PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENYERAPAN BUDAYA ASING YANG BERIMBAS PADA WAWASAN NUSANTARA WARGA NEGARA
INDONESIA
Atma Gusti Amanda Putri Politeknik Negeri Malang [email protected]
Eka Rodhliatus Sholihah Politeknik Negeri Malang [email protected]
Jadzlan Ramadhan Dwiputra Politeknik Negeri Malang [email protected]
ABSTRAK
Wawasan nusantara merupakan landasan visional yang bersumber dari landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional UUD-1945. Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya, baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa untuk mencapai tujuan nasional. Implementasi konsepsi wawasan nusantara harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi dan golongan. Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Tujuan wawasan nasional ke luar dan ke dalam memiliki kaitan yang kuat. Adanya globalisasi tentunya akan membawa dampak positif dan negatif terhadap Bangsa Indonesia.
Tujuan wawasan nusantara ke luar menjaga pengaruh globalisasi terhadap kepentingan nasional erat kaitannya dengan tujuan wawasan nusantara ke dalam yaitu menjamin persatuan dan kesatuan dalam semua aspek kehidupan termasuk aspek sosial budaya. Pengaruh globalisasi yang masuk dapat memecah bangsa ketika warga negaranya sendiri tidak punya landasan yang kuat. Hal tersebut dapat mengancam negara, bahkan dapat menghilangkan identitas nasional.
Kata Kunci: Wawasan Nusantara, Budaya, Globalisasi.
PENDAHULUAN
Wawasan nusantara terdiri dari dua kata, yaitu wawasan dan nusantara. Wawasan merupakan kata kerja yang berasal dari bahasa Jawa. Wawas mengandung arti melihat, memandang. Wawasan berarti pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Jadi, wawasan adalah cara pandang seseorang atau bangsa, sebagai salah satu aspek dari falsafah hidup. Berisi dorongan-dorongan dan rangsangan-rangsangan agar dapat mewujudkan aspirasi, keinginan dan kebutuhan dalam mencapai tujuan hidup. Makna wawasan juga sebagai pantulan (refleksi) dan pancaran dari falsafah hidup, yang berisi asas-asas, metode dan isi cita-cita.
Nusantara berasal dari dua kata yakni nusa berarti pulau. Berupa pulau-pulau yang terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudera (Pasifik dan Hindia/Indonesia). Kemudian kata antara diartikan sebagai tanah air Indonesia, yaitu kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak diantara dua samudera Pasifik dan Hindia/Indonesia dan dua benua Asia dan Australia.1
Wawasan nusantara merupakan landasan visional yang bersumber dari landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945. Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya, baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Dengan demikian wawasan nusantara dapat dijadikan pendorong dan pedoman dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sebagai satu kesatuan, sehingga wawasan nusantara tidak hanya merupakan tuntunan visional saja, tetapi hendaknya dapat diwujudkan dalam bentuk serta kondisi persatuan dan kesatuan bangsa dalam berbagai aspek maupun dimensi kehidupan nasional. Oleh karena itu, implementasi konsepsi wawasan nusantara harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi dan golongan, sehingga jelas bahwa wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2
Wawasan nusantara memiliki dua tujuan utama, diantaranya:
Tujuan wawasan nusantara ke luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial, dengan sikap saling menghormati. Bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga kepentingan nasionalnya dalam kehidupan internasionalnya di semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional yang tertera dalam UUD 1945.
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Bangsa Indonesia harus meningkatkan kepekaannya dan berupaya mencegah faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa sedini mungkin, juga terus mengupayakan terjaganya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
2S Ridhuan, A Wahid. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta: University Press Universitas Esa Unggul 1, 2019. Hlm 257
1Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia (Lemhanas).1997. Jakarta: Departemen dalam Negeri.
Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah. Kedudukan wawasan nusantara sendiri berada dalam Hirarki Paradigma Sosial, dimulai dari: Dalam mewujudkan nasionalisme yang tinggi itu bukanlah hal yang mudah, dimana dengan adanya globalisasi saat ini mengakibatkan liberalisasi serta dominasi pasar bebas.
Hirarki I = Landasan Ideologi atau Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dasar negara
Hirarki II = Landasan Konstitusionalnya UUD 1945 Hirarki III = Landasan Visional adalah Wawasan Nusantara
Hirarki IV = Landasan Konsepsional merupakan Ketahanan Nasional
Hirarki V = Landasan Operasional adalah GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara).
Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi utama dari wawasan nusantara adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara. Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori, yaitu:3
1. Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan geopolitik Negara Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas wilayah Indonesia agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.
3. Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial politik, kesatuan politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial ekonomi.
4. Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan penting dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan keamanan nasional.
Adapun faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara diantaranya adalah4
1. Faktor wilayah yang meliputi asas kepulauan, kepulauan Indonesia, konsep tentang wilayah lautan dan karakteristik wilayah nusantara.
2. Faktor geologi dan geostrategi. Geopolitik menjelaskan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuK mewujudkan tujuan tertentu.
Sedangkan geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan politik.
3. Faktor perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Wawasan Nusantara.
4Lilis Dewi Ratih, Fatma Ulfatun Najicha. 2021. Wawasan Nusantara Sebagai Upaya Membangun Rasa Dan Sikap Nasionalisme Warga Negara: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal Global Cirtizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 10, No. 2.
3 Lutpiani, Elpi. 2021. Wawasan Nusantara: Sebagai Satu Kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan.
A. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa UUD 1945 merupakan rumusan pembentukan pemerintah negara Indonesia yang ditujukan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; mewujudkan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, dimana kedaulatan rakyat berdasarkan kepada keTuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan kata lain UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini merupakan kesepakatan bangsa Indonesia bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Oleh sebab itu segala permasalahan golongan, kelompok dan perseorangan dikelola oleh negara, artinya kepentingan negara dalam segala aspek dan perwujudannya lebih diutamakan di atas kepentingan golongan, kelompok dan perseorangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan senantiasa memperhatikan hak asasi manusia, aspirasi masyarakat, dan kepentingan daerah yang berkembang saat ini.
Oleh karena itu, landasan hukum yang mendasari Wawasan Nusantara dalam mendayagunakan seluruh potensi nasional mencakup bumi, air, udara dan segenap kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yang berada di wilayah nusantara, yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
B. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014, Tentang Kelautan
Sebagian besar sumber daya alam bangsa Indonesia yang memiliki posisi dan nilai strategis dari berbagai aspek kehidupan berada di wilayah laut, karena dua pertiga dari wilayah Indonesia merupakan laut. Selain itu, secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, yang merupakan kawasan paling dinamis dalam percaturan, baik secara ekonomis maupun politik. Letak geografis yang strategis tersebut menjadikan Indonesia memiliki keunggulan serta sekaligus ketergantungan yang tinggi terhadap bidang kelautan.
Oleh karena itu, dalam membangun Wawasan Nusantara diperlukan pengaturan mengenai kelautan yang menegaskan Indonesia sebagai negara kepulauan berciri nusantara dan maritim, yang merupakan landasan hukum untuk mendayagunakan sumber daya kelautan dan/atau kegiatan di wilayah laut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Peraturan Perundang-Undangan Melalui Ketetapan MPR
Konsepsi wawasan nusantara pernah dituangkan oleh MPR dalam peraturan perundang-undangan melalui ketetapan MPR di dalam GBHN yaitu melalui TAP MPR no.IV/MPR/1973, TAP MPR No.IV/MPR/1978 sampai Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN yang terakhir memuat konsepsi Wawasan Nusantara adalah ketetapan MPR nomor TAP MPR no.ll /MPR/1978.
Sejak ditiadakannya GBHN maka rumusan wawasan nusantara tertuang dalam pasal 25A Undang-undang Dasar NRI tahun 1945 pada amandemen yang ke IV yang berbunyi "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”.5
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, mengatakan hampir seluruh masyarakat bangga menjadi warga negara Indonesia (WNI). Saiful menuturkan 62,5% sangat bangga menjadi WNI dan 36,5% merasa cukup bangga.
Sedangkan yang merasa kurang bangga dan tidak bangga jumlahnya tidak mencapai satu persen.6
Namun, terdapat survei yang dilakukan JobStreet.com menunjukkan bahwa 86%
pencari kerja siap hijrah ke luar negeri dan bekerja di sana. Kebanyakan dari mereka menyatakan keinginannya untuk bekerja di luar negeri, bila ada tawaran berkarier.7
Ketidakselarasan survei mengenai kebanggaan terhadap negeri juga diperkuat dengan adanya survei yang menyatakan hanya 34% responden yang mau membeli produk dalam negeri. Meski mengaku cinta produk dalam negeri, rupanya belum banyak orang Indonesia yang membeli produk dalam negeri.8
Menurut jajak pendapat BBC World Service Poll tahun 2014, 48% orang Indonesia menerima pengaruh Korea Selatan dengan positif, dan 27% melihatnya dengan negatif.9Hal tersebut yang kemudian menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu negara rujukan WNI untuk bekerja di luar negeri. Selain karena upah atau bayaran yang cukup besar, ketertarikan terhadap culture negara Korea Selatan yang tengah digandrungi semua kalangan di seluruh dunia termasuk Indonesia menjadikan banyak para tenaga kerja Indonesia memilih Korea Selatan sebagai salah satu negara tujuan.
Dalam dekade terakhir, wabah budaya populer Korea sudah melanda Indonesia.
Fenomena ini mulai dipicu ketika program Piala Dunia Korea-Jepang 2002 dan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dalam persepakbolaan dunia. Kesuksesan Korea di Piala Dunia 2002 semakin mempersohor nama Korea di mata dunia. Beberapa waktu menjelang, selama dan setelah program Piala Dunia, beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia sudah mulai bersaing menayangkan musik, film maupun sinetron Korea.
Penyebab lain dari berlakunya penyerapan budaya asing terhadap budaya remaja di Indonesia khususnya pengaruh budaya populer Korea adalah pengaruh globalisasi. Televisi swasta nasional dan televisi berlangganan, DVD juga masuk secara bebas merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan perilaku remaja terhadap amalan budaya
92014 World Service Poll BBC
8Tempo.co. Hanya 34 Persen Orang Indonesia Beli Produk Lokal. 03 Oktober 2013. [Diakses 08 April 2023].
Diakses darihttps://bisnis.tempo.co/read/518734/hanya-34-persen-orang-indonesia-beli-produk-lokal.
7Endro Priherdityo. Mayoritas Pegawai Indonesia Ingin ke Kerja di Luar Negeri. 08 April 2016. [Diakses 06
April 2023]. Diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160408152144-277-122633/mayoritas-pegawai-indonesia-ingin-k e-kerja-di-luar-negeri.
6 Untung Widyanto. Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Bangga Menjadi WNI. 04 Juni 2017. [Diakses 08
April 2023]. Diakses dari
https://nasional.tempo.co/read/881403/survei-smrc-mayoritas-masyarakat-bangga-menjadi-wni.
5Tim Pokja Modul Pembinaan Kesadaran Bela Negara. 2019. MODUL PKBN Seri 3.2 Wawasan Nusantara Dalam Gerakan Nasional Bela Negara. ISBN: 978-979-8878-14-5.
mereka. Sebagian remaja Indonesia sudah terpengaruh dengan amalan budaya populer Korea. Mirisnya, penyerapan budaya asing tersebut tidak diimbangi dengan pelestarian budaya tradisional bangsa Indonesia sendiri. Banyak remaja sekarang ini yang lebih hafal dengan nama artis atau idol Korea dibandingkan dengan nama tokoh pahlawan nasional.10
Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya rasa patriotisme pada warga negara Indonesia, yang dibuktikan dengan adanya survei oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk Sikap Publik terhadap Pancasila yang menunjukkan hanya 64,6% publik yang mengetahui semua sila Pancasila. Sebanyak 10,2% yang benar menyebutkan empat sila, 5,1% tiga sila, 3,9% dua dan satu sila. Ada 12,3% publik yang tidak bisa menyebutkan semua sila dengan benar. Penyebab utama dari kondisi tersebut, adalah lemahnya sosialisasi empat konsensus dasar seluruh rakyat Indonesia hingga ke tingkat RT/RW. Keempat konsensus tersebut adalah Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.11
PEMBAHASAN
Pada era globalisasi ini nilai-nilai kebangsaan mulai luntur bahkan sebagian pemuda sebagai generasi penerus bangsa ada yang tidak hafal lagu-lagu kebangsaann maupun lagu-lagu patriotik negerinya sendiri.
Dengan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum memulai aktivitas pembelajaran merupakan bentuk semangat patriotisme dan menghargai pengorbanan para pahlawan yang telah berkorban melawan penjajah, sehingga sepantasnya generasi muda meneruskan perjuangan mereka. Berjuang bukan harus berperang, tetapi bagaimana mendukung proses pembangunan di segala bidang. Memaknai cinta tanah air tidak harus dilakukan dengan sesuatu yang rumit dan sulit.
Tugas para pemuda adalah mengisi kemerdekaan dengan rasa cinta tanah air. Hal ini dapat diwujudkan dari hal kecil, seperti rasa peduli terhadap lingkungan, tidak menilai orang berdasarkan agama atau sukunya, mencintai produk dalam negeri, dan sebagainya. Gerakan ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat.
Selain itu dengan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menjadi salah satu upaya atau solusi agar masyarakat Indonesia memiliki wawasan kenegaraan, mencintai tanah air, dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktekkannya dalam kehidupan kita, ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan, mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan, mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain, mempraktekkan penggunaan budaya itu
11Yakub Pryatama Wijayaatmaja. Ini Penyebab Banyak Rakyat Tidak Hafal Pancasila. 01 Juni 2022. [Diakses 6
April 2023]. Diakses dari
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/496253/ini-penyebab-banyak-rakyat-tidak-hafal-pancasila.
10Hamdani M. Syam. 2015. Globalisasi Media dan Penyerapan Budaya Asing, Analisis Pada Pengaruh Budaya Populer Korea di Kalangan Remaja Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3, No. 1. Hlm 60-61
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa, menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki, menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme, dan mengajarkan budaya lokal kepada orang lain.12
KESIMPULAN
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya, baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Berdasarkan survey wawasan kebangsaan yang dilakukan, didapatkan masih adanya masyarakat Indonesia yang cukup bangga terhadap bangsanya, dan ada keinginan untuk bekerja keluar negeri. Hal ini berkaitan dengan adanya pengaruh globalisasi yang menyebabkan berlakunya penyerapan budaya asing terhadap budaya remaja di Indonesia khususnya pengaruh budaya populer Korea. Mirisnya, penyerapan budaya asing tersebut tidak diimbangi dengan pelestarian budaya tradisional bangsa Indonesia sendiri. Banyak remaja sekarang ini yang lebih hafal dengan nama artis atau idol Korea dibandingkan dengan nama tokoh pahlawan nasional. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya rasa patriotisme pada warga negara Indonesia, akibatnya banyak warga Indonesia yang lupa akan jati diri bangsanya, seperti tidak hafal Pancasila. Solusi untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu dengan membangkitkan jiwa patriotisme dengan cara menyanyikan lagu daerah atau lagu wajib di setiap acara kebangsaan, kemudian dengan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, dn ikut melestarikan kebudayaan di tengah peradaban dunia.
12 Magdalena, Ina. Ahmad Syaiful Haq dan Fadlatul Ramdhan. 2020. “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar Negri Bojong 3 Pinang.” Lombok: STIT Palapa Nusantara Lombok NTB.
BINTANG: Jurnal Pendidikan dan Sains, ISSN: 2685-9610. Vol.2, No.3: 418.