesis penelitiannya adalah terdapat pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap rasa takut gagal pada mahasiswa tingkat akhir jurusan psikologi di kota Makassar. H0 : Tidak terdapat pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap ketakutan mahasiswa tingkat akhir akan kegagalan di Kota Makassar.

H1: Terdapat pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap ketakutan mahasiswa tingkat akhir terhadap kegagalan di Kota Makassar. Jadi dapat disimpulkan terdapat pengaruh dukungan teman sebaya terhadap Fear of Failure pada mahasiswa akhir pascasarjana psikologi di kota Makassar. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi dukungan sosial dari teman sebaya maka semakin rendah rasa takut gagal pada mahasiswa psikologi tingkat akhir di kota Makassar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya memberikan kontribusi sebesar 88% terhadap rasa takut gagal. Pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap stres pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Malang (Disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah Malang).

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Variabel Penelitian

Definisi Variabel

  • Definisi Konseptual
  • Definisi Operasional
  • Skala Fear of failure
  • Skala Dukungan sosial teman sebaya

Uji Instrumen

  • Uji Validitas
  • Uji Reliabilitas

Teknik Analisis Data

  • Analisis Deskriptif
  • Uji Asumsi
  • Uji Hipotesis

Jadwal Penelitian

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis

  • Hasil Analisis Deskriptif Demografi
  • Hasil Analisis Deskriptif Variabel
  • Hasil Analisis Deskriptif Variabel Berdasarkan
  • Hasil Analisis Uji Asumsi
  • Hasil Analisis Uji Hipotesis

Hasil analisis menunjukkan terdapat 215 responden yang mengikuti semester 8 dan 85 responden yang mengikuti semester 10-12. Pada tingkat deskriptif skor pada alat ukur dukungan sosial teman sebaya, peneliti melakukan analisis dengan menggunakan aplikasi SPSS. Dari 174 mahasiswa pascasarjana psikologi yang berjenis kelamin perempuan, terdapat 108 responden yang berada pada tingkat kategori rendah, 14 responden perempuan yang berada pada tingkat nilai sedang, 41 responden yang berada pada tingkat nilai tinggi, dan 11 responden, terdapat adalah wanita. yang berada pada level skor sangat tinggi. tinggi.

Berdasarkan analisis Crostabulasi yang dilakukan peneliti mengenai usia, hasil tabel grafik menunjukkan bahwa dari 295 siswa berusia 21 – 24 tahun, 177 orang memperoleh nilai rendah, dimana 18 orang diantaranya adalah mahasiswa jurusan psikologi pada usia 21 – 24 tahun. . Kemudian dari 5 orang mahasiswa akhir psikologi usia 25-27 tahun terdapat 2 responden dengan tingkat kategori rendah, 0 responden usia 25-27 tahun dengan tingkat skor sedang, 2 responden usia 25-27 tahun dengan tingkat skor tinggi dan 2 responden berusia 25-27 tahun yang berada pada tingkat skor sangat tinggi. Kemudian dari mahasiswa swasta yang mendapat nilai rendah sebanyak 60 responden, kategori sedang sebanyak 6 responden, mahasiswa swasta yang mendapat nilai tinggi sebanyak 36 responden, dan kategori sangat tinggi sebanyak 7 responden. .

Berdasarkan hasil cross sectional per semester, diperoleh hasil bahwa jumlah mahasiswa semester 8 yang berada pada kategori rendah sebanyak 117 responden, pada kategori sedang sebanyak 14 responden, pada level kategori tinggi sebanyak 67 responden, pada semester 8 jumlah mahasiswa pada kategori berkategori tinggi. responden semester 8. Berikutnya adalah mahasiswa semester 10-12. 62 responden dengan kategori rendah, 4 responden dengan kategori sedang, pada semester 10-12 terdapat 14 responden dengan kategori tinggi, 5 responden dengan kategori 10-12. semester dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dari 126 siswa laki-laki, 20 orang memiliki hasil yang sangat rendah, 17 siswa terakhir dari cabang psikologi berjenis kelamin sama.

Dari 174 mahasiswa akhir psikologi yang berjenis kelamin perempuan, terdapat 16 responden dengan kategori sangat rendah, 28 responden berjenis kelamin perempuan dengan tingkat nilai rendah, 20 responden dengan tingkat nilai sedang, dan 10 responden berjenis kelamin perempuan dengan tingkat nilai sedang. berada pada level skor tinggi. tinggi. Jadi dari 5 orang siswa usia 25-27 tahun terdapat 2 orang responden yang berada pada kategori sangat rendah, 1 orang responden usia 25-27 tahun dengan tingkat nilai rendah, 0 orang responden usia 25-27 tahun dengan tingkat nilai sedang dan 2 orang responden usia 25-27 tahun dengan tingkat nilai sedang dan 2 orang responden usia 25-27 tahun dengan tingkat nilai sedang. 27 tahun, yang berada pada level skor tinggi. Jadi dari mahasiswa swasta yang mendapat nilai tinggi sebanyak 9 responden, kategori rendah sebanyak 26 responden, mahasiswa swasta yang mendapat nilai sedang sebanyak 13 responden, mahasiswa perguruan tinggi swasta yang mendapat nilai sedang sebanyak 61 responden, tingkat skor tinggi.

Hasil tersebut menunjukkan jumlah mahasiswa semester 8 pada tingkat kategorisasi sangat rendah sebanyak 29 responden, pada tingkat kategorisasi rendah sebanyak 40 orang. Kemudian untuk mahasiswa semester 10-12 sebanyak 7 responden pada tingkat kategorisasi sangat rendah. , 5 responden pada tingkat kategorisasi rendah, pada semester 10-12 sebanyak 12 responden berada pada tingkat kategorisasi sedang, terdapat 61 responden pada semester 10-12 yang berada pada tingkat kategori tinggi.

                    Gambar 4.2. Diagram Deskriptif Subjek berdasarkan usia
Gambar 4.2. Diagram Deskriptif Subjek berdasarkan usia

Pembahasan

  • Pembahasan Hasil Deskriptif Variabel
  • Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
  • Limitasi Penelitian

Ditemukan terdapat lima kategori pilihan yang digunakan untuk mengetahui gambaran keseluruhan tingkat dukungan sosial teman sebaya pada mahasiswa psikologi tingkat akhir di kota Makassar. Pengukuran dukungan sosial teman sebaya pada penelitian ini menunjukkan bahwa aspek pertama yaitu dukungan emosional mendominasi pada mahasiswa tingkat akhir, dimana dukungan yang diterima sebesar 60,70 merupakan skor yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sarafin (1998) yang menjelaskan bahwa dukungan yang diterima dari teman sebaya dapat memberikan kenyamanan dan perasaan.

Begitu pula jika semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya, maka semakin rendah rasa takut gagal pada mahasiswa tingkat akhir jurusan psikologi di kota Makassar dan kontribusi rasa takut gagal terhadap dukungan sosial teman sebaya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rohman. Q, 2017) Semakin tinggi dukungan sosial dari teman sebaya yang dimiliki mahasiswa saat mengerjakan skripsi, maka semakin rendah tingkat stres mahasiswa saat mengerjakan skripsi. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa dukungan sosial dari teman sebaya dapat mempengaruhi rasa takut gagal yang artinya perilaku menolong dapat menurunkan respon rasa takut gagal pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

Berdasarkan penjelasan teori ini berarti rendahnya dukungan sosial dari teman sebaya akan mengakibatkan tingginya ketakutan akan kegagalan. Hal ini terlihat dari contoh dimana individu merasa tidak adanya dukungan teman sejawat ketika mengerjakan skripsinya, maka ia akan mengalami rasa takut akan kegagalan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, terlihat adanya perbedaan skor tingkat dukungan sosial teman sebaya dan rasa takut gagal pada mahasiswa tingkat akhir di kota Makassar, dimana rasa takut gagal paling banyak dialami oleh siswa tingkat akhir. Mahasiswa jurusan Psikologi di kota Makassar berada pada kategori rendah yaitu 179 dari 300 mahasiswa yang disebabkan oleh kontribusi dukungan sosial dari teman sebaya.

Hubungan penyesuaian diri dan dukungan sosial teman sebaya dengan hardiness pada remaja yang mengalami mobilitas residensial di keluarga militer. Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Tingkat Stress Dalam Penyusunan Tugas Akhir Pada Mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. Pengaruh dukungan sosial teman sebaya dan kepercayaan diri terhadap kecemasan belajar siswa Pendas di Pokjar Jeneponto dan Takalar Tahun 2018.

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Disiplin Belajar Dan Minat Masuk Mahasiswa Program Studi Manajemen Produksi Berita Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta. Peran efikasi diri dan dukungan sosial teman sebaya dalam penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulam
  • Saran

Gambar

Tabel 3.1 Blue Print Skala Fear of failure ( ketakutan akan kegagalan)
Tabel 3.2 Blue Print Skala Dukungan sosial teman sebaya
     Tabel  3.3  tabel  blueprint  skala  fear  of  failure  setelah  validitas  konstrak
                    Gambar 4.2. Diagram Deskriptif Subjek berdasarkan usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri khususnya pada mahasiswa psikologi yang mengalami gangguan psikologis menjadi penting karena mahasiswa

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembhasan, peneliti dapat mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya