ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BEI
(Pendekatan Komponen Risk Base Bank Rating)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
MAHNI RULYANI NIM : 711162003
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRACT
Mahni Rulyani. 7111620003. Rating Bank Analyze Toword Earning Quality Are Listed in Indonesia Stock Exchange (component approach Risk-Base Bank Rating)
This research purpose to analyze the influence bank rating (credit risk, IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR and GCG) toword earning
quality on banking companies listed on BEI since 2011-2013. Sample taken by
non random sampling. This research use multiple regression analysis and
simultaneous test (F test), that had been previously tested in the normality test and
classical assumption first. The data analysis used by SPSS 22 for Windows XP
program for statistic analytical.
The finding of research show that variables of bank rating (credit risk,
IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR and GCG ) simultaneously affect the quality
of banking earning at 0,05 level significant. This research
R Square (R2) is 40,3%, this shows that the independent variable (credit risk, IRR,
liquidity risk, ROA, NIM, CAR and GCG) can explain the dependent variable
(quality of earnings) 40,3 % and the remaining 49,7% is explained by other
variables outside of research.
ii ABSTRAK
Mahni Rulyani. 7111620003. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI (Pendekatan Komponen Risk-Base Bank Rating)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat kesehatan
bank (credit risk, IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR dan GCG) terhadap
kualitas laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.
Sampel di ambil dengan metode non random sampling. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi berganda dan uji simultan (uji F), yang
sebelumnya telah dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik. Pengolahan data
menggunakan program SPSS 22 fkmor Windows XP.
Hasil penelitian menunjukkan Tingkat kesehatan bank yang terdiri dari
credit risk, IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR dan GCG secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba dengan tingkat signifikan < 0,05.
Penelitian ini memperoleh nilai R Square (R2) sebesar 40,3%, hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen (credit risk, IRR, liquidity risk, ROA,
NIM, CAR dan GCG) dapat menerangkan variabel dependen (kualitas laba)
sebesar 40,3% dan sisanya 49,7% diterangkan oleh variabel lain di luar penelitian.
vii DAFTAR ISI
Lembar Judul
Lembar Persetujuan Surat Pernyataan
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Pembatasan Masalah ... 9
1.4 Rumusan Masalah ... 9
1.5 Tujuan Penelitian ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1 Kajian Teori ... 11
2.1.1 Pengertian Bank ... 11
2.1.2 Kinerja Keuangan ... 12
viii
2.1.4 Tingkat Kesehatan Bank ... 15
2.1.4.1 Risk Based Bank Rating (RBBR) ... 17
2.1.4.1.1 Risiko Profil (Risk Profile) ... 18
2.1.4.1.2 Good Corporate Governance (GCG) ... 21
2.1.4.1.3 Rentabilitas (Earnings) ... 23
2.1.4.1.4 Capitals ... 23
2.1.5 Rasio Keuangan Penilaian Tingakat Kesehatan Bank ... 25
2.1.5.1 Risk Profile ... 25
2.1.5.2 Earnings ... 27
2.1.4.1.4 Capitals ... 28
2.1.6 Penilaian Kesehatan Bank Non Keuangan ... 29
2.1.6.1 Good Corporate Governance (GCG) ... 29
2.2 Penelitian Terdahulu ... 30
2.3 Kerangka Berfikir... 32
2.4 Hipotesis ... 33
BAB III. METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian ... 34
3.2 Populasi dan Sampel ... 34
3.2.1 Populasi ... 34
3.2.2 Sampel ... 35
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasionalnya ... 36
3.3.1 Variabel Tergantung (dependent variable) ... 36
ix
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.5 Teknik Analisis Data ... 41
3.5.1 Uji Normalitas ... 41
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 42
3.5.2.1 Uji Heteroskedastisitas ... 42
3.5.2.1 Uji Autokolerasi ... 43
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 43
3.5.4 Uji Statistik ... 44
3.5.4.1 Uji Koefesien Determinasi (R2) ... 44
3.5.3.2 Uji Simultan (Uji F) ... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46
4.1.2 Hasil Pengujian Data ... 47
4.1.2.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 47
4.1.2.2 Uji Normalitas ... 51
4.1.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 53
4.1.2.3.1 Uji Heteroskedastisitas ... 53
4.1.2.3.2 Uji Autokolerasi ... 54
4.1.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
4.1.2.5 Uji Statistik ... 57
4.1.2.5.1 Uji Koefesien Determinasi (R2) ... 57
x
4.2 Pembahasan ... 59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Kesimpulan ... 63
5.2 Saran ... 64
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbedaan Metede CAMELS dan RBBR ... 3
Tabel 1.2 Jumlah Data Bank Yang Dilikuidasi ... 5
Tabel 2.1 Matrisk Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ... 24
Tabel 2.2 Penilaian Self Assesment GCG ... 29
Tabel 2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Penilaian Self Assesment GCG ... 39
Tabel 3.3 Defenisi Operasional Variabel ... 39
Tabel 4.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 46
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI ... 47
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) ... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser ... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokolerasi ... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 55
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) ... 57
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 33
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Bank merupakan usaha yang kegiatan utamanya mengandalkan
kepercayaan nasabah. Kepercayaan tersebut akan dapat terwujud jika bank dapat
meningkatkan kinerjanya secara optimal. Bank juga berfungsi sebagai lembaga
perantara, namun tujuan utama dari perbankan adalah memperoleh laba seperti
perusahaan umumnya. Laba diperoleh dari selisih antara pendapatan dan biaya.
Besarnya laba yang diperoleh menggambarkan kinerja keuangan perbankan. Laba
bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan perbankan, tetapi juga
penting sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti bagi
investor, berguna dalam pengambilan keputusan yang nantinya dapat
memaksimalkan jumlah investasinya. Sehingga penting bagi bank untuk
senantiasa menjaga kinerjanya untuk memperoleh laba yang tinggi dan
berkualitas.
Kualitas laba dipakai sebagai suatu dasar pengambilan keputusan investasi
dan memprediksi laba yang akan datang. Kualitas laba yang diharapkan oleh
setiap bank dapat meningkatkan kinerja manajemen ke arah produktifitas yang
positif, untuk itu perlunya kualitas laba dalam mengukur baik buruknya kinerja
bank. Laba berkualitas baik jika laba tersebut adalah indikator yang baik untuk
laba masa depan, sedangkan laba yang berkualitas buruk terjadi pada laba yang
tidak berkelanjutan (Penman dan Zhang, 2002 dalam Natalia, 2010:88).
Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan
2
berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006 dalam Sutardisa 2013:4). Jadi, kualitas
laba dapat menjadi acuan baik buruknya kinerja perusahaan atau sehat tidaknya
perusahaan perbankan tersebut. Untuk mengetahui kualitas laba suatu bank dapat
dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik (Kasmir,
2007 dalam Sutardisa, 2013:3).
Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank, yaitu PBI No. 6/10/2004 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum dengan metode CAMELS yang merupakan penilaian kesehatan bank
terhadap 6 faktor yakni Capital, Asset, Management, Earning, Liqudity dan
Sensitivity to Market Risk. Bank Indonesia kembali mengeluarkan kebijakan baru
tentang penilaian tingkat kesehatan bank yang dibuat pada tanggal 25 Oktober
2011 dengan mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/PBI/2011. Peraturan
baru ini merupakan penyempurnaan dari metode sebelumnya (CAMELS). Metode
baru yang ditetapkan oleh Bank Indonesia merupakan metode dengan pendekatan
risiko (Risk Based Bank Rating). Metode Risk Based Bank Rating atau RBBR
merupakan metode yang terdiri dari empat faktor penilaian yakni Risk Profile,
Good Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital.
Perbedaan metode CAMELS dengan RBBR yang paling menonjol terletak
pada komponen Risk Profile, yang mana penilaian faktor risk profile merupakan
penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam
aktivitas operasional bank. Tingkat risiko merupakan kesimpulan akhir atas risiko
bank setelah dipertimbangakan yang dilakukan melalui penerapan manajemen
3
Tabel 1.1
Perbedaan Metode CAMELS dan RBBR
Hal CAMELS RBBR
Pengukuran Mengarah pada
ukuran-ukuran kinerja
perusahaan secara
internal.
Lebih mengarah pada
manajemen risiko.
Berorientasi risiko,
proporsionalitas,
materialitas, dan
signifikansi, serta
Komprehensif, dan
Terstruktur.
Faktor Penilaian Terdiri dari 6 faktor
penilaian, yaitu: 1. Capital, 2. Asset,
3. Management, 4. Earning, 5. Liqudity dan 6. Sensitivity to
Market Risk.
Terdiri dari 4 faktor penilaian, yaitu:
1. Risk Profile, 2. Good Corporate
Governance, 3. Earnings, dan 4. Capital
Nilai Akhir Dapat mengetahui nilai
akhir (antara peringkat 1 sampai 5), jika sudah
mengetahui nilai
indikatornya (nilai rasio).
Nilai rasio belum
menentukan nilai akhir
(Peringkat Komposit).
Penilaian tersebut harus
melihat bagaimana
implementasi manajemen risikonya.
Sumber: ekonomi.kompasiana.com
Sebenarnya penilaian dengan metode CAMELS dan RBBR tidak jauh
berbeda.Beberapa komponen CAMELS ditata ulang dan dimasukkan dalam
komponen RBBR.Asset, Liqudity, dan Sensitivity to Market Risk termasuk dalam
bagian Risk Profile dalam metode RBBR. Earnings dan Capital tetap ada dalam
metode RBBR, seolah-olah faktor baru yang muncul dalam metode RBBR adalah
Good Corporate Governance yang menggantikan Management dalam metode
CAMELS yaitu manajemen umum. Komponen lain dari management dalam
4
dalam Risk Profile dalam metode RBBR sedangkan GCG sebagai komponen yang
dinilai tersendiri.
Supangkat, (LPPI, 29 April 2011). Latar belakang munculnya PBI
No.13/1/PBI/2011 adalah global financial reform atau perbaikan keuangan global
sebagai respon atas krisis keuangan global tahun 2008 dimana Indonesia sebagai
anggota G-20 melakukan penyempurnaan kerangka RBS (Risk Based
Supervision) dan penilaian tingkat kesehatan bank dengan peningkatan
kewaspadaan dari manajemen risiko yang ada.
Krisis tersebut menyebabkan meroketnya nilai tukar rupiah hingga
menembus angka Rp12.650 per dolar AS (US$1), Bursa Efek Indonesia sempat
menyetop perdagangan saham selama dua hari, harga saham merosot hingga di
atas 50% yang menyebabkan banyak investor mendadak miskin, serta membuat
kondisi perbankan di dalam negeri kocar-kacir. Tiga bank besar BUMN yakni PT
Bank Mandiri Tbk., PT Bank BNI Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
meminta bantuan likuiditas dari Pemerintah masing-masing Rp5 triliun.Krisis ini
juga mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank berkurang bahkan
antar sesama bank pun kehilangan kepercayaan.Hal ini dapat terlihat dari
macetnya Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Bank-bank yang kelebihan likuiditas
tidak berani meminjamkan dana mereka ke bank lain karena khawatir tidak bisa
dikembalikan. Hal inilah yang menjadi dasar perubahan metode Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank.Sementara kualitas laba diharapkan dapat memberikan informasi
5
keputusan yang efektif, karena kualitas laba dapat mencerminkan profitabilitas
jangka panjang.
Menurut PBI No.13/1/PBI/2011 setiap Bank Umum yang ada di Indonesia
wajib untuk melakukan penilaian sendiri atas kesehatannya. Namun pada
kenyataannya masih banyak bank yang bangkrut dan harus melakukan merger
untuk meneruskan kegiatan operasionlanya bahkan dilikuidasi (dihentikan
kegiatan opesasionalnya). Berikut ini merupakan data bank yang dilikuidasi dari
tahun 2008-2013.
Tabel 1.2
Jumlah Data Bank Yang Dilikuidasi
Tahun Jumlah
2008 4
2009 6
2010 10
2011 15
2012 1
2013 9
Sumber : Lps.go.id
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan bank itu sangat
penting dalam menghasilkan laba yang tinggi dan berkualitas. Menyadari
pentingnya kesehatan bank untuk menilai kinerja perbankan dalam menciptakan
laba yang berkualitas umumnya menggunakan beberapa aspek penilaian tingkat
kesehatan bank yang dibuat oleh Bank Indonesia. Aspek tersebut ialah
6
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan juga dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat kesehatan bank.
Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk
mengidentifikasi perubahan-perubahan angka keuangan yang terjadi pada
perusahaan perbankan. Adapun variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu indikator penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan komponen
RBBR yang diproksikan dengan credit risk, interest rate risk (IRR) dan likuidity
riskuntuk komponen Risk Profile, return on assets (ROA) dan net interest margin
(NIM) untuk komponen Earnings, danCapital dengan diukur menggunakan rasio
kecukupan modal yaitu capital adequacy capital (CAR), serta Good Corporate
Governance (GCG) diperoleh dari nilai komposit Self Assesment yang dilakukan
oleh bank itu sendiri. Dari penilaian data-data tersebut akhirnya akan diketahui
pengaruh rasio indikator tingkat kesehatan bank terhadap kualitas laba.
Penelitian mengenai tingkat kesehatan bank terhadap kualitas laba telah
dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Variabel dalam penelitian tersebut
yaitu, credit risk yang diteliti Syahputri (2013) diproksikan dengan NPL
menunjukkan terjadi pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan bank diikuti
oleh penelitian Sutardisa (2013) yang mengatakan bahwa credit risk yang
diproksikan dengan NPL berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba
perbankan. Interest Rate Risk (IRR) yang diteliti oleh Sutardisa (2013)
mengatakan bahwa IRR berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba perbankan.
Liquidity risk diteliti oleh Syahputri (2013) tidak terdapat pengaruh terhadap
7
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba perbankan. Return on
Assets (ROA) diteliti oleh Syahputri (2013) terdapat pengaruh yang positif
terhadap kesehatan bank diikuti juga dari hasil penelitian Sutardisa (2013) yang
menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba
perbankan. Net Interest Margin (NIM) diteliti oleh Syahputri (2013) menyatakan
bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap kesehatan bank, sementara Sutardisa
(2013) meneliti NIM berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba perbankan.
Capital Adequacy Capital (CAR) diteliti oleh Syahputri (2013) menunjukkan
rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap kesehatan bank, berbeda dengan
Sutardisa (2013) yang menyatakan CAR tidak memiliki pengaruh terhadap
kualitas laba perbankan.
Sementara untuk Good Corporate Governance (GCG) dalam penelitian
Hutama (2014) menyatakan bahwa pelaksanaan GCG di lingkungan bank
merupakan salah satu faktor Tingkat Kesehatan Bank. GCG berfungsi sebagai
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai
tambah (value added) dan untuk tetap menjaga kepercayaan semua stakeholder.
Penerapan prinsip-prinsip GCG akan membawa manfaat bagi perbankan dan juga
para pemangku kepentingan (stakeholders). Dengan kata lain dalam penilaian
GCG harus dapat menggambarkan hubungan bank dengan stakeholder, sehingga
pelaksanaan GCG itu penting bagi perusahaan perbankan. Penelitian ini didukung
juga oleh Rifani (2013), menyatakan bahwa GCG berpengaruh signifikan
terhadap kualitas Laba. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
8
terhadap kualitas laba. Karenanya, untuk GCG masih perlu penelitian lebih lanjut
karna hasil yang didapat berbeda.
Dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian Sutardisa (2013) yang melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Kualitas Laba Pada
Bank Umum Swasta Nasional Devisa Se-Indonesia (2008-2012)” yang
menggunakan variabel kualitas laba, NPL, liquidity risk, IRR, ROA, NIM, CAR
sebagai dasar pengukurannya. Dalam penelitain ini juga menambahkan variable
GCG sebagai dasar pengukurannya karena GCG merupakan salah satu komponen
RBBR.
Dari paparan di atas terlihat bahwa kesehatan bank sangat penting untuk
melihat kinerja bank dalam memperoleh laba yang berkualitas tinggi sehingga
bank dapat meminimalisir risiko-risiko yang akan terjadi di masa yang akan
datang sehingga bank dapat meminimalisir risiko untuk terlikuidasi, oleh karena
itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Analisis Tingkat
Kesehatan Bank Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (Pendekatan Komponen Risk Base Bank Rating)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang dan judul
studi, maka dapat disusun identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas laba mencrminkan kinerja perusahaan perbankan?
2. Apa sajakah rasio-rasio indikator tingkat kesehatan bank?
9
4. Apakah kesehatan bank mencerminkan kualitas laba perusahaan?
5. Apakah credit risk, IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR dan GCG secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba?
1.3 Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi
penulisan hanya pada pengaruh rasio komponen RBBR (Risk Base Bank Rating)
yang terdiri dari (credit risk, IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR, dan GCG)
terhadap kualitas laba pada perusahan perbankan yang terdaftar di BEI periode
tahun 2011-2013.
1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan:
Apakah credit risk, IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR, dan GCG secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh credit
risk, IRR, liquidity risk, ROA, NIM, CAR, dan GCG secara bersama-sama
10
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dan diharapkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas dalam menilai Pengaruh Rasio Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Metode RBBR (Risk Base Bank Rating) Terhadap Kualitas
Laba Pada Perusahan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.
2. Bagi Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah kepustakaan di bidang
penelitian mengenai Pengaruh Rasio Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Metode RBBR (Risk Base Bank Rating) Terhadap Kualitas
Laba Pada Perusahan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.
3. Bagi Pihak Lainnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan dan
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang mengacu pada tujuan
penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yang
terinci dalm (Credit Risk, IRR, Likuidity Risk, ROA, NIM, CAR, dan
GCG) memiliki hubungan signifikan terhadap variabel dependen (Kualitas
Laba). Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada Tingkat Kesehatan
Bank yang terinci pada (Credit Risk, IRR, Liquidity Risk, ROA, NIM,
CAR, dan GCG) akan mengakibatkan perubahan terhadap kualitas laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Untuk itu Penilaian
Kesehatan Bank sangat mempengaruhi kinerja bank tersebut. Jika bank
tidak sehat maka pamor bank dimasyarakat menjadi buruk, hal ini dapat
menyebabkan kegiatan bank tidak akan berjalan sebagaimana mestinya,
sebaliknya jika bank dinyatakan sehat maka kepercayaan masyarakat
terhadap bank akan semakin baik dan menghasilkan keuntungan yang
maksimal yangjuga kan menghasilkan laba yang berkualitas.
2. R Square (R2) berdasarkan analisis diatas diperoleh sebesar 0,403 atau
40.3%. Artinya variabel independen (Credit Risk, IRR, Liquidity Risk,
ROA, NIM, CAR, dan GCG) dapat menerangkan variabel dependen
64
diterangkan oleh variabel-variabel lain di luar model regresi yang
dianalisis.
5.2Saran
Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Perusahaan Perbankan hendaknya selalu memperhatikan dan menjaga
Tingkat Kesehatan Bank dengan prinsip kehati-hatian. Prinsip ini selalu
memperhatikan risiko-risiko keuangan yang mungkin akan terjadi, karena
dalam Tingkat Kesehatan Bank mencerminkan kinerja keuangan dalam
bank tersebut.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas cakupan
penelitian mulai dari sampel sampai variabel penelitian, terutama variabel
lain yang berkaitan dengan pengukuran Tingkat Kesehatan Bank baik
65
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta.
Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta.
Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Jakarta.
Bank Indonesia. 2014. Bookled Perbankan Indonesia 2014. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bursa Efek Indonesia.2011-2013. Laporan keuangan publikasi Bank
Umum.www.idx.co.id, di akses 25 Desember 2014.
Fakultas Ekonomi Unimed. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi 2013. Medan: Universitas Negeri Medan.
Firmansyah. 2012. Skripsi. Analisis Pengaruh CAR, NPL, OER, LDR terhadap Pertumbuhan Laba Bank Devisa. Medan: USU.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasan, Nurul Ichsan, MA. 2014. Pengantar Perbankan. Jakarta: Gaung Persada Press Group.
Hutama, Redo Harina. 2014. Good Corporate Governance Sebagai Salah Satu Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ikatan Bankir Indonesia. 2013. Memahami Bisnis Bank. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
66
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga.
Lasta, Heidy Arrvida, dkk. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capitals) (Studi pada PT BANK RAKYAT INDONESIA,Tbk Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 2 Agustus 2014. Universitas Brawijaya Malang.
LPII. 2011. Pengukuran Risk-Based Bank Rating (RBBR). http://www.lppi.or.id (29 April 2011), di akses 27 November 2014.
Natalia, Irene. 2010. Kualitas Laba Yang Dihasilkan Oleh Pengadopsian IFRS. Jurnal Akuntansi Kontemporer, Vol. 2 No.1 Januari 2010. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Novianti, Rizki. 2012. Kajian Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Accounting Analysis Journal, ISSN 2252-6765. Vol. 6 Hal 2 November 2012. Universitas Negeri Semarang.
Priyatno, Duwi. 2014. SPPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: ANDI.
Rifai Veithzal, Sofyan Basir, dkk. 2013. Commercial Bank Management-Manajemen Perbankan dari Teori Ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rifani, Aulia. 2013. Skripsi. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Manajemen Laba Dan Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di CGPI. Universitas Negeri Padang
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Santoso, Singgih. 2014. Statistika Parametrik Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Setyorini, 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia, Socientia Jurnal Ilmu-ilmu Sosial. Vo.4 No.1:179-185.
67
Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Supriyono, Maryanto. 2011. Buku Pintar Perbankan dilengkapi dengan studi kasus dan kamus istilah perbankan. Jakarta: Andi Publisher.
Sutardisa. 2013. Skripsi. Analisa Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Kualitas Laba Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Se-Indonesia (2008-2012). Makasar: Universitas Hasanudin.
Syahputri, Renata. 2013. Skripsi. Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk Base Bank Rating) Pada Bank Pemerintah Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. USU: Universitas Sumatera Utara.
Topowijono, Suhandak, dkk. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Risk-Base Bank Rating (RBBR) (Studi Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dalam IHSG Sub Sektor Perbankan Tahun 2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 9 No. 2 April 2014. Universitas Brawijaya Malang.
Tuwentina, Dewa Gede Wirama. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Good Corporate Governance Pada Kualitas Laba. E-Journal Akuntansi Vol.8, No.2, Agustus 2014. Universitas Udayana.