1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jalan MT Haryono 165, Malang 65145, Indonesia Telp. (0341) 551396, 555000, Fax. (0341) 553834
E-mail : [email protected] http://www.feb.ub.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan Judul :
Pengaruh Implementasi Pengakuan Pendapatan PSAK 72 Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate Tahun 2018-2019)
Yang disusun oleh :
Nama : Claristy Novenaliane Halim
NIM : 165020300111045
Jurusan : S1 Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Bahwa artikel jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan didepan Dewan Penguji
Malang, 8 Juni 2020 Dosen Pembimbing,
Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CA., CSRS., CSRA
NIP. 19681007 199203 2 001
2
PENGARUH IMPLEMENTASI PENGAKUAN PENDAPATAN PSAK 72 TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate Tahun 2018-2019)
Claristy Novenaliane Halim [email protected]
Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CA., CSRS., CSRA [email protected]
Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAK
PSAK 72 telah ditetapkan menjadi standar tunggal akuntansi untuk pengakuan pendapatan kontrak dengan pelanggan yang resmi menggantikan seluruh standar yang terkait dengan pengakuan pendapatan. PSAK 72 saat ini dapat diberlakukan secara dini dengan tahun aktif 1 Januari 2020.
Implementasi PSAK 72 dapat berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan seperti perusahaan real estate. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris pengaruh implementasi PSAK 72 terhadap kinerja keuangan pada perusahaan real estate. Kinerja keuangan perusahaan real estate dihitung menggunakan rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas (total asset turnover), ratio solvabilitas (debt ratio), rasio profitabilitas (return on equity), dan rasio pasar (price per earning). Peneliti menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan dengan teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi. Sampel penelitian ini terdiri dari 73 perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2019 dengan analisa statistik deskriptif yaitu untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk generalisasi dan dianalisis melalui regresi linier sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi PSAK 72 terhadap rasio likuiditas berpengaruh negatif. Sedangkan, pengimplementasian PSAK 72 terhadap rasio aktivitas, solvabilitas, profitabilitas dan pasar tidak berpengaruh, artinya PSAK 72 memiliki pengaruh rendah terhadap rasio-rasio tersebut. Publikasi pengimplementasian PSAK 72 dapat dijadikan sinyal positif kepada shareholder karena perusahaan telah memberikan transparasi kebijakan PSAK 72.
Kata Kunci : PSAK 72, Kinerja Keuangan, Pengakuan Pendapatan
3 ABSTRACT
PSAK 72 is currently the single accounting standard revenue recognition from contracts with customers, officially replacing all standards of revenue recognition. The implementation of PSAK 72 taking effect as early as January 1, 2020 may affect the financial performance of, for instance, real estate companies. This study aims to acquiare empirical eveidence of the effect of the implementation of PSAK 72 on financial performance in real estate companies. The financial performance is measured by financial ratios: liquidity ratio (current ratio), activity ratio (total asset turnover), solvency ratio (debt ratio), profitability ratio (return on equity), and market ratio (price per earnings). The secondary data source utilized are in the form of financial statements, in which the data are collected through documentation. The samples are 73 real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2018 and 2019. The descriptive statistical analysis is employed to describe the collected data as it is without providing summary or generalization.
The results of the simple linear regression analysis indicate that the implementation of PSAK 72 has a negative effect on liquidity ratio, implying that the companies’ short-term liabilities to pay from the current assets decreases as the companies’ cash value from the revenue recognition is recognized at all times or at certain times based on PSAK 72. The implementation of PSAK 72 has no effect on activity, solvency, profitability and market ratio, meaning that PSAK 72 has a little influence on these ratios as a result from less efficient asset management, low asset value, the transparency of financial performance or fluctuated earnings. It can be inferred that the implementation of PSAK 72 publication can be used as a positive signal to shareholders thanks to the PSAK 72 policy transparency by the companies.
Keywords : PSAK 72, Financial Performance, Revenue Recognition
4 PENDAHULUAN
PSAK adalah sebuah kerangka prosedur rujukan dalam membuat laporan keuangan akuntansi. PSAK didesain secara universal agar dapat dipahami di setiap negara, sehingga pada tahun 2015, PSAK resmi mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS). Konvergensi PSAK dengan IFRS ini merupakan salah satu komitmen dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International Federation of Accountants (IFAC). Diharapkan konvergensi PSAK ke dalam IFRS akan meningkatkan fungsi pasar modal global dengan menyediakan informasi yang lebih dapat diperbandingkan dan berkualitas tinggi kepada investor. Selain itu IFRS bertujuan menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah analisis kompetitif maupun hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor secara global.
Dalam perkembangannya standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan. Salah satunya adalah PSAK 72 menjadi standar tunggal untuk pengakuan pendapatan yang berlaku untuk sebagian kontrak dengan pelanggan yang resmi menggantikan seluruh standar yang terkait dengan pengakuan pendapatan pada saat ini, yaitu PSAK 23 mengenai Pendapatan, PSAK 34 mengenai Kontrak Konstruksi, PSAK 44 mengenai Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat, ISAK 10 mengenai Program Loyalitas Pelanggan, ISAK 21 mengenai Perjanjian Konstruksi Real Estat, dan ISAK 27 mengenai Pengalihan Aset dari Pelanggan. PSAK 72 berlaku efektif pada 1 Januari 2020, namun penerapan dini untuk PSAK ini diperbolehkan sejak tahun 2018. Sektor yang akan terkena efek dari perubahan standar ini adalah sektor industri konstruksi, telekomunikasi, retail, dan manufaktur. PSAK 72 mengadopsi IFRS 15 kontrak dengan pelanggan yang telah diberlakukan pada tahun 1 Januari 2018.
Latar belakang alasan PSAK 72 diterapkan ialah ketentuan pada standar lama mengenai pendapatan menyulitkan investor dan pengguna lainnya dalam memahami dan membandingkan informasi pendapatan antar perusahaan. Hal tersebut terjadi terutama apabila perbandingan dilakukan antara perusahaan jasa dengan perusahaan manufaktur atau dagang. Pada akhirnya, hal ini akan mempengaruhi keputusan investor dalam menempatkan investasinya yang menjadi sulit untuk dilakukan. Kondisi tersebut menjadi salah satu latar belakang dilakukannya proyek bersama antara IASB dan FASB untuk membuat standar baru yang mengatur mengenai pendapatan.
Menurut International Accounting Standards Board (IASB) pergantian standar ini akan memberikan pengaruh pada perusahaan real estate pada pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan simulasi penerapan PSAK 72 agar dapat menetapkan kebijakan yang tepat untuk mengimbangi perubahan pada standar yang mengatur mengenai pendapatan yang berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan real estate. Terutama perusahaan real estate merupakan salah satu industri yang terpengaruh atas perubahan standar ini karena menghapus PSAK 44 mengenai Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat yang sebelumnya digunakan oleh perusahaan tersebut.
Alasan pendukung PSAK 72 diterapkan agar pengakuan pendapatan kontrak diakui tidak berdasarkan besaran uang muka yang sudah diterima melainkan diakui secara bertahap sepanjang umur kontrak atau pada satu titik waktu. Hal tersebut merupakan perbedaan utama PSAK 72 yang terletak pada prinsip pengakuan pendapatan. Oleh karena itu PSAK 72 mensyaratkan perusahaan untuk melakukan analisis terhadap transaksi sebelum menentukan pengakuan pendapatan.
Analisis transaksi pada perusahaan real estate adalah konsumsi masyarakat oleh pelanggan, peningkatan nilai aset disisi pelanggan dan juga kesepakatan tahap
5 pembayaran kontrak. Jika, syarat tersebut tidak terpenuhi, maka pendapatan kontrak hanya dapat diakui saat penyerahan aset. Oleh karena itu, akan berpengaruh besar pada perusahaan karena perusahaan ini erat kaitannya mengadakan kontrak dengan pelanggan. Kontrak dengan pelanggan antara lain dapat berupa, penjualan bangunan rumah, ruko, apartemen, perkantoran, penjualan kavling tanah tanpa bangunan, dan sewa ruangan.
Sebelumnya pendapatan tersebut dapat diakui meskipun unit properti belum melalui proses serah terima, sehingga perusahaan dapat langsung mengakui pendapatan dari penjualan unit, meskipun proyek dari unit yang dibeli dalam tahap pembangunan. Saat penerapan PSAK 72 berlangsung maka penjualan baru boleh diakui dalam laporan keuangan setelah serah terima selesai. Inilah hal yang menjadi persoalan, karena pembangunan atas proyek dari real estate tidak dapat selesai dalam waktu singkat melainkan dapat memakan waktu berbulan-bulan hingga tahun. Ini akan berpengaruh pada hasil kinerja keuangan perusahaan yang tercermin pada laporan keuangan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah implementasi PSAK 72 berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (Studi empiris pada perusahaan real estate tahun 2018- 2019)?
KAJIAN PUSTAKA
Teori Sinyal
Menurut Jogiyanto (2014:392), informasi yang dipublikasikan perusahaan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Pendapatan
Martani, et al. (2016:204) menjabarkan definisi pendapatan dan penghasilan. Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari aktivitas normal dari suatu entitas dan merujuk kepada istilah yang berbeda-beda seperti penjualan (sales), pendapatan jasa (fees), bunga (interest), dividen (dividend), dan royalti (royalty).
Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK 72
Pendapatan diakui untuk dapat menggambarkan penyerahan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan yang merefleksikan pembayaran yang diharapkan akan diperoleh oleh entitas atas barang atau jasa tersebut. Setiap menentukan pendekatan pengakuan pendapatan pada PSAK 72, entitas harus melakukan analisa transaksi berdasarkan kontrak terlebih dahulu, yang terdiri dari lima tahapan berikut:
1. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan 2. Mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
3. Menentukan harga transaksi
4. Mengalokasikan harga transaksi ke kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
5. Mengakui pendapatan ketika entitas sudah (atau sedang) menyelesaikan
kewajiban pelaksanaan.
6 Kinerja Keuangan
Fahmi (2012:2) menyatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Aceptep Accounting Principle) dan lainnya.
Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Salah satunya ialah dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan metode yang umum dilakukan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk membandingkan seberapa besar tingkat kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya perhitungan rasio- rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Menurut Harahap (2015:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Rasio Keuangan
Menurut Hanafi dan Halim (2016:157) rasio kinerja keuangan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:
a. Rasio Likuiditas (liquidity ratios)
Bertujuan untuk menunjukan dari kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
b. Rasio Aktivitas (activity ratios)
Bertujuan untuk menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aset atau kekayaan perusahaan.
c. Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios)
Bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
d. Rasio Profitabilitas (profitability ratios) Bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga gambaran tentang tingkat manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
e. Rasio Pasar (markets ratios)
Bertujuan untuk menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
Pengembangan Hipotesis
Standar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) termasuk standar yang wajib diterapkan bagi perusahaan-perusahaan publik seperti kebijakan PSAK 72 pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. PSAK 72 bertujuan untuk menetapkan prinsip pada perusahaan untuk melaporkan informasi yang berguna kepada pengguna laporan keuangan tentang sifat, jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Ketidakpastian tersebut diatasi dengan adanya kontrak antara pelanggan dengan perusahaan, agar pengakuan pendapatan dapat diakui secara satu waktu tertentu atau waktu ke waktu. Tentunya pengakuan pendapatan pun juga akan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan apabila diakui dalam waktu yang tepat. Jika manajemen perusahaan keliru dalam menentukan waktu pengakuan pendapatan, maka menyebabkan pendapatan dan laba menjadi overstatement atau understatement dalam penyajian laporan keuangan, maka kinerja keuangan pun dinilai tidak sesuai standar. Hal ini didukung dengan teori sinyal, bahwa jika sinyal manajemen mengindikasikan kinerja keuangan yang buruk, maka tingkat kepercayaan bagi pengguna laporan keuangan akan ikut menurun.
Namun sebaliknya, jika hasil kinerja keuangan terindikasi baik, maka dapat meningkatkan
7 tingkat kepercayaan bagi pengguna laporan keuangan.
H1: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio likuiditas
H2: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio aktivitas
H3: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio solvabilitas
H4: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio profitabilitas
H5: Implementasi PSAK 72 berpengaruh positif terhadap rasio pasar
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah semua perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2019.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling) dengan menggunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling) dimaksudkan sebagai penentuan sampel yang terbatas pada spesifikasi tertentu agar representatif (Sekaran dan Bougie, 2017:77). Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria tertentu, antara lain:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor real estate dengan dua digit kode klasifikasi sektor JASICA 61
2. Perusahaan telah listing secara terus-menerus di Bursa Efek Indonesia
3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata uang Rupiah.
4. Perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun 2018-2019
5. Perusahaan memiliki rincian data terkait variabel yang akan diteliti pada laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan di website BEI atau laman tiap perusahaan
Jenis Penelitian dan Sumber Data
.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Menurut Sugiyono (2016:8) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan deskriptif menurut Sugiyono (2016:35) adalah: "Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain".
Menurut Sekaran dan Bougie (2017:130) sumber data dapat diperoleh dari sumber sekunder. Data sekunder (secondary data) adalah data mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber sumber yang sudah ada. Data dapat diperoleh dari catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri yang diberikan oleh media, web, internet, dan lainnya.
Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dihitung menggunakan rasio keuangan antara lain: rasio likuiditas dihitung menggunakan current ratio, rasio aktivitas dihitung menggunakan total asset turnover, rasio solvabilitas dihitung menggunakan debt ratio, rasio profitabilitas dihitung menggunakan return on equity, dan rasio aktivitas dihitung menggunakan price per earning.
1. Rasio lancar (current ratio/ CR)
Rasio lancar (current ratio disingkat CR) adalah sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang
8 mengalami segera jatuh tempo terhadap aset lancar yang tersedia. Rumusnya ialah:
CR = Aset lancar
Hutang lancar× 100%
2. Rasio total assets turnover (TAT) Rasio total assets turnover (TAT) adalah kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan. Rumusnya ialah:
TAT = Penjualan
Total Aset× 100%
3. Rasio hutang terhadap aset (debt ratio/
DR)
Rasio hutang terhadap aset (total debt to asset ratio disingkat DR) sebagai pengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset. Rumusnya ialah:
DR = Total Hutang
Total Aset × 100%
4. Rasio imbalan kepada pemegang saham (Return On Equity/ ROE)
Rasio imbalan kepada pemegang saham (Return On Equity disingkat ROE) sebagai pengukur tingkat pengembalian ekuitas.
Rumusnya ialah:
ROE =Laba bersih
Ekuitas × 100%
5. Rasio harga terhadap pendapatan (Price to Earning Ratio/ PE)
Rasio harga terhadap pendapatan (Price to Earning Ratio disingkat PE) sebagai pengukur seberapa besar harga yang ingin dibayar oleh pasar terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan. Rumusnya ialah:
PE = Harga saham Laba per saham
Variabel Independen
Pengertian variabel independen (bebas) menurut Sugiyono (2016:39) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi No. 72 (PSAK 72). PSAK 72 membahas pendapatan dari kontrak dengan pelanggan untuk melaporkan informasi yang berguna untuk pengguna laporan keuangan tentang sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak entitas dengan pelanggan. PSAK 72 diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Perusahaan yang telah menerapkan PSAK 72 pada tahun 2018 diberi notasi 1, dan perusahaan yang belum menerapkan PSAK 72 pada tahun 2018 diberi notasi 0.
Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan analisa statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2016:147) statistika deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
Tahapan penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas menggunakan analisis grafik dan analisis statistik kolmogorov-smirnov test dan uji heteroskedastisitas menggunakan uji glesjer.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana.
Model analisis regresi yang dibentuk adalah:
Y1 = α + β1X + e Y2 = α + β2X + e Y3 = α + β3X + e Y4 = α + β4X + e Y5 = α + β5X + e
9 Keterangan:
Y1 = Rasio likuiditas (CR) Y2 = Rasio aktivitas (TAT) Y3 = Rasio solvabilitas (DR) Y4 = Rasio profitabilitas (ROE) Y5 = Rasio pasar (PE)
X = PSAK 72 α = Konstanta e = error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2019.
Perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018-2019 berjumlah 101 perusahaan. Perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2018 sebanyak 10 perusahaan, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2019 sebanyak 18 perusahaan. Total perusahaan yang menjadi sampel penelitian sejumlah 73 perusahaan.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, standar deviasi, varian, (kecenderungan distribusi) dari masing- masing variabel dependen maupun independen.
Statistik deskriptif dari seluruh variabel yang digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Tabel Statistik Deskriptif N Min Max Rata- rata
Standar Deviasi PSAK
72 (X)
73 0 1 0,68 0,47
CR (Y1) 73 0,09 12,77 2,91 2,55 TAT
(Y2)
73 0,01 0,35 0,15 0,08
DR (Y3) 73 0,04 0,70 0,35 0,17
ROE (Y4)
73 0,05 0,25 0,07 0,05
PE (Y5) 73 0,48 618 51,61 87,62 Sumber: Output SPSS 25
Analisis Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji statistik mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak.
Tabel 2
Tabel Uji Normalitas (One Sample Kolmogorov-Smirnov)
Model Sig Keterangan
CR (Y1) 0,06 Normal
TAT (Y2) 0,20 Normal
DR (Y3) 0,20 Normal
ROE (Y4) 0,10 Normal
PE (Y5) 0,17 Normal
Sumber: Output SPSS 25
Model regresi dinyatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Sesuai hasil perhitungan tabel 4.5 bahwa variabel memiliki data diatas 0,05 yang diartikan data semua terdistribusi normal.
Uji Heterokedastisitas
Uji model heterokedastisitas dilakukan uji glesjer, glesjer meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%
maka dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Tabel 3
Tabel Uji Heteroskedasitisitas (Uji Glesjer) Model Sig Keterangan
CR (Y1) 0,58 Bebas Heteroskedasitisitas TAT (Y2) 0,52 Bebas Heteroskedasitisitas DR (Y3) 0,81 Bebas Heteroskedasitisitas ROE (Y4) 0,31 Bebas Heteroskedasitisitas PE (Y5) 0,67 Bebas Heteroskedasitisitas Sumber: Output SPSS 25
10 Tabel menunjukkan nilai uji heteroskedasitisitas, bahwa data memiliki yang diuji memiliki signifikansi > 0,05 menunjukkan bahwa data bebas dari heteroskedasitisitas.
Semua data variabel dependen menunjukkan bebas dari heteroskedasitisitas.
Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel independen, yaitu PSAK 72 terhadap masing- masing variabel dependen yaitu Rasio likuiditas (CR), Rasio aktivitas (TAT), Rasio solvabilitas (DR), Rasio profitabilitas (ROE) dan Rasio pasar (PE).
Tabel 4 Persamaan Regresi
Model Unstandardized B Konstanta
CR (Y1) -2,26 4,47
TAT (Y2) -0,01 0,16
DR (Y3) 0,05 0,31
ROE (Y4) 0,01 0,06
PE (Y5) -3,63 32,66
Sumber: Output SPSS 25
Hasil perhitungan koefisien regresi berdasarkan data penelitian yang diperoleh dapat ditulis dalam persamaan regresi linear sebagai berikut:
Y1 = 4,47 - 2,26X Y2 = 0,16 – 0,01X Y3 = 0,31 + 0,05X Y4 = 0,06 + 0,01X Y5 = 32,6 – 3,63X Keterangan:
Y1 = Rasio likuiditas (CR) Y2 = Rasio aktivitas (TAT) Y3 = Rasio solvabilitas (DR) Y4 = Rasio profitabilitas (ROE) Y5 = Rasio pasar (PE)
X = PSAK 72 α = Konstanta e = Standar error
Uji Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besar kontribusi variabel independen PSAK 72 (X) terhadap variabel dependen masing-masing kinerja keuangan
digunakan nilai R2, nilai R2 seperti dalam Tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5
Tabel Uji Koefisien Determinasi (R2) Model R R2 Adjusted R Square
CR (Y1) 0,42 0,17 0,16
TAT (Y2) 0,07 0,01 -0,01
DR (Y3) 0,15 0,02 0,01
ROE (Y4) 0,08 0,00 -0,01
PE (Y5) 0,05 0,00 -0,01
Sumber: Output SPSS 25
Pada tabel 5 menunjukkan nilai uji koefisien determinasi yang digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada Tabel 4.7 diperoleh hasil R2 (koefisien determinasi) masing-masing sebesar 17% (CR);
1% (TAT); 2% (DR); 0,6% (ROE) dan 0,3 (PE).
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel- variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel independen, yaitu PSAK 72 terhadap masing-masing variabel dependen yaitu Rasio likuiditas
Uji Hipotesis (Uji Statistik t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan.
Tabel 6 Tabel Uji Statistik t
Model t Hitung Sig Keterangan CR -3,84 0,00 Ditolak TAT -0,59 0,56 Ditolak
DR 1,27 0,21 Ditolak
ROE 0,64 0,52 Ditolak PE -0,43 0,67 Ditolak Sumber: Output SPSS 25
Hasil hipotesis dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis ditolak karena variabel independen PSAK 72 berpengaruh negatif terhadap rasio likuiditas (CR), sedangkan terhadap variabel dependennya lainnya yaitu
11 rasio aktivitas (TAT), rasio solvabilitas (CR), rasio profitabilitas (ROE) dan rasio pasar (PE) tidak memiliki pengaruh.
Pembahasan Hasil Penelitian
Implementasi PSAK 72 mengakibatkan nilai pendapatan yang diakui secara signifikan menurun, diakibatkan perusahaan mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas memenuhi kewajiban pelaksanaan pada waktu tertentu. Perusahaan real estate yang memiliki ciri khas sebagai perusahaan dengan kontrak jangka panjang harus memperhatikan pengakuan pendapatan dari waktu ke waktu (over-time) yang tersebar selama tahun konstruksi individu, atau pada titik waktu (satu kali pada penyelesaian kontrak).
Hal ini terbukti secara empiris dengan rasio likuiditas dengan proxy current ratio (CR) yang menunjukkan penurunan secara signifikan pada perusahaan yang telah menerapkan PSAK 72.
CR menunjukkan perusahaan real estate kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki. Hal ini terjadi karena nilai kas perusahaan yang berasal dari pendapatan kontrak pelanggan yang tidak diakui jika berdasarkan PSAK 72. Kontrak tersebut adalah kontrak jangka panjang.
Berbanding terbalik dengan hasil analisa rasio aktivitas dengan proxy total asset turnover (TAT). TAT diketahui untuk mengukur keefektivitasan perusahaan untuk menggunakan asetnya untuk menciptakan pendapatan dan menciptakan laba. TAT menunjukkan bahwa penerapan PSAK 72 memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan, berarti perusahaan real estate mengalami sedikit penurunan dalam mengefisiensikan aset-asetnya. Hal ini diakibatkan PSAK 72 pada perusahaan real estate apabila menerapkan pada titik waktu (satu kali pada penyelesaian kontrak), aset harus selesai sempurna agar dapat diserahkan pelanggan.
Rasio solvabilitas dengan proxy debt ratio (DR) menunjukkan hasil yang positif tetapi tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan
real estate. Hal ini selaras dengan penelitian Veronica (2019) bahwa diakibatkan pengakuan pendapatan diakui lebih kecil berdasarkan PSAK 72, maka nilai aset perusahaan semakin kecil dan DR semakin tinggi. Menurut Djohan (2020) partner PwC Indonesia, alasan lainnya adalah pembayaran yang telah dicicil oleh pelanggan sementara diakui menjadi uang muka yang masuk ke dalam akun hutang, sehingga hutang semakin tinggi dan DR semakin tinggi.
Rasio profitabilitas dengan proxy return on equity (ROE) menghasilkan pengaruh positif yang tidak signifikan. Menurut Wisnantiasri (2018) hal positif diakibatkan sudut pandang yang mengharapkan penerapan PSAK 72 menghasilkan biaya dan manfaat sepadan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, transparasi kontrak dengan pelanggan akan lebih jelas berdasarkan kontrak yang kuat dari sisi legal, sehingga kekhawatiran investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan real estate berkurang. Pengaruhnya kinerja investasi pun akan cenderung meningkat karena pengungkapan laporan yang lebih transparan, meskipun laba rugi menjadi fluktuatif akibat pengaruh dari pengakuan pendapatan.
Hasil rasio pasar dengan proxy price to earning ratio (PE) menghasilkan pengaruh negatif yang tidak signifikan. Berbanding terbalik dengan penelitian Wisnantiasri (2018) bahwa menjelaskan bahwa PSAK 72 berpengaruh positif terhadap nilai kepemilikan pemegang saham. PE menjadi pengukur seberapa besar harga yang ingin dibayar oleh pasar terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan yang tidak signifikan, karena pengakuan pendapatan dapat berfluktuaktif, namun adanya keterbukaan informasi maka pasar mengetahui bahwa nilai pendapatan akan dihitung sesuai kontrak.
Berdasarkan hasil hipotesis, maka penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa implementasi PSAK 72 tidak berpengaruh positif terhadap masing-masing kinerja keuangan. Hasil diatas menunjukkan bahwa
12 hanya rasio likuiditas yang mengalami penurunan akibat pengakuan pendapatan yang diukur menggunakan PSAK 72, sedangkan rasio kinerja lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Secara empirik pendapatan diakui lebih rendah karena pendapatan yang diakui sesuai satu titik tertentu atau selama waktu kontrak berjalan. Informasi tersebut memberikan gambaran bahwa perusahaan telah mengimplementasikan standar akuntansi dan menghasilkan kinerja keuangan yang baik.
Kinerja keuangan yang baik dijadikan sinyal oleh manajemen perusahaan kepada shareholder karena perusahaan telah memberikan transparasi kebijakan PSAK 72 lebih jelas, sehingga hubungan shareholder dengan manajemen perusahaan semakin baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang tercermin oleh rasio likuiditas menunjukkan pengaruh negatif. Hasil berbeda dengan rasio kinerja keuangan lainnya bahwa rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan teori sinyal, hal ini disambut sebagai sinyal bagi para shareholder, shareholder dapat menilai kinerja keuangan yang dipublikasikan oleh manajemen perusahaan secara baik sesuai standar baru yang berlaku yaitu PSAK 72. Jika hubungan shareholder dengan perusahaan baik, maka tingkat kepercayaan shareholder semakin tinggi dan valuasi perusahaan juga semakin meningkat.
Sebaliknya, jika perusahaan tidak mengimplementasikan PSAK 72, maka kinerja keuangan juga kurang reliabilitas dan menjadi sinyal negatif yang ditanggapi oleh shareholder.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan selama melakukan penelitian ini, keterbatasan- keterbatasannya antara lain:
1. Kurangnya literatur mengenai PSAK 72 yang dapat mendukung penelitian, hal ini diakibatkan implementasi PSAK 72 secara aktif berlaku pada tahun 2020
2. Tidak ada variabel kontrol dalam penelitian, agar memungkinkan hasil analisis lebih menjelaskan fenomena dengan optimal yang dapat mempengaruhi variabel dependen.
Saran untuk Penelitian Berikutnya
Saran untuk penelitian berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada perusahaan sektor lain yang ikut terpengaruh oleh implementasi PSAK 72 seperti retail, kontruksi, manufaktur, maskapai penerbangan dan telekomunikasi.
2. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel kontrol agar dapat menghasilkan varian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, P. Ghaniy. (2018). Studi Komparatif Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK 23 dan ED PSAK 72 Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi.
(Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta). Diakses dari http://etd.repository.ugm.ac.id
Aryani, Novi. (2011). Gambaran Umum dan Perkembangan Town House sebagai Alternatif Wujud Perumahan. (Tesis, Universitas Indonesia, Depok). Diakses dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/202888 99-S1200-Novi%20Dwi%20Aryani.pdf
Brigham, Eugene, F., dan Joel, F. H. (2011).
Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
13 Febrianty. (2011). Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI periode 2007-2009.
Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Vol. 1 No.3, 294-320. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/155030735/
FEBRIANTY-JE01032011-pdf
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program (IBM SPSS), edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Godfrey, Jayne., et al. (2010). Accounting Theory, 7th Edition. Australia: John Wiley & Sons.
Gujarati, Damodar. (2003). Dasar-dasar Ekonometrika, edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Hanafi, Mamduh M, & Halim, Abdul. (2016).
Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Harahap, Sofyan Syafri. (2011). Teori Akuntansi
Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Sofyan Syafri. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harjawati, Tri. 2013. Analisis Rasio Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Sektor Industri Real Estate dan Property. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, Vol. 1, No. 1, 19-30.
Heath, Robert. (2005). Real estate prices as financial soundness indicators. Journal finance BIS Paper, No. 21, 1-8. Diakses dari
http://www.bis.org/publ/bppdf/bispap21 b.pdf
Horne, James C Van dan John M Wachowicz.
2012. Prinsip-Prinsip Manajemen.
Jakarta:Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Jakarta: IAI.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 72: Pendapatan Dari Kontrak Dengan Pelanggan. Diakses dari http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_sak/ex posure-draft/
Jogiyanto. (2014). Analisis Laporan Keuangan, buku 2, edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Kakasih, Gita Gabriella., Kodong, Tessa Isabel., Mawikere Lidia M., (2018). Ipteks Laporan Arus Kas Sebagai Pengukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT.
Bank Sulutgo. Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat, Vol. 02, No. 02, 98-
103. Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jia m/article/view/21681/21384
Kasmir dan Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.
Kartikahadi, Hans., Wahyuni, Ersa., Sinaga, Rosita., Syamsul, Merliyana., dan Siregar, Sylvia. (2016). Akuntansi Keuangan: Berdasarkan SAK Berbasis IFRS, edisi 2, buku 1. Jakarta: IAI.
Martani, Dwi., Siregar, Sylvia Veronica., Wardhani, Ratna., Farahmita, Aria., Tanujaya, Adward., dan Hidayat Taufik.
(2016). Akuntansi Keuangan Menegah Berbasis PSAK, Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
14 Pinnarwan, Djohan. (2020). PSAK 72,
Perusahaan Real Estat Jual Barang atau Jasa? Ini kata PwC. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/202001 13/47/1189647/psak-72-perusahaan- real-estat-jual-barang-atau-jasa-ini-kata- pwc?utm_source=Desktop&utm_mediu m=Artikel&utm_campaign=BacaJuga_2 pada tanggal 10 Mei 2020
Prayudah, A. Trio. (2015). Perbandingan Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tesis, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang). Diakses dari http://eprints.polsri.ac.id/2597/
Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2017). Research Methods for Business (7th Edition). West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Santosa, Adrianus Andhika. (2010). Analisa Dampak Bom Bali 2002 dan 2005 terhadap Perusahaan Properti di Bali.
(Tesis, Universitas Kristen Petra, Surabaya). Diakses dari https://dewey.petra.ac.id/catalog/digital/
detail?id=16653
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tauke, Murni & Joy E. Tulung., (2017) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate and Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015. Jurnal EMBA, vol. 5, no. 2,
919-927. Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e mba/article/view/16009
Veronica, Lestari, U.P., Metekohy, E.Y. (2019).
Analisis Dampak Penerapan Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Real Estat di Indonesia yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018.
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, 10(1), 965-973.
Diakses dari
https://jurnal.polban.ac.id/ojs- 3.1.2/proceeding/article/view/1451
Widarjono, Agus. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan, edisi 1.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Wisnantiasri S.N. (2018). Pengaruh PSAK 72:
Pendapatan Dari Kontrak Dengan Pelanggan Terhadap Shareholder Value (Studi Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate dan Building Construction).
Widyakala Journal, vol 5, no.1. Diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/229398 831.pdf
Yantony, Nio. (2020). PSAK 72 Diklaim Tidak Cocok Buat Industri Properti. Diakses dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/202003 09/47/1210995/psak-72-diklaim-tidak- cocok-buat-industri-properti pada tanggal 10 Mei 2020