• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kerajinan Ekonomi Kreatif dalam Mengelola Sampah di Desa Gedangan

N/A
N/A
Nurimam Suisma

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Kerajinan Ekonomi Kreatif dalam Mengelola Sampah di Desa Gedangan"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KERAJINAN EKONOMI KREATIF DALAM

MENGAKTUALIKASIKAN RENDAHNYA PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH DI DESA GEDANGAN KECAMATAN SUKAGUMIWANG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Penelitian Dosen Pengampu : Poy Saefullah Zevender, M.Pd.

Oleh :

Nurimam Suisma Nim 211012237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

INSTITUT PANGERAN DHARMA KUSUMA SEGERAN JUNTINYUAT INDRAMAYU

2024

(2)

ii KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada kita semua, penulis berhasil menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Belajar Siswa Di Pelajaran IPS Kelas VII SMP Yabujah Segeran.” Laporan proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodelogi penelitian, Prodi Pendidikan Ekonomi, STKIP Pangeran Dharma Kusuma Indramayu.

Penulis mengakui bahwa penyusunan proposal penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

Bapak Poy Saefullah Zevender, M.Pd., selaku Dosen Pengampu mata kuliah metodelogi penelitian.

Penulis juga menyadari bahwa proposal penelitian ini memiliki kekurangan- kekurangan tertentu. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna meningkatkan kesempurnaan dan perbaikan proposal ini. Dengan demikian, laporan proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapannya di lapangan serta menjadi landasan untuk pengembangan lebih lanjut.

Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian, dukungan, dan kontribusi yang diberikan. Semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat yang berharga bagi pengembangan pendidikan.

Indramayu, 04 Juli 2024 Penulis,

NURIMAM SUISMA NIM. 211012237

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning ... 10

2.1.2 Indikator dalam Menentukan Kerajinan Ekonomi Kreatif ... 11

2.2 Limbah Sampah ... 13

2.2.1 Tahapan – tahapan Pengolahan Sampah Anorganik ... 15

2.2.2 Jenis – jenis kerajinan kreatif dari limbah sampah ... 18

2.2.3 Pengaruh Kerajinan Kreatif Terhadap Limbah Sampah ... 18

2.2.4 Dampak Limbah Sampah Anorganik ... 20

2.3 Kajian Penelitian Terdahulu ... 24

2.4 Kerangka Berpikir ... 25

2.5 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian ... 29

3.3.1 Populasi ... 29

3.3.2 Sampel dan Sampling ... 30

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 31

(4)

iv

3.4.1 Definisi Variabel ... 31

3.4.2 Definisi Operasional ... 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.6 Instrumen Penelitian ... 35

3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 36

3.7.1 Uji Validitas ... 36

3.7.2 Uji Reabilitas ... 36

3.8 Teknik Analis Data ... 37

3.8.1. Uji Normalitas Data ... 37

3.8.2. Uji Homogenitas ... 37

3.8.3. Uji Hipotesis ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Negara berkembang pada umumnya, termasuk Indonesia, menghadapi masalah pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, yang mengakibatkan pembangunan yang tidak terkendali. Ini mengakibatkan kebutuhan akan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menciptakan kota yang nyaman dan tertata. Kondisi ini dapat diimbangi dengan kesiapan pemerintah setempat untuk menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang dan mengantisipasi perkembangan kota. Salah satu komponen prasarana yang penting dalam menunjang fungsi kota adalah sektor persampahan. Peningkatan jumlah penduduk yang signifikan tentunya dapat memberi dampak terhadap peningkatan volume sampah dan kerusakan lingkungan sekitarnya, seperti yang dikemukakan oleh Alikodra (Linda, 2018) bahwa pada umumnya masalah lingkungan timbul karena berbagai sebab: (1) Urbanisasi yang cepat dan penggunaan teknologi yang kurang bijaksana dan cenderung untuk memusatkan penduduk dan sampah pada tempat yang relatif sempit. (2) Konsentrasi sampah yang melebihi lingkungan (tanah, udara, air dan biologis) untuk mengasimilasikannya disebabkan oleh kemunduran mutu lingkungan hidup untuk kehidupan biologis termasuk manusia. (3) Pertambahan jumlah penduduk serta peningkatan jumlah kegiatan pembangunan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penggunaan lahan di indonesia. Sering dijumpai pola penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah penataan ruang dan kemampuan serta kesesuaian lahan, sehingga timbul masalah seperti lahan kritis, hilangnya lahan pertanian yang subur, dan terjadinya pencemaran tanah. (4) pertumbuhan ekonomi dan industri yang menyebabkan terjadinya kecenderungan kepada perubahan siklus alami, terutama mengenai perubahan-perubahan sungai dan kegiatan yang dapat mengurangi produktivitas.(Ma’arif et al., 2022)

Rumah tangga merupakan salah satu penyumbang limbah/sampah. Sampah atau sampah yang dihasilkan rumah tangga merupakan bahan-bahan sisa yang dihasilkan dari kegiatan sehari- hari di rumah tangga limbah rumah tangga disebut juga sebagai sampah domestik merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan agar tercipta lingkungan yang sehat. Sampah rumah tangga berupa sampah organik maupun non

(6)

2 organic, detergen, kotoran dan asap hasil pembakaran.

Sebagian besar sampah rumah tangga di Indonesia masih belum dikelola dengan baik sehingga menjadi sebuah fenomena yang cukup rumit untuk penyelesaiannya.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik menjadi sarang penyebaran penyakit dan menimbulkan pencemaran udara. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 menyebutkan terdapat 66% rumah tangga yang menangani sampah dengan cara dibakar, sebanyak 32% memilih cara lain untuk mengolah sampah rumah tangga, sedangkan 1,2% rumah tangga mendaur ulang sampahnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat merupakan penyumbang sampah rumah tangga yang belum menangani sampah dengan baik. Hal ini disebabkan Indonesia belum memiliki teknologi yang canggih dan ramah lingkungan untuk mengolah sampah. Sebagai dampaknya yaitu terjadinya pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas udara yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan dan masyarakat.(Tatik Muflihah et al., 2022).

Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, pemerintah telah mencanangkan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah. Untuk memupuk kesadaran terhadap pentingnya hidup bersih dan memupuk rasa tanggung jawab bersama dari masalah sampah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah adalah dengan mengelola sampah atau sampah rumah tangga. Sebagaimana yang tertuang dalam PP No. 81 tahun 2012 bahwa upaya yang dapat dilakukan dalam mengelola sampah rumah tangga dibedakan menjadi dua yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah; dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan penanganan sampah meliputi kegiatan diantaranya:

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.(Tatik Muflihah et al., 2022)

Desa Gedangan Kecamatan Sukagumiwang merupakan desa yang awalnya suatu perkampungan tempat berkembang biaknya suatu rumput yang bernama Rumput Gedongan dan dipelihara oleh sesepuh Kampung tersebut dan menjadi tempat semedi

(7)

3 orang tersebut sehingga lama kelamaan masyarakat menyebut nama kampung tersebut menjadi Kampung Gedangan. Catatan sejarah Desa Gedangan semenjak berdirinya pada tanggal 17 Agustus 2009 yang merupakan pemekaran dari Desa Cadangpinggan. Pada Tahun 2006 pemrakarsa pemekaran Desa (diprakasai oleh Bapak Sutardja dkk.) mengajukan pemekaran desa yang dipimpin langsung oleh Kuwu terpilih Desa Cadangpinggan ke Kabupaten Indramayu agar masyarakat Kampung Gedangan terwujud memiliki desa sendiri.

Berbagai upaya dilaksanakan oleh tim pemrakarsa, BPD dan Kuwu Cadangpinggan dan membuahkan hasil menjadi desa sendiri yaitu Desa Gedangan pada tanggal 17 Agustus 2009 dengan Dasar Hukum Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4 Tahun 2009. Desa Gedangan sendiri terkenal dengan desa yang tingkat partisipasi masyarakatnya rendah dalam mengelola sampah dapat dibuktikan melalui data dibawah merupakan warga yang sudah memiliki dan belum memiliki tempat pembuangan sampah (TPS), desa gedangan juga hanya memiliki satu tempat pembuangan akhir (TPA) oleh karena itu hal tersebut juga yang membuat rendahnya minat mengelola sampah yang ada di desa gedangan, ini juga menjadi pr badan usaha milik desa untuk segera bertindak menangani hal tersebut.

Tabel 1. 1 Hasil Perhitungan Data Masyarakat Desa Gedangan yang sudah mempunyai Tempat Pembuangan Sampah dari tahun 2019 – 2023

Penduduk Berdasarkan RT Yang Sudah

Memiliki TPS dan Belum Frekuensi Persentase(%)

RT 001 2 Tempat 2,0 %

RT 002 1 Tempat 1,0 %

RT 003 0 Tempat 0,0 %

RT 004 2 Tempat 2,0 %

RT 005 1 Tempat 1,0 %

RT 006 1 Tempat 1,0 %

RT 007 0 Tempat 0,0 %

RT 008 3 Tempat 3,0 %

RT 009 0 Tempat 0,0 %

RT 010 0 Tempat 0,0 %

RT 011 2 Tempat 2,0 %

RT 012 0 Tempat 0,0 %

Jumlah 12 Tempat 12,0 %

Sumber : Pra Penelitian (Data diolah)

(8)

4 Berdasarkan Tabel. 1.1. diketahui sebanyak 5 RT diantaranya RT 003, 007, 009, 010, dan RT 012 yang belum mempunyai tempat pembuangan sampah atau masih 0%

warga dimana masih membakar atau membuang sampahnya ke sungai. Selain itu dari 12 RT hanya 12 saja yang sudah mempunyai tempat pembuangan sampah.

Selain data pertahun tempat yang sudah memiliki tempat pembuangan sampah, penulis juga membuat table data kuisioner masyarakat terhadap perbandingan sampah apa saja yang lebih dominan digunakan masyarakat. Data tersebut didapatkan melalui beberapa mewancarai tokoh masyarakat desa gedangan, bumdes gedangan, dll

Tabel 1. 2 Hasil Kuisioner Terhadap Sampah Apa Saja Yang Dominan Digunakan Masyarakat Desa Gedangan Berdasarkan Tahun 2019 – 2023

Kategori sampah yang dominan digunakan masyarakat desa gedangan

Frekuensi Persentase(%)

Plastik 30 Kg 30,0%

Sisa Makanan 15 Kg 15%

Jumlah 45 Kg 45 Kg%

Berdasarkan table 1.2. diatas menyatakan bahwa sampah plastik dan sisa makanan tergolong cukup besar diketahui sebanyak 45 kg sampah jumlah tersebut hanya sampel dari beberapa Masyarakat jadi belum keseluruhan masyarakat dihitung, jadi keterangan data tersebut sampah plastic tergolong sampah yang dominan di gunakan masyarakat, terbukti sebanyak 30 kg plastic dibuang setiap harinya.

Plastik merupakan sampah non organik yang memiliki banyak manfaat namun juga memiliki dampak negatif yang besar. Penggunaan plastik yang meningkat akhir- akhir ini pada kehidupan sehari-hari dikhawatirkan memiliki dampak yang buruk, karena plastik merupakan sampah non organik yang sulit terurai (Putra & Yuriandala, 2010). Hal ini disebabkan oleh sifat plastik yang kuat serta tidak mudah rusak oleh pelapukan (Avicenna, 2019). Plastik sering dimanfaatkan oleh masyarakat utamanya para penjual di pasaran diantaranya dalam pengemasan makanan, bahan dasar pembuatan komponen otomotif serta juga dapat dibuat sebagai bahan dasar pembuatan mainan anak-anak dan masih banyak hal lainnya yang terbuat dari bahan tersebut.

Banyaknya penggunaan plastik oleh masyarakat menyebabkan penimbunan dalam

(9)

5 jumlah besar sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan (Indaraswati, 2017).

Konsep zero waste perlu diterapkan untuk meminimalisir sampah, terutama sampah plastik. Salah satu konsep zero waste adalah melakukan daur ulang sampah plastik menjadi barang-barang lain yang berguna (Recycle.) Maka dari konsep di atas beberapa penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan kembali plastik yang tidak terpakai dan yang telah dibuang ke lingkungan. Dalam hal ini menggunakan salah satu konsep 3R yaitu Recycle yang berarti melakukan daur ulang terhadap sampah plastik.

Pengembangan inovasi berupa pengolahan sampah organik melalui ecobrick dengan memanfaatkan sampah rumah tangga yang sudah tidak digunakan lagi. Botol plastik bekas akan menjadi ecobrick yang ramah lingkungan(Ni Wayan Sri Suliartini et al., 2022)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat di identifikasi bahwa masalah sebagai berikut :

1. Besarnya Dampak Dari Pemanfaatan Ekonomi Kreatif Dalam Pengelolaan Sampah Di Desa Gedangan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu 2. Keterbatasannya tempat pembuangan sampah atau TPS yang mengakibatkan

minimnya minat membuang sampah di desa gedangan kecamatan sukagumiwang.

3. Minimnya pemanfaatan sampah plastik terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di desa gedangan kecamatan sukagumiwang.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah sangat di perlukan untuk menghindari kesalah pahaman, oleh karena itu untuk mendukung hasil lebih baik perlu di batasi ruang lingkup masalah.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Dampak sedikitnya tempat pembuangan sampah (TPS) pada desa gedangan dibatasi pada tahun 2022 saja berdasarkan dari data tahun terakhir.

2. Data sampah dari tahun per tahun dibatasi hanya data dari desa gedangan kecamatan sukagumiwang saja.

3. Minimnya minat masyarakat yang bergelut di ekonomi kreatif dibatasi hanya desa

(10)

6 gedangan kecamatan sukagumiwang saja.

1.4. Rumusan Masalah

Salah satu aspek yang penting dalam sebuah penelitian adalah membuat perumusan masalah yang akan di tulis, agar memperjelas dan mempermudah dalam mengkaji apa yang ada di dalamnya. Perumusan masalah yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara mengetahui sampah yang bisa diolah menjadi barang ekonomi kreatif dan barang apa saja yang tidak bisa diolah menjadi barang ekonomi kreatif

2. Bagaimana peran ekonomi kreatif dalam memengaruhi pengelolaan sampah di desa gedangan kecamatan sukagumiwang

3. Bagaimana peran ekonomi kreatif dalam mewujudkan desa yang bersih terhadap limbah sampah di desa gedangan kecamatan sukagumiwang.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sampah yang bisa diolah menjadi barang ekonomi kreatif dan barang apa saja yang tidak bisa diolah menjadi barang ekonomi kreatif

2. Untuk mengetahui peran ekonomi kreatif dalam memengaruhi pengelolaan sampah di desa gedangan kecamatan sukagumiwang

3. Untuk mengetahui peran ekonomi kreatif dalam mewujudkan desa yang bersih terhadap limbah sampah di desa gedangan kecamatan sukagumiwang.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh adalah : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat membantu mengembangkan pengetahuan tentang berbagai jenis sampah anorganik, karakteristiknya, dan potensinya untuk diubah menjadi kerajinan kreatif. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

(11)

7 2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat gedangan, Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat desa gedangan kecamatan sukagumiwang kabupaten indramayu untuk mengurangi pembuangan sampah yang menumpuk dan bisa mengubah pola pikir masyarakat agar bisa membuat kerajinan yang bernilai guna dan bisa di jual belikan. dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran dengan menjual produk kerajinan kreatif.

b. Bagi pemerintah desa dapat memperoleh keuntungan dari penjualan produk kerajinan kreatif melalui koperasi desa atau platform online. Pendapatan ini dapat digunakan untuk membiayai pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kerajinan kreatif desa gedangan memiliki potensi untuk menarik investor dan mitra untuk mengembangkan bisnis di sana. Kerjasama dengan pihak luar dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kualitas produk.

c. Bagi pendidikan yaitu mendorong perilaku pamah lingkungan dengan mengubah sampah anorganik menjadi produk yang bermanfaat, siswa didorong untuk melakukan hal-hal yang ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Mereka belajar untuk menghindari plastik sekali pakai dan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah.

(12)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Pengertian Ekonomi Kreatif

Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa padat dari proses alam dan/atau kegiatan sehari-hari manusia. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang mencakup pengurangan dan penanganan sampah. Sampah dapat dikategorikan berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Kategori pertama terdiri dari sampah yang mudah membusuk, yang terdiri dari sampah organik, seperti sisa daging, sayuran, dan daun; kategori kedua terdiri dari sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, kertas, karet, logam, bahan bangunan, dan lain-lain; kategori ketiga terdiri dari debu atau abu; dan kategori keempat terdiri dari sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah dari industri dan rumah sakit

Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang memadukan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide, gagasan dan pengetahuan dari sumberdaya manusia sebagai faktor produksi. Dalam studi ekonomi dikenal ada empat faktor produksi, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, modal (faktor utama) dan orientasi atau manajemen (Gusti, 2016:227). Inti atau jantuk ekonomi kreatif adalah industri kreatif. Hal ini serupa dengan daerah memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Dari perbedaan wilayah akan menyebabkan potensi daerah yang berbeda pula. Potensi daerah yang berbeda maka akan menunjukkan aktivitas manusia yang berbeda pula, karena pada dasarnya manusia akan selalu memanfaatkan potensi daerah yang ia tempati

2.1.2. Indikator dalam menentukan kerajinan ekonomi kreatif

Kegiatan kreatif yang berhubungan dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuaan ilmu dan teknologi dan penerapannya, untnuk perbaikan produk dan kreatifitas produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Menurut Deni (2013:230)

(13)

9 Indikator keberlangsungan ekonomi kreatif sebagai berikut:

1) Produksi

Menurut Adiwarman disebutkan bahwa teori produksi ditunjukan untuk memberikan pemahaman tentang perilaku perusahaan dalam membeli dan menggunakan input untuk produksi dan menjual keluaran atau produk. Menurut Al-Syaibani sebagaimana bahwa usaha produktif adalah usaha untuk menghasilkan harta melalui cara-cara yang diperbolehkan. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat an Naba ayat 11: Artinya: dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. Islam menganjurkan dan mendorong proses produksi mengingat pentingnya kedudukan produksi dalam menghasilkan sumber-sumber kekayaan (Lukman, 2008:8).

2) Pemasaran

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli atau jasa, menurut ilmu ekonomi pasar berkaitan dengan kegiatanya bukan tempatnya, walaupun islam mendorong perdangangan sebagai pendorong terciptanya pasar (Chairul, 2015:69). Sedangkan pengertian pemasaran yaitu sistem tota dari kegiatan bisnis yang disusun untuk merencanakan, menentukan harga, promosi mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pada sasaran serta tujuan perusahaan (Nana, 2015:2)

3) Manajemen dan Keuangan

Manajemen keuangan merupakan penggabungan ilmu seni yag membahas dan mengkaji, menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan mempergunakan sumber daya perusahaan untuk mencari, mengelola dana dengan tujuan mampu memberikan keuntungan bagi para pemegang saham dan kelanjutan usaha bagi pengusaha (Irham, 2014: 208). Dalam Islam, manajemen kekuangan dapat dilihat pada firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 282: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar

(14)

10 4) Kebijakan Pemerintah

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif, baik keterkaitan dalam substansi ataupun administrasi. Hal ini disebabkan karena kreatif bukan hanya pembangunan industri saja, tetapi meliputi pengembangan ideologi, politik, sosial dan budaya. Islam membahas kebijakan pemerintah di dalam surat An-nisa ayat 56: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

5) Kondisi Ekonomi

Pembangunan ekonomi daerah pada masa yang akan datang harus berbeda dengan wujud perekonomian daerah pada waktu sebelumnya yaitu pada saat terjadinya krisis. Perekonomian dimasa mendatang hendaknya dibangun leboh adil dan merata, mencerminkan peningkatan peran daerah dan adanya pemberdayaan rakyat yang berday asaing dengan berbasis efisiensi serta menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan. Sebagaimana Firman Allah swt.

Pada surat Al-Isra’ ayat 26: Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros

6) Kemitraan Usaha

Kemitraan dapat didefinisikan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebiih dalam jangka waktu untuk meraih keuntunga bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan satu sama lain. Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

(15)

11 2.2. Limbah Sampah

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan sebagai sumber penyakit yang pada gilirannya akan menghambat laju gerak ekonomi masyarakat. sampah rumah tangga yang tidak tertangani akan kian menumpuk, sehingga mengakibatkan berkurangnya keindahan lingkungan diikuti dengan bau busuk. Bila lingkungan sudah sedemikian rupa maka akan mengurangi sumberdaya kehidupan dalam sektor kepariwisataan. Dipihak lain, sampah dapat juga menjadi salah satu sumberdaya penting dalam mengangkat perekonomian masyarakat. Kondisi ini akan terjadi apabila sampah tersebut dapat dikelola secara professional. (Marleni et al., 2018)

Sampah akan memiliki nilai ekonomis apabila berada dalam jumlah mencukupi untuk diperdagangkan atau diproses lebih lanjut sebagai barang-barang ekonomi, baik sebagai bahan baku (daur ulang) maupun sebagai komoditas perdagangan. Apabila masyarakat selaku penghasil sampah melakukan peran serta dalam pengelolaan sampah, maka menampung dan memasarkan sampah tersebut perlu suatu wadah. Disinilah dapat dilihat pentingnya unit usaha pengelolaan sampah sebagai sarana bagi masyarakat untuk menabung, meningkatkan sosio-ekonomi, sekaligus memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah.(Hardika et al., 2021) Sampah dalam pelaksanaanya dapat mengurangi tingginya angka sampah di masyarakat dan di tempat pembuangan akhir (TPA). Dampaknya, volume sampah yang ada di masyarakat dan TPA dapat berkurang.

Unit pengelolaan sampah juga mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat dalam Undang- undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Program pengelolaan sampah mandiri melalui unit pengelolaan sampah menjadi salah satu alternatif solusi bagi pemerintah maupun masyarakat, untuk sampah yang menjadi target pewadahan, pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan yang menjadi tugas Dinas Lingkungan Hidup dari potensi timbulan yang ada.(Hardika et al., 2021). Analisis SWOT/EFAS meliputi kekuatan (strengths); sampah organik dapat diolah lagi menjadi kompos, sampah anorganik bisa dimanfaatkan kembali, kelemahan (weknesses); masih terdapatnya masyarakat yang belum mengetahui cara mengelola sampah organik

(16)

12 menjadi kompos, perlunya perhatian pemerintah dalam pengelolaan sampah, peluang (oppurtnunites); mengubah pola pikir masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan, kesempatan bagi masyarakat untuk kreatif dan bisa memanfaatkan sampah, ancaman (threats); apabila tidak ada strategi pengelolaan sampah tersebut, maka volume sampah di kelurahan kota medan akan semakin bertambah banyak, sampah-sampah yang tidak dikelola tersebut akan menumpuk dan menimbulkan dampak yang negatif.(Marleni et al., 2018). Berdasarkan asalnya sampah (padat) menurut Suprihatin (dalam Nisandi, 2007) dapat digolongkan menjadi : sampah organik, yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya dan sampah anorganik, yaitu sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Berdasarkan atas dasar sifat biologis kimianya sampah dapat dibedakan antara lain : sampah yang dapat membusuk seperti sisa makanan, daun, sampah kebun, pertanian atau lebih dikenal dengan istilah sampah organik, sampah yang tidak membusuk seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam yang lebih dikenal dengan istilah sampah anorganik, sampah yang berupa debu atau abu dan sampah yang berbahaya terhadap kesehatan seperti sampah yang berasal dari industri yang mengandung zat-zat kimia maupun fisika berbahaya. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan sebagai sumber penyakit yang pada gilirannya akan menghambat laju gerak ekonomi masyarakat(Marleni et al., 2018)Sampah padat dapat di daur ulang dengan cara memisahkan, mengumpulkan, memproses, mendistribusi dan membuatnya menjadi barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah padat juga menjadi bahan utama dalam proses daur ulang.

Sampah dapat mencemari lingkungan dan mambahayakan kesehatan. Sampah juga menyebabkan timbulnya banjir. Akan tetapi, melalui daur ulang, sampah dapat diolah lagi menjadi barang yang berguna. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali barang-barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. Sampah plastik dikategorikan menjadi dua sampah plastik yang memiliki nilai seperti botol plastik dan sampah plastik yang tidak memiliki nilai seperti plastik kresek (Putra, Yuliana, & Rahayu, 2012). Sampah plastik kresek yang tidak bernilai dapat diolah

(17)

13 menjadi hiasan bunga cantik yang memiliki nilai ekonomi. Sampah merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh semua negara baik negara maju ataupun negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun penggunaan sampah plastik di Indonesia terus meningkat. Pemerintah, organisasi lingkungan serta instansi-instansi Pendidikan saling bekerjasama untuk menurunkan dampak negatif dari sampah. Beberapa hal yang dilakukan diantaranya membentuk bank sampah, pengomposan komunal, dan daur ulang sampah plastik untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, meningkatkan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya sesuai dengan tujuan dari penyelenggaraan pengelolaan sampah yang diatur dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2008. (Riyanto et al., 2021) Sampah pada dasarnya hanya ditaruh ditempat sampah kemudian nantinya akan diambil oleh truk-truk pengangkut sampah yang nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Masyarakat Desa Gedangan pun belum sadar bahwa pada dasarnya sampah merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

2.2.1. Tahapan Pengelolaan Sampah Anorganik

Tahapan Pengelolaan Sampah Anorganik Sendiri Terdiri Dari:

1) Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya

Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap rumah. (Harimurti et al., 2020) Selain itu kegiatan tersebut juga memilah sampah yang tidak terpakai dan sampah yang dapat diolah kembali menjadi barang kerajinan kreatif. Bahan-bahan yang sulit terurai secara alami, seperti plastik, logam, kaca, dan elektronik, adalah komponen utama sampah anorganik. Pemilahan dapat dilakukan di tempat asalnya, yaitu rumah, sekolah, perkantoran, dan tempat lainnya.

2) Pemanfaatan Kembali

Bayangkan botol plastik bekas menjadi tas belanja yang kokoh dan keren. Kini, kardus bekas, yang biasanya dibuang di tempat pembuangan akhir, diubah menjadi rak buku yang unik dan berguna. Kain perca yang tidak terpakai diubah menjadi

(18)

14 boneka yang menggemaskan dan lucu. Kreativitas tidak ada batasnya ketika sampah dimanfaatkan kembali, memberikan nilai baru pada hal-hal yang sebelumnya tidak berguna. Selain manfaatnya, pemanfaatan kembali sampah menawarkan peluang ekonomi yang menjanjikan. Para pengrajin, yang memiliki tangan terampil dan ide cemerlang, mengubah sampah menjadi barang bernilai jual. Dari kerajinan tangan yang indah hingga dekorasi rumah yang menawan, barang-barang ini dicari oleh banyak orang, yang menghasilkan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan kembali sampah adalah tanggung jawab seluruh masyarakat, bukan hanya para pengrajin. Kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan mulai memilah sampah dan memanfaatkan kembali barang-barang yang masih layak pakai. Gaya hidup yang ramah lingkungan ini tidak hanya menguntungkan Bumi, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab sosial dan kepedulian.

3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir

Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan menurunkan biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan, mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta memperkecil permasalahan sampah yang saat ini dihadapi oleh banyak pemerintah daerah. (Harimurti et al., 2020)

2.2.2. Jenis – jenis Kerajinan Kreatif dari Limbah Sampah

Masyarakat saat ini hanya mengolah sampah organik menjadi biogas dan kompos.

Karena kekurangan pengetahuan dan keterampilan, pengelolaan sampah anorganik belum dilakukan. Untuk menyelesaikan masalah ini, program pengabdian ini menawarkan pelatihan dan workshop untuk mengubah sampah plastik menjadi produk kerajinan tangan yang menguntungkan, seperti tas, dompet, keranjang, dan aksesori.

1) Kerajinan dari Botol Plastik

Salah satu jenis sampah yang paling mudah ditemukan adalah botol plastik bekas,

(19)

15 yang dapat diubah menjadi banyak hal, seperti vas bunga, celengan, tempat pensil, mainan anak, lampu hias, dll.

2) Kerajinan dari Kaleng Bekas

Kaleng bekas merupakan salah satu jenis sampah yang mudah ditemukan dan dapat diolah menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang menarik dan bermanfaat.

3) Kerajinan Kardus Bekas

Kardus bekas merupakan salah satu jenis limbah yang mudah ditemukan di sekitar kita. Di balik kesederhanaannya, kardus bekas menyimpan potensi luar biasa untuk diubah menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang menarik dan bermanfaat.

2.2.3. Pengaruh Kerajinan Kreatif Terhadap Limbah Sampah

Menurut Marliani (2015), upaya pengolahan sampah dimotivasi oleh tingginya proporsi sampah rumah tangga di daerah perkotaan, dengan 75% sampah organik dan 25% sampah anorganik. Selain itu, kesehatan masyarakat dapat dipertahankan dengan meningkatkan kualitas lingkungan. Sampah biasanya diolah oleh masyarakat dengan mengumpulkannya, membuangnya, dan mengangkutnya ke tempat pembuangan sampah.

Pengolahan sampah harus berubah dengan menerapkan prinsip 3R, yaitu mengurangi sampah, menggunakan dan memakai kembali, dan mendaur ulang. Dengan menerapkan prinsip 3R, sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis dan tidak ramah lingkungan dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat, bernilai ekonomis, dan ramah lingkungan. Pemanfataan dan pengolahan sampah harus mempertimbangkan berbagai elemen masyarakat, termasuk karakteristik sampah, kondisi lingkungan, dan atribut sosial budaya masyarakat (Marliani, 2015). Sebuah barang yang tidak termanfaatkan dan terbuang dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi (Suryani et al., 2019).

Sebagian besar sampah organik telah diproses menjadi kompos dan biogas, tetapi sampah anorganik masih sulit diolah karena tidak mudah didegradasi oleh alam.

Plastik, terutama botol plastik, adalah jenis sampah anorganik yang paling umum

(20)

16 (Purnama & Yuriandala, tahun 2010). Pemilahan sampah organik dan anorganik adalah langkah pertama yang dapat dilakukan rumah tangga dalam pengolahan sampah.

Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik berupa plastik dapat diolah menjadi produk kerajinan tangan dan digunakan sebagai paving block untuk jalan setapak dan dekorasi rumah (Devi, 2016). Desa Gedangan terletak di Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu dengan luas wilayah 3,5 m2, 3 RW, 12 RT, jumlah penduduk 5.875 jiwa. Desa Gedangan sudah memiliki bank sampah tetapi keberadaannya belum dirasakan maksimal oleh masyarakat. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyetorkan sampah anorganik ke bank sampah karena sampah dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak bernilai ekonomis.

Kebiasaan membakar sampah dan membuangnya ke TPA menyebabkan pencemaran air, tanah dan udara. Sebagian kecil masyarakat telah mengolah organik menjadi kompos karena telah dilakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos.

Sedangkan untuk sampah anorganik masyarakat cenderung membuangnya. Kondisi ini dapat dikurangi dengan menumbuhkan kesadaraan masyarat untuk memilah sampah dan mengolah kembali sampah anorganik yang bisa dimanfaatkan menjadi tas, tempat tissue, tempat gelas, piring dll. yang bernilai ekonomi. Selama ini belum ada sosialisasi dan edukasi tentang pemanfaatan sampah anorganik menjadi produk kerajinan sehingga masyarakat tidak memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk yang bernilai ekonomi.

Beberapa permasalahan yang timbul dalam sistem penanganan sampah selama ini adalah(Amalia & Kusuma Putri, 2021):

1. Efisiensi yang rendah, karena sampah belum dipilah-pilah sehingga kalaupun akan diterapkan teknologi lanjutan berupa komposting maupun daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan menurut jenisnya sesuai dengan yang dibutuhkan, yang memerlukan dana maupun menyita waktu.

2. Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah, membutuhkan lahan yang luas.

3. Menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis bakteri serta bibit penyakit yang pada akhirnya akan mengurangi nilai estetika dan

(21)

17 keindahan lingkungan.

Menurut Arief (2013:200) Alasan dasar didalam pengelolaan sampah adalah:

1. Untuk mengurangi sifat-sifat bahaya yang terkandung didalam sampah.

2. Untuk memisahkan sampah kedalam komponen-komponen tersendiri, dimana beberapa atau semuanya bisa dimasukkan untuk penggunaan/perlakuan berikutnya.

3. Untuk mengurangi jumlah sampah akhir yang harus dikirimkan ke tempat pembuangan akhir.

4. Untuk mengubah sampah menjadi bahanbahan yang lebih berguna

IPPC mengungkapkan bahwa sampahsampah yang perlu diolah meliputi: sampah makanan, sampah kebun atau sampah taman, koran dan kardus, sampah tekstil, plastik, gelas, dan lainlain (world bank, 2012). Kegiatan mengelola sampah ini tentunya memiliki proses yang cukup panjang. Salah satu cara mengelola sampah anorganik yang sering dilakukan adalah menggunakan prinsip 3R (Reuse, Reduse, Recycle). Reuse berarti memakai berulang kali bahan dari plastik, reduse berarti mengurangi pembelian atau penggunaan bahan-bahan plastik, dan recycle berarti mendaur ulang sampah plastik dan sejenisnya.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012, kegiatan reduce, reuse, dan recycle atau batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah yang selanjutnya disebut kegiatan 3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain, dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru. Yulinah (2008:8) mengatakan Trend pengelolaan sampah kota yang mengutamakan 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle, perlu didukung, agar jumlah sampah yang dibuang menjadi berkurang, pola pengelolaan sampah masa depan, di mana volume sampah yang dibuang ke TPA menjadi jauh berkurang dengan lebih diintensifkannya program 3R(Amalia & Kusuma Putri, 2021)

2.2.4. Dampak Limbah Sampah Anorganik

Pengelolahan sampah dengan sistem 3R ini sering dijadikan alternatif di Kota-Kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Kota Palembang. Artiningsih (dalam Anatolia,

(22)

18 2015:117) menyatakan, keunggulan yang dicapat dalam pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah sebagai berikut.

1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan adanya organisasi pengelolaan sampah akan memberikan dampak sosial yang positif. Adanya interaksi antar individu dalam masyarakat akan memberikan pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat.

2. Dapat memberikan motivasi tambahan bagi masyarakat dalam aspek ekonomi, pendapatan dan penjualan kompos serta dari penjualan sampah anorganik yang dapat dijual kembali, akan dapat menambah pendapatan kelompok.

3. Lingkungan akan menjadi bersih dan sehat karena semua sampah dapat termanfaatkan. Masyarakat akan mendapat keuntungan secara tidak langsung dari penurunan biaya pengobatan anggota keluarga yang sakit akibat sanitasi lingkungan yang buruk.

Permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas, dan agar tidak menyimpang dari sasaran yang sebenarnya maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Pengolahan sampah anorganik dengan menggunakan sistem penanganan 3R.

2. Sampah anorganik yang dimaksud adalah sampah-sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, besi kaca dan sejenisnya.

3. Pengelolaan sampah anorganik berupa hasil kerajinan tangan untuk menambah kas TPA Gedangan

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu relevan dengan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Penelitian Riyanto K, Kustina L, Fathurohman F, 2021 dengan judul

“Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Desa Sukaresmi melalui Daur Ulang Plastik Kresek menjadi Hiasan yang Bernilai Ekonomi” Penelitian ini

(23)

19 bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat khususnya Desa Sukaresmi untuk memanfaatkan limbah plastik kresek menjadi hiasan yang bernilai ekonomi, sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat serta mengurangi limbah plastik kresek. Kegiatan ekonomi kreatif melalui daur ulang plastik kresek ini menggunakan metode pendekatan kepada masyarakat melalui sosialisasi bahwa setiap limbah apabila diolah dengan baik akan menghasilkan barang yang bernilai ekonomi. Masyarakat Desa Sukaresmi diharapkan mampu mengolah limbah plastik kresek menjadi barang yang bernilai ekonomi. Limbah plastik kresek tersebut dapat diolah menjadi hiasan bunga cantik yang bernilai ekonomi.(Riyanto et al., 2021)

2. Penelitian Kurniasari C, 2021 dengan judul “Ekonomi Kreatif melalui Masyarakat Cerdik dalam Mengelola Sampah dengan Baik” Penelitian ini bertujuan agar memberikan pengetahuan cara mengolah sampah dengan baik dan benar. Metode kegiatan ini melalui penyampaian penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah untuk di daur ulang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar dengan menggunakan leaflet dan penyampaian materi melalui power point. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Dusun Tegallayang Caturharjo Pandak Bantul Yogyakarta yang berjumalah 40 orang. Hasil dari pelatihan ini masyarakat lebih memahami arti ekonomi kreatif dari mengelola sampah dengan baik dan benar.(Kurniasari, 2021)

3. Penelitian Widiyasari, Ririn, Zulfitria, Fakhirah, Salsabila, 2021 dengan judul

“Pemanfaatan Sampah Plastik Dengan Metode Ecobrick Sebagai Upaya Mengurangi Limbah Plastik” Penelitian ini berupaya mengurangi sampah plastik yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan seperti penumpukkan sampah sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Solusi dari permasalahan ini yaitu dengan pembuatan produk ecobrick, yang mana produk ini dapat dibuat dengan mudah, dengan alat serta bahan yang mudah pula didapatkan. Tujuan dari pengabdian ini ialah untuk menignkatkan kesadaran masyarakat khususnya di wilayah Jl. Tabanas II RT. 011/017 Kedaung, Tangerang Selatan mengenai produk ecobrick sebagai suatu langkah seruan

(24)

20 untuk peduli terhadap lingkungan guna terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. (Widiyasari et al., 2021)

4. Penelitian Kusumawardani, Niken, Meidasari, Evi, Sukmasari, Dewi, 2023 dengan judul “Peningkatan Kompetensi Wirausaha Ekonomi Kreatif Bagi Siswa Kejuruan Melalui Produk Kerajinan Tangan” Penelitian bertujuan bahsawannya sektor ekonomi kreatif mampu berkontribusi terhadap PDB nasional. Salah satu sektor ekonomi kreatif di Indonesia adalah kriya (kerajinan tangan). Banyak produk kerajinan tangan yang telah menembus pasar dunia, tentu hal ini sangat membantu dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. SMK (Sekolah Menegah Kejuruan) merupakan lembaga pendidikan yang menyediakan lulusan yang nantinya siap diterjunkan ke pasar kerja.

Untuk itu, sangat penting untuk membekali mereka dengan cukup informasi mengenai konsep ekonomi kreatif maupun jenis keahliannya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di SMK BLK Bandarlampung.

Metode yang dilakukan adalah dengan cara sosialisasi materi mengenai konsep ekonomi kreatif dan pendampingan pembuatan produk kerajinan tangan. Dari hasil kegiatan tersebut, siswa SMK BLK Bandarlampung memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai ekonomi kreatif dan produknya khususnya produk kriya (gantungan kunci) yang nantinya akan digunakan sebagai bekal kegiatan berwirausaha.

5. Penelitian Madona Patrecia Resubun, 2023 dengan judul “Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dengan Bisnis Kreatif Dari Daur Ulang Sampah Plastik Pada Masyarakat Amantelu” Penelitian berusaha menyadarkan masyarakat yang masih banyak yang membuang sampah dengan cara dibakar atau dibuang begitu saja tanpa memilah atau tanpa dipisah dari sampah organik dan anorganik. Dikarenakan minimnya pengetahuan dan keinginan untuk berinovasi akan limbah sampah itu sendiri. Tujuan dari pengabdian ini adalah memanfaatan berbagai jenis sampah plastik (kantong platik ) menjadi berbagai bunga serta membantu dalam merangkai agar terlihat unik, menarik dan bernilai jual agar dapat mengurnagi permasalahan sampah sekaligus bisa

(25)

21 meningkatkan perekonomian masyarakat desa Kelurahan Amantelu. Metode pelaksanaan dilakukan dengan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan yang dilakukan dalam beberapa tahapan seperti tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian ini adalah pengolahan sumber daya manusia melalui sosialisasi, pelatihan dan pendampingan pemanfaatan limbah sampah plastik menjadi kerajinan tangan hiasan bunga di Kelurahan Amantelu, kecamatan Sirimau kota Ambon

Tabel .1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Persamaan Perbedaan

1 Riyanto Kuwat, Kustina Lisa, dan Fathurohman

Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Desa

Sukaresmi melalui Daur Ulang Plastik Kresek menjadi Hiasan yang Bernilai Ekonomi

Melakukan Penelitian Menggunakan Ekonomi Kreatif Sebagai X nya

Konteks : penelitian ini dilakukan di Desa

Sukaresmi

Tujuan Penelitian : untuk meningkatkan

keterampilan masyarakat khususnya Desa Sukaresmi untuk memanfaatkan limbah plastik kresek menjadi hiasan yang bernilai ekonomi, sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat serta mengurangi limbah plastik kresek

2 Kurniasari, Chanif Ekonomi Kreatif Melakukan Konteks : Penelitian ini

(26)

22 melalui Masyarakat

Cerdik dalam Mengelola Sampah dengan Baik

Penelitian Menggunakan Ekonomi Kreatif Sebagai X nya

di Dusun Tegallayang Caturharjo Pandak Bantul Yogyakarta

Tujuan : memberikan pengetahuan cara

mengolah sampah dengan baik dan benar. Hasil dari penelitian ini masyarakat lebih memahami arti ekonomi kreatif dari mengelola sampah dengan baik dan benar.

3 Widiyasari, Ririn, Zulfitria, Fakhirah, dan Salsabila

Pemanfaatan Sampah Plastik Dengan Metode Ecobrick Sebagai Upaya Mengurangi Limbah Plastik

Melakukan pemanfaatan terhadap limbah sampah

Konteks : Jl. Tabanas II RT. 011/017 Kedaung, Tangerang Selatan Tujuan : Mengantisipasi dampak negatif sampah plastic bagi lingkungan seperti penumpukkan sampah sehingga mengakibatkan

pencemaran lingkungan.

Masyarakat dapat terbiasa dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, dengan cara pemanfaatan sampah plastik. Hasil yang diperoleh adalah

masyarakat dapat memahami pentingnya

(27)

23 menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan memilah sampah dengan baik, serta mampu menyediakan produk ecobrick berupa kursi, baik sebagai kebutuhan pribadi maupun masyarakat.

4. Kusumawardani, Niken, Meidasari, Evi, Sukmasari, dan Dewi

Peningkatan

Kompetensi Wirausaha Ekonomi Kreatif Bagi Siswa Kejuruan Melalui Produk Kerajinan Tangan

Melakukan Penelitian Menggunakan Ekonomi Kreatif Sebagai X nya

Konteks : SMK BLK Bandarlampung, Lampung Tujuan : untuk

menumbuhkan minat dan motivasi diri yang kuat dalam hal berwirausaha pada siswa SMK, sekaligus membekali mereka dengan ketrampilan produk kerajinan tangan dari bahan dasar resleting.

Diharapkan melalui kegiatan ini, mitra sasaran dapat bertambah

wawasannya mengenai konsep wirausaha ekonomi kreatif dan bertambah ketrampilan dalam hal pembuatan produk kerajinan tangan.

5. Madona Patrecia Peningkatan Ekonomi Melakukan Konteks : Kelurahan

(28)

24 Resubun Masyarakat Dengan

Bisnis Kreatif Dari Daur Ulang Sampah Plastik Pada Masyarakat Amantelu

pemanfaatan terhadap limbah sampah

Amantelu, Kecamatan Sirimau Kota Ambon Tujuan : memanfaatan berbagai jenis sampah plastik (kantong platik ) menjadi berbagai bunga serta membantu dalam merangkai agar terlihat unik, menarik dan bernilai jual agar dapat mengurnagi permasalahan sampah sekaligus bisa

meningkatkan

perekonomian masyarakat desa Kelurahan Amantelu 2.4. Kerangka Berpikir

Sugiyono (2013) menyatakan bahwa kerangka pemikiran adalah alur berpikir atau alur penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan dalam melakukan penelitian mereka tentang subjek yang dimaksud. Oleh karena itu, kerangka pemikiran adalah alur yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian mereka tentang subjek yang dapat membantu mereka mencapai rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Konsep atau rencana terstruktur yang membantu mengatur pemikiran dan pendekatan penelitian disebut "kerangka berpikir". Kerangka berpikir juga membantu peneliti menghubungkan berbagai konsep, teori, variabel, dan hubungan yang relevan dalam penelitian. Ada orang yang menganggap kerangka berfikir sebagai penjelasan singkat tentang gejala yang menjadi subjek masalah. Mereka juga mengatakan bahwa kerangka berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah ditentukan sebagai masalah yang signifikan.

Pengolahan Limbah Sampah Anorganik

(Y1)

(29)

25 Keterangan :

Variabel X dalam suatu penelitian merupakan variabel bebas. Variabel inilah yang dimanipulasi atau diubah oleh peneliti untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen. Peneliti tertarik untuk memahami hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Seperti yang diketahui penulis menggunakan focus utama dalam penelitian ini adalah Pengaruh Kerajinan Ekonomi Kreatif. Oleh karena itu variable ini menjadi variabel yang mempengaruhi sama lain.

Variabel terikat Y dalam suatu penelitian adalah variabel yang diukur oleh peneliti yaitu minat masyarakat desa gedangan dalam mengolah limbah sampah anorganik ini ke kerajinan ekonomi kreatif serta turut adilnya pemerintahan desa juga akan mendapatkan naikknya pendapatan desa dan juga menjadikan desa yang ramah lingkungan. Variabel inilah yang diperkirakan dipengaruhi oleh variabel independen. Peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2.5. Hipotesis

Para ahli dari berbagai perspektif memberikan definisi hipotesis dalam berbagai literatur.

Dengan mempertimbangkan definisi yang diberikan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hipotesis terdapa, seperti yang dinyatakan oleh Rogers (1966), Creswell & Creswell

KERAJINAN EKONOMI KREATIF

(X)

Minat Masyarakat Desa Gedangan

(Y2)

Pendapatan Pemerintah Desa Gedangan

(Y3)

OUTPUT

(30)

26 (2018), "Hipotesis adalah pernyataan formal yang menyajikan hubungan yang diharapkan antara variabel independen dan variabel dependen," dan Abdullah (2015), "Hipotesis adalah jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui penelitian."

Pemahaman atas hipotesis mencakup 3 proses utama, yakni 1) Mencari media landasan menyusun hipotesis; 2) Menyusun dalil atau teori terkait yang menjadi jembatan antara variabel dependen dan variabel independen, dalam rangka membangun analisis; 3) Memilih statistika yang tepat sebagai alat uji. Sehingga dengan demikian, substansi hipotesis adalah pernyataan sementara berbasis norma-norma terkait pada suatu fenomena atau kasus penelitian dan akan diuji dengan suatu metode atau statistika yang tepat.

Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh pada kerajinan ekonomi kreatif antara hasil limbah sampah anorganik di masyarakat desa gedangan

Hipotesis alternatif (H1) : Terdapat pengaruh pada kerajinan ekonomi kreatif antara hasil limbah sampah anorganik dalam pemerintah desa dan masyarakat gedangan

Hipotesis penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Ha1 : Terdapat pengaruh pada kerajinan ekonomi kreatif antara hasil limbah sampah anorganik

Ha2 : Terdapat pengaruh pada kerajinan ekonomi kreatif antara minat dari masyarakat desa gedangan

Ha3 : Terdapat pengaruh pada kerajinan ekonomi kreatif antara pemerintah desa gedangan

(31)

27 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Zikmund (1997) menyatakan bahwa metode peneletian survei adalah metode untuk mengumpulkan informasi dari sejumlah sampel individu melalui pertanyaan-pertanyaan.

Menurut Gay & Diehl (1992), metode survei adalah kategori penelitian umum yang menggunakan wawancara dan kuesioner. Sebaliknya, Bailey (1982) menyatakan bahwa metode survei adalah jenis penelitian di mana pengambilan data dilakukan melalui pertanyaan tertulis atau lisan.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan data. Data ini dapat digunakan untuk mewakili populasi tertentu sesuai dengan tujuan penelitian, seperti mengetahui identitas individu, perasaan, atau kecenderungan mereka untuk bertindak. Suwartono (2014: 127) menyatakan bahwa survei biasanya melibatkan banyak subjek atau responden (sensus), atau bahkan seluruh populasi (sensus). Oleh karena itu, sebagian besar orang tidak tahu apakah sampelnya besar atau tidak. Jika sampel dalam penelitian tersebut banyak maka penelitian tersebut termasuk jenis penelitian servei walaupun tidak semua yang memiliki jumlah sample banyakitu termasuk penelitian survei, karena kita juga harus mengetahui dengan pasti metodeapayang diambil oleh sipeneliti dalam pengambilan datanya. Peneliti dalam kesempatan ini mencoba menggunakan jenis penelitian survei pada dua tempat berbeda yaitu diantaranya di Rt 002 Rw 001 dan di Rt 010 Rw 003, kesempatan kali peneliti 20 orang yang di wawancarai dari kedua tempat tersebut, Sehingga nanti memunculkan hasil dari beberapa audiensi menerima tanggapan peneliti terhadap kerajinan ekonomi kreatif terhadap pengelohan limbah sampah anorganik dan audiensi yang kedua, yang tidak menerima tanggapan peneliti terhadap kerajinan ekonomi kreatif terhadap pengolahan limbah sampah anorganik.

Mengidentifikasi masalah penelitian; membuat desain survei; membuat instrumen (kuesioner atau pertanyaan); menentukan sampel; melakukan pre-test; mengumpulkan data; memeriksa data; mengkodekan data; mengolah dan menganalisis data; dan menginterpretasikan data. Dalam penelitian kuantitatif, desain survei digunakan untuk

(32)

28 mengetahui sikap, perilaku, dan karakteristik populasi melalui pengambilan sampel (Creswell, 2012, hlm. 21). Desain survei cross-sectional adalah jenis desain penelitian yang mengumpulkan data pada satu waktu kepada sampel (Creswell, 2012, hlm. 377).

Dalam penelitian ini, desain survei cross-sectional dipilih untuk mengukur perilaku dari populasi dengan menggunakan sampel mengenai tingkat integritas akademik siswa sebagai variabel penelitian. Desain survei cross-sectional juga digunakan dalam pendidikan untuk mengumpulkan informasi tentang sikap, keyakinan, pendapat, dan perilaku yang menguntungkan dalam waktu yang singkat.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gedangan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu, dengan subjek penelitian adalah Masyarakat Desa Gedangan di tahun 2024.

3.3. Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian

Pengertian populasi sendiri ialah mencakup semua atribut subjek, bukan hanya jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, menurut pengertian yang lebih kompleks.

Misalnya, saya akan melakukan penelitian di perusahaan X. Perusahaan X terdiri dari sejumlah subjek (orang) dan objek lainnya, dan oleh karena itu dianggap sebagai populasi dalam arti jumlah atau kuantitas. Namun, perusahaan X juga memiliki atribut individu, seperti motivasi kerja, disiplin kerja, kepemimpinan, iklim organisasi, dan sebagainya. Selain itu, perusahaan X juga memiliki atribut objek, seperti kebijakan, prosedur kerja, tata ruang, produk yang dibuat, dan sebagainya. Ini menunjukkan populasi dalam arti karakteristik.

Satu individu dapat digunakan sebagai populasi karena masing-masing individu memiliki berbagai karakteristik, seperti gaya bicara, disiplin, hobi, cara bergaul, kepemimpinan, dan lain-lain. Misalnya, peneliti akan melakukan penelitian tentang bagaimana presiden Y menjalankan tugasnya, yang merupakan representasi dari semua atribut yang dimiliki presiden Y. Dalam bidang kedokteran, seseorang sering digambarkan sebagai populasi. Setiap individu memiliki populasi darah, dan sebagian

(33)

29 dari darah tersebut akan diambil untuk pemeriksaan. Populasi dalam penelitian ini sendiri adalah seluruh masyarakat desa gedangan kecamatan sukagumiwang kabupaten indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari uji coba kerajinan ekonomi kreatif dalam mempengaruhi pengolahan limbah sampah anorganik di desa gedangan kecamatan sukagumiwang kabupaten indramayu.

3.4. Sampel dan Sampling

Sederhananya, sampel adalah bagian dari populasi yang berfungsi sebagai sumber data penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk menggambarkan seluruh populasi. Arikunto menyatakan bahwa sampel hanyalah sebagian kecil dari populasi yang diamati dalam penelitian yang dilakukan. (Suharyadi and Purwanto S. K., 2016). Peneliti menentukan sampel berdasarkan berbagai faktor. Ini termasuk masalah yang dikaji, tujuan dan hipotesis penelitian, metode yang digunakan, dan intrumen penelitian. Peneliti dapat memperoleh manfaat dari pengambilan sampel dalam beberapa hal: waktu yang dihabiskan lebih cepat, biaya yang lebih rendah, penelitian dapat diselesaikan dengan cepat, dan informasi yang diberikan dapat lebih banyak, bahkan lebih mendalam. Peneliti dapat mengambil semua populasi sebagai sampel, yang biasanya terjadi karena populasi yang sangat kecil. Penelitian yang menggunakan sampel representatif dapat menghasilkan hasil yang dapat digeneralisasikan pada populasinya karena sampel tersebut mewakili atau populasinya.

Kriteria dari sampel tersebut yaitu sampel yang berkaitan antara sampai sejauh mana sampel dipengaruhi bias dan ketelitian sampel yang diukur dengan standard error of estimate dan deviasi standar, dimana tingkat ketelitian sebuah penelitian akan terlihat dengan semakin kecilnya standard error of estimate. Terdapat beberapa Teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan untuk memilih sampel dari populasi. Dari semua tektik pengambilan sampel tidak ada Teknik yang “terbaik”, namun setiap Teknik yang digunakan memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan kesempatan untuk menentukan anggota populasi yang akan dijadikan sampel.

1. Sampel probabilitas merupakan Teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel, jika

(34)

30 ukuran 100 sedangkan hanya 10 yang diambil untuk dijadikan sampel maka peluang dijadikan sampel sebesar 10 100 ⁄ = 0.1 atau 10% (Suliyanto, 2018).

2. Penarikan samapel acak sederhana merupakan Teknik pengambilan sampel memberikan kesempatan yang sama bagi semua anggota populasi untuk menjadi sampel dengan cara yang sederhana yaitu hanya satu tahap prosedur pengambilan sampel (Suliyanto, 2018). Sampel yang diambil adalah sampel yang diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Suharyadi and Purwanto S. K., 2016). Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam Teknik pengambilan sampel random adalahsebagai berikut (Darmawan, 2016): A. Tidak adanya strata dari anggota populasi sehingga relative homogen. B. Adanya daftar elemen populasi atau kerangka sampel yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

Berdasarkan dari pandangan tersebut, penulis memilih untuk menggunakan total populasi sebagai sampel secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang akan diteliti kurang dari 100 orang, dengan jumlah total sebanyak 50 orang yang terdiri dari 24 orang Rt 002 Rw 001 dan 26 orang di Rt 010 Rw 003.

3.5. Definisi Operasional Variabel 3.5.1. Definisi Variabel

Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya.

Beberapa definisi variabel menurut para ahli :

1. Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

2. Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.

3. Menurut kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

(35)

31 4. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009)

Berdasarkan literatur diatas penelitian ini memiliki dua variable yaitu variable bebas (independent) dan juga variable terikat (dependen).

a. Variabel Bebas/Independen (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini biasa disebut juga variabel eksogen. Variabel bebas (X) pada penelitiani ini ialah Kerajinan Ekonomi Kreatif

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat disebut juga varabel indogen. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini ialah yaitu : Rendahnya Pengelolan Sampah.

3.5.2. Definisi Operasional 1. Kerajinan

Kerajinan adalah suatu karya seni yang proses pembuatannya menggunakan keterampilan tangan manusia. Biasanya hasil dari sebuah kerajinan dapat menghasilkan suatu hiasan cantik, benda dengan sentuhan seni tingkat tinggi dan benda siap pakai.

Menurut Kadjim (2011:10), kerajinan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dengan penuh semangat ketekunan kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas dalam melakukan suatu karya. Setelah kita melihat beberapa pengertian kerjinanan, bisa mengetahui bahwa bahan produk kerajinan yang dihasilkan itu sangat unik. Kerajinan yang unik karena hasil dari proses pembuatan yang masih manual, yaitu masih menggunakan tangan manusia.

2. Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif sendiri menurut Arjana dalam penelitian [1] menyatakan

(36)

32 bahwa ekonomi kreatif adalah suatu konsep di era ekonomi baru yang mengutamakan informasi dan kreativitas yang mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumberdaya manusia sebagai faktor produksi. Faktor produksi dalam kegiatan ekonomi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dan orientasi atau manajemen. Sedangkan menurut [2] ekonomi kreatif sendiri memiliki pengertian, yaitu sebuah konsep untuk melakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutkan berbasis kreativitas. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif merupakan suatu konsep pembangunan ekonomi melalui kreativitas manusia sebagai faktor penggerak utama. (Kusumawardani et al., 2023)

3. Pengelolaan Sampah

Sampah menjadi masalah pelik jika tidak ditangani dengan baik.Masyarakat Jepara setiap hari mampu menampung sampah sebanyak lebih dari 1300 ton, termasuk sampah plastik sebanyak 20 ton (Shani, 2020). Hal ini sesuai dengan definisi sampah adalah bahan yang tersingkir dan tidak terpakai lagi dikarenakan elemen utama telah digunakan (Sejati, 2009). Jika dibiarkan terus-menerus maka permasalahan sampah menjadi unsur utama jika tidak ditangani dengan baik. Sampah akan bernilai jika dikelola dan tahu cara mengelolanya. Terdapat pandangan bahwa sampah adalah bukan elemen akibat proses alam melainkan barang yang tidak bergerak (Hartono, 2008). Maka paradigma cara pandang masyarakat terhadap sampah perlu diubah misalnya memberdayakan masyarakat supaya berperan serta dalam pengelolaan sampah dan penanganannya mulai dari sampah rumah tangga hingga TPA dengan instrumen hukum (Kahfi, 2017).

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen dari penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dokumentasi. Data yang dikumpulkan harus dimiliki sifat/syarat tertentu. Sehingga tidak menyimpang dari permasalahan yang ada.

1. Kuisioner

(37)

33 Kuesioner atau angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang

yang akan dinilai (responden). Melalui kuesioner, dapat diketahui keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat responden. Penggunaan kuesioner sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar siswa, pelaksanannya berbeda dengan wawancara. Melalui kuesioner, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar siswa jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga, karena penilai tidak perlu berhadapan langsung dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya seperti pada wawancara. Hal inilah yang menjadikan kelebihan kuesioner dari wawancara.

Namun, kelemahannya adalah karena jawaban- jawaban yang diperoleh sering tidak obyektif, tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, terlebih lagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kurang spesifik, sehingga besar peluang bagi responden memberikan jawaban yang dperkirakan akan melegakan pihak penilai.(Mania, 2008) Kuisioner ini diperuntukan bagi masyarakat desa gedangan kecamatan sukagumiwang kabupaten indramayu yang minat terhadap pembuatan kerajinan ekonomi kreatif dari limbah sampah yang tinggi.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Menurut Hopkins, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Wawancara adalah bentuk komunikasi lansung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.

Teknik wawancara tau interview merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan informen. Wawancara (Interview) yaitu melakukan tanya jawab atau mengkonfirmasikan kepada sample peneliti dengan sistematis (struktur). Wawancara

Gambar

Tabel  1.  1  Hasil  Perhitungan  Data  Masyarakat  Desa  Gedangan  yang  sudah  mempunyai Tempat Pembuangan Sampah dari tahun 2019 – 2023

Referensi

Dokumen terkait

Kreatif Belajar Sampah (Trash Play House) di Desa Wringinputih untuk mendukung keberlangsungan pengelolaan sampah TPS3R dan peningkatan daya tarik desa wisata, selain sebagai

Hasil penelitian tersebut dapat dipahami bahwa ekonomi kreatif yang ada di desa Pedekik bergerak dibidang usaha industri kreatif yang masih kekurangan inovasi-inovasi baru,

Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki masalah dengan sampah tidak terkecuali masyarakat di Pemukiman Pemulung Desa Ciketing, sehingga dengan pengembangan

i PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KOTARANA KECAMATAN YARANG KABUPATEN PATTANI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut

613 PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA DALAM MENGELOLA SAMPAH MENJADI PRODUK Titin1*, Elsa Ferella2, dan Ganis Sundawiyani3

Melihat fenomena pengolahan sampah di Bank Sampah Estu Sae yang kurang maksimal dan penjualan hasil kerajinan dari sampah yang telah dihasilkan belum maksimal, akan lebih baik untuk

Pembuatan Aplikasi PickyTrash untuk pengelolaan sampah merupakan salah satu upaya untuk membantu warga dalam mengelola limbah dan menaikkan taraf ekonomi desa, aplikasi PickyTrash ini

Peningkatan kompetensi wirausaha ekonomi kreatif bagi siswa kejuruan melalui produk kerajinan