47
PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN
Bambang Purnomo Hediono Insiwijati Prasetyaningsih
Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of Good Corporate Governance (GCG) implementation on company,s financial performance. Sample size in this study were 16 companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The Company’s Good Corporate Governance Index Score is based on ranking the SWA Governance Index. The analytical method used in this study uses a linear regression model. The results showed that GCG had a positive effect on corporate income, operating profit and post-tax profit. This shows that GCG has a positive effect on financial performance. Meanwhile, GCG has no significant effect on stock price.
Key Words: Good Corporate Governance (GCG), Financial Performance ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh implementasi Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Ukuran sampel dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skor Indek GCG Perusahaan mendasarkan pada perangkingan Indek Tata Kelola SWA. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG berpengaruh positif terhadap pendapatan perusahaan, laba operasional dan laba setelah pajak. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi GCG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Sementara itu, GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja harga saham.
Kata Kunci: Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tata kelolanya, idealnya perusahaan tidak sekedar patuh (comply) pada aturan aturan yang ditentukan dan tidak sekedar memenuhi standart minimal, akan tetapi perusahaan harus mampu menghasilkan nilai perusahaan. Tata kelola atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan upaya perusahaan untuk menciptakan nilai.
GCG juga suatu strategi yang tepat untuk menciptakan nilai bagi shareholders maupun stakeholders. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang terus menerus atau berkelanjutan
antara lain disebabkan oleh penerapan GCG meliputi Prinsip GCG.
Prinsip GCG meliputi transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), independensi (independency), kesetaraan atau kewajaran (fairness). Keterbukaan dalam melakukan pengambilan keputusan, informasi tentang hal - hal materiil dan informasi yang relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders maupun shareholders. Akuntabilitas berkaitan dengan adanya kejelasan yang mencakup kejelasan struktur, sistem, fungsi dan pertanggung-jawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
48
secara efektif. Responsibilitas adalah pertanggung-jawaban perusahaan yang meliputi kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat dan peraturan -peraturan yang berlaku. Independen adalah kemandirian perusahaan, memiliki kemam-puan untuk mengambil keputusan.
Setiap organ perusahaan akan melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan perusahaan dan prinsip - prinsip dalam GCG. Keadilan atau kesetaraan (fairness) adalah perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak para pemangku kepentingan (stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang – undangan yang berlaku.
Majalah SWA beberapa kali menyelenggarakan survey tentang GCG, implementasi prinsip - prinsip GCG. Survey yang dilakukan adalah survey rangking atau pemeringkatan perusahaan terpercaya berdasarkan tingkat implementasi terhadap nilai – nilai GCG. Pada tahun 2014 merupakan survey GCG yang ke 13 dan dilaporkan oleh SWA tahun 2015. Pemeringkatan dinilai dari implementasi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independency, dan fairness, dengan berbagai variasi tema. Penilaian pada tahun 2014 dinilai dari strategi dan praktek GCG, dengan tema organisasi pembelajar dan pencapaian GCG ditunjukan oleh Compliance, Conformance, Value Creation, dan performance.
Pada dasarnya perusahaan yang menerapkan GCG, perusahaan akan mampu mengelola bisnis lebih beretika serta memiliki tanggungjawab serta berlandaskan pada prinsip – prinip tata kelola yang baik. Hal tersebut dapat memberikan kepuasan bagi para pemegang saham atau shareholders maupun stakeholders. Peringkatan perusahaan terpercaya yang mengimplementasikan atau melakukan praktek GCG selama 3 tahun dapat diketahui terus bertambah, pada periode tahun 2013 tercatat 26 perusahaan, tahun 2014, ada tercatat 21 perusahaan, dan 2015 tercatat 28 perusahaan.
Berdasarkan hasil survey SWA tentang pemeringkatan perusahaan yang mengim- plementasikan GCG atau disebut Corporat Gavernance Perception Index (CGPI) pada table 1 diperkirakan berpengaruh pada kinerja perusahaan, sehingga perusahaan mendorong
penggunaan GCG dalam pengelolaan perusahaan.
Tabel 1.
Peringkatan Perusahaan Terpercaya atau yang Melaksanakan Praktek GGC Selama 3
Tahun
Peringkat Score GCG 2013 2014 2015 Perusahaan
Terpercaya
26 21 28
Kesadaran tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) di perusahaan- perusahaan Indonesia telah meningkat (Wahyudin dan Solikhah, 2017). Perusahaan- perusahaan yang terdaftar yang berpartisipasi dalam CGPI Awards selama 2008-2015 selalu mengalami peningkatan kuantitas dan kualitas.
Hasil penelitian Wahyudin dan Solikhah, (2017) menunjukkan bahwa peringkat CG perusahaan go-publik di Indonesia mempengaruhi kinerja keuangan berbasis akuntansi mereka, seperti pengembalian aset, laba atas ekuitas dan laba per saham. Namun, peringkat penerapan CG tidak langsung direspon oleh pasar saham Indonesia dan belum mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan dalam jangka pendek.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh GCG terhadap kinerja perusahaan, secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh implementasi GCG pada pendapatan, Laba operasional, laba setelah pajak dan harga saham.
KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan dan Good Corporate Governance
Teori Agensi dapat menggambarkan hubungan antara pemegang saham sebagai pemilik perusahaan (principal) dengan manajer (agen) yang diberi mandat untuk melaksanakan operasional perusahaan. Dalam hal ini ada pemisahan antara pemilik dan manajemen. Teori agensi ini mengasumsikan bahwa pihak manajemen (agen) tidak selalu bertindak untuk kepentingan para pemegang
49 saham, sehingga berakibat tingginya biaya
konflik kepentingan. Untuk memitigasi konflik kepentingan yang ada, maka penting adanya penerapan tata kelola korporat yang baik, agar meningkatkan nilai perusahaan.
Secara teoritis GCG berpengaruh pada kinerja perusahaan, karena penerapan GCG memberikan citra yang positif bagi sebuah organisasi termasuk citra perusahaan. GCG memberikan citra positif karena prinsip – prinsip GCG merupakan kebutuhan masyarakat. Prinsip – prinsip dalam GCG jika dapat dilaksanakan dengan konsisten maka perusahaan akan berjalan dengan baik.
Menurut Bank Dunia (World Bank), pengertian good corporate governance (GCG) adalah kumpulan hukum, peraturan dan kaidah - kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber - sumber perusahaan untuk mencapai eisiensi guna menghasilkan kinerja atau nilai ekonomi dalam jangka panjang baik sebagai pemegang saham, masyarakat dan lingkungan sekitar (Effendi, 2016).
Hasil penelitian Siagian, Siregar dan Rahadian, (2013) menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan yang lebih baik memiliki nilai yang lebih tinggi.
Sementara itu, secara umum prinsip - prinsip GCG yang terdiri dari 5 prinsip.
Petama, transparan adalah keterbukaan dalam melakukan pengambilan keputusan, informasi tentang hal – hal materiil dan informasi yang relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders maupun shareholders. Kedua, akuntabilitas adalah adanya kejelasan yang mencakup kejelasan struktur, system, fungsi dan pwertanggung jawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Ketiga, responsibilitas adalah pertanggungjawaban perusahaan yang meliputi kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat dan peraturan – peraturan yang berlaku. Keempat, independen adalah kemandirian perusahaan, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan.
Setiap organ perusahaan akan melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan perusahaan dan prinsip - prinsip dalam GCG. Kelima, keadilan
atau kesetaraan adalah perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak para pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang - undangan yang berlaku. Jika dapat dilaksana-kan maka akan memberikan kepuasan, kesejahteraan bagi para pelaku organisasi, yaitu bagi pemilik atau pemegang saham, bagi karyawan yang akan berpengaruh bagi kepuasan konsumen yaitu masyarakat yang dilayani oleh perusaan atau organisasi pada umumnya.
Implementasi prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) menyangkut dua aspek yaitu perangkat keras dan perangkat lunak, kedua aspek tersebut saling berkaitan. Perangkat keras meliputi struktur, system organisasi sedangkan untuk perangkat lunak meliputi perubahan paradigm, visi, misi, nilai, sikap, etika perilaku (Effendi, 2016)
Menurut pendekatan model 7s dari Mc Kinsey merupakan teknik atau metode implementasi GCG dapat dijelaskan bahwa untuk mengimplementasikan GCG dengan model ini menggunakan 2 aspek yaitu aspek perangkat keras dan perangkat lunak. Pertama, Aspek perangkat keras mecakup 1) strategi, merupakan rencana organisasi dalam memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. 2) struktur, merupakan cara unit organisasi berhubungan satu dengan lainnya. 3) System mrupakan langkah atau mekanisme yang dilakukan oleh manajemen puncak dan personal lainnyadalam organisasi untuk mencapai tujuan. Kedua, aspek perangkat lunak mencakup 1) skill (kecakapan), merupakan kemampuan khusus dari manajemen puncak dan personal lainnya dalam organisasi secara keseluruhan untuk membentuk komptensi perusahaan. 2) leadership style (gaya kepemimpinan), merupakan gaya kepemimpinan manajemen puncak untuk mendukung pencapaian tujuan.
3) staf, merupakan kemampuan bekerjasama dari manajemen puncak dan personal lainnya.
4) shared value (nilai - nilai bersama) merupakan nilai - nilai yang dipegang oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan yang membentuk perilaku anggota organisasi. Hal tersebut dapat digambarkan pada gambar 1 sebagai berikut :
50
Gambar 1 : Model 7s untuk melakukan GCG Seperti diuraikan model 7s dari Mc
Kinsey, maka untuk melakukan GCG dapat menggunakan 7s dari Mc Kinsey, karena pelaksanaan GCG membutuhkan struktur, strategy, system yang didukung skill karyawan yang mampu memahami dan melakukan GCG, pembagian kerja yang jelas, serta gaya kepemimpinan dan budaya (Style) yang akan menghasilkan shared value. Transparan adalah keterbukaan dalam melakukan pengambilan keputusan, informasitentang hal - hal materiildan informasi yang relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders maupun shareholders.
Hal tersebut sesuai dengan prinsip - prinsip GCG. Pertama, akuntabilitas adalah adanya kejelasan yang mencakup kejelasan struktur, sistem, fungsi dan pertanggung- jawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Kedua, responsibilitas adalah pertanggungjawaban perusahaan yang meliputi kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat dan peraturan – peraturan yang berlaku. Ketiga, independen adalah kemandirian perusahaan, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan.
Setiap organ perusahaan akan melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan perusahaan dan prinsip - prinsip dalam GCG. Keempat, Keadilan atau kesetraan adalah perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak para pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang - undangan yang berlaku. Kelima, Manfaat penerapan Good Corporate Governance diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut (FGGI, 2001:4 dalam Amalia dan Permana, 2007) meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan. 2) meningkatkan efisiensi operasioanal perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
3) meningkatkan kepercayaan kepada investor.
4) meningkatkan kepuasan pemegang saham Model Kerangka GCG dalam Tindakan
Model Penelitian didasarkan atau dikembangkan dari gambaran Framework : GCG in Action sebagai gambaran alur pemikiran penulisan variael – variabel GCG atau prinsip – prinsip GCG berpengaruh pada kinerja. Gambaran ini diambil dari 3 tahapan survey yang telah dilakukan mulai tahun 2014 sd 2016 sebagai berikut, (SWA, 2014: 32 -42).
Berdasarkan gambar 2, kerangka tata kelola dapat dijelaskan bahwa dalam berbisnis, perusahaan akan menghadapi kompetisi, perubahan pasar, perubahan perilaku konsumen, perkembangan teknologi, tuntutan etika bisnis dan lingkungan. Untuk menghadapi kondisi tersebut maka perusahaan perlu melakukan strategi dan praktek (implementasi) GCG. Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk implementasi GCG. 1) Tersedianya media pembelajar, karyawan harus belajar dari setiap peristiwa, agar kesalahan yang sama tidak terjadi berulang. Disamping itu juga agar memiliki kemampuan berikir kritis dan selalu belajar.
Structure Strategy
Shared Values
System
Style Skills
Staff
51 Gambar 2: Framework GCG in action
2) Melakukan sosialisasi GCG yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, integritas dan fair atau adil. Selain sosialisasi juga dibuat SOP dan metode implentasinya bagi karyawan dan juga dapat menjadi budaya.
3) Dalam implementasi GCG juga dibentuk forum CEO dan juga dilakukan kegiatan coaching dan mentoring. 4) Dibentuknya lembaga Diklat untuk internalisasi GCG.
Dengan GCG maka perusahaan akan siap dan mampu menghadapi tantangan – tangan tersebut di atas, dengan goal sebagai berikut: 1) compliance, perusahaan akan mampu mengikuti atau taat pada regulasi, karyawan juga sadar serta taat pada regulasi atau aturan yang dibuat oleh perusahaan. 2) Conformance, dengan GCG perusahaan juga tunduk pada etika. Hal tersebut ditunjukan oleh prinsip – prinsip dalam GCG.
Pelaksanaan GCG membuat perusahaan akan taan pada etika. 3) Performance, jika perusahaan mengimplementasikan GCG maka perusahaan akan memperoleh kinerja yang ditargetkan.
Implementasi GCG tergantung pada dua hal yaitu komitmen dan suasana yang kondusif (SWA,2016:32). Jika komitmen dan su Berdasar suasana kondusif maka implementasi akan berjalan dengan baik. Praktek atau
implementasi idealnya tidak hanya sekedar mencapai ketaatan atau compliance, akan tetapi juga harus beretika dan bermartabat, sehingga dalam keputusan bisnis harus mengedepankan etika. Harapannya adalah dengan taat pada regulasi dan beretika serta bermartabat, maka akan dicapai kinerja perusahaan.
Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka goal pelaksanaan atau implementasi GCG, maka dapat dijelaskan melalui gambar 4. Seperti yang digambarkan pada gambar 4 bahwa dalam framework GCG dalam tindakan diharapkan dapat dihasilkan Goal kepatuhan terhadap GCG yang merupakan Compliance dan pelaksanaan GCG dengan istilah Conformance dari compliance dan conformance tersebut dapat menhasilkan value creation yang akirnya dapat menghasilkan kinerja atau performance yang diharapkan berupa pendapatan, laba usaha, laba bersih dan harga saham yang bagus atau meningkat.
Komponen - komponen dalam aspek - aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain, untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan tetap menggunakan system manajerial (Plan - do - cek) yang tatakelolanya menggunakan prinsip - prinsip corporate governonce.
Masalah Tantangan Bisnis :
Kompetisi
Perubahan Pasar
Perubahan perilaku konsumen
Perkembangan Teknologi
Tuntutan Etika bisnis &
lingkungan
Strategi dan Praktek (implementasi) GCG
Tersedianya Media pembelajar
Sosialisasi GCG
Forum CEO speech
Kegiatan Coaching dan mentoring
Adanya lembaga diklat
Goal :
Compliance
Conformance
Performance
52
Gambar 3: Model Implementasi GCG
Transparan (Transparency) adalah keterbukaan dalam melakukan pengam- bilan keputusan, informasitentang hal – hal materiildan informasi yang relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders maupun shareholders
Akuntabilitas (Accountability) adalah adanya kejelasan yang mencakup kejelasan struktur, system, fungsi dan pwertanggung- jawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
Responsibilitas (Responsibility) adalah pertanggungjawaban perusahaan yang meliputi kesesuaian pengelolaan peru- sahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat dan peraturan – peraturan yang berlaku
Independensi adalah kemandirian perusahaan, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan. Setiap organ perusahaan akan melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan perusahaan dan prinsip - prinsip dalam GCG.
Keadilan atau kesetaraan (fairness) adalah perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak para pemangku kepentingan (stakeholder) yang timbul berdasarkan
perjanjian dan perundang - undangan yang berlaku.
Hasil survey Implementasi GCG yang merupakan data implementasi GCG diperoleh dengan metodologi survey deskriptif selama 3 (tiga) dengan menggunakan metode survey dengan cara, (SWA,2016:30): 1) Self Assessment, perusahaan melakukan penilaian secara mandiri pelaksanaan GCG. 2) document, identifikasi dokumen – dokumen yang dimiliki dalam pelaksanaan GCG. 3) Paper, berkaitan dengan penyampaian makalah yang terkait dengan pelaksanaan GCG diperusahaan. 4) observasi, melakukan observasi secara langsung melihat bukti – bukti pelaksanaan GCG di perusahaan.
Dari 4 metode tersebut dihasilkan rating perusahaan terpercaya untuk menilai transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan keadilan.
Di samping itu juga menggunakan atribut - atribut yang dikembangkan setiap tahunnya sebagai mana disajikan pada tabel 2.
Berdasarkan atribut tersebut di atas, dilakukan pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan public yang tercatat di BEI atau disebut juga Corporate Governance Perception Index (CGPI). Survey CGPI dilaksanakan setahun sekali oleh majalah SWA yang bekerjasama COMPLIANCE :
Kepatuhan terhadap peraturan &
ketentuan
Strategi Scorecard
CONFORMANCE:
GCG sebagai KPI unit kerja,
GCG champion seluruh unit
VALUE CREATION:
Inovasi – inovasi yang dihasilkan
PERFORMANCE:
Pendapatan
Laba usaha
Laba bersih
Harga saham
53 dengan berbagai pihak. CGPI dilaksanakan
sejak tahun 2001. Penilaian dan pemeringkatan CGPI didesain 3 tingkatan skor
berdasarkan tingkat terpercaya sebagai berikut:
Tabel 2.
Daftar Atribut Survey Implementasi GCG
No Atribut, 2013 Atribut, 2014 Atribut, 2015 Keterangan
1 Komitmen Komitmen Komitmen
2 Transparan Transparansi Transparansi 3 Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas 4 Independensi Independensi Independen
5 Keadilan Keadilan Keadilan
6 Responsibility kompetensi Responsibility 7 Kepemimpinan Kepemimpinan kepemimpinan 8 Visi & Misi,
makna
Visi & misi Visi & misi
9 Kerjasama/kolaborasi
10 Strategi Strategi Strategi
11 Etika Etika Etika
12 Budaya Budaya Budaya
13 Risiko Risiko Risiko
14 Kapabilitas Kapabilitas organisasi
Kapabilitas
15 Iklim Etika Iklim Etika Kriteria self
assessment
16 Budaya Risiko Budaya Risiko Sda
17 Manajemen
Pengetahuan
Manajemen Sda 18 Organisasi
Pembelajar
Organisasi pembelajar
Organisasi pembelajar
Sda 19 Penciptaan Nilai Penciptaan Nilai Penciptaan nilai Sda
Gambar 2 : Model Penelitian Penerapan Good
Corporate Governance
Kinerja Perusahaan (Y)
Corporate Governance Perception Index (CGPI).
Pendapatan (penjualan) Perusahaan (Y1)
Laba operasional Perusahaan Laba setelah pajak perusahaan
Harga saham perusahaan (Y4)
54
HIPOTESIS
Berdasarkan model penelitian dan berbagai hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa penerapan GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
H1: Penerapan GCG berpengaruh positif terhadap pendapatan perusahaan
H2: Penerapan GCG berpengaruh positi terhadap laba operasional perusahaan H3: Penerapan GCG berpengaruh positif
terhadap laba setelah pajak perusahaan H4: Penerapan GCG berpengaruh positif
terhadap harga saham perusahaan
METODA PENELITIAN
Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau generalisasi yang terdiri atas
obyek dan subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Untuk penelitian ini digunakan sample yaitu bagian dari populasi untuk mewakili populasi.
Penelitian dilakukan dengan mengguna- kan data implementasi GCG di beberapa perusahaan - perusahaan. Pada tahun 2014 dilakukan penelitian untuk 26 perusahaan terpercaya. Tahun 2015 hasil survey perusahaan yang mengimplementasi GCG untuk sebanyak 23 perusahaan dan pada tahun 2016 perusahaan yang mengimplementasikan GC sebanyak 25 Perusahaan.
Cara penarikan sampling adalah purposive sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan - perusahaan yang secara berturut - turut memperoleh peringkat CGPI terpercaya sebagai berikut:
Tabel 3
Skor Good Corporate Governance (GCG) Perusahaan Terpilih
No Nama Perusahaan Kode Emiten Score GCG
2014 2015 2016
1 Gudang Garam. Tbk GGRM 77.25 76.75 77.68
2 Astra Internasional. Tbk ASII 77.08 79.13 80.51
3 Bank Central Asia. Tbk BBCA 78.22 78.10 78.66
4 Bank Mandiri. Tbk BMRI 75.50 77.37 79.26
5 Telekomunikasi Indonesia. Tbk TLKM 75.23 77.19 78.95 6 Unilever Indonesia. Tbk UNVR 74.68 72.87 78.65 7 Bank Negara Indonesia. Tbk BBNI 74.46 77.55 77.96
8 Indosat. Tbk ISAT 74.16 75.93 76.41
9 Kalbe Farma. Tbk KLBF 74.05 76.45 77.72
10 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 73.63 76.48 78.08
11 Garuda Indonesia Tbk GIAA 72.96 76.08 77.21
12 Semen Indonesia. Tbk SMGR 72.95 76.04 76.22
13 Adhi Karya Tbk ADHI 72.88 75.54 76.94
14 Hm. Sampurna. Tbk HMSP 72.12 77.65 79.57
15 Aneka Tambang Tbk ANTM 71.45 72.78 78.62
16 Agung Podomoro Land APLN 70.45 73.75 76.43
Definisi Operasional Variabel
Score GCG diperoleh dari nilai self Assessment, document, paper dan observasi.
Dari skor nilai tersebut ditambah dengan nilai
score yang dihasilkan aspek – aspek atribut dari variable GCG (Komitmen, transparan, akuntabilitas, responsibility, keadilan), sehingga diperoleh nilai tersebut di atas.
55 Data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan data sekunder yang berasal dari data hasil penelitian dari majalah Swa Sembada, ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan buku – buku penunjang lain terkait dengan GCG.
Model Empiris
Variabel dalam penelitian ini adalah good corporate governance (GCG) dan kinerja perusahaan. Variabel Independen penelitian adalah GCG dengan symbol X. dan variabel dependen adalah kinerja perusahaan.
Kinerja Perusahan diukur dengan pendapatan penjualan, laba operasional, laba setelah pajak dan harga saham, dengan symbol Y. Model empiris penelitian sebagai berikut:
Kinerja,it = α,0 + β,1 CGI,it + ε,it
Keterangan:
Kinerja = Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan:
1. Pendapatan Perusahaan 2. Laba operasional perusahaan 3. Laba setelah pajak Perusahaan 4. Harga saham Perusahaan
CGI = Skor Indek Corporate Governance ε,it = error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Analisis statistic diskriptif yang berkaitan menggambarkan atau mendiskripsi- kan suatu data, yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada tujuan membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi.
Hasil olahan data statistic diskriptif menunjukan hasil sebagai mana tercantum pada table 4 :
Tabel 4
Data Statistik Diskriptif N
Statistic
Minimum Stat
Maximum Stat
Mean Statistic Std Deviasi statistic
GCG 32 72.78 80.51 77.1416 1.77298
Pendapatan 32 5.30E9 2.02E11 5.4699E10 4.67722E10 Laba Operasi 32 -9.78E8 4.37E10 1.0056E10 1.24662E10 Laba bersih 32 -4.64E9 2.03E10 6.7698E9 7.25753E9 Harga saham 32 309.00 94000.00 15023.5938 22839.33277
Valid N 32
Dari hasil olahan statistic diskriptif GCG dengan jumlah data, dengan nilai skor terendah sebesar 72.78 dengan nilai terpercaya dan nilai teringgi sebesar 80.51 yang juga dengan nilai terpercaya. Nilai Mean GCG atau rata - rata GCG secara keseluruhan masih dalam tingkat terpercaya. Berdasarkan nilai GCG tersebut dapat diketahui dari nilai skor tersebut bahwa nilai terendah maupun tertinggi serta rata - rata atau mean statistic dari skor GCG adalah terpercaya, artinya belum ada perusahaan yang memiliki nilai sangat terpercaya dengan nilai standart deviasi sebesar 1.77298
Dari hasil olahan statistic diskriptif tentang pendapatan yang ditunjkan oleh besarnya penjualan dapat diketahui bahwa pendapatan terendah dari perusahaan yang diteliti adalah sebesar Rp. 5.30E9 dan pendapatan teretinggi adalah sebesar Rp 2.02E11 dengan rata – rata pendapatan sebesar Rp 5.4699E10 dan tingkat penyimpangan atau standart deviasi sebesar 4.67722E10.
Dari hasil olahan statistic diskriptif tentang laba operasional dapat diketahui bahwa laba operasional terendah dari perusahaan yang diteliti adalah sebesar Rp. - 9.78E8 dan laba operasional teretinggi adalah sebesar Rp 4.37E10 dengan rata – rata laba
56
operasional sebesar Rp 1.0056E10 dan tingkat penyimpangan atau standart deviasi sebesar Rp 1.24662E10.
Dari hasil olahan statistic diskriptif tentang laba bersih dapat diketahui bahwa laba bersih terendah dari perusahaan yang diteliti adalah sebesar Rp. -4.64E9 dan laba bersih teretinggi adalah sebesar Rp 2.03E10 dengan rata - rata laba operasional sebesar Rp 6.7698E9 dan tingkat penyimpangan atau standart deviasi sebesar Rp 7.25753E9. Jika dibandingkan dengan laba operasional terendah maka dapat diketahui bahwa laba bersih lebih tinggi dari laba operasional, hal tersebut menunjukan bahwa rata - rata perusahaan juga memperoleh pendapatan non operasional cukup tinggi.
Dari hasil olahan statistic diskriptif tentang harga saham dapat diketahui bahwa harga saham terendah dari perusahaan yang diteliti adalah sebesar Rp. 309.00 dan harga saham teretinggi adalah sebesar Rp 94000.00 dengan rata - rata laba operasional sebesar Rp 15023.5938 dan tingkat penyimpangan atau standart deviasi sebesar Rp 22839.33277.
Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil analisis regresi sederhana yang dilakukan terkait dengan pengaruh antara penerapan GCG dengan beberapa variable terpilih adalah sebagai mana disajaikan pada table 5 berikut :
Tabel 5.
Rangkuman Hasil Penelitian
Hipotesis Independen
Variabel Tanda Beta Sig. R2
H1 Pendapatan
Perusahaan + 1.656E10 0.000 39.4%
H2 Laba operasi + 2.898E9 0.019 17%
H3 Laba setelah
pajak + 2450.72 0.029 33.1%
H4 Harga Saham + 2450.72 0.297 3.6%
Dari tabel 5 di atas dapat dijelaskan hasil uji t. Variabel penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari α = 0.05 (p-value, 0.00). Variabel penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap laba operasi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari α = 0.05 (p-value 0.019). Variabel penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap laba setelah pajak perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari α = 0.05 (p-value 0.001). Variabel penerapan GCG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih dari α = 0.05 (p-value 0.297).
Koefisien determinasi menunjukkan Variasi penerapan GCG dapat menjelaskan pendapatan perusahaan sebesar 39,4 persen, sementara itu 60,6 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak masuk dalam
persamaan model. Variasi penerapan GCG dapat menjelaskan laba operasional sebesar 17 persen, sementara itu 83 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak masuk dalam persamaan model. Variasi penerapan GCG dapat menjelaskan laba setelah pajak perusahaan sebesar 33,1 persen, sementara itu 66.9 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak masuk dalam persamaan model. Variasi penerapan GCG dapat menjelaskan harga saham perusahaan sebesar 3,6 persen, sementara itu 96.4 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam persamaan model.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Kesimpulan dan saran dibuat berdasarkan analisis data dan pembahasan.
Berdasarkan analisis diskriptif, dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui nilai
57 terendah dan tertinggi, rata - rata, dan
penyimpangan atau standart Deviasi dari dari skor GCG, Laba operasional, laba bersih dan harga saham perusahaan terpercaya hasil riset SWA. Berdasarkan analisis Inferensial, Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Pertama, Variabel penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 yaitu 0.00. Kedua, Variabel penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap laba operasi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 yaitu 0.019.
Ketiga, Variabel penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap laba setelah pajak perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 yaitu 0.001. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya (Wati, 2012)
Sementara itu, untuk harga saham menunjukan hasil bahwa variabel penerapan GCG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih dari 0.05 yaitu 0.297, artinya H4 tidak terdukung.
Hal tersebut diduga bahwa pembelian saham sebagai tanda kepemilikan perusahaan belum didasarkan pada kondisi fundamental internal perusahaan akan tetapi didsarkan pada spekulasi dan ikut - ikutan untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang ada (Rossi dan Panggabean, 2012)
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disarankan. Pertama, berdasarkan penelitian dapat dihasilkan kesimpulan bahwa GCG berpengaruhb signifikan terhadap pendapatan, laba operasional dan laba setelah pajak, maka disarankan bahwa setiap perusahaan sebaiknya memanfaatkan GCG sebagai strategi perusahaan yang harus dijalankansecara konsisten. Kedua, berdasarkan penelitian juga dapat dihasilkan bahwa GCG tidak berpengaruh secara signifikan pada harga saham, yang kemung- kinan pembelian saham oleh masyarakat belum didasarkan pada kondisi fundamental perusahaan, akan tetapi masih didasarkan pada spekulasi atau mengikuti gerak masyarakat.
DAFTAR REFERENSI
Amalia, D. dan Permana, A. 2007. “Pengaruh pelaksanaan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index”. Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi, 16 (2): 44 – 59.
Effendi, Muh. Arief 2016. The Power of Good Corporate Governance, Teori dan Implementasi, edisi 2. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Empat.
Rossi, R.N. dan Panggabean, R.R. 2012.
Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan. Binus Business Review, 3(1):
141-154
Siagian, F., Siregar, S.V. and Rahadian, Y.
2013."Corporate governance, reporting
quality, and firm value: evidence from Indonesia", Journal of Accounting in Emerging Economies, 3 (1): 4-20
SWA, 2015. “Indonesia Most Trusted Companies: Perjuangan Menjadi Perusahaan Terpercaya” 18 Desember 2014 – 7 Januari 2015, Jakarta: Penerbit PT. Swasembada Media Bisnis.
SWA, 2016.”Praktik Manajemen Perusahaan – perusahaan Terpercaya : Bagaimana Mereka Menerapkan GCG dan Value Creation, sehingga Bisnisnya sukses berkelanjutan, 21 Desember 2015 – 6 Januari 2016. Jakarta: Penerbit PT.
Swasembada Media Bisnis.
SWA, 2017. “ Indonesia Most Trusted Companies: Mengungkap Praktek - praktik Terbaik GCG Sebagai Fondasi Bisnis Berkelanjutan, 20 Desember 2016
58
– 4 Januari 2017. Jakarta: Penerbit PT.
Swasembada Media Bisnis. Jakarta.
Wahyudin, A. and Solikhah, B. 2017.
"Corporate governance implementation rating in Indonesia and its effects on financial performance", The International Journal of Business in Society, 17 (2):
250-265, doi: 10.1108/CG-02-2016-0034 Wati, L. 2012. Pengaruh Praktek Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, 1 (1): 1-7.