Judul Karya Ilmiah : PENGARUH FASILITAS U-TURN TERHADAP PELAKSANAAN PERSIMPANGAN UNSIGNAL (Studi Kasus : Simpang Tiada Sinyal. Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis membuat Tugas Akhir yang berjudul Pengaruh Fasilitas Putar Balik Terhadap Kinerja Penyeberangan Tak Bersinyal (Studi Kasus: Penyeberangan Tak Bersinyal di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya)).
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Batasan Masalah
- Lokasi Penelitian
Membuat usulan alternatif perbaikan kinerja simpang pada simpang tidak bersinyal saat ini di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya). Daerah penelitian dilakukan di simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya), Condongcatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
- Tinjauan Umum
- Hasil Penelitian Sebelumnya
- Perbandingan Tentang Kinerja Simpang dengan Putaran Balik
- Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil analisis terdapat perbedaan tingkat pelayanan pada setiap median penyeberangan pada rata-rata arus lalu lintas pada ruas jalan sebesar 864,73 smp/jam dan pada simpang tidak bersinyal sebesar 2441,77 smp/jam. Tingkat pelayanan jalan pada ruas jalan ini berada pada level 'A', namun turun menjadi level tersebut pada jam sibuk.
LANDASAN TEORI
Karakteristik Jalan
Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua ke kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua ke kawasan sekunder ketiga. Jalan-jalan yang menghubungkan kawasan perumahan menengah pertama, kawasan perumahan menengah, kawasan kediaman menengah ketiga, dsb.
Putaran Balik (U-turn)
Lokasi yang dekat dengan simpang untuk menampung pergerakan putar balik yang akan mempengaruhi pergerakan lanjutan dan berbelok ke simpang. Putar balik dapat direncanakan di tempat yang mediannya cukup lebar di dekat jalan yang jarak bebasnya kecil.
Analisis Metode Pedoman Perencanaan Putaran Balik (U-turn) 06/BM/2005
Lebar tengah memenuhi kriteria lebar tengah pada saat berbelok dari lajur dalam ke lajur kedua lajur seberang. Lebar tengah memenuhi kriteria lebar tengah pada saat berbelok dari lajur dalam menuju bahu jalan (4/2D) atau lajur ketiga (6/2D) lajur berlawanan.
Analisis Kinerja Ruas Jalan dan Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat pelayanan merupakan ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi terhadap kualitas mengemudikan kendaraan (MKJI 1997). Kepadatan lalu lintas tergolong sedang, namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan sementara dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar.
Persimpangan Jalan
Rata-rata tundaan lalu lintas kecil ditentukan berdasarkan rata-rata tundaan simpang (DTI) dan rata-rata tundaan jalan raya (DTMA). DTMA = tundaan lalu lintas jalan besar (det/smp), dan QMI = arus jalan kecil (smp/jam).
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Metode Pengumpulan Data .1 Sumber Data Penelitian
- Peralatan Pengumpulan Data
- Pelaksanaan Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
- Bagan Alir Penelitian
Volume lalu lintas diperoleh dengan menghitung jumlah kendaraan yang melewati suatu titik yang telah ditentukan pada setiap arah pergerakan lalu lintas pada setiap jalur jalan dengan klasifikasi kendaraan dan arah pergerakan. Volume lalu lintas belokan diperoleh dengan menghitung jumlah kendaraan yang berbelok pada bukaan median, disertai klasifikasi kendaraan dan arah pergerakan. Untuk mengetahui kecepatan kendaraan dilakukan pengamatan visual lapangan langsung terhadap kendaraan yang melintasi jarak yang telah ditentukan.
Waktu tunggu kendaraan melakukan putaran setengah lingkaran diperoleh dengan menghitung waktu kendaraan melakukan putaran setengah lingkaran dan menggunakan stopwatch untuk menunggu kendaraan lewat dari arah berlawanan hingga kendaraan berhasil berbelok. . . Pengamatan panjang antrian satu arah dimulai pada saat kendaraan (A) dalam posisi memutar balik dan kendaraan berikutnya (1) datang dari arah yang sama sekaligus membantu di kolom hingga kendaraan paling belakang (2). Pertimbangan panjang antrian untuk arah berlawanan dimulai pada saat kendaraan (A) dalam posisi berbelok dan kendaraan pertama (3) yang datang dari arah yang sama dari arah berlawanan membentuk antrian terhadap kendaraan terakhir (4).
Survei Perilaku Pengemudi atau Driving Behavior merupakan parameter pemodelan lalu lintas yang dipengaruhi oleh kondisi perilaku antar kendaraan saat bergerak atau berhenti, selain itu juga mengamati perilaku kendaraan yang bergerak berdampingan dan jarak aman pengemudi saat berada dalam rombongan. Pada simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) ditempatkan 8 surveyor dengan 2 surveyor (E dan L) menghitung kecepatan kendaraan dari Utara Selatan dan sebaliknya, 1 surveyor (H) menghitung kecepatan kendaraan dari Barat Utara, 2 surveyor ( F dan G) menghitung volume kendaraan yang masuk dan keluar gang di Jalan Anggajaya III, sedangkan 1 surveyor (I) menghitung volume kendaraan yang masuk ke Jalan Anggajaya II.
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Penelitian
Data volume lalu lintas diperoleh melalui pengamatan dan perhitungan yang dilakukan pada lokasi simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur (Gambar Jalan 5.4 Tampak dari atas simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur. Rangkuman hasil penelitian volume dapat dilihat dalam bentuk tabel pada Tabel 5.2 dan berupa grafik beban puncak pada gambar 5.5 di bawah ini. Sebaran pergerakan arus lalu lintas (smp/jam) pada setiap arah pada periode puncak pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2022 WIB dapat dilihat pada gambar 5.6 di bawah ini.
Data panjang antrian dan keterlambatan kendaraan dapat dilihat pada Lampiran L-4.2, kemudian data panjang antrian dan keterlambatan kendaraan pada jam sibuk dapat dilihat pada Gambar 5.8 dan Gambar 5.9. Berdasarkan hasil observasi, terjadi penurunan panjang antrian yang signifikan pada jam sibuk seperti terlihat pada Gambar 5.8, yaitu sebesar 18% pada jalur satu arah pada waktu WIB dan 28% pada jalur berlawanan arah pada waktu yang bersamaan. Kemudian hasil observasi tundaan pada jam sibuk yang ditunjukkan pada Gambar 5.9 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan untuk lajur satu arah sebesar 38% WIB dan untuk lajur berlawanan arah sebesar 37% WIB.
Pada grafik pada Gambar 5.10 disajikan data survei waktu tunggu kendaraan yang berbelok di tikungan pada jam sibuk. Berdasarkan hasil pengamatan waktu tunggu jam puncak pada Gambar 5.10, tidak ada kendaraan yang menunggu hingga selesai belokan K.
Analisis Data
Faktor penyesuaian lebar pendekat (FW) diperoleh dari Gambar 3.6 atau melalui perhitungan menggunakan persamaan yang terdapat pada gambar, dimana lebar pendekat (FW) disesuaikan pada simpang tidak bersinyal di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya). Berdasarkan persyaratan FRT MKJI tahun 1997 pada Gambar 3.8, karena simpang tak bersinyal di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) diasumsikan merupakan simpang 3 lengan, maka nilai FRT diperoleh dengan menggunakan persamaan 3 lengan yang terdapat pada Gambar. Berdasarkan persyaratan Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997, nilai tundaan lalu lintas persimpangan dapat ditentukan dari Gambar 3.10.
Berdasarkan persyaratan Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997, nilai tundaan lalu lintas jalan utama dapat ditentukan dari Gambar 3.11, dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 0,42 atau berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 nilai DS ≤ 0,6 maka Nilai DTMA dapat diperoleh sebagai berikut. Penghitung, lalu klik kanan dan pilih Tambahkan Penghitung Antrian Baru, untuk memudahkan membaca hasil yang berjalan, beri nama yang sesuai seperti pada Gambar 5.28 di bawah ini. Pengaturan perilaku berkendara dapat dilakukan dengan memilih menu Base Data, kemudian memilih Driving Behavior, akan muncul jendela seperti pada Gambar 5.31, modifikasi bagian Urban (motorized) dengan cara klik kanan lalu pilih edit.
Langkah-langkah untuk menampilkan daftar hasil dapat dilakukan dengan mengklik Estimasi pada menu bar, kemudian klik Daftar Hasil, pilih Pengumpulan Data, Keterlambatan, Panjang Antrian dan Waktu Perjalanan Kendaraan seperti terlihat pada Gambar 5.34 di bawah ini. Lihat Gambar 5.41 dan 5.42 di bawah untuk perbandingan visual hasil simulasi sebelum dan sesudah kalibrasi.
Alternatif Pemecahan Masalah
Maka perubahan nilai volume sepeda motor dalam satuan mobil penumpang (PCU) adalah sebagai berikut. a) Lurus (ST. Maka perubahan nilai volume kendaraan ringan dalam satuan mobil penumpang (PCU) adalah sebagai berikut. a) Lurus (ST. Maka perubahan nilai volume kendaraan berat dalam satuan mobil penumpang (PCU) adalah sebagai berikut. sebagai berikut : a) Lurus (ST .
Kapasitas dasar dapat ditentukan berdasarkan Tabel 3.11, karena tipe simpang tanpa sinyal di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) diproyeksikan tipe 324, sehingga nilai kapasitas dasar sebesar 3200 smp/jam. 2) Faktor penyesuaian lebar pendekatan (FW). Berdasarkan Tabel 3.14, nilai faktor penyesuaian jenis lingkungan hambatan samping dan kendaraan tidak bermotor (FRSU) sebesar 0,92. 6) Faktor penyesuaian belok kiri (FLT). Simpang tak bersinyal di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) diasumsikan mempunyai Tipe Simpang (IT) 324, sehingga berdasarkan Tabel 3.15 kisaran rasio arus jalan minor tersebut adalah 0,1-0,3.
Dengan demikian, berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997, nilai tundaan lalu lintas jalan ringan dapat diketahui dengan menggunakan Persamaan 3.9 di bawah ini. Hasil nilai delay pada software kVISSIM eksisting setelah menggunakan alternatif 1 ditunjukkan pada Tabel 5.16 dibawah ini.
Pembahasan
Pada kondisi eksisting simpang Terminal Condongcatur dan belokan tak bersinyal, nilai yang diperoleh melalui analisis metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), Pedoman Perencanaan Putaran Putar No. Hasil analisis telah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada kondisi eksisting baik pada simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) maupun putar balik, yang diuraikan sebagai berikut. Kinerja simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) setelah dianalisis dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 menunjukkan bahwa derajat kejenuhan pada masing-masing sayap tergolong rendah (DS < 0,85) dan masih terdapat peluang terjadinya kemacetan. baris sekitar 8 -20%.
Rangkuman hasil kinerja simpang tidak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) dengan metode MKJI 1997 disajikan pada Tabel 5.18 di bawah ini. Hasil analisis perbandingan kapasitas simpang tidak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 juga dapat dilihat dalam bentuk grafik pada Gambar 5.49 di bawah ini. Kinerja simpang tidak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) pada kondisi tanpa putar balik dapat dilihat secara visual pada Gambar 5.52 dan Gambar 5.53 di bawah ini.
Pada kondisi eksisting simpang tidak bersinyal di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya), setelah dipasangnya rambu larangan belok pada fasilitas bukaan median, kecepatan kendaraan menurun pada tiga lengan simpang tidak bersinyal di Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya), rata-rata penurunannya sekitar 2-3 km/jam dibandingkan kondisi yang ada di lapangan. Panjang antrian pada kondisi eksisting simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) setelah kendaraan berhenti.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil kinerja fasilitas belokan pada simpang tak bersinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya) pada kondisi eksisting diuraikan di bawah ini. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan diperoleh rata-rata kepadatan lalu lintas pada lajur arah jalan tol sebesar 2857 kendaraan/jam dan rata-rata kepadatan lalu lintas per lajur pada lajur berlawanan sebesar 966 kendaraan/jam, pada saat itu juga diperoleh panjang ruang tunggu baris sebesar 42,92 m dan waktu tunda sebesar 20,8 detik. 06/BM/2005 Panjang antrian dan tundaan dapat dianalisis dengan mengetahui waktu tunggu dan volume lalu lintas pada jalur satu arah dan berlawanan.
Panjang antrian arah kendaraan sebelum memutar balik adalah 1,49 m dan waktu tunda yang ditimbulkan adalah 9,19 detik. Hasil usulan alternatif peningkatan kinerja simpang pada simpang eksisting non-sinyal Terminal Condongcatur (Jalan Anggajaya). Hasil pemodelan menggunakan aplikasi mikrosimulasi PTV VISSIM menunjukkan rata-rata kecepatan perjalanan kendaraan, tundaan dan panjang antrian pada masing-masing lengan. Pada Lengan Selatan hasil analisis kecepatan lari rata-rata sebesar 21,68 km/jam, nilai tundaan sebesar 0,18 detik, dan panjang antrian sebesar 0,02 m.
Kemudian, hasil analisis pada lengan Barat menunjukkan rata-rata kecepatan perjalanan sebesar 19,60 km/jam, nilai tundaan sebesar 0,15 detik, dan panjang antrian sebesar 0 m. Kemudian, hasil analisis pada lengan Utara menunjukkan bahwa rata-rata perjalanan kecepatan 20,67 km/t, nilai tundaan 0,29 detik dan panjang antrian 0 meter.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh jarak fasilitas putar balik terhadap lalu lintas di sekitar CBD Kota Cilegon. Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Kota Metro (Studi Kasus Simpang Jalan Jend. Sudirman, Jalan Sumbawa, Jalan Wijaya Kusuma dan Jalan Inspeksi). Lampiran 2 Volume arus lalu lintas per 15 menit selama 6 jam pada simpang tak bersinyal Condongcatur (Jalan Anggajaya).
PLH-1 Hilangkan putar balik, contoh: Pasang rambu larangan putar balik di sepanjang Lengan Utara simpang tak bersinyal Condongcatur, DS diturunkan.