PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP STRES AKADEMIK SISWA THE EFFECT OF SELF CONCEPT TOWARD STUDENTS ACADEMIC STRESS
Oleh:
Agus Sang Fatrio1), Aspin2)
1)2)Universitas Halu Oleo Email: [email protected] Kata Kunci:
Konsep Diri, Stres Akademik
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap stres akademik siswa SMA Negeri 1 Wawotobi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Wawotobi dengan jumlah 348 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif jenis survei. Hipotesis penelitian ini adalah konsep diri berpengaruh signifikan terhadap stres akademik siswa di SMA Negeri 1 Wawotobi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner konsep diri dan stres akademik. Data dianalisis dengan regresi linear sederhana. Skripsi menunjukkan bahwa: a) skor rata-rata konsep diri siswa sebesar 89,81 atau berada pada kategori rendah, b) skor rata-rata stres akademik siswa sebesar 173,41 atau berada pada kategori sedang dan c) konsep diri berpengaruh secara tidak signifikan terhadap stres akademik siswa di SMA Negeri 1 Wawotobi.
Keywords:
Self Concept, Academic Stress
ABSTRACT
The aim of this study to discover effect of self concept toward students academic stress. Population in this research was the students of SMA Negeri 1 Wawotobi amounted to 348 students. Samples amounted to 37 students.
This was quantitative approach with survey. Hypothesis in this study is self concept has significant effect toward students academic stress of SMA Negeri 1 Wawotobi. Data were collected by self concept and academic stress questionnaires. Data was analyzed by simple linear regression. The results shown that: a) mean score of students self concept was 89,81 or in the low category, b) mean scores of students academic stress was 173,41 or in the medium category, and c) there was not a significant effect of self concept toward students academic stress of SMA Negeri 1 Wawotobi.
Pendahuluan
Perlakuan guru yang kurang mempertimbangkan perbedaan karakteristik siswa merupakan salah satu potret kecil dari serangkaian polemik terhadap pemenuhan kebutuhan siswa di sekolah. Stres telah menjadi topik penting dalam lingkup akademik maupun dalam lingkup yang lebih luas lagi, yakni lingkungan masyarakat. Stres dapat menimpa siapa saja, baik itu orang tua, dewasa, remaja, maupun anak-anak. Stres disebabkan oleh stresor yang jenisnya berbeda-beda pada setiap tingkatan perkembangan. Menurut Aryani (2016: 5) bahwa stresor yang dialami remaja, khususnya siswa sekolah lanjutan biasanya bersumber dari faktor akademik berupa cara mengajar dan bahan pelajaran yang diajarkan serta tekanan sosial, berupa pengaruh dari teman sebaya.
Mahan (Aryani, 2016: 6) mengungkapkan bahwa faktor-faktor penyebab stres siswa salah satunya adalah stres akademik. Penelitian ini menunjukkan bahwa stres akademik merupakan salah satu penyumbang stres pada diri siswa. Barseli, Ifdil, & Nikmarijal (2017: 143) menjelaskan bahwa penyebab stres pada siswa yaitu tuntutan akademik yang dinilai terlampau berat, hasil ujian yang buruk, tugas yang menumpuk dan lingkungan pergaulan. Stres akademik hampir terjadi pada siswa di setiap jenjang pendidikan baik itu di sekolah umum, kejuruan maupun madrasah.
Brooks (Rakhmat, 2007: 99) menjelaskan bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Pandangan dan perasaan itu akan mengarahkan pada sebuah persepsi. Konsep diri merupakan gambaran diri tentang aspek fisiologis maupun psikologis yang berpengaruh pada perilaku individu dalam penyesuaian diri orang lain. Sejauh mana individu itu menyadari dan menerima segala kelebihan maupun kekurangan yang ada pada dirinya, maka akan memengaruhi pembentukan konsep dirinya. Kalau dia mampu menerima kelebihan dan kekurangan tersebut, dalam diri individu akan tumbuh konsep diri positif, sebaliknya bagi yang mampu menerimanya, maka cenderung menumbuhkan konsep diri yang negatif.
Konsep diri memegang peranan penting bagi diri siswa dalam banyak hal. Hal ini tentunya menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan dalam kaitannya dengan terjadinya stres akademik pada siswa. Matovu (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa konsep diri berpengaruh terhadap pencapaian akademik siswa. Selanjutnya, Wang (2007: 34) menjelaskan bahwa konsep diri amat berkaitan dengan raihan prestasi akademik beserta kegagalan-kegagalan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap stres akademik siswa jika konsep diri berpengaruh terhadap pencapaian akademik siswa maka dapat diestimasi bahwa konsep diri juga relatif berpengaruh terhadap terjadinya stres akademik pada siswa.
Mc Connell & Strain (2007: 52) mengibaratkan konsep diri sebagai kapal yang diisi oleh akumulasi berkelanjutan dari pengalaman hidup seseorang. Gana (2012: 3) menjelaskan bahwa konsep diri adalah sejauh mana keyakinan-diri didefinisikan dengan jelas dan percaya diri, konsisten secara internal dan stabil. Ditambahkan oleh Oyserman, Elmore, & Smith (2012: 72) bahwa konsep diri merupakan struktur kognitif yang dapat mencakup konten, sikap atau penilaian evaluatif dan digunakan untuk memahami dunia, memusatkan perhatian pada tujuan seseorang dan melindungi rasa harga diri seseorang. Hal ini berarti bahwa konsep diri merupakan pandangan terhadap diri atas hasil dari interaksi individu dengan lingkungan. Brooks (Rakhmat, 2007: 99) menjelaskan bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Pandangan dan perasaan itu akan mengarahkan pada sebuah persepsi. Seseorang yang konsep dirinya dipenuhi dengan keyakinan akan berperilaku berbeda dibandingkan dengan orang yang konsep dirinya digerogoti oleh keraguan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa konsep diri merupakan pandangan individu secara menyeluruh mengenai siapa dirinya. Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri dan bagaimana yang kita harapkan. Hasil evaluasi pada diri tersebut akan turut memengaruhi bagaimana kualitas individu dalam kehidupannya.
Stres disebabkan oleh peristiwa atau kondisi yang muncul karena adanya tekanan atau ancaman dari luar dan membutuhkan penyesuaian dalam kehidupan sehari-hari. Penyebab timbulnya stres disebut dengan stresor. Menurut Wiramiharja (2015: 48) ada bermacam-macam situasi dalam diri seseorang ketika memenuhi tuntutan lingkungan, hal tersebut juga dapat dikategorikan ke dalam
stresor. Terjadinya stres karena stresor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis.
Sarita (2015: 387) mengidentifikasi perilaku siswa yang mengalami kondisi penuh stres antara lain: a) siswa mungkin mengalami lekas marah karena kurang tidur di malam hari, b) siswa akan sulit berkonsentrasi pada kegiatan akademik dan olah raga, c) siswa mungkin mengalami ketakutan yang tidak dapat dijelaskan atau kecemasan yang meningkat, d) siswa terisolasi dari kegiatan keluarga atau hubungan teman sebaya, e) siswa mungkin mencoba mengonsumsi narkoba dan alkohol, f) siswa mungkin mengeluh tentang sakit kepala atau sakit perut dan g) siswa mungkin memiliki nafsu makan yang buruk dan kekebalan yang rendah.
Metode Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wawotobi dengan alamat Jalan Poros Kendari- Kolakam, Kecamatan Wawotobi. Penelitian ini dilakukan mulai Februari sampai dengan Maret 2019 atau selama dua bulan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis survei.
Yusuf (2014: 48) menjelaskan bahwa penelitian survei merupakan suatu penyelidikan yang sistematis dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan suatu objek studi, dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah terstruktur. Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan penelitian ini yakni untuk menyelidiki bagaimana pengaruh konsep diri terhadap stres akademik siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang aktif dan terdaftar pada tahun pelajaran 2018/ 2019 dengan jumlah 348 siswa. Sampel dalam penelitian ini akan diestimasi melalui pendapat Arikunto (2002: 112) bahwa “penentuan pengambilan sampel sebagai berikut, apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Data di dalam penelitian ini diolah melalui analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum atau deskripsi konsep diri dan stres akademik. Arah statistik deskriptif tertuju pada pembuatan norma kategorisasi. Norma kategorisasi akan menjadi pedoman dalam menentukan gambaran umum kedua variabel penelitian. Adapun statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan bantuan software SPSS 20,0 for windows.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian
Gambaran umum konsep diri siswa
Bagian ini akan menyajikan deskripsi atau gambaran umum konsep diri siswa SMA Negeri 1 Wawotobi Kabupaten Konawe. Gambaran umum ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel statistik deskriptif melalui bantuan software SPSS 20 for windows. Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi konsep diri siswa SMA Negeri 1 Wawotobi.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa Interval Kategori Frekuensi %
> 147 Tinggi 0 0
94 – 147 Sedang 7 18,9
< 93 Rendah 30 81,1
Jumlah 37 100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa tidak terdapat (0%) siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi, 7 (18,9%) siswa yang memiliki konsep diri sedang dan 30 (81,1%) siswa memiliki konsep diri yang rendah. Berdasarkan hal itu dapat dipahami bahwa secara distribusi frekuensi tingkat konsep diri siswa berada pada kategori rendah. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat konsep
diri siswa digunakan bantuan program SPSS. Tolak ukur yang digunakan untuk memberikan norma kategorisasi konsep diri siswa merupakan nilai rata-rata konsep diri siswa. Berikut merupakan output SPSS untuk mengetahui tingkat konsep diri siswa.
Tabel 2
Deskripsi Konsep Diri Siswa SMA Negeri 1 Wawotobi N Min Max Mean Std.
Deviation Konsep Diri
Valid N (listwise)
37 37
76 119 89.81 9.015
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa nilai minimum konsep diri siswa sebesar 76, nilai maksimum sebesar 119 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 89,81 dan standar deviasi sebesar 9,015.
Nilai rata-rata konsep diri siswa jika dikonversi ke dalam nilai norma kategorisasi menunjukkan bahwa tingkat konsep diri siswa berada pada kategori rendah. Ini berarti bahwa dapat diketahui tingkat konsep diri siswa berada pada kategori rendah.
Gambaran umum stres akademik siswa SMA Negeri 1 Wawotobi
Bagian ini akan menyajikan deskripsi atau gambaran umum stres akademik siswa. Gambaran umum ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel statistik deskriptif melalui bantuan software SPSS 20 for windows. Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi stres akademik siswa SMA Negeri 1 Wawotobi.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Stres Akademik Siswa Siswa Interval Kategori Frekuensi %
> 194 Tinggi 7 18,9
125 – 194 Sedang 29 78,4
< 124 Rendah 1 2,7
Jumlah 37 100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa terdapat 7 (18,9%) siswa yang memiliki stres akademik yang tinggi, 29 (78,4%) siswa yang memiliki stres akademik yang sedang dan 1 (2,7%) siswa yang memiliki tingkat stres akademik yang rendah. Berdasarkan hal itu dapat dipahami bahwa secara distribusi frekuensi tingkat stres akademik siswa berada pada kategori sedang. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat stres akademik siswa digunakan bantuan program SPSS. Tolak ukur yang digunakan untuk memberikan norma kategorisasi stres akademik siswa merupakan nilai rata-rata stres akademik siswa. Berikut merupakan output SPSS untuk mengetahui tingkat stres akademik siswa.
Tabel 4
Deskripsi Stres Akademik Siswa Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std.
Deviation Stres akademik 37 110 199 173.41 23.099 Valid N
(listwise) 37
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai minimum stres akademik siswa sebesar 110, nilai maksimum sebesar 199 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 173,41 dan standar deviasi sebesar
23,099. Nilai rata-rata stres akademik siswa jika dikonversi ke dalam nilai norma kategorisasi menunjukkan bahwa tingkat stres akademik siswa berada pada kategori sedang. Ini berarti bahwa dapat diketahui tingkat stres akademik siswa SMA Negeri 1 Wawotobi berada pada kategori yang sedang.
Pengujian Hipotesis
Analisis data di dalam penelitian kuantitatif akan berujung pada pengujian hipotesis. Dalam pengujian hipotesis akan digunakan rumus-rumus statistik. Akan tetapi perlu ditentukan terlebih dahulu jenis statistik yang digunakan, apakah statistik parametrik atau statistik non parametrik. Hal ini berkaitan dengan jenis data yang diolah di dalam penelitian.
Data di dalam penelitian ini merupakan data interval. Yusuf (2014: 251) menjelaskan bahwa ketika data yang dikumpulkan merupakan data interval atau rasio, maka data harus memenuhi kriteria seperti berdistribusi normal, homogen dan linear. Meskipun demikian, di dalam penelitian ini hanya satu kelompok sampel yang digunakan maka uji homogenitas tidak dilakukan. Hal ini berarti bahwa pengujian prasyarat data hanya menggunakan uji normalitas dan linieritas. Pengujian normalitas dan linieritas menggunakan bantuan SPSS 20 for windows.
Santoso (2014: 191) menjelaskan bahwa kriteria uji normalitas data adalah jika nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,263. Nilai 0,263 lebih besar dari pada nilai probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi secara normal.
Kriteria uji linieritas sama dengan kriteria uji normalitas data, yakni jika nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data bersifat linier. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai sig. pada deviation from linearity adalah 0,776. Nilai 0,776 lebih besar dari pada nilai probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini bersifat linier. Data variabel penelitian yang telah melalui uji prasyarat data dan dinyatakan lulus kemudian dianalisis melalui analisis regresi linier untuk menentukan persamaan garis regresi.
Penentuan persamaan garis regresi yang terjadi dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows.
Berikut merupakan output SPSS dalam penentuan pemodelan garis regresi.
Diketahui bahwa nilai konstanta (constant) stres akademik sebesar 98,877. Masuknya variabel konsep diri kemudian dapat menaikkan atau menurunkan stres akademik sebesar -0,830. Kenaikan atau penurunan sebesar 0,830 tersebut dapat terjadi jika nilai konsep diri mengalami kenaikan atau penurunan sebesar satu angka. Melalui hasil ini dapat pula diketahui bahwa persamaan garis regresi yang terjadi adalah Ŷ = 98,877 - 0,830X. Hal lain yang dapat diperoleh berdasarkan output SPSS pada tabel 4.7 adalah bahwa konsep diri hanya berpengaruh sebesar 32,4% pada stres akademik siswa.
Nilai sebesar 32,4% diperoleh dari nilai standardized coefficients Beta sebesar 0,324. Hal ini berarti bahwa konsep diri hanya berkontribusi sebesar 32,4%.
Pembahasan
Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan dan dapat dialami oleh siapa saja dalam bentuk tertentu dan di tempat-tempat tertentu. Pada umumnya stres di lingkungan kerja dialami oleh karyawan, sedangkan stres di lingkungan pendidikan seperti sekolah-sekolah dapat dialami oleh siswa. Siswa, sebagai insan akademik, dalam kegiatannya tidak terlepas dari stres. Stres dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun luar individu. Faktor utama penyebab stres akademik siswa antara lain adalah harapan yang diterima siswa tersebut dan aktivitas menunda-nunda pekerjaan yang sering dilakukan siswa.
Aryani (2016: 48-49) menjelaskan bahwa Siswa yang mengalami perasaan tertekan (mengalami stres) akan memberikan reaksi fisik, seperti denyut jantung, napas dan ketegangan otot-otot tertentu meningkat. Respon mental dan fisik siswa terhadap stres belajar akan berdampak pada perilakunya.
Kemungkinan amarahnya meledak, menjadi agresif, mengamuk, tertawa, atau sebaliknya sedih dan gelisah. Reaksi seperti ini biasanya muncul jika stres yang dialami berkepanjangan. Respon lain
adalah perilaku gemetar, bicara cepat, tidak konsentrasi dan lesu. Hal-hal tersebut di atas akan turut memengaruhi perilaku siswa dalam kegiatan belajarnya.
Berdasarkan studi pendahuluan pada siswa ditemukan bahwa terdapat siswa yang terindikasi mengalami stres akademik. Informasi yang diperoleh adalah bahwa siswa menjadi cemas karena takut ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di depan kelas, sering gugup ketika diberikan soal untuk dikerjakan, tangan tiba-tiba berkeringat kalau guru bertanya dan jantung terasa berdebar lebih cepat kalau melihat teman di kelas telah ditunjuk. Hal ini terjadi karena siswa memupuk pandangan bahwa dirinya tidak akan pernah mampu untuk memberikan potensinya secara baik. Siswa merasa pesimis mampu mengerjakan soal atau mungkin menjawab apa yang ditanyakan oleh guru. Dengan kata lain siswa menunjukkan adanya konsep diri yang rendah dalam kegiatan belajarnya. Hal ini menimbulkan keinginan untuk melihat apakah konsep diri berpengaruh terhadap stres akademik pada siswa
Melalui penelitian ini, ditemukan fakta bahwa konsep diri siswa berada pada kategori rendah.
Adapun stres akademik siswa berada pada kategori sedang. Temuan ini bertentangan dengan studi pendahuluan yang terdapat pada latar belakang masalah bahwa siswa terindikasi mengalami stres akademik yang tinggi. Hal ini dikarenakan oleh dua hal. Pertama, pada latar belakang masalah melalui studi pendahuluan yang ditemukan hanyalah berupa indikasi yang terarah pada gejala sehingga untuk membuktikan temuan berupa gejala tersebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Alasan kedua, teknik pengambilan sampel di dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan jenis random sampling (sampling acak). Teknik pengambilan sampel seperti ini menggunakan asumsi bahwa setiap anggota populasi memiliki hak yang sama besar untuk dijadikan sebagai sampel penelitian (Yusuf, 2014: 153). Sehingga ada kemungkinan bahwa sampel yang terambil adalah memang memiliki konsep diri dan stres akademik yang pada dasarnya baik atau tidak bermasalah.
Temuan pada penelitian mengungkap bahwa konsep diri tidak berpengaruh signifikan terhadap stres akademik siswa di SMA Negeri 1 Wawotobi. Arti dari pernyataan tersebut adalah konsep diri kurang mampu menjadi prediktor atas terjadinya stres akademik pada siswa SMA Negeri 1 Wawotobi. Persamaan garis regresi yang diperoleh pada penelitian ini adalah Ŷ = 98,877 - 0,830X.
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan satu angka konsep diri maka akan menurunkan tingkat stres akademik sebesar 0,830. Atau dengan kata lain konsep diri berpengaruh negatif terhadap stres akademik siswa.
Melalui pemodelan garis regresi pula diperoleh informasi bahwa konsep diri hanya berpengaruh sebesar 32,4% atas terjadinya stres akademik pada siswa SMA Negeri 1 Wawotobi.
Adapun sisanya yakni 67,6% ditentukan oleh variabel lain yang tidak terungkap melalui penelitian ini.
Hal ini menggambarkan bahwa konsep diri hanya memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap terjadinya stres akademik pada siswa. Mappiare (2006: 293) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan keseluruhan pola persepsi diri sebagaimana dirumuskan oleh individu itu sendiri; atau pemahaman dan pemaknaan seseorang mengenai dan yang berkaitan dengan diri. Konsep diri terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri. Konsep diri itu sendiri akan turut berkembang dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dalam kegiatan belajar konsep diri akan menjadi pendorong munculnya tingkah laku untuk belajar. Ketika siswa mengonsepkan bahwa dirinya bisa maka siswa akan senantiasa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar walaupun mungkin hasilnya kurang optimal. Hal ini tentu didukung pula oleh faktor-faktor lain. Sedangkan bagi siswa yang memiliki konsep diri yang rendah maka hal ini akan menjadikan siswa untuk menarik diri dari kegiatan belajar karena adanya rasa pesimis dalam menghadapi kegiatan belajar. Berkaitan dengan itu pada dasarnya konsep diri berpeluang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik pada siswa.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konsep diri tidak berpengaruh signifikan terhadap stres akademik siswa di SMA Negeri 1 Wawotobi. Artinya bahwa meskipun berpengaruh tapi sifat pengaruh tersebut bersifat tidak signifikan. Melalui kajian literatur diperoleh bahwa menurut Marsh (Wang, 2007: 35) konsep diri memiliki dua sisi dari diri, yakni perbandingan dalam diri (kerangka acuan internal) dan perbandingan sosial (kerangka acuan eksternal). Kerangka acuan internal merupakan kerangka evaluasi diri dengan mempertimbangkan aspek-aspek pada diri siswa itu sendiri semisal gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri. Adapun kerangka acuan
eksternal merupakan hasil evaluasi diri berdasarkan hasil interaksi dengan lingkungan. Pada penelitian yang dilakukan hanya menyentuh aspek internal konsep diri pada siswa dan belum mempertimbangkan aspek eksternal konsep diri siswa itu sendiri.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata konsep diri siswa sebesar 89,81 atau berada pada kategori yang rendah, nilai rata-rata stres akademik siswa sebesar 173,41 atau berada pada kategori yang sedang dan konsep diri tidak berpengaruh signifikan terhadap stres akademik siswa.
Saran
Terdapat beberapa saran yang diajukan kepada berbagai pihak berkaitan dengan temuan dalam penelitian ini.
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah diharapkan mampu menyusun program sekolah yang mampu meningkatkan konsep diri siswa. Program ini pula diharapkan mampu menjembatani upaya-upaya dalam menurunkan stres akademik pada siswa.
2. Bagi guru BK
Sebagai pelaksana unit bantuan dalam sekolah, guru BK hendaknya mampu menindaklanjuti hasil penelitian yang berkaitan dengan rendahnya konsep diri siswa. Perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan konsep diri siswa yang rendah.
3. Bagi siswa
Siswa hendaknya selalu menilai dan mengembangkan konsep diri positif dalam kegiatan belajar.
Penilaian secara positif tersebut penting untuk memberikan pemaknaan bahwa dalam kegiatan belajar siswa pasti bisa mengembangkan potensi yang dimiliki dirinya secara optimal.
4. Bagi peneliti lanjutan
Bagi peneliti yang ingin atau memiliki minat dalam mengembangkan penelitian ini kiranya dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengungkap bagaimana perbandingan kerangka acuan internal dan kerangka acuan eksternal dalam konsep diri terhadap stres akademik siswa.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aryani, F. (2016). Stres Belajar: Suatu Pendekatan dan Intervensi Konseling. Makassar: Edukasi Mitra Grafika.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
McConnell, A. R., & Strain, L. M. (2007). Content and Structure Of The Self. Dalam C. Sedikides &
S. Spencer. (Eds.). The Self in Social Psychology. New York: Psychology Press.
Rakhmat, Jalaludin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sarita, S. (2015). Academic Stress among Students: Role and Responsibilities of Parents.
International Journal of Applied Research, 1 (10), 385 – 388.
Yusuf, A.M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.