Pengaruh Komponen Risk Based Bank Rating Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan BUMN
Mayang Murni1*, Lily Karlina Nst2, Ika Sari Dewi3
1 Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra
2,3Politeknik LP3I Medan
*1Corresponding author: [email protected]
ABSTRACT
A good financial services company can be reflected in the quality of its issuer's performance.
In banking companies, there are several indicators for assessing bank health, one of which is the Risk Based Bank Rating. This assessment component is used to observe its effect on share prices. This research aims to observe the influence of the risk profile through Net Performing Loan, good corporate governance through institutional ownership, managerial ownership, the audit committee, the board of commissioners, earnings through ROA, capital through CAR, and efficiency using BOPO on share prices of state-owned banking companies in Indonesia from 2017–2021. The data used is secondary data from the financial reports of state-owned banking companies in Indonesia and was analyzed using multiple linear regressions. The results showed that simultaneously, the variables institutional ownership, managerial ownership, audit committee, board of commissioners, ROA, CAR, NPL, and BOPO have a significant effect on share prices. Meanwhile, only the institutional ownership, managerial ownership, and ROA variables have a positive and significant effect on share prices. The limitation in this study is that the research object used is BUMN Banking, where the majority of shares are owned by the Government. So that the control of shares is very large by the Government which prioritizes public interests over economic considerations. Based on these limitations, suggestions that can be given to future researchers are to change the object of research.
Keywords : Share Price, Institutional Ownership, Managerial Ownership, Audit Committee, Board of Commissioners, ROA, CAR, NPL, BOPO
ABSTRAK
Perusahaan jasa keuangan yang baik dapat tercermin dari kualitas kinerja dari emitennya.
Pada Perusahaan Perbankan terdapat beberapa indicator penilaian kesehatan Bank yakni Risk Based Bank Rating. Komponen penilaian ini yang kemudian digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Risk Profile melalui Net Performing Loan¸ Good Corporate governance melalui Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, Earnings melalui ROA, Capital melalui CAR, dan Efisiensi menggunakan BOPO terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan BUMN di Indonesia Tahun 2017-2021. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari laporan keuangan dari Perusahaan Perbankan BUMN di Indonesia dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian didapat bahwa secara simultan variabel Kepemilikan Instutisional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, ROA, CAR, NPL dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sementara itu, secara parsial hanya variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan ROA yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Keterbatasan dalam penelitian ini yakni objek penelitian yang digunakan adalah Perbankan BUMN, dimana mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Sehingga kendali saham sangat besar oleh Pemerintah dimana sifatnya mengutamakan kepentingan public dari pada pertimbangan ekonomi. Berdasarkan keterbatasan tersebut, saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya yakni mengganti objek penelitian.
Kata Kunci : Harga Saham, Kepemilikan Instutisional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, ROA, CAR, NPL, BOPO
PENDAHULUAN
Perusahaan Jasa keuangan merupakan perusahaan pondasi yang membangun perekonomian dan keuangan karena perbankan/Jasa Keuangan memiliki peranan yang sangat penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang menghubungkan dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus ke unit ekonomi yang membutuhkan bantuan dana (deficit) (Harahap, 2017).
Harga saham merupakan cerminan diri sebuah perusahaan. Harga saham dalam pasar modal mencerminkan penilaian investor dalam melihat prospek perusahaan di masa yang akan datang serta kualitas dari manajemen emitennya (Murni, 2017). Pembentukan harga saham dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal. Salah satunya adalah informasi keuangan perusahaan tersebut. Factor internal perusahaan yang mempengaruhi pergerakan harga saham tercermin dari laporan keuangan perusahaan dengan melihat rasio-rasio keuangan perusahaan itu sendiri. Investor menilai suatu perusahaan dalam menanamkan modalnya disuatu perusahaan melihat kondisi keuangannya. Jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka akan lebih diminati investor. Hal ini sesuai dengan signaling theory (Murni M. S., 2019).
Krisis perbankan di Indonesia Tahun 1997 salah satu penyebabnya adalah belum terlaksananya Good Corporate Governance sehingga usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia melalui (1) Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian, (2) Pelaksanaan Good Corporate Governance, (3) Pengawasan yang efektif dari Otoritas Pengawas Bank (Wahyudin, 2010). Penerapan Good Corporate Governance merupakan upaya dalam rangka melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat itu. Perbankan yang kokoh dengan permodalan yang kuat dan kelembagaan yang sesuai berdasarkan good corporate governance tentu tidak dapat berarti apa-apa jika lingkungan di luar perbankan masih menerapkan praktek-praktek buruk. Profesionalisme dan integritas dapat dijalankan agar perbankan dapat menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (Revita, 2018).
Selain melihat kinerja manajemen emiten yang tertuang dalam Good Corporate Governace, informasi terkait keuangan perusahaan merupakan hal yang penting bagi seorang investor. Investor memerlukan informasi yang relevan dan juga alat pengukuran kinerja yang tepat, sehingga investor dapat melihat apakah perusahaan yang akan dibeli sahamnya memiliki kinerja keuangan yang baik dan nilai perusahaan yang tinggi. Sehingga investor dapat menentukan pilihan investasi di pasar modal yang memiliki imbal positif berupa deviden yang akan diperoleh para investor (Juwari, 2016).
Oleh karena itu investor akan melihat sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan indicator yang ditetapkan pada Peraturan Bank Indonesia No: 13/1/PBI/2011 (Indonesia, 2011) tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum yaitu Risk Based Bank Rating (RBBR) dengan menggunakan Risk profile (melalui Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio), Good Corporate governance (GCG), Earnings (melalui Net Interest Margin, Return on Assets dan Return on Equity), Capital (melalui Capital Adequacy Ratio), Efisiensi (melalui Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional).
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dkk (2023) melihat beberapa komponen dari Risk Based Bank Rating (RBBR) yakni Good Corporate Governance dengan diproxy kan
oleh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit dan Dewan Komisaris, serta Earning yang diproxykan dengan ROA terhadap Harga Saham di Perusahaan BUMN Cluster Jasa Keuangan. Hasil yang diperoleh yakni secara simultan keseluruhan variabel berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara secara parsial hanya variabel Komite Audit yang tidak berpengaruh terhadap harga saham (Nasution, 2023). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni dalam penelitian ini seluruh komponen Risk Based Bank Rating (RBBR) digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu melihat pengaruh komponen Risk Based Bank Rating yang terdiri dari NPL, GCG, ROA, CAR dan BOPO terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan BUMN di Indonesia Tahun 2017-2021.
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Harga saham adalah nilai yang membuat investor mengeluarkan dananya untuk investasi di pasar modal agar memperoleh keuntungan (Indiani, 2016) . Atau dengan kata lain harga saham adalah harga dari suatu saham yang merupakan harga pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga saham adalah harga penutupannya (closing price).
Tingkat Kesehatan Bank menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan faktor-faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Sesuai PBI No.
13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (RBBR) menggantikan penilaian CAMELS yang dulunya diatur dalam PBI No.6/10/PBI/2004.Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-based Bank Rating) merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan (Setyawan, 2012).
Penilaian Kesehatan Bank Umum yaitu Risk Based Bank Rating (RBBR) salah satunya dengan menggunakan Risk profile melalui Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio.
Penilaian Risk Profile dalam penelitian ini menggunakan Non Performing Loan (NPL).
Tingkat resiko kredit diproyeksikan dengan rasio NPL karena rasio NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank (Ramadhanti, 2022).
Penilaian faktor Good Corporate Governance GCG) Penilaian faktor GCG dalam penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dengan menggunakan pendekatan risiko RBBR, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip GCG, yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness). Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, bank harus melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala (Winarsih, 2014).
Penilaian Kesehatan Bank Umum yaitu Risk Based Bank Rating (RBBR) salah satunya menggunakan Earnings melalui Net Interest Margin, Return on Assets dan Return on Equity.
Dalam penelitan ini earnings yang digunakan yakni Return On Assets (ROA). Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan dalam menggambarkan ukuran efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Return on Assets (ROA) menghitung dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset (Murni, 2017).
Permodalan (capital) dinilai berdasarkan tingkat kecukupan modal termasuk yang dikaitkan dengan profil risiko bank dan pengelolaan permodalan untuk menyediakan modal di atas modal minimum (Indonesia, 2011). Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian.
Modal bank berfungsi untuk menutup potensi kerugian yang tidak terduga dan sebagai cadangan pada saat terjadi krisis perbankan. Rasio yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kecukupan permodalan diproksikan oleh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) (Ramadhanti, 2022).
Penilaian efisiensi melalui Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional. Rasio ini diperoleh dari membandingkan antara total biaya operasional terhadap total pendapatan operasional bank. Semakin tinggi rasio BOPO menandakan bahwa bank tersebut semakin tidak efisien (Siregar, 2023). Profitabilitas bank akan berkembang jika manajemen bank sanggup mengefisiensikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya, dan pada akhirnya return yg diperoleh oleh investor akan meningkat (Yudistira, 2020). Hal ini akan memberikan dampak terhadap laba yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian ini dengan didukung tujuan teoritis dan tinjauan penelitian, maka secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual diatas maka hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini yakni :
Kepemilikan Instituional (X1) Kepemilikan Manajerial (X2)
Komite Audit (X3) Dewan Komisaris (X4)
Return On Assets (X5) Capital Adequacy Ratio (X6)
Non Performing Loan (X7) Beban Operasional Pendapatan
Operasional (X8)
Harga Saham (Y)
H1 : Terdapat Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, ROA, CAR, NPL dan BOPO Pada Perusahaan Perbankan BUMN secara Parsial
H2 : Terdapat Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, ROA, CAR, NPL dan BOPO Pada Perusahaan Perbankan BUMN secara Simultan
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan BUMN Indonesia Cluster Jasa Keuangan tahun 2017-2021. Sumber data yang digunakan merupakan data skunder. Kriteria pemilihan sampel dengan cara purposive sampling, dengan criteria sebagai berikut ;
i. Merupakan perusahan cluster jasa keuangan pada Perusahaan BUMN Indonesia sepanjang tahun amatan
ii. Mempublikasikan laporan keuangan yang dilengkapi dengan variabel-variabel yang diamati selama tahun amatan
Berdasarkan criteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 4 perusahaan selama 5 tahun.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistic deskriptif, dan multiple regression. Berikut merupakan persamaan regresi pada penelitian ini :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6+ β7X7 + β8X8 + ε Keterangan :
Y = Harga Saham
X1 = Kepemilikan Institusional X2 = Kepemilikan Manajerial X3 = Komite Audit
X4 = Dewan Komisaris
X5 = ROA X6 = CAR X7 = NPL X8 = BOPO
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Statistic Deskriptif
Tabel 1. Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Y 20 1725,00 9900,00 5318,2500 2456,15461
X1 20 52,00 60,50 58,7585 2,54342
X2 20 ,01 6,74 1,2384 1,96514
X3 20 2,00 10,00 5,0500 2,18789
X4 20 ,50 ,70 ,5617 ,05554
X5 20 ,13 3,69 2,1570 1,08487
X6 20 17,32 25,39 21,4415 2,52344
X7 20 ,34 2,96 1,1200 ,65414
X8 20 66,48 90,43 78,0080 8,86406
Valid N (listwise) 20
Sumber : Hasil Penelitian, 2023 (data diolah)
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,200 dan signifikansinya pada 0,200 nilainya diatas α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,200 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi secara normal.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor (VIF).
Data dikatakan tidak mengalami multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10. Hasil pengujian menunjukkan seluruh variabel independen memiliki nilai VIF ≤ 10 sehingga data penelitian ini tidak mengalami multikolinieritas.
Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan hasil pengujian diketahui sebaran plot pada grafik scatterplot tidak membentuk pola tertentu dan menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dikatakan bahwa seluruh variabel dalam penelitian terbebas dari asumsi heterokedastisitas.
Uji Regresi Berganda Uji Koefisien Determinasi
Tabel 2. Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,896a ,802 ,658 1436,59579
a. Predictors: (Constant), X8, X3, X4, X1, X5, X7, X2, X6 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut diketahui nilai R2 sebesar 0,802 artinya variabel independen yakni Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, ROA, CAR, NPL dan BOPO dapat menjelaskan sebesar 80,2% variabel Harga Saham.
Tabel 3. Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1217,355 13284,303 ,092 ,929
X1 467,341 192,253 ,484 2,431 ,033
X2 668,666 280,708 ,535 2,382 ,036
X3 77,205 210,963 ,069 ,366 ,721
X4 -16461,950 9383,786 -,372 -1,754 ,107
X5 2322,440 442,531 1,026 5,248 ,000
X6 -302,049 337,910 -,310 -,894 ,391
X7 -1486,943 838,183 -,396 -1,774 ,104
X8 -156,384 96,628 -,564 -1,618 ,134
a. Dependent Variable: Y
Persamaan regresi yang dibangun untuk hipotesis ini yakni :
Y = 1217,355+ 467,341X1 + 668,666X2 + 77,205X3 -16461,950+ 2322,440X5 -302,049X6
-1486,943X7 -156,384X8
Berdasarkan table diatas diketahui hanya variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Return On Asset yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Dan masing-masingnya memiliki pengaruh yang positif. Sedangkan variabel lainnya yakni Komite Audit, Dewan Komisaris, CAR, NPL dan BOPO tidak memiliki pergaruh signifikan terhadap Harga Saham
Tabel 4. ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 91919331,540 8 11489916,440 5,567 ,005b Residual 22701882,210 11 2063807,473
Total 114621213,800 19 a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X8, X3, X4, X1, X5, X7, X2, X6
Nilai uji F sebesar 5,567 dengan sig 0,005 (0,005<0,05). Artinya variable Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, ROA, CAR, NPL dan BOPO Pada Perusahaan Perbankan BUMN secara Simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
Pembahasan
Berdasarkan hasil diatas, secara parsial diketahui bahwa variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Return On Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan BUMN di Indonesia.
Kepemilikan institusional yang merupakan kepemilikan saham oleh institusi diharapkan dapat melakukan pengawasan lebih kepada pihak manajemen (Syafatul L, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dalam hal ini kepemilikan saham oleh institusi telah melakukan fungsi pengawasan yang baik kepada pihak manajemen. Sehingga manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerja untuk kepentingan pemegang saham. Jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka akan lebih diminati investor. Hal ini sesuai dengan signaling theory (Murni M. S., 2019). Kepentingan pemegang saham yang menjadi prioritas manajemen merupakan sinyal baik dan daya tarik bagi investor yang kemudian akan mempengaruhi harga saham tersebut.
Selanjutnya Kepemilikan Manajerial juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan saham manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung berusahan lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri (Purwaningtyas, 2011). Terakhir yang memiliki pengaruh positif dan signifikan adalah Earnings yang diproxy kan dengan Return On Asset terhadap Harga Saham. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang dalam hal ini harga saham (Ghonio, 2017).
Sementara itu variabel lainnya seperti Komite Audit, Dewan Komisaris, NPL, CAR dan BOPO tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Komite Audit tidak berpengaruh terhadap harga saham, terjadi karena komite audit belum menjalankan tugasnya dengan baik.
Keberadaan komite audit belum mampu mengurangi tindak kecurangan manajemen dan juga belum mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Syafatul, 2014). Hal ini dapat terjadi karena kinerja komite audit dikacaukan oleh sikap dan praktik dewan direksi (Council, 1999). Komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan akan cenderung mendukung manajemen. Hal tersebut membuat investor kurang yakin dengan adanya komite audit kualitas laporan keuangan akan meningkat. Karena kualitas dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan suatu perseroan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan karakteristik komite audit (Ayu Ashari, 2022).
Selanjutnya variabel NPL dan CAR tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hana dkk (2018). Variabel NPL tidak berpengaruh terhadap harga saham disebabkan karena kenaikan rata-rata presentase perbankan di Indonesia masih berada pada taraf yang wajar, yaitu di bawah 5% (ketentuan Bank Indonesia) dan setiap kenaikan presentase NPL searah dengan kenaikan harga saham sehingga para investor tidak mempermasalahkan untuk tetap berinvestasi di dunia perbankan. CAR dalam penelitian ini memiliki nilai yang berada diatas batas minimum yang ditentukan oleh BI tidak membuat CAR dapat memengaruhi perubahan harga saham karena investor lebih melihat pada faktor eksternal perusahaan dalam menilai harga saham perusahaan (Medyawicesar, 2018).
Rasio BOPO tak berpengaruh terhadap harga saham dikarenakan kemampuan perseroan dalam memperoleh laba dan kemampuan dalam mengendalikan semua biaya- biaya operasional perseroan dan non operasional perseoran sangat rendah, sehingga BOPO kurang berpengaruh terhadap harga saham. Jadi pada rasio ini, signaling theory tidak memberikan sinyal trhadap para investor (Yudistira, 2020).
Terakhir, seluruh komponen Risk Based Bank Rating yang digunakan dalam penelitian ini yakni Risk Profile melalui Net Performing Loan¸ Good Corporate governance melalui Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, Earnings melalui ROA, Capital melalui CAR, dan Efisiensi menggunakan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan BUMN di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa indicator penilaian kesehatan Bank yaitu Risk Based Bank Rating (RBBR) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No:
13/1/PBI/2011 yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan dalam melihat system perbankan yang sehat, kuat dan efisien sehingga menjadi daya tarik kuat investor dalam berinvestasi dalam perusahaan tersebut yang kemudian akan meningkatkan nilai suatu perusahaan dan harga saham pada perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhanti dan Suryani (2022).
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial hanya variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan ROA yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sementara yang lainnya tidak berpengaruh. Dan secara
simultan diketahui keseluruhan komponen Risk Based Bank Rating yang digunakan sebagai variabel bebas yakni Risk Profile melalui Net Performing Loan¸ Good Corporate governance melalui Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Dewan Komisaris, Earnings melalui ROA, Capital melalui CAR, dan Efisiensi menggunakan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan BUMN di Indonesia.
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan, diantaranya yakni objek penelitian yang digunakan adalah Perbankan BUMN, dimana mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Sehingga kendali saham sangat besar oleh Pemerintah dimana sifatnya mengutamakan kepentingan public dari pada pertimbangan ekonomi.
Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya yakni dengan menggunakan indicator lain dari masing-masing komponen Risk Based Bank Rating selain yang digunakan dalam penelitian ini atau bahkan menggunakan seluruhnya, untuk menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan. Selain itu juga dapat menggunakan objek penelitian yang lebih luas tidak hanya Perbankan BUMN.
DAFTAR PSUTAKA
Almira Nadya Ramadhanti, E. S. (2022). Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode Risk Based Bank Rating Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Perbankan Umum Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020). e-Proceeding of Management Telkom University , 576- 583.
Aslihah, N. A. (2015). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Koperasi Syariah Binama Semarang. Skripsi Universitas Islam Walisongo .
Ayu Ashari, A. R. (2022). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis , 5 (1), 71-79.
Bahrum, S. P., & Sinaga, I. W. (2015). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai Lembaga Dewan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batanm Bintan Karimum. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis , 3 (2), 135-141.
Budi Gautama Siregar, A. L. (2023). Efisiensi Operasional Bank Umum Syariah. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) , 7 (2).
Council, O. (1999). OECD Priciples of Corporate Governance . OECD Council.
Dahrul Aman Harahap, A. I. (2017). PENGARUH NPL, LDR, GCG , NIM , ROA , ROE ,
CAR ,BOPO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014. Jurnal Dimensi , 6 (1), 22-40.
Elvin Ruswanda Yudistira, I. M. (2020). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Harga Saham . Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika .
Ghonio, M. G. (2017). PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI ASEAN PERIODE 2013-2015. Profita, Kajian Ilmu Akuntansi , 5 (1), 1-13.
Hana Medyawicesar, E. T. (2018). Analisis Komponen Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdapaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016. Journal of Bussiness Management Education , 21-31.
Handoko, T. H. (2003). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Hastutik, E. W. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT. Kosoema Nan Putra Klaten). Skripsi .
Indonesia, B. (2011). Penilaian Kesehatan Bank Umum. Jakarta .
Juwari, N. &. (2016). Pengaruh ROA, ROE, EPS, dan Current Ratio Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Terdaftar di Bursa Efek. Jurnal Geokonomi , 73-90.
Kreitner, R., & Kinichi, A. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, M. (2009). Metode Riset dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Lily Karlina Nasution, M. M. (2023). THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON STOCK PRICE THROUGH CORPORATE VALUE IN THE FINANCIAL SERVICES CLUSTER OF INDONESIAN BUMN COMPANIES.
Jurnal Ekonomi SEAN Institute , 706-711.
Mangkunegara, A. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mayang Murni, S. M. (2019). Stock Rate Trough Distress Financial Level in Manufacture Company in 2010-2014. Internasional Conference on Advance and Scientific Innovation. Sumatera Utara.
Muchlis, I. (2015). Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Batik Danar Hadi Surakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta .
Murni, M. (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan Mnaufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014. Jurnal Investasi Islam , 2 (1), 21-32.
Ni Putu Lilis Indiani, S. K. (2016). Pengaruh Variabel Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Unud , 2756- 2785.
Prameswari, A. A., & Nugraheni, R. (2016). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Displin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Gombel Golf Semarang).
Diponegoro Journal of Management , 5 (1), 1-12.
Purwaningtyas, F. (2011). Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Diponegoro.
Revita, M. L. (2018). Pengaruh GCG, CAR, LDR Terhadap Kinerja Keuangan serta Harga Saham Perbankan . Jurnal Ecodemica , 2 (2), 156-176.
Rivai, V., & Mulyadi, D. (2010). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Samsuddin, S. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Setyawan, A. W. (2012). PENGARUH KOMPONEN RISK BASED BANK RATING TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-2011. Semarang: Universitas Diponegoro.
Siagian, P. S. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soleha, L. K., Komara, A. T., & Sudia, Y. (2012). Pengaruh Kepemimpinan, disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship , 6 (1), 39-50.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Susanto, H., & Priansa, D. P. (2013). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik. Bandung:
Alfabeta.
Sutrisno, E. (2011). Bidaya Organisasi . Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
Syafatul L, K. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham.
Universitas Brawijaya.
Thoha, M. (2010). Kepemimpinan dalam Manajemen (15 ed.). Jakarta: Rajawali Press.
Umar, H. (2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Wahjosumidjo. (1991). Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Balai Pustaka.
Wahyudin, Z. M. (2010). Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya . Bandung: Alfabeta.
Widodo, T., Alamsyah, N., & Utomo, C. B. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Telkom Indonesia Batam. Jurnal Industri Kreatif (JIK) , 2 (1), 97-104.
Wijayanti, D. W. (2012). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Daya Anugerah Semesta Semarang. Skripsi Unnes .
Winarsih. (2014). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Risk Based Bank Rating dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham . Jurnal Akuntansi Indonesia , 71-80.