• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi SDM dan SAP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah: Studi pada Kantor MRP Provinsi Papua

N/A
N/A
imbiri josua

Academic year: 2025

Membagikan "Pengaruh Kompetensi SDM dan SAP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah: Studi pada Kantor MRP Provinsi Papua"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SEBAGAI VARIABEL

MEDIASI PADA KANTOR (MRP) PROVINSI PAPUA

PROPOSAL

OLEH :

ARDON LEBA 2021041034239

UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

TAHUN 2025

(2)

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul : Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Mediasi Pada Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua

Nama : Ardon Leba NIM : 2021041034239

Menyetujui, TIM PEMBIMBING :

Pembimbing I Pembimbing II

Yohanes Cores Seralurin, SE., M.Si,CA.,CRP.,CAP.,CIAP.,CSRS

Raffi Ronaldy Sully, SE., M. Acc

NIP. 19870412201903013 NIP. 199503162024061002

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam lanskap tata kelola pemerintahan yang terus berkembang, akuntabilitas dan transparansi menjadi pilar utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Laporan keuangan pemerintah, sebagai instrumen pertanggungjawaban publik, memegang peranan krusial dalam memastikan penggunaan anggaran negara yang efektif dan efisien.

Kualitas laporan keuangan yang tinggi mencerminkan integritas lembaga pemerintah, membangun kepercayaan publik, dan menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi para pemangku kepentingan. Di Indonesia, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, menjadi kerangka kerja utama dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah. Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan agar laporan keuangan pemerintah dapat tersaji secara informatif, konsisten, dan mudah dimengerti oleh para pengguna laporan."

Namun, implementasi SAP yang efektif memerlukan lebih dari sekadar kerangka regulasi. Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan sistem pengendalian internal (SPI) yang kuat menjadi faktor penentu dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Setiap negara tentunya terdapat pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang memerlukan tata kelola pemerintahan yang baik Good Governance dan

(4)

bertanggung jawab. Demi mewujudkan pemerintahan yang baik tersebut, pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi dalam hal pengelolaan keuangan dimana semua entitas pelaporan harus menyajikan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada publik, serta memberikan informasi lainnya yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik (Bekaiang, Sondakh, dan Kalalo 2017).

Kompetensi SDM dalam konteks akuntansi pemerintahan mencakup pemahaman mendalam tentang SAP, kemampuan teknis dalam penyusunan laporan keuangan, serta integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas. SDM yang kompeten mampu mengidentifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi keuangan secara akurat dan tepat waktu. Mereka juga mampu menginterpretasikan informasi keuangan dan memberikan rekomendasi yang konstruktif bagi pimpinan. Sistem Pengendalian Internal (SPI) merupakan proses integral dalam pengelolaan keuangan negara. SPI dirancang untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan, kecurangan, dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. SPI yang efektif akan memastikan bahwa transaksi keuangan dicatat dan dilaporkan secara akurat, aset pemerintah dilindungi, dan kegiatan operasional berjalan efisien.

Majelis Rakyat Papua (MRP) sebagai lembaga representasi kultural orang asli Papua memiliki peran strategis dalam pembangunan di Provinsi Papua. MRP memiliki kewenangan untuk memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap kebijakan daerah yang berkaitan dengan hak-hak orang

(5)

asli Papua. Sebagai lembaga yang mengelola anggaran negara, MRP memiliki tanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan yang akuntabel dan transparan. Namun, dalam praktiknya, MRP menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas.

(Bekaiang et al. 2017). Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan adanya indikasi bahwa kompetensi SDM, penerapan SAP, dan SPI di Kantor MRP Provinsi Papua masih perlu ditingkatkan. Hal ini tercermin dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait dengan kelemahan dalam pengendalian internal dan kesalahan dalam penyajian laporan keuangan.

Temuan-temuan tersebut mengindikasikan adanya potensi risiko terjadinya penyimpangan dan ketidakakuratan dalam pengelolaan keuangan MRP.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif Pengaruh Kompetensi SDM dan Penerapan SAP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan SPI Sebagai Variabel Mediasi Pada Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan Majelis Rakyat Papua (MRP), serta memberikan rekomendasi yang konstruktif bagi perbaikan tata kelola keuangan di lembaga tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

(6)

1. Apakah kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor MRP Provinsi Papua?

2. Apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor MRP Provinsi Papua?

3. Apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan melalui SPI pada Kantor MRP Provinsi Papua?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh kompetensi SDM terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor MRP Provinsi Papua.

2. Menganalisis pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor MRP Provinsi Papua.

3. Menganalisis pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan melalui SPI pada Kantor MRP Provinsi Papua.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Kantor MRP Provinsi Papua, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan.

2. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

(7)

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika yang terbagi ke dalam 3 bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa sub-bab untuk lebih memperjelas ruang lingkup dan cakupan permasalahan yang dibahas.

Adapun urutan masing-masing bab serta pokok bahasanya sebagai berikut;

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi uraian latar belakang masalah , rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II Pembahasan pada bab ini menjelaskan tentang kerangka konseptual yang menjadi fokus penelitian ini dan kerangka teori yang merupakan teori-teori dasar yang mendukung kajian pembahasan penelitian, dan tinjauan (review) kajian terdahulu.

BAB III Metode Penelitian, bagian yang menjelaskan pendekatan penelitian jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, desain penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian dan teknik analisis data.

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar konseptual yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam kajian pustaka, teori-teori yang relevan dengan penelitian dikaji dan dijelaskan secara mendetail untuk memperkuat argumen ilmiah yang digunakan. Teori yang dibahas dalam penelitian ini mencakup kompetensi sumber daya manusia (SDM), penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), indikator kualitas laporan keuangan, dan sistem pengendalian internal (SPI).

2.1.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Kompetensi SDM merujuk pada kemampuan, keterampilan, serta pengetahuan individu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Dalam konteks akuntansi pemerintahan, kompetensi SDM sangat penting karena berkaitan langsung dengan proses pencatatan, pengolahan, serta penyajian laporan keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

(Rahayu, Kennedy, dan Anisma 2014) menyatakan bahwa kompetensi SDM tidak hanya mencakup kemampuan teknis, tetapi juga kapasitas kelembagaan dan system dalam mendukung kinerja organisasi secara keseluruhan, atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes). Oleh

(9)

karena itu, jika Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) tidak sesuai dengan pendidikannya diluar akuntansi, maka akan berdampak terhadap Kualitas laporan keuangan daerah. Sehingga, kualitas laporan keuangan tersebut menjadi tidak akurat karena tidak dikelola oleh SDM yang berlatar belakang pendidikan akuntansi. Untuk kedepannya agar kualitas laporan keuangan daerah tersebut menjadi lebih akurat, efektif, dan efisien harus ditata ulang kembali manajemennya dengan SDM yang ahli dalam bidangnya yaitu lebih mengutamakan aparat-aparat pemerintah yg berlatar belakang pendidikan akuntansi.

Menurut (Rais et al. 2022) yang mengutip simpulan Mangkunegara, mendefinisikan manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengkordinasian, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengintegrasian, pengembangan, pemberian balas jasa, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam akuntansi pemerintahan, SDM yang kompeten harus memahami regulasi keuangan, memiliki keterampilan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi, serta memiliki integritas dan etika profesional yang tinggi. Peningkatan kompetensi SDM dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan berkelanjutan, sertifikasi profesional, serta pengalaman kerja. SDM yang kompeten akan mampu menjalankan proses akuntansi dengan lebih efektif, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tanpa kompetensi SDM yang memadai, implementasi SAP serta pengelolaan keuangan yang baik tidak akan dapat berjalan dengan efektif.

Oleh karena itu, investasi dalam peningkatan kualitas SDM merupakan faktor krusial dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan di sektor pemerintahan.

(10)

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan yang dimiliki seseorang pegawai yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Indikator Kompetnsi Sumber daya manusia

Menurut Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007 indikator kompetensi sumber daya manusia (pegawai) adalah sebagai berikut :

1) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan tugasnya. Pengetahuan umumnya diperoleh seseorang dari pengalaman yang dimiliki atau diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh seseorang. Pegawai yang memiliki pengetahuan yang cukup dapat membantu mencapai tujuan dan menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas yang diberikan.

2) Keterampilan, yaitu kecakapan seseorang untuk mampu menggunakan ide dan pengetahuannya dalam melakukan dan menyelesaikan tanggungjawab yang diberikan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

3) Sikap, yaitu respon terhadap tugas yang diberikan. Sikap pegawai yang mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah diberikan dengan segala resikonya.

(11)

2.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah kerangka kerja yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah dengan tujuan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kualitas informasi keuangan yang dihasilkan. Di Indonesia, SAP diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan harus diterapkan oleh seluruh entitas pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010, standar akuntansi pemerintah diartikan sebagai prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dalam bentuk pernyataan standar akuntansi pemerintah (PSAP), dan disusun dengan mengacu kepada kerangka konseptual akuntansi pemerintah. Standar akuntansi pemeritah merupakan acuan dalam menyusun laporan keuangan. Sehingga standar akuntansi keuangan merupakan fakor penting yang dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Apabila standar akuntansi pemerintah telahdipahami maka dapat menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan dengan benar.

Standar Akuntansi Pemerintahan disusun dan ditetapkan untuk memberikan kemudahan bagi pelaksana pengelola keuangan pada pemerintahan. Standar Akuntasi tersebut sebagai landasan dan pedoman pemerintah dalam menyusun laporan perjanggungjawaban keuangan pemerintahan. Adanya Standar Akuntansi tersebut juga bertujuan sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi dari pemerintah pusat maupun daerah yang telah mengelola keuangan. Laporan keuangan pemerintahan daerah dilakukan secara satu kali dalam setahun.

2.1.3 Kualitas Laporan Keuangan

(12)

Menurut (Achmad Fajar Sujatmiko 2021) Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan dalam bentuk pertanggungjawaban atas suatu instansi pada periode akuntansi yang dapat digunakan untuk kinerja instansi baik daerah maupun pusat. Laporan keuangan instansi adalah bagian dari proses pelaporan keungan instansi. Menurut PP No 71 tahun 2010 pasal 1 ayat 24 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, mengemukanan bahwa :

“Laporan keuangan merupakan laporan terstuktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintah, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisien suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan”

2.1.4 Sistem Pengendalian Internal (Spi)

Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah mekanisme yang dirancang untuk memberikan jaminan terhadap pencapaian tujuan organisasi dalam hal keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan (Nurfauza dan Rahayu 2020) Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) juga adalah sistem pengendalian internal yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Dengan adanya pengendalian internal, suatu organisasi dapat mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, kemudian dengan sistem yang baik, risiko terjadinya

(13)

kesalahan dan kekeliruan pencatatan atau perhitungan dapat dihindari sehingga mengurangi kemungkinan pemerintah daerah mengalami kekeliruan. semakin tinggi sistem pengendalian internal tersebut, maka semakin baik pula laporan keuangan yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan penelitian bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan.

SPI terdiri dari lima komponen utama menurut COSO (2013) :

1. Lingkungan Pengendalian – Mencerminkan budaya organisasi dalam mengelola risiko serta membangun struktur organisasi yang kuat.

2. Penilaian Risiko – Mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.

3. Aktivitas Pengendalian – Prosedur dan kebijakan yang dirancang untuk mengurangi risiko dan memastikan efektivitas operasional.

4. Informasi dan Komunikasi – Sistem komunikasi yang memastikan informasi tersedia bagi pihak terkait untuk mendukung pengambilan keputusan.

5. Pemantauan – Evaluasi berkala terhadap efektivitas pengendalian internal guna mengidentifikasi kelemahan dan perbaikan yang diperlukan.

Selain itu, SPI yang efektif juga mencakup pengawasan internal yang ketat, sistem pelaporan yang transparan, serta pemisahan tugas yang jelas di antara pegawai untuk mencegah penyalahgunaan wewenang. Pengendalian internal yang kuat dapat meningkatkan efisiensi dalam manajemen keuangan, mengurangi risiko korupsi, serta memberikan keyakinan bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan akurat dan dapat diandalkan.

(14)

SPI yang baik dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih terstruktur dan mencegah penyimpangan dalam pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, penting bagi setiap organisasi untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki sistem pengendalian internal mereka agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan yang berkembang.

2.2 Riset Sebelumnya Dan Pengembangan Pemikiranya

Penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar dalam penyusunan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, dan juga sebagai perbandingan serta gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. Berikut ini adalah penelitian terdahulu :

1. Peneliti: Muhammad Rais, Fahmi Oemar, Agus Seswandi, Sri Wahyuni

Judul: "Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia di Mediasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Keuangan Daerah".

Metode: Penelitian kuantitatif dengan analisis uji validitas, uji reliabilitas, dan uji hipotesis menggunakan SEM-PLS. Sampel terdiri dari 102 responden pegawai di beberapa dinas Kabupaten Rokan Hulu.

Hasil Penelitian: Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap pengendalian internal dan kinerja laporan keuangan daerah. Pengendalian internal juga memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kinerja laporan keuangan daerah.

2. Peneliti: Putri Dwi Rahmadani, Nurfitri Zulaika (2023)

(15)

Judul: "Pengaruh Penerapan SAP, Kompetensi SDM, dan Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan".

Metode: Penelitian kuantitatif dengan data primer dari kuesioner yang diukur menggunakan skala Liter. Sampel terdiri dari 123 responden pejabat penatausahaan keuangan, bendahara, dan staf penatausahaan keuangan di Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Analisis data menggunakan uji regresi dengan variabel moderasi yang diolah dengan SPSS 22.

Hasil Penelitian: Penerapan SAP, kompetensi SDM, dan good governance berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Sistem pengendalian internal memoderasi pengaruh tersebut secara signifikan.

3. Peneliti: Dwi Febri S, Sri Rahayu, Wiralestari (2019)

Judul: "Pengaruh Penerapan SAP, Kompetensi SDM dan SPIP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Akuntabilitas Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris di Kota Jambi)"

Metode: Penelitian kuantitatif dengan analisis jalur (path analysis) menggunakan SPSS. Sampel terdiri dari 64 responden Organisasi Perangkat Daerah Kota Jambi yang dipilih melalui purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner berisi 59 item pertanyaan.

Hasil Penelitian: Penerapan SAP dan SPIP melalui akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, sedangkan kompetensi SDM melalui akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

4. Peneliti: Dhea Arista, Sifa Ulfa Ziah, Idel Eprianto, Cris Kuntadi, dan Rachmat Pramukty.

(16)

Judul: "Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah"

Metode: Literature review yang menganalisis pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah.

Hasil Penelitian: Ditemukan bahwa penerapan SAP, kompetensi SDM, dan SPIP berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah.

5. Peneliti: Komang Ayu Sukma Ginanti, I Wayan Widnyana, Agus Wahyudi Salasa Gama, dan Made Ika Prastyadewi (2024).

Judul: "Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening".

Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan purposive sampling.

Sampel terdiri dari 98 responden yang merupakan pegawai pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali. Analisis data dilakukan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan metode Partial Least Square (PLS).

Hasil Penelitian: Sistem pengendalian internal dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Selain itu, penerapan good corporate governance memediasi pengaruh tersebut secara signifikan.

(17)

2.3 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus diuji kebenarannya.

Berdasarkan kajian teoritis, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di atas dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Pengaruh SDM Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Dalam lingkungan instansi pemerintah, sumber daya manusia mengacu pada para pegawai atau aparatur yang menjalankan fungsi-fungsi organisasi, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan negara atau daerah. Peran mereka sangat krusial dalam menyusun laporan keuangan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Kualitas laporan keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada sejauh mana SDM memahami regulasi, mampu mengoperasikan sistem akuntansi, serta memiliki keterampilan teknis dan administratif yang memadai.

Sejalan dengan penelitian yang di lakukan yang dilakukan oleh (Pujanira 2017) dengan judul Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi DIY menyatakan bahwa variabel Sumber Daya Manusia memiliki pengaruh positif terhadap Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah DIY.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti Terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

(18)

2.

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah sebuah standar yang mengatur bagaimana penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum demi meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap angaran, antar periode, maupun antar entitas. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) juga sebuah proses penerjemahan prinsip dan pedoman akuntansi yang ditetapkan oleh pemerintah ke dalam praktik penyusunan laporan keuangan instansi publik. SAP berfungsi sebagai acuan normatif bagi entitas pemerintah dalam mencatat, mengukur, dan menyajikan seluruh aktivitas ekonomi dan keuangan secara wajar dan transparan.

Sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh (Armel 2021) yang berjudul Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Dumai) menyatakan bahwa variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Dumai.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti Terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

(19)

3. Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Lapaoran Keuangan

Sistem pengendalian internal merupakan suatu kerangka yang digunakan organisasi untuk memastikan pencapaian tujuan operasional, menjaga tanggung jawab akuntabilitas , serta meminimalkan risiko terjadinya kecurangan. Sistem ini dijalankan secara menyeluruh oleh jajaran dewan pengawas, manajemen, hingga seluruh personal di dalam entitas, dengan tujuan memberikan keyakinan yang memadai atas keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Atikah 2022) dengan judul Pengaruh Sistem Keuangan Desa dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Desa (Studi Empiris pada Desa wilayah Kabupaten Situbondo), menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Internal Berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pada Desa di Wilayah Kabupaten Situbondo.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti Terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3: Sistem Pengendalian Internal Berpengaruh positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

(20)

2.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran dibawah ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kualitas Laporan Keuangan Sistem Pengendalian

Internal

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

Kompentensi Sumber Daya Manusia

(21)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif-deskriptif. Pendekatan kuantitatif digunakan

(22)

karena data yang dikumpulkan bersifat numerik dan dianalisis menggunakan metode statistik. Jenis penelitian asosiatif digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh antar variabel, yaitu antara Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1), Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X2), Sistem Pengendalian Internal (Z), dan Kualitas Laporan Keuangan (Y).

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai atau staf yang bekerja di Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan, pelaksanaan sistem pengendalian internal, serta penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan.

3.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan dan pelaporan di MRP yang telah bekerja minimal satu tahun dan terlibat langsung dalam penerapan SAP serta SPI. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan ketersediaan responden yang memenuhi kriteria. Menurut Hair et al.

(2010), jumlah minimum sampel yang ideal untuk analisis jalur atau regresi berganda adalah 5–10 kali jumlah indikator yang digunakan. Oleh karena itu, jumlah sampel akan disesuaikan dengan jumlah indikator yang ada pada kuesioner.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

(23)

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang dapat diukur dan diolah menggunakan metode statistik untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Data kuantitatif tersebut dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang merupakan pegawai atau staf di Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua.

3.3.1 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

4. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner terkait kompetensi sumber daya manusia, penerapan standar akuntansi pemerintahan, sistem pengendalian internal, dan kualitas laporan keuangan.

5. Data sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari dokumen-dokumen instansi terkait seperti laporan keuangan, struktur organisasi, pedoman pelaksanaan akuntansi, serta literatur terdahulu yang relevan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

3.4.1 Kuesioner

Metode utama dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner disusun berdasarkan indikator dari masing- masing variabel penelitian, yaitu:

o Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

o Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

o Sistem Pengendalian Internal (SPI)

o Kualitas Laporan Keuangan

(24)

Kuesioner menggunakan skala Likert 5 poin, mulai dari "Sangat Tidak Setuju" hingga "Sangat Setuju", untuk mengukur persepsi dan penilaian responden terhadap setiap pernyataan.

3.4.2 Studi Dokumentasi

Selain kuesioner, pengumpulan data juga dilakukan melalui studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dan menelaah dokumen- dokumen yang relevan seperti:

o Laporan keuangan MRP Papua

o Pedoman atau kebijakan terkait pengelolaan keuangan dan pengendalian internal

o Struktur organisasi dan uraian tugas

o Laporan audit internal (jika ada) 3.4.3 Wawancara Terbatas (Opsional)

Untuk memperkuat pemahaman terhadap konteks organisasi, peneliti juga dapat melakukan wawancara terbatas secara informal kepada beberapa pegawai kunci di bidang keuangan atau pelaporan untuk menggali informasi tambahan yang tidak tercakup dalam kuesioner.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

Teknik ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2017) yang menyatakan bahwa kombinasi metode kuantitatif dan dokumentasi dapat meningkatkan validitas data penelitian.

o X1 (Kompetensi SDM) : Diukur melalui indikator pengetahuan, keterampilan teknis, dan sikap profesional pegawai.

o X2 (Penerapan SAP) : Diukur berdasarkan kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan pemerintah.

o Z (SPI) : Mencakup lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, komunikasi, dan pemantauan.

(25)

o Y (Kualitas Laporan Keuangan) : Diukur dari aspek relevansi, keandalan, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

3.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Majelis Rakyat Papua yang berlokasi di Kota Jayapura. Lokasi ini dipilih karena MRP merupakan

institusi yang terlibat langsung dalam proses pelaporan keuangan daerah, serta menjadi objek audit oleh BPK yang relevan dengan topik penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Data dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan keakuratan instrumen penelitian. Uji hipotesis dilakukan menggunakan **analisis regresi berganda** untuk menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung antar variabel. Analisis dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS versi 25.

Selain itu, untuk menguji efek mediasi dari variabel Sistem Pengendalian Internal (Z), digunakan pendekatan Baron dan Kenny (1986) serta uji Sobel sebagai pendukung.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fajar Sujatmiko. 2021. “PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN GOOD

GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi pada BPKAD Kota Semarang).” 1–94.

Armel, Raja Yoga Gustika. 2021. “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Dumai).”

Jurnal Fairness 8(2):141–52. doi: 10.33369/fairness.v8i2.15203.

Atikah, Afifatul. 2022. “Pengaruh Sistem Keuangan Desa dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Desa (Studi Empiris pada Desa wilayah Kabupaten Situbondo.” Maksimum 12(2):97. doi:

10.26714/mki.12.2.2022.97-106.

Bekaiang, A. F., J. J. Sondakh, dan M. Y. B. Kalalo. 2017. “PENGARUH PROSEDUR REVIU TERHADAP KUALITAS REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN MINAHASA UTARA THE EFFECT OF REVIEW PROCEDURES ON THE QUALITY OF REVIEWS OF LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL STATEMENTS IN NORTHERN MINAHASA REGENCY Oleh.” Pengaruh Prosedur 847 Jurnal EMBA 5(2):847–56.

Nurfauza, Aghnia, dan Sri Rahayu. 2020. “PEMERINTAHAN ( Studi Pada SKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020 ) THE EFFECT OF HUMAN

RESOURCES COMPETENCY , INTERNAL CONTROL SYSTEM , AND GOVERMENT ACCRUAL-BASED ACCOUNTING STANDARDS ON THE

(27)

QUALITY OF GOVERMENT FINANCIAL STATEMENTS ( Study On The Regio.”

Pujanira, Putriasri. 2017. “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah,dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi DIY.” 11(1):92–105.

Rahayu, Liza, Kennedy, dan Yuneita Anisma. 2014. “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintah Provinsi Riau (Studi Empiris pada SKPD Provinsi Riau).” Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau 1(2):1–15.

Rais, Muhammad, Fahmi Oemar, Agus Seswandi, dan Sri Wahyuni. 2022. “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia di Mediasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Keuangan Daerah.” Sains Akuntansi dan Keuangan 1(1):27–

36.

Badan Kepegawaian Negara. (2003). Keputusan Kepala BKN Nomor 46A Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Badan Kepegawaian Negara.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN,SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS

Hipotesis keempat atau yang terakhir dalam penelitian ini menyatakan bahwa ³ Kompetensi sumber daya manusia (KSDM), sistem pengendalian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, kompetensi sumber

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan

Didalam penelitian ini pengaruh yang diteliti meliputi penerapan SAP, pemanfaatan SIAKD, peran dan fungsi internal audit, kompetensi sumber daya manusia, kepatuhan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi SDM, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan peran audit internal berpengaruh

Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan variabel Kompetensi SDM dan Penerapan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia SDM dan audit internal terhadap kualitas