• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Christine Indah Hartiani 155020301111055 Dosen Pembimbing:

Devy Pusposari, SE., M.Si., Ak.

ABSTRAKSI

Pajak merupakan hal penting bagi Indonesia, karena pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara. Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh kesadaran membayar pajak, namun kesadaran membayar pajak di Indonesia masih cukup rendah.

Oleh karena itu, Pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran membayar pajak melalui pendidikan yang terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kesadaran mahasiswa untuk membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan mahasiswa membayar pajak serta apakah mata kuliah perpajakan dapat memoderasi hubungan kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Kriteria sampel yang digunakan yaitu mahasiswa yang telah memiliki NPWP dan telah menempuh mata kuliah perpajakan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 163 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Teknik yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini berarti semakin tinggi kesadaran seseorang untuk membayar pajak maka akan semakin tinggi kemauan seseorang untuk membayar pajak.

Mata kuliah perpajakan tidak dapat memoderasi hubungan antara kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak.

Kata Kunci: Kesadaran Membayar Pajak, Mata Kuliah Perpajakan, Kemauan Membayar Pajak, Mahasiswa

ABSTRACT

Taxes are important for Indonesia, because taxes are the largest source of state revenue.

Willingness to pay taxes is influenced by awareness of paying taxes, but awareness of paying taxes in Indonesia is still quite low. Therefore, the Government trying to increase awareness of paying taxes through structured education. This study aims to determine whether the student’s awareness to pay taxes affects the student’s willingness to pay taxes and whether taxation subjects can moderate the relationship between awareness to pay taxes and willingness to pay taxes. The population of this research is The Master of Accounting program students Faculty of Economics and Business Universitas Brawijaya.

The sample criterias used are students who have NPWP and have taken tax courses. The number of samples used in this study were 163 respondents. The sampling technique used was purposive sampling. The technique used to process data is multiple linear regression analysis. The analysis shows that the awareness of paying taxes has a positive effect on

(2)

the willingness to pay taxes. This means that the higher one's awareness of paying taxes, the higher one's willingness to pay taxes. Taxation courses cannot moderate the relationship between the awareness of paying taxes and the willingness to pay taxes.

Keywords: Awareness of paying taxes, Willingness to pay taxes, Taxation Course, College Student

I. PENDAHULUAN

Pajakmerupakansumberpenerimaante rbesarbagi Indonesia. Dalam APBN 2018 diketahuibahwa 85%

daripenerimaan negara

bersumberdaripajak. Hal

inimembuktikanbahwapajakadalahhal yang sangatpentingbagi Indonesia

karenapenerimaan negara

akandigunakanuntukpembangunan negara demi kesejahteraanmasyarakat.

Adapunpembangunan yang

telahdilakukanpemerintahialahpemberia n dana BantuanOperasionalSekolah (BOS), beasiswabidikmisi, pembangunaninfrastruktur, dana desa, dan lain sebagainya.

Berdasarkanartikel yang dikutipdariwww.cnnindonesia.com, realisasipenerimaanpajakdalam APBN 2018 sampaidengantanggal 2 Januari 2019 masihdibawah target. Dari data

yang diberikan oleh

KementrianKeuangandiketahuipenerima anpajakhanyaterealisasiRp 1.315,9 triliundari target Rp 1.424 triliun.

Adapunpertumbuhanbeberapajenispajak sepertiPPh Orang Pribadi dan PPN dalam negeri menurun. PPh Orang Pribadihanyatumbuh 20,53% sedangkan pada tahun 2017 tumbuhmencapai 41,67% dan PPN dalam negeri hanyatumbuh 6,57% darisebelumnya

15,14%. Dari

penjelasandiatasterlihatbahwakemauanm asyarakatuntukmembayarpajakmasihren dah.

Rendahnyatax ratio Indonesia juga membuktikanbahwakemauanmasyarakat untukmembayarpajakmasihrendah.

MenurutEkonom Institute for Development of Economics and Finance

(Indef) Bhima Yudhistira Adhinegaradalamartikel yang disuntingdariwww.cnnindonesia.comdik etahuitax ratio Indonesia masihberada di

kisaran 11%

sedangkanmenurutInternational

Monetary Fund (IMF), tax ratio Indonesia seharusnyabisamencapai 15%.

Bahkantax ratio Indonesia masihlebihrendahdibandingkandenganta x ratio negara-negara tetanggaseperti Filipina sebesar 13,6%, Singapura 14%, Malaysia 15,5%, dan Thailand yang

mencapai 17%.

DibalikfaktaProdukDomestikBruto

(PDB) Indonesia yang

meningkatpesatdengannilaimendekati 16.000 triliun Rupiah, tidakmembuattax ratio Indonesia juga meningkatpesat.

Hal

inisangatmenggambarkantingkatkemaua nmasyarakatuntukmembayarpajakmasih sangatlahrendah.

Behavioural

beliefsataubentukkepercayaanpertamada ritigabentukkepercayaan yang mengarahkantindakanmanusiadalamThe ory of Planned Behaviour menjelaskanbahwaadanyakemungkinan- kemungkinanuntukterjadinyasuatuperila ku. Behavioural beliefs mendasaribagaimanakesadaranmembaya rpajakberpengaruhterhadapkemauanWaj ibPajakmembayarpajak.

KetikaWajibPajaksadarakanfungsi dan manfaatpajakbagidirinya dan negara makahaltersebutakanmendorongWajibP ajakuntukmaumembayarkanpajaknya.

Begitu pula sebaliknya, ketikaWajibPajaktidakmenyadarifungsi dan

manfaatpajakmakakemauanuntukmemba

(3)

yarpajak juga akansemakinrendah.Hal

ini juga

telahdibuktikanmelaluipenelitian-

penelitian yang dilakukansebelumnya yang mengatakanbahwa salah satufaktor yang

menyebabkanrendahnyakemauanWajibP ajakmembayarpajakadalahrendahnyakes adaranuntukmembayarpajak.

Berdasarkanpenelitian yang dilakukan

oleh Haryanto (2017)

diketahuibahwakesadaranmembayarpaja kberpengaruhpositifterhadapkemauanwa jibpajakmembayarpajak. Hal tersebut juga sejalandenganpenelitianIstiqomah (2017) dan Fany (2016) yaitukesadaranmembayarpajakberpengar uhpositifterhadapkemauanwajibpajakme

mbayarpajak. Dari

sinidiketahuibahwasemakintinggikesada ranuntukmembayarpajakmakaakansema kintinggikemauanwajibpajakuntukmemb ayarpajakbegitu juga sebaliknya.

Kondisi yang

membuktikanhalinidapatdilihatdarijumla hpenduduk Indonesia yang mendaftarkandirisebagaiWajibPajakmas ihterbilangrendah.

Dilansirdariwww.kompasiana.comberdas arkan data DirektoratJendralPajak, dari 264 jutajiwa yang terdiridari 60%

penduduk di usiaproduktif, hanyasekitar

39 jutajiwa yang

telahmendaftarkandirinyasebagaiWajibP

ajak. Dari

haliniterlihatbahwahanyasekitar 24%

daripendudukusiaproduktif yang telahmendaftarkandiri dan

masihadasekitar 76%

pendudukusiaproduktif yang belummendaftarkandirinyasebagaiWajib

Pajak. Hal

inimemperlihatkanbahwatingkatkesadar

anpenduduk Indonesia

untukmembayarpajakmasihsangatrendah .

Pemerintahmelakukanberbagaimaca mupayauntukmeningkatkankesadaranme mbayarpajak.

Pemerintahmembuatrencana-

rencanauntukmeningkatkankesadaranme mbayarpajakmelaluiberbagaibidang, salah satunyamelaluibidang Pendidikan.

Dilansirdariwww.kemenkeu.go.iddiketah uibahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjalinkerjasamadengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada tahun 2016 dan juga dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengenaiperpajakandalambidangpendid ikan. Pada 9 November 2018, Kemenkeumelakukanpenandatanganan nota kesepahamanbersama Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI) dalamrangkamembangunkesadaranpajak melaluipendidikanuntuk masa depanbangsa yang mandiri dan sejahtera. Adapun salah saturencana

yang diwacanakan oleh

pemerintahadalahmemasukkanmateripen genalanpajakkedalamkurikulumpendidik anmulaidarisekolahdasarhinggapergurua ntinggi. Selainitupemerintah juga mewacanakanuntukmewajibkanmahasis wamemiliki NPWP pada saat lulus dariPerguruan Tinggi. Rencana- rencanainibertujuanuntukmeningkatkank esadaranmasyarakatterutamagenerasimu

da agar

membayarpajaksehinggameningkatkanp enerimaan negara.

Adapun salah satu bentuk Pendidikan pajak yang terstruktur di lingkungan perguruan tinggi adalah mata kuliah perpajakan, namun pada saat ini tidak semua mahasiswa menerima mata kuliah perpajakan. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi peneliti apakah mata kuliah perpajakan dapat memoderasi pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak pada mahasiswa.Berdasarkan latar belakang diatas maka Peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kemauan Membayar Pajak dengan Mata

(4)

Kuliah Perpajakan sebagai Variabel Moderasi(studi empiris pada mahasiswamagisterakuntansi

Universitas Brawijaya) II.TINJAUAN PUSTAKA Theory of Planned Behavior

Teori ini menjelaskan bagaimana tindakan manusia didorong oleh tiga macam faktor (1) behavioral belief keyakinan tentang hasil perilaku dan evaluasi dari hasil perilaku tersebut dimana keyakinan ini akan menimbulkan sikap atau

towards behavior berupa sikap positif (favorable) ataupun sikap negatif (unfavorable) tehadap suatu perilaku;

(2) normative belief

tentang harapan normatif dari orang lain yaitu menyetujui ataupun tidak menyetujui untuk melakukan suatu tindakan sehingga m

untuk menuruti dari adanya harapan tersebut, keyakinan ini akan menimbulkan persepsi adanya tekanan sosial untuk melakukan tindakan atau norma subjektif (norm subjective) control belief yaitu keyakinan tentang adanya faktor yang memfas ataupun menghambat perilaku dan persepsi seberapa kuat faktor tersebut.

Keyakinan ini menimbulkan persepsi atas control perilaku (

behavior control). Kombinasi dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi atas control perila mengakibatkan terbentuknya intensi perilaku (behavioral intention).

yang positif (favorable), norma subjektif yang sesuai, dan persepsi atas kontrol yang memadai akan menghasilkan intensi yang kuat untuk melakukan perilaku tertentu.

Kuliah Perpajakan sebagai Variabel Moderasi(studi empiris pada mahasiswamagisterakuntansi

TINJAUAN PUSTAKA Theory of Planned Behavior

Teori ini menjelaskan bagaimana tindakan manusia didorong oleh tiga behavioral belief yaitu keyakinan tentang hasil perilaku dan evaluasi dari hasil perilaku tersebut dimana keyakinan ini akan menimbulkan sikap atau attitude berupa sikap positif ) ataupun sikap negatif ) tehadap suatu perilaku;

normative beliefyaitu keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain yaitu menyetujui ataupun tidak menyetujui untuk melakukan suatu tindakan sehingga menjadi motivasi untuk menuruti dari adanya harapan tersebut, keyakinan ini akan menimbulkan persepsi adanya tekanan sosial untuk melakukan tindakan atau norm subjective); (3) yaitu keyakinan tentang adanya faktor yang memfasilitasi ataupun menghambat perilaku dan persepsi seberapa kuat faktor tersebut.

Keyakinan ini menimbulkan persepsi atas control perilaku (perceived Kombinasi dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi atas control perilaku mengakibatkan terbentuknya intensi behavioral intention). Sikap ), norma subjektif yang sesuai, dan persepsi atas kontrol yang memadai akan menghasilkan intensi yang kuat untuk melakukan

Gambar 2.1

Theory of Planned Behavior

Sumber: Machrus, 2010 KemauanMembayarPajak

Penerimaan pajak suatu negara sangat bergantung dengan kepatuhan warga negara tersebut untuk membayar pajaknya. Seseorang akan menjadi patuh apabila di dalam dirinya memiliki kemauan untuk membayar pajak.

Menurut Ratung dan Adi (2009) Kemauan Membayar Paja

perkembangan dari dua subkonsep yaitu kemauan membayar dan konsep pajak.

Kemauan membayar pajak adalah suatu nilai dimana seseorang rela membayar, mengorbankan, atau menukarkan sesuatu untuk memperoleh barang atau jasa. Konsep pajak merupakan p yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran

umum negara. Dari dua penjabaran subkonsep di atas, maka dapat dikembangkan bahwa kemauan membayar pajak ialah kerelaan individu untuk membayar kepada negara tanpa adanya timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan umum negara.

Menurut Fany (2016) indikator dari kemauan membayar paj

(1) Dorongan dari diri sendiri (2) Alokasi dana untuk pajak

Gambar 2.1

Theory of Planned Behavior

2010 KemauanMembayarPajak

Penerimaan pajak suatu negara sangat bergantung dengan kepatuhan warga negara tersebut untuk membayar pajaknya. Seseorang akan menjadi patuh apabila di dalam dirinya memiliki kemauan untuk membayar pajak.

Menurut Ratung dan Adi (2009) Kemauan Membayar Pajak merupakan perkembangan dari dua subkonsep yaitu kemauan membayar dan konsep pajak.

Kemauan membayar pajak adalah suatu nilai dimana seseorang rela membayar, mengorbankan, atau menukarkan sesuatu untuk memperoleh barang atau jasa. Konsep pajak merupakan prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum negara. Dari dua penjabaran di atas, maka dapat dikembangkan bahwa kemauan membayar pajak ialah kerelaan individu untuk membayar kepada negara tanpa adanya timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan umum Menurut Fany (2016) indikator dari kemauan membayar pajak adalah:

dari diri sendiri (2) Alokasi dana untuk pajak

(5)

(3) Pemahaman peraturan pajak KesadaranMembayarPajak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kesadaran merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengetahui dan mengerti akan suatu hal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak adalah keadaan dimana seseorang mengetahui dan mengerti akan kewajibannya membayar pajak.

Irianto (2005:36) menjabarkan tedapat tiga bentuk kesadaran utama terkait pembayaran pajak, yaitu:

(1) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara.

(2) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara.

(3) Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan Undang-Undang dan dapat dipaksakan.

Mata KuliahPerpajakan

Tim Edukasi Perpajakan Direktorat Jendral Pajak dalam buku Materi Terbuka Kesadaran Pajak untuk Perguruan Tinggi (2016:86) menyatakan bahwa peningkatan kesadaran pajak dapat dilakukan melalui pendidikan yang lebih terstruktur, agar rakyat Indonesia mengerti fungsi dan kegunaan pajak dalam masyarakat dan manfaat bagi diri pribadi, serta mengerti bagaimana cara memenuhi kewajiban perpajakan mereka. Salah bentuk pendidikan pajak yang terstruktur terdapat dalam Mata Kuliah Perpajakan, yang dimasukkan ke kurikulum di Perguruan Tinggi. Mata Kuliah Perpajakan merupakan pelajaran yang mengajarkan tentang perpajakan secara umum baik mengenai konsep pajak seperti pengertian pajak, fungsi dan manfaat pajak, Ketentuan Umum

Perpajakan (KUP), serta jenis-jenis pajak seperti Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan lain sebagainya.

Penentuan setiap materi mata kuliah ditentukan oleh setiap fakultas yang berwenang dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap program studi.

Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak

Behavioral beliefs dalam Theory of Planned Behavior yaitu keyakinan individu terhadap manfaat atau hasil dari suatu perilaku. Behavioral belief akan mendorong seseorang untuk memberikan sikap atau respon terhadap konsekuensi dari suatu perilaku (attitude toward behavior) baik positif ataupun negatif. Sikap positif berarti seseorang memiliki pandangan yang baik tentang suatu perilaku sehingga cenderung untuk mau melakukan perilaku tersebut.

Sebaliknya sikap negatif berarti seseorang memiliki pandangan yang tidak baik dan cenderung untuk tidak mau melakukan perilaku tersebut. Dari attitude toward behavior akan terbentuklah suatu intention atau kemauan untuk melakukan ataupun tidak melakukan suatu perilaku (behavior).

Kesadaran membayar pajak berarti seseorang mengetahui dan mengerti akan kewajiban pajaknya. Menurut Soemitro (1988:80) kesadaran dilandasi oleh pemahaman akan kegunaan dan manfaat pajak bagi masyarakat dan bagi dirinya. Berdasarkan behavioral beliefs dalam Theory of Planned Behaviordapat digambarkan apabila seseorang semakin sadar maka ia akan semakin paham dan mengerti akan manfaat membayar pajak, hal tersebut menjadi keyakinan (behavioral belief) yang selanjutnya akan direspon atau diberikan sikap (attitude toward behavior) yang bersifat positif dan menciptakan attention berupa kemauan membayar pajak

(6)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ilkham (2017), dibuktikan bahwa kesadaran membayar pajak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pringgandana dan Suaryana (2019) dengan judul Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak WPOP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar, kesadaran membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Fany (2016) juga menyatakan hal yang sama bahwa kesadaran membayar pajak mempengaruhi kemauan wajib pajak untuk membayar pajak.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak

Pengaruh Mata Kuliah Perpajakan terhadap Hubungan Kesadaran Membayar Pajak dengan Kemauan Membayar Pajak

Menurut Tim Edukasi Perpajakan Direktorat Jendral Pajak dalam buku Materi Terbuka Kesadaran Pajak untuk Perguruan Tinggi (2016:86) Peningkatan kesadaran pajak dapat dilakukan melalui pendidikan yang lebih terstruktur, agar rakyat Indonesia mengerti fungsi dan kegunaan pajak dalam masyarakat dan manfaat bagi diri pribadi, serta mengerti bagaimana cara memenuhi kewajiban perpajakan mereka. Dari hal ini terlihat bahwa mata kuliah perpajakan sebagai salah satu bentuk pendidikan pajak yang lebih terstruktur dapat mempengaruhi kesadaran pajak termasuk salah satunya kesadaran membayar pajak. Behavioral beliefs dalam Theory of Planned Behavior menjelaskan bagaimana

hubungan antara mata kuliah perpajakan terhadap hubungan kesadaran membayar pajak dan kemauan membayar pajak.

Dengan adanya informasi dan pengetahuan mengenai pajak yang diterima seseorang dari mata kuliah perpajakan, maka informasi tersebut akan berusaha dipahami dan dimengerti oleh orang tersebut. Setelah memahami informasi tersebut maka akan tercipta suatu kepercayaan terkait membayar pajak (behavior belief). Dari kepercayaan yang dimiliki akan mendorong seseorang untuk membuat respon atau sikap terhadap perilaku tersebut (attitude toward behavior).

Respon atau sikap yang ditimbulkan dapat bersifat positif ataupun negatif.

Respon atau sikap yang positif dapat tercipta apabila dari informasi yang diperoleh dari mata kuliah perpajakan dapat membuat seseorang semakin menyadari manfaat dari membayar pajak. Sebaliknya apabila dari informasi yang diperoleh semakin membuat seseorang merasa bahwa membayar pajak tidak memberikan manfaat maka responatau sikap negatif yang tercipta.

Respon atau sikap (attitude toward behavior) yang positif ataupun negatif akan menciptakan intention yang berbeda. Apabila attitude toward behavior yang tercipta adalah positif, maka akan tercipta intention untuk mau membayar pajak. Sebaliknya apabila attitude toward behavior yang tercipta adalah negatif, maka kemauan seseorang untuk membayar pajak akan semakin rendah. Berdasarkan Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Kemenkeu bersama Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam

(7)

rangka membangun kesadaran pajak melalui pendidikan untuk masa depan bangsa yang mandiri dan sejahtera pada tanggal 9 November 2018, Cukup banyak rencana yang diwacanakan Pemerintah untuk meningkatkan kesadaran pajak di bidang Pendidikan.

Salah satu rencana Pemerintah adalah memberikan materi pengenalan pajak ke dalam kurikulum pendidikan mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Dari hal di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Mata

kuliahperpajakandapatmemoderasihubu nganantarakesadaranmembayarpajak dan kemauanmembayarpajak

III. METODE PENELITIAN Penelitianinimenggunakanmetodepenelit iankuantitatif.Sumber data dalampenelitianinimerupakan data primer ataudata yang diperoleh langsung dari sumber (tanpa melalui perantara).

Data Primer tersebut diperoleh dari jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden dan diisi langsung oleh responden. Kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup atau kuesioner yang berbentuk pernyataan dan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa magister akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas

BrawijayaMalang. Teknik

penentuansampelmenggunakanpurposiv e samplingdengankriteria responden merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan responden merupakan mahasiswa aktif S2 program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang telah menempuh mata

kuliah perpajakan.

Penentuanjumlahsampeldenganmenggun

akanrumusSlovinsehinggadihasilkanjum lahsampel yang dibutuhkansebanyak 163 sampel.

Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan bantuan program IBM SPSS (Statitistical Package for the Social Science) versi 24. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis data deskriptif, uji kualitas data berupa uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas dan uji heterokedastisitas, serta untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi linier sederhana, moderated regression analysis (MRA), uji determinasi (R²), Uji F, dan Uji T.

Uji Validitas

Penelitian menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari skor kuesioner yang disebar. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai dibawah 0,05 berarti data diperoleh adalah valid atau dengan melihat perbandingan antara r hitung dan r tabel, apabila r hitung > r tabel maka tiap indikator variabel atau pertanyaan adalah valid.

Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan Cronbach Alpha, dimana jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel dapat dikatan reliabel, begitu juga sebaliknya.

Uji AsumsiKlasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi.

Namun, dalam penelitian ini hanya uji multikolinieritas dan uji autokorelasi

(8)

tidak akan dilakukan. Hal ini dikarenakan penelitian ini adalah penelitian moderasi dimana terdapat variabel moderasi atau perkalian antara X1 dan X2, maka akan selalu terjadi masalah multikolinieritas. Sedangkan untuk uji autokorelasi hanya dilakukan jika data berbentuk time series atau data diperoleh dari amatan suatu objek dalam beberapa periode waktu, Dalam penelitian ini pengujian hanya terdiri dari uji normalitas dan uji heterokedastisitas.

Uji Normalitas

Penelitianini menggunakan

kolmogrov smirnovuntuk uji normalitas.

Apabila nilai signifikan yang dihasilkan lebih dari 5% (sig>0,05) maka dapat dikatakan data berdistibusi normal.

Uji Heterokedastisitas

Untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas pada model regresi ini digunakan uji statistik Glejser yaitu dengan mentrasformasi nilai residual menjadi obsolut residual dan meregresikannya dengan variabel independen. Jika diperoleh nilai signifikansi untuk variabel independen >

0.05, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat problem

heteroskedastisitas.

Uji Determinasi (R²)

Koefisien determinasi yang ditunjukkan

dengan nilai adjustment R- square yaitu sebesar0,560 hal ini menunjukkan sebesar 56%kemauan membayar pajak dipengaruhiolehkesadaran membayar

pajak dan

matakuliahperpajakansedangkansebesar 44% dijelaskan oleh faktor lain yangtidak masuk dalam model penelitian ini.

Uji F

Dari hasilpenelitiannilai signifikansi F sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kesadaran membayar pajak dan

variabel mata kuliah perpajakan berpengaruh secara simultan (bersama- sama) terhadap variabel kemauan membayar pajak.

IV. HASILPEMBAHASAN PengujianHipotesis 1 dan Pembahasan

Kesadaran membayar pajak (X1) berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak (Y). Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi hasil persamaan regresi linier sederhana yaitu lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Pengaruh antara kesadaran membayar pajak dan kemauan membayar pajak bersifat positif, hal ini dapat dilihat dari nilai coefficient (β) sebesar 0,810. Semakin baik kesadaran seseorang untuk membayar pajak maka semakin baik pula kemauannya untuk membayar pajak. Sebaliknya, jika kesadaran untuk membayar pajak semakin rendah, maka semakin rendah pula kemauan untuk membayar pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan konsep behavioral belief dalam theory of planned behavior, dimana seseorang yang memiliki keyakinan bersifat positif terhadap perilaku membayar pajak akan mendorong sikap orang tersebut untuk mau membayar pajak. Dari hal diatas dapat dikatakan kesadaran membayar pajak dapat menjadi keyakinan untuk seseorang mau membayar pajaknya.

Semakin sadar seseorang tentang manfaat membayar pajak maka akan mendorong kemauan orang tersebut untuk membayar pajaknya.Hasil penelitian ini juga memberi dukungan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Ilkham (2017) yang membuktikan bahwa kesadaran membayar pajak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian

(9)

yang dilakukan Pringgandana dan Suaryana (2019) dan Fany (2016) yang menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak.

PengujianHipotesis 2 dan Pembahasan

Mata Kuliah Perpajakan tidak berpengaruh sebagai variabel moderasi pada hubungan kesadaran membayar pajak dan kemauan membayar pajak.

Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi variabel moderasi sebesar 0,473 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa mata kuliah perpajakan tidak dapat memoderasi peranan kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak.

V. PENUTUP Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak serta untuk mengetahui apakah variabel mata kuliah perpajakan dapat memoderasi hubungan antara kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini berarti semakin sadar seseorang untuk membayar pajak maka akan mendorong orang tersebut untuk mau membayar pajak. Sebaliknya semakin seseorang tidak sadar akan manfaat pajak maka akan mendorong orang tersebut untuk tidak mau membayar pajak. Hasil yang kedua ialah mata kuliah perpajakan tidak dapat memoderasi hubungan antara kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak. Dengan kata lain mata kuliah perpajakan tidak dapat

mempengaruhi hubungan antara kesadaran membayar pajak dan kemauan membayar pajak. Sehingga ketika seseorang menerima mata kuliah perpajakan tidak berarti kesadaran dan kemauan untuk membayar pajaknya dapat meningkat ataupun menurun.

KeterbatasanPenelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan dimana dalam proses penyebaran kuesioner terdapat kendala yaitu susahnya peneliti untuk menemukan responden yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan waktu yang terbatas untuk melakukan penyebaran kuesioner. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah mahasiswa pascasarjana FEB UB yang berada di lingkungan kampus, dikarenakan untuk mahasiswa angkatan 2014-2017 mayoritas telah memasuki tahap penyusunan tesis sehingga tidak lagi aktif mengikuti kegiatan belajar di kelas. Sedangkan untuk mahasiswa baru angkatan 2019 masih belum menerima mata kuliah perpajakan dikarenakan mata kuliah tersebut diberikan di semester genap. Hal ini menyebabkan tingkat pengembalian (response rate) atas kuesioner ini hanya sebesar 77%

dari jumlah sampel yang dianjurkan.

Saran

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyesuaikan waktu penyebaran kuesioner dengan kondisi yang sesuai.

Disarankan dapat melakukan penyebaran kuesioner di semester genap, dimana terdapat kelas perpajakan sehingga Peneliti dapat dengan mudah menemukan responden yang sesuai dengan kebutuhan.

Penelitian ini hanya menggunakan mata kuliah perpajakan sebagai variabel moderasi. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-

(10)

faktor lain untuk diteliti pengaruhnya terhadap hubungan antara kesadaran dan kemauan membayar pajak, seperti pendidikan pajak secara non-formal.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Nugroho, Rita Andini, Kharis Raharjo. 2016. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan engetahuan Perpajakan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Membayar Pajak Penghasilan (studi kasus pada KPP Semarang Candi).

Journal of Accounting Vol.2 No.2.

Anonimus. 2018. 2018, Jumlah Penduduk Indonesia Mencapai 265 Juta Jiwa.

https://databoks.katadata.co.id/d atapublish/2018/05/18/2018-jumlah

penduduk-indonesia-mencapai- 265-juta-jiwa

Aswin Pringgandana, I Gusti Ngurah Agung Suaryana. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak WPOP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar. E-Jurnal Akuntansi, S.l, p. 340 - 369, Jan. 2019.

Aulia Rezy Fany. 2016. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap

Kemauan Membayar Pajak

Dengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Terhadap Wajib

Pajak Badan Umkm Yang

Terdaftar Di Kpp Pratama Jember). Di akses dari

repository.unej.ac.id/handle/123 456789/73555.

Badan Pusat Statistik. 2018.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2018. Diakses dar https://www.bps.go.id/pressrelease/2019 /02/06/1619/ekonomi indonesia-2018- tumbuh-5,17-persen.html

CNN Indonesia. 2019. Menkeu Terbaik, Ekonom Ingatkan Sri Mulyani Soal Rasio Pajak. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi /20190103172426 53235

8292/menkeu-terbaikekonom-ingatkan- sri-mulyani-soal-rasio-pajak

Erly Suandy. 2002. Perpajakan. Jakarta.

Waluyo. Salemba Empat. Jakarta Selatan

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang Hartono, Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan.

Pengalaman Pengalaman.

Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Haryanto, Muhammad Ilkham. 2017.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan

Pekerjaan Bebas. Dipenogoro Journal Accounting Vol. 6 No.2. Hal 1-9.

Hawa’im Machrus. Urip Purwono. 2010.

Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior.

INSAN Vol. 12 No. 01, April 2010.

Istiqomah, Siti Nurlaela, Anita Wijayanti. 2017. Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Di Kpp

Sukoharjo. Jurnal Ekonomi Paradigma Vol. 19 No. 02 Agustus 2017.

John Miduk Sitorus. 2018. NPWP untuk Mahasiswa, Problematika dan Upaya

Efektif Meningkatkan Wajib Pajak. https://www.kompasiana.com

/jhonmiduk/5bec5ad2677ffb064

(11)

525df65/-npwp-untuk-mahasiswa problematika -dan-upaya- efektif meningkatkan-wajib- pajak?page=all

Kadek Aswin Pringgandana, I Gst Ngrh Agung Suaryana. 2019. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Kemauan Membayar Pajak WPOP Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.26.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Pajak.

2011. Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak. Direktorat Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat.

Kementrian keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Pajak.

2018. Laporan Kinerja Direktorat Jendral Pajak 2018. Diakses dari

https://www.pajak.go.id/sites/de fault /files/201905/LAKIN%20DJP

%202018.pdf.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Pajak.

2016. Materi Kesadaran Pajak Untuk Perguruan Tinggi. Diakses dari

edukasi.pajak.go.id/perbukuan- smp/item/33 materi-terbuka.html Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2018. Membangun Kesadaran Pajak Melalui Pendidikan. Diakses dari https://www.kemenkeu.go.id/

publikasi/berita/membangun kesadaran-pajak-melalui- pendidikan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha Dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,

Serta Perubahan Data Dan

Pemindahan Wajib Pajak. Diakses Dari https://www.pajak. go.id/.../

PER%20-

%2038.PJ_.2013%20tg%20Pe...

Peraturan Menteri Keuangan No.

243/PMK.03/2014 Tentang Surat Pemberitahuan (SPT). Diakses dari https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/201 4/243~PMK .03 ~ 2014 Per.HTM.

Peraturan Menteri Keuangan No.101/PMK.010/2016 Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak

Kena Pajak. Diakses Dari https://jdih.kemenkeu.go.id/full Text/.../101~PMK.010~2016Per.pdf.

Peraturan Mentri Keuangan No.

19/PMK.05/2019 Tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum

Universitas Sam Ratulangi Manado Pada Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi.

Diakses dari

https://jdih.kemenkeu.go.id/full Text/.../19~PMK.05~2019Per. pdf.

Rantung, Tatiana Vanessa dan Adi, Priyo Hari. 2009. Dampak Program Sunset Policy terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak.

Resmi,Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat.

Jakarta Selatan.

S.I Djajadiningrat. 2008. Sistem Akuntansi Pajak. Jakarta. Salemba Empat

Sekaran, U., & Bougie, R. 2013.

Research Methods for Business. 6th Edition. United Kingdom: Wiley

Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

(12)

Soemitro, 1988, Asas dan Dasar Perpajakan, Bandung: UNPAD Press.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Undang-Undang Dasar 1945. Diakses dari

luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/UUD1945.pdf Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Negara Tahun

Anggaran 2018. Diakses dari jdih.kemenkeu.go.id/fullText/20 17/15TAHUN2017UU.pdf

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi

Undang-Undang.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Diakses dari

https://jdih.es dm.

go.id/.../UU%20No.%2036%20Thn%20 2008.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Tahun Anggaran 2019.

Diakses dari

https://peraturan.bpk.go.id/Hom e/Details/.../uu-no-12-tahun-2018 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Diakses dari

www.dpr.go.id/dokjdih/docume nt/uu/UU_2007_28.pdf

Referensi

Dokumen terkait

H5: Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Ketegasan sanksi perpajakan, dan Kualitas pelayanan publik berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak

Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara", JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS,