Masalah matematika dan efikasi diri siswa UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (2) pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran terhadap efikasi diri siswa, (3) interaksi antara kemampuan awal matematika dan model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (4) interaksi antara kemampuan awal matematika dan model pembelajaran terhadap diri siswa -kemanjuran.
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Adakah interaksi antara kemampuan awal matematika dan model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa? Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara kemampuan awal matematika dan model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
- Media Pembelajaran
- Kemampuan Awal Matematika
- Problem Based Learning
- Discovery Learning
- Open Ended
- Self Efficacy
Guru membantu siswa dan mendorong siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya sebagai hasil pemecahan masalahnya. Guru membantu siswa untuk mengevaluasi dan merefleksikan proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan mendorong siswa untuk bertanya.
Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksana, Mardiyana dan Usodo yang berjudul “Eksperimen model Problem-Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL) dengan pendekatan saintifik untuk menentukan materi dilihat dari tingkat kesulitan siswa (DQ)”, menunjukkan bahwa 1 ) Model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Discovery dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Model pembelajaran Discovery dengan pendekatan saintifik menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan open-ended lebih baik dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
Kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan terbuka termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan kelompok siswa yang mendapat pembelajaran konvensional termasuk dalam kategori sedang. Pertumbuhan konsep diri siswa yang belajar menggunakan pendekatan terbuka lebih baik dibandingkan siswa yang belajar secara konvensional. Kualitas peningkatan konsep diri siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan terbuka berdasarkan aspek konsep diri termasuk dalam kategori tinggi dibandingkan kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Mahasiswa Universitas Majalengka yang menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara mahasiswa yang mendapat pemodelan PBL dengan mahasiswa yang mendapat pemodelan GDL, (2) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang mempunyai kemampuan pemecahan masalah tinggi. efikasi diri sedang dan rendah, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan efikasi diri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (4) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh . Pemodelan PBL dan siswa yang mendapat pemodelan GDL pada kelompok mempunyai siswa yang mempunyai efikasi diri yang tinggi, (5) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pemodelan PBL dengan siswa yang mendapat pemodelan GDL pada kelompok siswa yang mempunyai efikasi diri sedang (6) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pemodelan PBL dengan siswa yang mendapat pemodelan GDL pada kelompok siswa yang mempunyai efikasi diri rendah.
Kerangka Berpikir
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan baru dan pengalaman baru yang diperoleh dengan menerapkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya yang berkaitan dengan masalah. masalah. yang melalui tahapan – tahapan pembelajaran pembelajaran berbasis masalah. Dari ketiga teori tersebut dapat kita simpulkan bahwa siswa dapat memecahkan suatu masalah untuk membentuk pengetahuan baru melalui tahapan pemecahan masalah, yaitu (1) siswa mengidentifikasi masalah, (2) siswa menyelidiki dan menganalisis masalahnya serta mencari tahu masalah yang dihadapinya. , (3) siswa menghubungkan semua kemungkinan pilihan yang ia gunakan untuk menyelesaikan masalah, (4) siswa menimbang kemungkinan jawaban yang ia temukan dengan konsekuensinya, dan (5) siswa mencoba mempraktekkan salah satu pilihan yang ia pikirkan. adalah solusi terbaik. masalah dan hasilnya akan membuktikan apakah pilihan penyelesaian masalah tersebut benar atau salah. Model pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran yang mentransformasikan pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran.
Dan dalam melaksanakan pembelajaran penemuan, guru membimbing dan mengarahkan siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain keterampilan pemecahan masalah yang seharusnya dimiliki siswa, keterampilan dasar juga mempunyai dampak yang sama terhadap proses pembelajaran karena pada hakikatnya materi matematika tersusun secara hierarkis dan saling berhubungan. Dengan adanya keterampilan dan model pembelajaran, diharapkan siswa lebih percaya diri dalam mengembangkan ide-idenya baik melalui model pembelajaran yang digunakan maupun melalui keterampilan yang dimilikinya yaitu keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan dasar matematika itu sendiri.
Dengan demikian, berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan di atas diharapkan terdapat interaksi antara keterampilan awal dan model pembelajaran terhadap efikasi diri dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Hipotesis Penelitian
Jika siswa tidak memahami materi sebelumnya (kemampuan awal), maka siswa akan kesulitan menguasai materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Tempat dan Waktu Penelitian
Rancangan/Desain Penelitian
𝑋1: Mengatasi pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah 𝑋2: Mengatasi pembelajaran matematika dengan pembelajaran penemuan 𝑋3: Mengatasi pembelajaran matematika dengan pembelajaran terbuka. Pada desain ini, kelas eksperimen I diberikan perlakuan pembelajaran berbasis masalah, kelas eksperimen II diberikan perlakuan pembelajaran Discovery Learning, dan kelas eksperimen III diberikan perlakuan pembelajaran open-ended. Ketiga kelas menggunakan data MID semester untuk melihat kemampuan awal matematika, tes kemampuan pemecahan masalah matematika, dan pada akhir pembelajaran ketiga kelas diberikan posttest dan angket self-eficacy siswa.
Untuk melihat lebih dalam hubungan antar variabel independen maka variabel dependen dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
Populasi, Sampel, dan Sampling
Teknik Pengumpulan Data
- Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa
- Tes Pemecahan Masalah Matematika Siswa
- Uji coba instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk menilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah tes uraian. Sebelum menggunakan tes pemecahan masalah matematis sebaiknya terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya.Pedoman penilaian pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini. Hasil validitas soal tes menggunakan SPSS versi 22 melalui Corrected Item-Total Correlation dengan tabel R pada DF=N-2 dan Probability 0,05 disajikan pada tabel 3.13.
Dari tabel 3.16 terlihat bahwa soal 1 dengan nilai 7,81 artinya tingkat kesukaran soal sedang, soal 2 dengan nilai 6,50 artinya tingkat kesukaran soal sedang, soal 3 dengan nilai 6,50 artinya tingkat kesukaran soal sedang, soal 3 dengan nilai nilai 5,06 berarti tingkat kesukaran soal sedang, dan soal 4 dengan nilai 4,39 maka tingkat kesukaran soal rata-rata. Dari tabel 3.18 terlihat bahwa pada kolom penjumlahan soal 1 dengan nilai 0,651 daya pembeda soal 1 sangat baik, untuk soal 2. Data penelitian yang dianalisis adalah data awal kemampuan matematika serta posttest soal aspek. keterampilan pemecahan masalah matematis dan efikasi diri siswa.
Skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran KAM-I-j. 𝜇⋯ : Nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang sebenarnya.
Deskripsi Data
Pada Tabel 4.2 akan disajikan pengelompokan kemampuan awal matematika siswa dengan menggunakan 3 model pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah, penemuan dan pembelajaran terbuka. Tes deskriptif kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan dan model terbuka. Secara kuantitatif, rata-rata skor setiap aspek kemampuan pemecahan masalah matematis dengan menggunakan model problem based learning, Discovery Learning, dan open-ended dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji homogenitas kemampuan awal matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan dan model terbuka. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji normalitas kemampuan pemecahan masalah matematis pada tiga kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan, dan model terbuka. Uji homogenitas juga menggunakan SPSS versi 22 untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan, dan model open-ended.
Selanjutnya diuji untuk melihat pengaruh pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan dan model terbuka terhadap efikasi diri siswa.
Pembahasan
- Kemampuan Awal Matematika
- Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
- Interaksi antara Kemampuan Awal Matematika dan Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Pemecahan Matematika
- Interaksi Antara Kemampuan Awal Matematika dan Model Pembelajaran terhadap Self Efficacy Siswa
- Analisis pengaruh kemampuan awal matematika dan model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
Dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Discovery terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Pada model pembelajaran Discovery, skor kemampuan pemecahan masalah matematis siswa lebih unggul dibandingkan dengan model pembelajaran terbuka.
Selanjutnya model pembelajaran melihat kemampuan pemecahan masalah matematis ketiga kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan dan open-ended. Dengan demikian, dari ketiga model yang digunakan, model pembelajaran berbasis masalah mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan efikasi diri siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Discovery dan Open-Ended. Dari ketiga model pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran penemuan dan model open-ended memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan efikasi diri siswa.
Terdapat interaksi antara kemampuan awal matematika dan model pembelajaran berkelanjutan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Implikasi
Saran
Oleh karena adanya beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian ini, maka disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap keterampilan awal matematika dan model pembelajaran kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-eficacy pada materi lain yang sesuai serta aspek lain seperti kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis. . kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
2018. Pengaruh pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa pada Mata Kuliah Kalkulus FKIP UMSU. Pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah terhadap efikasi diri dan kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari kemampuan awal matematika. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Konsep Diri Calon Guru di Kabupaten Karawang Melalui Pendekatan Open-Ended Aksioma Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ.
Pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah terhadap efikasi diri dan kemampuan memecahkan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa SMA. Model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika III. kelas di MI Benjiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. Meningkatkan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pembelajaran berbasis masalah menggunakan soal open-ended pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Pematangsiantar.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dilihat dari bekal matematika Siswa SMPN 3 Kediri pada Materi Edaran Tahun Pelajaran 2016/2017. Simki-Techsain Vol.