• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Masalah Penelitian

Ada sebagian guru yang masih terlambat, saat proses belajar mengajar tidak di dalam kelas mengawasi siswa, terjadi permainan handphone di dalam saat proses belajar mengajar dan masih banyak lagi perilaku guru yang tidak mencerminkan kompetensi sebenarnya. guru. kepribadian. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka perlu diperjelas rumusan masalah yang menjadi tujuan agar tidak terjadi penyimpangan dalam penelitian dan pembahasan di kemudian hari. Rumusan masalah yang penulis ajukan adalah “Apakah kompetensi kepribadian guru berpengaruh terhadap karakter siswa di SDN No.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Kepribadian Guru

14 Tahun 2005 pasal 2 menyatakan bahwa “guru dikatakan profesional, yang mengandung makna bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi guru sesuai dengan kebutuhan setiap jenis dan tingkat pendidikan tertentu. pendidikan". Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan” mengatakan bahwa “seorang guru dapat diibaratkan sebagai seorang pemandu wisata (perjalanan) yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanannya. Mulyasa (2013:43) menyatakan bahwa “guru adalah seorang konselor bagi siswa, juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak mempunyai pelatihan khusus sebagai konselor dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasihati orang”.

Karakter Peserta Didik

Banyak sekali pengertian pelajar atau yang lebih dikenal dengan istilah pelajar atau mahasiswa. Mahasiswa juga merupakan individu yang mempunyai kepribadian, cita-cita, tujuan hidup dan potensi diri. Sebagai seorang guru atau calon guru, perlu melihat siswa sebagai manusia.

Hakikat peserta didik adalah manusia dengan segala dimensinya sebagaimana digambarkan oleh berbagai pandangan tentang manusia seperti di atas. Siswa atau peserta didik merupakan salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu tidak tepat jika dikatakan siswa sebagai objek (obyek dalam proses belajar mengajar).

Hanya saja jelas siswa belum mencapai taraf optimal dalam mengembangkan potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu lebih tepat dikatakan siswa adalah subjek dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa disebut sebagai subjek belajar. Hal ini dimaksudkan untuk dapat melakukan pendekatan setidaknya sebagai solusi untuk memperhatikan dan mengembangkan karakter setiap individu siswa.

Mengetahui karakteristik siswa tersebut mempunyai arti yang signifikan dalam interaksi belajar-mengajar.

Tabel 2.2. Nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan manusia saat ini
Tabel 2.2. Nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan manusia saat ini

Hubungan Kepribadian Guru dengan Karakter Peserta Didik

Sebagai siswa yang menjadi sasaran seorang guru hendaknya dapat menjemput, meneladani, meneladani atau meneladani sikap-sikap atau kepribadian yang baik dari gurunya, sehingga dapat membentuk karakter siswa yang mampu bersaing dimasa yang akan datang. Karakter ini harus ditanamkan sejak dini oleh siswa, dimulai dari lingkungan sekolah sebagai tanggung jawab atas amanah yang disampaikan guru, jujur, patuh dan taat atau menghargai segala peraturan yang berlaku di sekolah.

Penelitian yang Relevansi

Penelitian lainnya dilakukan oleh Nur Fadhillah, mahasiswa S1 Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semaran tahun 2011 dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Pada Siswa Kelas VII Mts. Dalam penelitian ini Nur Fadhillah dapat dikatakan positif dalam menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi. Al-Asror Gunungpat Semarang termasuk dalam kategori baik yaitu pada rentang 83-88 dengan nilai rata-rata motivasi belajar siswa MT sebesar 88,27.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Iin Danis Ariyani, mahasiswi S1 Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2016 dengan judul Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Siswa Kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto Klaten. Hasil penelitian yang diperoleh Iin Danis Suriyani menunjukkan bahwa guru SD PL Sugiyopranoto Klaten cukup menyadari kompetensi kepribadian yang dimilikinya.

Kerangka Pikir

Hipotesis Tindakan

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengukur kompetensi kepribadian guru dan karakter siswa. Data yang diperoleh dalam wawancara ini merupakan gambaran tentang kepribadian guru dan watak siswa yang ada khususnya siswa kelas IV, V dan VI. Hasil penelitian kompetensi kepribadian guru terhadap karakter siswa yang diperoleh dari observasi, wawancara, instrumen angket dan dokumentasi merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang telah ditentukan yang dapat memperkuat hipotesis atau jawaban sementara.

Hasil penelitian yang diperoleh akan disajikan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap siswa SDN No. Dengan demikian terbukti adanya pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap karakter siswa khususnya di SDN No. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi kepribadian guru dengan karakter siswa khususnya pada kelas IV, V dan VI SDN No.

Pada bagian ini dibahas hasil penelitian yang dilakukan mengenai kompetensi kepribadian guru sebagai variabel X dan karakter siswa sebagai variabel Y secara keseluruhan serta hasil masing-masing siswa. Oleh karena itu dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru terhadap karakter siswa di SDN No. Hal ini menunjukkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi kepribadian guru terhadap karakter siswa di SDN No.

151 Inpres Kalampa Kabupaten Takalar Menelisik Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter Siswa diketahui dari data yang diperoleh yaitu jumlah sampel (∑N) sebanyak 44 orang, jumlah nilai variabel X (X) sebanyak 3623, jumlah seluruhnya nilai variabel Y (Y) adalah 4116, nilai total variabel X dikalikan variabel Y (XY) adalah 339626, nilai total kuadrat variabel X (X2) adalah 300111, dan nilai total kuadrat variabel Y ( Y2) sebanyak 385774.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah umum yang terdiri atas obyek-obyek atau subyek-subyek yang mempunyai kualitas dan ciri-ciri tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan jumlah populasi yang disebutkan di atas sebanyak 77 siswa, maka penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel diambil pada wilayah tertentu karena pertimbangan, besarnya populasi tidak dapat diteliti karena tidak mampu menyediakan data terkait instrumen (kuesioner) yang diperlukan dalam penelitian.

Variabel Penelitian dan Desain Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Instrument Penelitian

Observasi atau observasi dilakukan untuk mengamati keadaan lingkungan sekolah secara keseluruhan atau melihat tingkah laku siswa yang menjadi sampel penelitian selama berada di lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadi atau hal-hal yang diketahui. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru (variabel X) terhadap nilai siswa (variabel Y), maka dilakukan analisis data dengan menggunakan rumus product moment.

Indikator yang dipilih didasarkan pada aspek kompetensi kepribadian guru, yaitu: (1) Perilaku sesuai norma dan etika di dalam dan di luar kelas terdapat pada pernyataan nomor 1 dan 2;. 2) Mampu menunjukkan perilaku baik secara terus menerus dan non situasional dalam penerapan peraturan sekolah yang tercantum pada pernyataan nomor 20; (3) Mampu mengambil keputusan tanpa dipengaruhi orang lain terdapat pada pernyataan nomor 18 dan 19; (4) Mengambil keputusan yang bijaksana dan adil yang familiar bagi siswa pada pernyataan 16 dan 17; (5) Keinginan menerima data dan menghargai pendapat siswa terdapat pada pernyataan nomor 14 dan 15; (6) Empati terhadap permasalahan siswa terdapat pada pernyataan nomor 13; (7) Kemampuan memposisikan diri secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dinyatakan pada pernyataan nomor 10, 11, dan 12; (8) Keutamaan disiplin tanpa mengabaikan aspek humor pada kondisi tertentu terdapat pada pernyataan nomor 8 dan 9; (9) Sangat disukai siswa, karena tingkah lakunya yang baik dapat dijadikan contoh pada pernyataan nomor 6 dan 7; (10) Memiliki perilaku jujur ​​dan suka menolong terhadap orang lain terdapat pada pernyataan nomor 5; dan (11) Memiliki ilmu agama yang luas tertuang pada pernyataan nomor 3 dan 4. Dalam Standar Nasional Pendidikan, klarifikasi pasal 28 ayat 3 huruf b disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan berkepribadian kokoh, mantap, dewasa, bijaksana dan bermartabat, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Dalam konteks ini guru bukan hanya sekedar guru yang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pendidik yang mentransfer nilai-nilai sekaligus berperan sebagai pembimbing yang membimbing dan membimbing siswa dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran.

Hal ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka meniru, termasuk siswa yang meniru kepribadian gurunya dalam membentuk kepribadiannya. Guru hendaknya lebih meningkatkan kualitas sikap atau kepribadiannya agar dapat menjadi teladan atau teladan yang baik bagi siswa, karena guru adalah panutan atau teladan bagi siswa. Siswa hendaknya lebih meningkatkan akhlak yang baik agar mampu bersaing dimasa yang akan datang dan kedepannya para peneliti dan calon guru harus mempunyai kepribadian yang baik agar generasi muda dapat meneladani atau meneladani mereka.

Tabel 4.1. Data persentase hasil angket kompetensi kepribadian guru SDN No.
Tabel 4.1. Data persentase hasil angket kompetensi kepribadian guru SDN No.

Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofwatul Basiroh, Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tahun 2016 dengan judul Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Aklahk Siswa di Bidang Lingkungan Sekolah SMP Negeri 3 Candi 2015/2016. Sehubungan dengan kesimpulan penelitian yang diperoleh di atas, maka dapat disarankan agar kepala sekolah lebih memperhatikan sikap atau kepribadian guru dan hendaknya memberikan arahan apabila sikap atau kepribadian guru tersebut kurang baik. Dermawan, suka menolong dan gotong royong  Saya merasa senang ketika mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat di sekolah.

Percaya diri, kreatif dan pekerja keras  Saya akan muncul ketika guru meminta saya membuat soal latihan untuk kelas. Ramah dan rendah hati  Saya tidak akan merasa sombong jika mendapat pujian yang baik dari guru, teman dan siapapun. Guru dapat memberikan contoh yang baik kepada siswanya, antara lain dengan berpakaian rapi dan sopan.

15 Saya selalu bertanya jika ada topik yang dijelaskan kurang jelas atau sulit dipahami.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Ketika siswa meminta pendapat terhadap suatu hal, guru dapat memberikan solusi tanpa dipengaruhi pihak lain. 20 Dalam memberikan hukuman, guru memberikan hukuman sesuai dengan peraturan sekolah dan sesuai dengan kesalahan siswa. 14 Saya tidak akan merasa sombong jika mendapat pujian yang baik dari guru, teman dan siapapun.

Gambar

Tabel 2.2. Nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan manusia saat ini
Tabel 2.3. Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan menurut Indonesia Heritage  Foundation (IHF)
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir  D.  Hipotesis
Tabel 3.1. Keadaan populasi penelitian (Sumber: Tata Usaha SDN No. 151 Inpres  Kalampa Kabupaten Takalar Tahun Ajaran 2017-2018)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi kepribadian menurut Susanto (2016) adalah kemampuan menjadi intelektual, stabil, dewasa, cerdas, berwibawa, teladan bagi anak didik, dan berakhlak mulia. Guru