• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR ( KURS) RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR ( KURS) RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Dengan membahas dampak inflasi dan nilai tukar rupiah (nilai tukar) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia. Apakah inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) secara bersama-sama mempengaruhi harga saham pada perusahaan perbankan di pasar modal Indonesia.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Inflasi

Sadono Sukirno mengemukakan pengertian inflasi sebagai berikut: “Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang secara umum dan terus-menerus.” Inflasi terbuka adalah inflasi yang terjadi pada seluruh barang dan jasa secara umum.

Nilai Tukar (Kurs) Rupiah

Nilai tukar negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara-negara mitra dagangnya. Dengan mengubah suku bunga, bank sentral suatu negara dapat mempengaruhi inflasi dan nilai tukar. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga, nilai tukar mata uang negara tersebut biasanya akan melemah.

Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit jika negara tersebut membayar lebih banyak kepada negara mitra dagangnya dibandingkan pembayaran yang diterimanya dari negara mitra dagang tersebut. Situasi sebaliknya disebut surplus, dimana mata uang suatu negara terapresiasi terhadap mitra dagangnya. Jika harga ekspor naik lebih cepat dibandingkan harga impor, maka mata uang negara tersebut cenderung terapresiasi.

Permintaan barang dan jasa suatu negara semakin meningkat, yang berarti permintaan terhadap mata uangnya juga semakin meningkat. Situasi politik akan berdampak pada kinerja perekonomian dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya mempengaruhi nilai tukar mata uang negara. Mid Rate, yaitu kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli mata uang asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Sentral pada waktu tertentu.

Penelitian Terdahulu

Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham sektor industri barang konsumsi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2016. Pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap return saham sektor restoran, hotel dan pariwisata.

Kerangka Pemikiran

Nilai tukar atau exchange rate adalah “jumlah pound yang diterima untuk setiap dolar” (jumlah pound yang diterima untuk setiap dolar AS). Selain itu, nilai tukar juga dapat diartikan sebagai catatan harga pasar mata uang asing relatif terhadap harga mata uang dalam negeri atau nilai akhir yaitu harga mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing (Adiwarman A. Karim, 2015: 157). Nilai tukar mata uang masing-masing negara bersifat relatif dan dinyatakan dibandingkan dengan mata uang negara lain.

Nilai tukar yang lebih kuat akan menyebabkan ekspor negara tersebut menjadi lebih mahal, dan impor dari negara lain menjadi lebih murah, dan sebaliknya. Hubungan Inflasi Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Harga Saham Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) saling berkaitan. Kenaikan harga satu atau dua jenis barang saja tanpa mempengaruhi kenaikan harga barang lainnya tidak dapat disebut inflasi.

Inflasi mempunyai hubungan positif dengan nilai tukar rupiah (Dini Yuniarti, 2017), inflasi merupakan suatu keadaan kenaikan harga terus menerus yang terjadi pada semua kelompok barang dan jasa.

Desain Penelitian

Perkembangan inflasi mengalami fluktuasi yang berbeda-beda dari tahun ke tahun, penguatan nilai tukar suatu negara dapat menurunkan tingkat inflasi. Nilai tukar rupiah (exchange rate), nilai tukar selalu berubah, terkadang rupiah mengambil alih mata uang asing pada saat situasi di Indonesia stabil atau cenderung membaik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Dampak Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah (Exchange Rate) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan Indonesia Periode 2013-2017.

Apakah inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) mempunyai pengaruh bersama terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia. Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi dan nilai tukar Rupiah (kurs) terhadap harga saham. Uji-T : untuk uji satu arah atau sederhana (parsial), tujuannya untuk mengetahui hasil uji hipotesis pertama dan kedua.

Uji F: uji bersama-sama, dua arah atau bersamaan, dirancang untuk mengetahui hasil uji hipotesis ketiga.

Hipotesis Penelitian

Metode Penelitian

Operasional Variabel Penelitian

  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasionalisasi
  • Inflasi (X 1)
  • Nilai Tukar (Kurs) Rupiah (X 2 )
  • Harga Saham

Berdasarkan permasalahan yang diajukan maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terdiri dari satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham sebagai variabel (Y), sedangkan variabel bebasnya terdiri dari inflasi (X1) dan nilai tukar rupiah (X2).

Definisi ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel yang ingin digunakan yang perlu ditentukan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Variabel independen menurut Sugiyono (2017:39) adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan berubahnya atau munculnya variabel terikat (terikat). Kenaikan harga memerlukan waktu yang lama dan terjadi pada hampir semua barang dan jasa, hal ini disebut dengan inflasi.

INFn : inflasi atau deflasi pada suatu waktu (bulan atau tahun) (n) CPI : Indeks Harga Konsumen pada suatu waktu (bulan atau tahun) (n). Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang memberikan tanggapan atau reaksi apabila dikaitkan dengan variabel bebas, menurut Burhan Bungin (2011:72). Harga saham adalah harga saham di bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sampel

Penelitian ini mengumpulkan data selama lima tahun dari tahun 2013 hingga 2017, sehingga jumlah sampel (N) sebanyak 25.

Teknik Pengumpulan Data 1. Data

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyon, sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain yang digunakan peneliti untuk diolah lebih lanjut. Merupakan suatu cara untuk mengumpulkan latar belakang teori atau informasi dari buku-buku yang mendukung teori tersebut, yang diperoleh dari berbagai literatur dan media lain seperti surat kabar, majalah atau artikel yang diperoleh penulis dari perpustakaan.

Teknik Analisis

  • Statistik Deskriptif
  • Analisis Regresi Data Panel
  • Pemilihan Model Estimasi Data Panel
  • Uji Hipotesis

Teknik ini tidak berbeda dengan melakukan regresi dengan data cross-sectional atau time-series. Namun, untuk data panel, Anda harus menggabungkan data lintas bagian dan data deret waktu (data gabungan) sebelum menjalankan regresi. Pendekatan yang digunakan dalam random effect ini mengasumsikan bahwa setiap perusahaan mempunyai intersep yang berbeda-beda, yang mana intersep tersebut merupakan variabel acak atau stokastik.

Uji Hausman merupakan uji yang hasilnya akan digunakan dalam menentukan model terbaik dengan menggunakan efek tetap acak atau acak. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis statistik chi-kuadrat, maka Ho ditolak yang berarti estimasi yang tepat untuk regresi data panel adalah metode fixed effect dan bukan metode random effect. Apabila hasil pengujian menunjukkan model H1 diterima (FEM), maka model akan dijalankan kembali dengan random effect model melalui prosedur.

Uji Lagrange multiplier merupakan pengujian untuk mengetahui apakah model random effect atau common effect model (OLS) yang paling tepat digunakan. Menurut Agus Widarjono, uji LM digunakan apabila uji Chow menunjukkan bahwa model yang digunakan adalah Common Effect Model, sedangkan uji Hausman menunjukkan model yang paling tepat adalah Random Effect Model. Kemudian diperlukan uji LM sebagai langkah terakhir untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling tepat.

Gambar 3.1 Pemilihan Model
Gambar 3.1 Pemilihan Model

Analisis dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif

  • Uji Analisis Regresi Data Panel
  • Pemilihan Model Regresi Data Panel a. Uji Chow
  • Uji Asumsi Klasik
  • Interprestasi Hasil Penelitian

Sehingga model efek umum ini tidak dapat menangkap gambaran sebenarnya mengenai pengaruh yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat, serta hubungan antar masing-masing individu secara cross-section. Uji Hausman dilakukan untuk mengetahui model mana yang lebih tepat digunakan, antara model random effect atau model fixed effect. Berdasarkan uji Chow, model panel yang dipilih adalah Fix Effect Model, dan uji Hausman, model panel yang dipilih adalah Random Effect Model.

Dalam hal ini uji LM diperlukan karena kedua pengujian tersebut menunjukkan model yang berbeda yaitu Fix Effect Model dan Random Effect Model. Pengujian untuk mengetahui apakah model random-effect lebih akurat dibandingkan model common-effect dapat menggunakan uji Lagrange multiplier (LM) yang dikembangkan oleh Bruesch-Pagan. Berdasarkan Tabel 4.8, nilai cross-sectional Breusch-Pagan adalah 0,0001 < 0,05 yang berarti model random effect lebih cocok untuk estimasi data panel dibandingkan menurut.

Setelah dilakukan estimasi model, model yang paling tepat digunakan adalah random effect model (REM). Hipotesis Nilai Tukar Rupiah (Kurs) (X2) terhadap Harga Saham (Y) Uji signifikansi yang dilakukan terhadap variabel independen dapat dilihat dari nilai p-value. 23 Variabel Nilai Tukar Rupiah mempunyai statistik sebesar 7,806046 dan p-value sebesar 0,0000 karena nilai tersebut < 0,05 maka variabel ini berada pada daerah menerima Ha atau menolak Ho.

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, hasil perhitungan koefisien uji determinan diperoleh nilai customized R-squared sebesar 0,176673. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (X2) Terhadap Harga Saham (Y) Berdasarkan keluaran persamaan dan hasil uji t terlihat bahwa koefisien variabel Nilai Tukar Rupiah (Nilai Tukar) bertanda positif dan pengaruh signifikan sebesar 0,113853.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

PENUTUP

Implikasi

Terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi (X1) terhadap harga saham (Y) Implikasinya terfokus pada peningkatan karena perusahaan memerlukan dana internal yang lebih banyak dari laba ditahan. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Nilai Tukar Rupiah (X2) terhadap Harga Saham (Y), Implikasinya adalah perusahaan fokus untuk mampu menghasilkan aset yang tinggi sehingga pandangan investor akan semakin besar terhadap kesuksesan perusahaan di masa yang akan datang. .

Saran

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap model penelitian yang dikembangkan, terdapat beberapa implikasi dari hasil penelitian ini. Diperoleh dari perusahaan, tingkat risiko dan return, kebijakan pemerintah, kondisi fundamental mikroekonomi, aksi korporasi perusahaan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Menambah kriteria pengambilan sampel dan total populasi perusahaan yang mencakup rentang yang luas sehingga hasil survei lebih kuat dan lebih mencerminkan keadaan sebenarnya terkait harga saham.

Sebaiknya investor memperhatikan perubahan inflasi dan nilai tukar rupee (kurs) perusahaan saat menganalisis saham. Investor perlu memperhatikan faktor-faktor lain selain inflasi dan nilai tukar rupee (nilai tukar), karena faktor-faktor lain tersebut dapat menyebabkan perubahan harga saham. Memperhatikan kondisi makroekonomi sebagai faktor penting dalam pengambilan keputusan strategis untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu peningkatan nilai perusahaan yang tercermin dari pertumbuhan harga saham perusahaan.

Pengaruh Nilai Tukar Rupee (Nilai Tukar) dan Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham Subsektor Perbankan.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Pemilihan Model
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
+3

Referensi

Dokumen terkait

Purpose – This research was conducted with the aim of analyzing the effect of claim payments and reinsurance on the company's financial health (Solvability) Asuransi