• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK AYAM BROILER TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT LOTTE SHOPPING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK AYAM BROILER TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT LOTTE SHOPPING "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK AYAM BROILER TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT LOTTE SHOPPING

INDONESIA MAKASSAR

Yustinus Tantu1, Bunyamin2, Muhamad idris3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1yustinustantu94@gmail.com, 2bunyaminypup@gmail.com, 3idrismm394@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed at finding out the effect of broiler chickens product quality on consumer satisfaction at PT Lotte Shoping Indonesia Makassar this research uses descriptive analysis with a kuantitative apporoach. the data were collected byby observation, questionnaires and documentation the results showed that there was and effect of broiler chicken product quality on cunsomer at PT. Lotte Shoping Indonesia Makassar Whit a value of p=0,000 which means tha H0 is rejected, ha is accepted.

Keywords: product quality, consumer, satisfaction..

PENDAHULUAN

Salah satu sektor pertanian yang sangat besar peranaanya dalam kehidupan masarakat adalah peternakan dalam menunjang perekonomian di Indonesia. Hal ini didukung dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin lama semakin bertambah dan berkorelasi positif dengan kebutuhan protein hewani yang belum mencukupi. Seiring dengan semakin modernya perkembangan zaman, sehingga timbul berbagai macam usaha atau bisnis yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan kekuasaan pelanggan. Menurut Lupiyoadi dalam Kurniyah (2016) semakin ketatnya dengan persaingan bisnis Indonesia, maka banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menawarkan produk yang berkualitas tinggi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan. Selain itu, perusahaan juga menawarkan berbai macam variasi peroduk dengan kualitas yang baik agar ada kenaikan di tingkat pembelian konsumen.

Untuk dapat bertahan ditengah maraknya persaingan yang begitu ketat, PT Lotte Shopping Indonesia Makassar harus menciptakan strategi pemasaran yang berorentasi pada kepuasan konsumen.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen adalah kualitas produk yang ditawarkan. Menurut Kotler & Amstrong

dalam Rahmawati (2017) mengemukaan bahwa kualitas produk berhubungan erat dengan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya, termasuk keseluruhan produk, keadalan, ketepatan, kemudahan dalam mendapatkanya. Jadi kualitas produk merupakan sekumpulan ciri dan karateristik dari barang yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan.

Untuk mempertahankan tingkat kualitas produk ayam broiler pihak manajemen PT Lotte Shopping Indonesia Makassar menetapkan standar-standar kualitas produk ayam broiler seperti bentuk fisik, ketebalan daging, berat daging, kemasan, serta tempat penyimpanan yang bersih. Yang paling menarik adalah pihak manajemen Lotte Shopping Indonesia Makassar selalu mengedepankan mutu atau kualitas dari produk ayam broiler daripada harga dari produk yang di tawarkan. Hal ini dilakukan agar pelanggan merasa puas serta dapat merekomendasikan kepada orang lain mengenai produk ayam broiler yang di tawarkan oleh PT Lotte Shopping Indonesia.

PT Lotte Shopping Indonesia Makassar merupakan salah satu perusahaan yang senantiasa menjaga kepuasan konsumen.

Perusahaan ini menyediakan produk ayam broiler yang mengandung gizi dan protein yang baik dan layak untuk dikonsumsi sehingga volume penjualan di tokoh lotte

(2)

grosir makassar slalu meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga mutu atau kualitas produknya adalah penerapan SOP (standar operasional prosedur) untuk semua tahap peroses produksi. Hal ini di lakukan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang dihasilkan sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar.

Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Produk Ayam Broiler Terhadap Kepuasan Konsumen Pada PT. Lotte Shopping Indonesia Makassar.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kualitas ayam broiler berpengeruh terhadap kepuasan konsumen pada PT Lotte Shopping Indonesia Makassar ?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggetahui pengaruh kualitas produk ayam broiler terhadap kepuasan konsumen pada PT Lotte Shopping Indonesia Makassar.

TINJAUAN LITERATUR

Juharni (2017) Kualitas adalah suatu satategi dasar bisnis yang meng hasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit.

Kualitas produk Heri Sudarsono (2020) Kualitas dari setiap produk merupakan salah satu unsur yang harus mendapatkan perhatian yang sunguh-sunguh dari perusahan.

Tuntuntan dari aspek kualitas dari suaatu produk yang di hasilkan menjadi suatu keharusan yang harus di penuhi oleh suatu prusahan, kalau tidak ingin konsumen yang di milikinya beralih kepada produk-produk pesaing lainya yang di angap memiliki kualitas produk yang lebih baik.

Menurut Cronin & Preis dalam Maria (2013) mengemukakan bahwa atribut kualitas makanan dapat di lihat dari : 1) Tampilan fisik, Produk di lihat dari warna, hiasan, dan bentuknya. Warna yang menarik dan hiasan serta bentuk yang bagus mempunyai nilai jual yang tinggi. 2) Kesesuaian atas spesifikasi, Kualitas dari produk yang di jual harus sesuaidengan yang di janjikan. Produk yang di tawarkan mampu memberikan ukuran serta diameter yang sesuai dengan yang di janjikan.

Nawari dalam Ibrahim (2019) mengemukakan bahwa kualitas produk adalah

kemampuan produk untuk menampilkan fungsinya, hal ini termasuk waktu dan kegunaan dari produk, keandalan dalam pengunaan dan perbaikan dan nilai-nilai yang lainya. Pada hakekatnya seseorang membeli suatu produk bukan hanya sekedar ingin memiliki produk tersebut, akan tetapi para konsumen tersebut juga dapat menggunakan produk tersebut sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan keinginanya sehinga tidak hanya untuk fisik saja yang di perhatikan melainkan juga bagaimana suatu produk dapat memberi manfaat dari apa yang bias di timbulkan oleh produk tersebut.

Firmansyah (2019) Produk merupakan sesuatu yang di tawarkan ke pasar untuk di perhatikan, dipakai, dimiliki, atau di konsumsikan sehinga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dari pengertian ini dapat di simpulkan bahwa hampir semua yang termasuk hasil produk adalah benda nyata yang dapat di lihat, diraba, dan dirasakan.karena produk adalah benda ril, maka jenisnya cukup banyak.

Thamrin & Francis (2012) dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk dan jasa, pemasaran mengembangkan beberapa kelasifikasi produk. Pertama-tama, pemasar membagi produk dan jasa menjadi dua kelas besar berdasarkan pada jenis konsumen yang menggunakanya. 1) Produk konsumen, Produk konsumen adalah apa yang dibeli oleh konsumen ahir untuk konsumen

peribadi. Pemasar biasanya

mengkalsifikasikan lebih jauh barang-barang ini berdasarkan cara konsumen membelinya.

Produk konsumen mencakup produk sehari- hari, produk shopping dan produk khusus. 2) Produk Industri, Produk Industri adalah barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau untuk dipergunakan dalam menjalankan bisnis.

Jadi perbedaan antara produk konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan produk tersebut dibeli. Bila seseorang konsumen membeli sebuah mesin potong rumput untuk di gunakan di sekitar rumahnya,mesin potong rumput itu adalah produk konsumen. Bila konsumen yang sama membeli mesin potong rumput yang sama untuk di pergunaka dalam bisnis pertamanan, mesin potong rumput tadi termasuk produk industri.

Menurut Budianto (2015) Pengembangan produk dapat dilakukan oleh setiap perusahan baik pengembangan dalam bentuk kualitas, kuantitas, pembungkus, merk atau

(3)

pengembangan secara keseluruhan yaitu pengembangan yang menghasilkan produk baru. Dalam pengembangan produk di perlukan setrategi yang tepat untuk melakukan pengembangan produk baru. Banyak prusahan menghadapi masalah dalam pengembangan produk baru, sehinga dengan masalah tersebut kemunkinan sukses sangat kecil

Firwiyanto dalam Anwar (2016) menyatakan bahwa konsumen membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan hal itu, kenyataan bahwa suatu penawaran yang memenuhi nilai harapan konsumen akan mempengaruhi kepuasan dan kemungkinan mereka untuk membeli kembali.

Konsumen akan setia pada prusahan yang mereka angap menawarkan custumer deliveret value (nilai yang di terima konsumen) yang tinggi.

Gitodudarmo dalam Sunarti (2019) dalam menyalurkan produk, kita harus berpedoman agar konsumen dapat dengan cepat, mudah serta murah dalam mendapatkan barang atau jasa yang di butuhkan agar konsumen puas, senang dan menjadi loyal pada prusahan kita.

Dalam hal ini kita berusaha agar produk yang kita pasarkan senantiasa dapat menjankau konsumen secara efektif daan efesien.

Bron dalam Sudaryono (2016) berpendapat bahwa kepusan konsumen adalah suatu kondisi dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen terhadap sebuah produk dan jasa, sesuai atau terpenuhi dengan penampilan dari produk dan jasa. Konsumen yang pusa akan mengkonsumsi produk tersebut secara terus menerus, mendorong konsumen untuk loyal terhadap produk atau jasa tersebut dan dengan senang hati mempromosikan produk dan jasa tersebut dengan orang lain dari mulut ke mulut.

Tijiptono (2015) saat ini berkembang berbagai teori dan model kepuasan pelanggan.

Sejumlah disiplin ilmu digunakan untuk memahami fenomena kepuasan pelanggan di antaranya pisikologi, ekonomik, sosilogi, komonikasi, dan sebagainya. Berikaut ini sekilas lima teori di antaranya : 1).

Ekspectancy disconfirmation model, Berdasarkan model yang di kembangkan pada decade 1970-an ini, kepuasan pelanggan di pandang sebagai evaluasi tang memberikan hasil dimana pengalaman yang di rasakan setidaknya sama baiknya (sesuai) dengan yang diharapkan. Berdasarkan konsumsi atau pemakai produk/merek tertentu dan juga merk

lainya dalam kelas produk yang sama, pelanggan membentuk harapanya mengenai kinerja seharusnya dari merek bersankutan. 2).

Equity Theory Model teradisional equity theory (di kenal pula dengan istilah kedalam keadilan distributif dalam litratur) berusaha mengoprasionalisaikan perinsip utama “ pertukaran” (exchange) menurut Homans rewards yang di dapatkan dari pertukaranya dengan orang lain harus proporsional dengan investasinya. Sejumlah peneliti berpendapat bahwa setiap orang menganalisis pertukaran antara dirinya dengan pihak lain guna menentukan sejauh mana pertukaran tersebut adil atau fair. 3). Attribution theory, Attribution theory mengidentifikasikan proses yang dilakukan seseorang dalam menentukan penyebab aksi/tindakan dirinya, orang lain, dan obyek tertentu. Atribusi yang di lakukan seseorang bias sangat mempengaruhi kepuasan purnabelinya terhadap produk atau jasa tertentu, karena atribusi memoderasikan perasan puas atau tidak puas. 4). Assimilation contras theory, Menurut teori ini, konsumen munkin menerima penyimpangan (deviasi) dari ekspektasinya dalam batas tertentu. Apa bila produk atau jasa yang di beli dan di konsumsi tidak perlu berbeda dengan apa yang diharapkan pelanggan, maka kinerja produk/jasa tersebut akan diasimilasi/diterima dan produk/jasa bersankutan melampaui zona penerimaan konsumen (zone of acceptance), maka perbedaan yang ada akan dikontraskan sedemikian rupa sehinga akan tampak lebih besar dari sesunguhnya. 5). Opponent process thorey, Teori ini berusaha menjelaskan mengapa pengalaman konsumen yang pada mulanya sangat memuaskan cenderung dievaluasi kurang memuaskan pada kejadian atau kesempatan berikutnya. Dasar pemikiranya adalah pandangan bahwa organisme akan beradaptasi dengan sitimuli di lingkungaanya, sehinga sitimulasi berkurang intensitasnya sepanjang waktu. Sebagai contoh, jika kita mendatangi konter parfum, aroma parfumnya mungkin terasa menyengat ketika pertama kali tiba. Namun, semakin lama berada di konter tersebut, semakin lemah dampak aroma parfum tersebut dikarenakan faktor adaptasi. Adaptasi berkaitan erat dengan homeostatis, dimana tubuh manusia berusaha mempertahankan kondisi fisologis statis.

Terdapat beberapa metode yang dapat di pergunakan untuk mengukur dam memantau kepuasan pelanggan. Menurut Tijiptono dalam

(4)

Rahmawati (2017) mengemukakan beberapa cara yang dapat di gunakan untuk mengukur kepuasan yaiti: 1). Sistem keluhan dan saran Setiap perusahaan yang berorentasi pada pelanggan (costumer oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat daan keluhan. Informasi yang di berikan oleh pelanggan akan sangat berguna untuk memperbaiki kekuranganya. 2). Survey kepuasan pelanggan, Melalui survey, perusahan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara lansung dari pelanggan dan sekaligus memberikan tanda bahwa perusahan memperhatikan para pelanggan. 3).

Ghost shopping, Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopping) untuk berperan sebagai pelanggan potensial produk prusahan dan pesaing.

Dimana ghost shopping menyampaikan temuan-temuan mengenai kelemahan maupun kelebihan produk perusahaan daan pesaing. 4).

lost costumer analysis, Peusahan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau beralih ke perusahan lain. Perusahan ingin mengetahui apa penyebab terjadinya hal tersebut sekaligus mengetahui kekurangan dari produk (barang dan jasa) perusahaan.

Adapun Penelitian terdahulu pengaruh kualitas produk ayam broiler terhadap kepuasan konsumen. 1). Rahmawati (2017) Pengaruh Kualitas Produk dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen di Kedai Bangsawan Klaten. Peneliti menyimpulkan, Kualitas produk dan pelayanan` berpengaruh siknifikan terhadap kepuasan konsumen, yaitu sebesar 64,80%. 2). Ilhal Rahmat (2018) Penelitian: Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Lokasi dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Keripik Cinta Air Hitam Langkat.

peneliti menyimpulkan, Berdasarkan Uji F.

Kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara simultan(berasma-sama) berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok maka penulis dapat menarik hipotesis sebagai berikut” bahwa kualitas produk ayam broiler berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada PT. Lotte Shopping Indonesia Makassar.

Gambar 1. Model Penelitian

Sumber: Yustinus (2020).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Anwar dalam Sunarti (2017), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan mengambarkan secara sistematik, akurat dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.

Penelitian ini di laksanakan pada PT. Lotte shopping Indonesia Makassar yang berlokasi di Jl. Sultan Alauddin No 87 Pa’baeng-baeng Kct. Tamalate Kota Makassar Sulawesi Selatan kurang lebih dua bulan. Mulai bulan September sampai bulan Oktober 2020.

Dalam penelitian ini diperlukan sejumlah data yang relevan dengan masalah peneliti yaitu: 1). jenis Data jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah: Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan, penjelasan dari hasil observasi, dan wawancara dilapangan, yang tidak berupa angka-angka atau tidak dapat di hitung, Data kuantitatif adalah data yang di peroleh dalam bentuk angka- angka yang dapat di hitung, dengan di peroleh dari kuesioner yang di bagikan kepada responden dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2). Sumber Data, Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adaalah:

Data Perimer adalah data yang di peroleh penulis melalui wawancara, observasi atau pengamatan lansung dari responden pada PT.

Lotte Shopping Indonesia Makassar, data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi, gambaran umum prusahandan hasil wawancara terhadap konsumen PT. Lotte Shopping Indonesia Makassar.

Populasi menurut Sugiyono dalam Sunarti (2017) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua konsumen ayam broiler PT lotte Shopping Indonesia Makkassar.

Kualitas Produk

Kepuasan Kosumen

(5)

Sempel menurut sugiyono dalam Sunarti (2017) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sempel dalam penelitian ini adalah mengunakan teknik sampling jenuh.

Dimana menurut Sugiyono dalam Anastasia (2018), sampling jenuh adalah teknik penentuan sempel bila semua angota populasi digunakan sebagai sempel. Maka yang menjadi sempel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang konsumen ayam broiler pada PT.

Lotte Shopping Indonesia Makassar.

Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian maka dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1). Observasi Adalah aktivitas terhadap suatu proses atau subjek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena pengetahuan dan gagasan yang sudah di ketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang di butuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

2). Wawancara. Wawancara digunakan untuk teknik pengumpulan data, apabila peneliti melakukan studi kasus untuk menentukan permasalahan mengetahui secara mendalam apa yang mau di teliti, baik melalui komunikasi secara lisan maupun melalui media tulisan. Dan peneliti melakukan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan. 3). Kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Dalam pengumpulan data kuesioner (angket) mengunakan skala likert. Menurut Juliansah (2017), merupakan teknik mengukur sikap dimana subjek diminta untuk mengidentifikasi tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing- masing pernyataan. Bentuk sekala likert yang di gunakan dalam penelitian ini adalah betuk checklist dengan ariable jawaban sebagai berikut:

a. Sangat Setuju Skor 5

b. Setuju Skor 4

c. Ragu-Ragu Skor 3 d. Tidak Setuju Skor (2) e. Sangat Tidak

Setuju

Skor (1)

Variabel Independen, Variabel sering disebut sebagai variabel sitimulus, variabel,

antecedent. Atau sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab peruhahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel Dependen, Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kerikteria, konsekuen dalam bahasa Indonesia sering di sebut sebagai variabel terikat. Varibel terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016).

Dalam penelitian ini yang berjudul analisis pengaruh kualitas priduk ayam broiler terhadap kepuasan konsumen pada PT Lotte Shopping Indonesia Makassar, yang mejadi variabel independen (mempengaruhi) adalah kualitas produk (X) dan variabel dependen (dipengaruhi) adalah kepuasan konsumen (Y).

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang konsumen yang dijadikan sebagai sampel maka dapat digambarkan karakteristik responden sebagai berikut :

Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Sebaran Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

<17 Tahun 17-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun

>50 Tahun

7 7 8 12 16

14,0 14,0 16,0 24,0 32,0

Total 50 100

Sumber : data primer diolah (2020).

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 50 konsumen yang dijadikan sebagai sampel, kategori usia <17 tahun sebanyak 7 orang (14,0%), usia 17-30 tahun sebanyak 7 orang (14,0%), usia 31-40 tahun sebanyak 8 orang (16,0%), usia 41-50 tahun sebanyak 12 orang (24,0%) dan usia >50 tahun sebanyak 16 orang (32,0%).

Tabel 2. Distribusi Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

(%)

(6)

Laki-Laki 11 22,0

Perempuan 39 78,0

Total 50 100

Sumber : data primer diolah (2020).

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 50 konsumen yang dijadikan sebagai sampel, dominan konsumen berjenis kelamin perempuan sebanyak 39 orang (78,0%) dan laki-laki sebanyak 11 orang (22,0%).

Tabel 3. Distribusi Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase

(%) SD

SMP SMA S1

9 12 21 8

18,0 24,0 42,0 16,0

Total 50 100

Sumber : data primer diolah (2020).

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 50 konsumen yang dijadikan sebagai sampel, dominan konsumen dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 21 orang (42,0%), SMP sebanyak 12 orang (24,0%), SD sebanyak 9 (18,0%) dan S1 sebanyak 8 orang (16,0%).

Tabel 4. Distribusi Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase (%) IRT

Wiraswasta ASN

27 10 13

54,0 20,0 26,0

Total 50 100

Sumber : data primer diolah (2020).

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 50 konsumen yang dijadikan sebagai sampel, dominan konsumen bekerja sebagai IRT sebanyak 27 orang (54,0%), wiraswasta sebanyak 10 orang (20,0%) dan ASN sebanyak 13 orang (26,0%).

Tabel 5. Distribusi Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Ayam

Broiler Frekuensi

Membeli Ayam Jumlah Persentase (%)

Ayam Broiler 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 5 Kali

6 11

8 18

7

54,0 20,0 26,0 36,0 14,0

Total 50 100

Sumber : data primer diolah (2020).

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 50 konsumen yang dijadikan sebagai sampel, dominan konsumen membeli ayam broiler 4 kali sebanyak 18 orang (36,0%), 2 kali sebanyak 11 orang (20,0%), 3 kali sebanyak 8 orang (26,0%), 5 kali sebanyak 7 orang (14,0%) dan 1 kali sebanyak 6 orang (54,0%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tabel 4.6, produk ayam broiler yang ditawarkan sangat berkualitas, dimana 44,0% responden menyatakan sangat setuju, 14,0% responden menyatakan setuju, kemudian 18,0% responden menjawab ragu- ragu, kemudian 10,0% responden yang menyatakan tidak setuju serta 14,0%

responden menjawab sangat tidak setuju. Pada item empiris kedua produk ayam broiler yang ditawarkan sesuai yang diinginkan, dimana 38,0% responden menyatakan sangat setuju, 28,0% responden menyatakan setuju, kemudian 16,0% responden menjawab ragu- ragu, kemudian 8,0% responden yang menyatakan tidak setuju serta 10,0%

responden menjawab sangat tidak setuju. Pada item empiris ketiga saya tidak beralih ke produk lain selain produk ayam broiler, dimana 34,0% responden menyatakan sangat setuju, 16,0% responden menyatakan setuju, kemudian 18,0% responden menjawab ragu- ragu, kemudian 18,0% responden menyatakan tidak setuju serta 14,0% menyatakan sangat tidak setuju. Pada item empiris keempat saya sangat bangga bisa mengkonsumsi produk ayam broiler, dimana 38,0% responden menyatakan sangat setuju, 18,0% responden menyatakan setuju, kemudian 14,0%

responden menjawab ragu-ragu, 14,0%

responden yang menyatakan tidak setuju serta 16,0% responden menjawab sangat tidak setuju. Pada item empiris kelima PT. Lotte shopping Indonesia Makassar harus tetap menjaga kualitas produknya dimana 30,0%

responden menyatakan sangat setuju, 32,0%

responden menyatakan setuju, kemudian 12,0% responden menjawab ragu-ragu, 16,0%

(7)

responden yang menyatakan tidak setuju serta 10,0% responden menjawab sangat tidak setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tabel 4.7, produk ayam broiler dapat memberikan kepuasan diluar dugaan, dimana 60,0% responden menyatakan sangat setuju, 14,0% responden menyatakan setuju, kemudian 10,0% responden menjawab ragu- ragu, kemudian 6,0% responden yang menyatakan tidak setuju serta 10,0%

responden menjawab sangat tidak setuju. Pada item empiris kedua volume daging ayam broiler sesuai dengan harga yang ditawarkan, dimana 48,0% responden menyatakan sangat setuju, 28,0% responden menyatakan setuju, kemudian 8,0% responden menjawab ragu- ragu, kemudian 8,0% responden yang menyatakan tidak setuju serta 8,0% responden menjawab sangat tidak setuju. Pada item empiris ketiga saya akan merekomendasikan produk ayam broiler kepada teman atau keluarga, dimana 48,0% responden menyatakan sangat setuju, 16,0% responden menyatakan setuju, kemudian 14,0%

responden menjawab ragu-ragu, kemudian 10,0% responden menyatakan tidak setuju serta 12,0% menyatakan sangat tidak setuju.

Pada item empiris keempat saya akan selalu membeli produk ayam broiler di PT. Lotte shoping Indonesia, dimana 54,0% responden menyatakan sangat setuju, 18,0% responden menyatakan setuju, kemudian 8,0% responden menjawab ragu-ragu, 6,0% responden yang menyatakan tidak setuju serta 14,0%

responden menjawab sangat tidak setuju. Pada item empiris kelima saya akan membeli produk ayam broiler secara berulang kali dimana 54,0% responden menyatakan sangat setuju, 24,0% responden menyatakan setuju, kemudian 2,0% responden menjawab ragu- ragu, 12,0% responden yang menyatakan tidak setuju serta 8,0% responden menjawab sangat tidak setuju

Kualitas produk menurut Sudarsono (2020) Kualitas dari setiap produk merupakan salah satu unsur yang harus mendapatkan perhatian yang sunguh-sunguh dari perusahan.

Tuntuntan dari aspek kualitas dari suatu produk yang di hasilkan menjadi suatu keharusan yang harus di penuhi oleh suatu perusahan, kalau tidak ingin konsumen yang di milikinya beralih kepada produk-produk pesaing lainya yang di angap memiliki kualitas produk yang lebih baik. Faktor yang pertama

adalah kualitas produk, dimana pelanggan akan merasa puas bila hasil efaluasi mereka menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Faktor kedua dalah kualitas pelayanan, dimana terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Faktor ketiga adalah emosional, dimana pelanggan akan merasa banga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila mengunakan produk dengan merk tertentu yang cendrung mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi. Faktor ke empat adalah harga, dimana produk yang dimiliki kualitas sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggikepada pelangganya. Faktor ke lima adalah biaya, yaitu situasi dimana pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahaan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkansuatu produk atau jasa cendrung puas terhadap produk atau jasa itu

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Afan Nur Cahyo (2018) menunjukkan bahwa Harga kompentitif bernilai positip dan berpengaruh secara siknifikan terhadap keputusan pembelian Indihome Fiber PT Telekomonikasi Datel Wonogiri.

Peneliti menyimpulkan bahwa dalam menyalurkan produk, kita harus berpedoman agar konsumen dapat dengan cepat, mudah serta murah dalam mendapatkan barang atau jasa yang di butuhkan agar konsumen puas, senang dan menjadi loyal pada prusahan kita.

Dalam hal ini kita berusaha agar produk yang kita pasarkan senantiasa dapat menjankau konsumen secara efektif dan efesien.

PENUTUP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Kualitas Produk Ayam Broiler Terhadap Kepuasan Konsumen Pada PT. Lotte Shopping Indonesia Makassar dengan nilai p=0,000 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Saran Teoritis, Kepuasan pelanggan dapat diciptakan/dibentuk melalui faktor- faktor yang dapat mempengaruhi variabel tersebut seperti salah saatunya adalah kualitas produk. Terbentuknya kepuasan pelanggan dapat memicu perilaku konsumen untuk loyal yang akan ditunjukan dengan adanya

(8)

pembelian yang bersifat berulang-ulang. Saran Praktis, Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada konsumen PT. Lotte Shopping Indonesia Makassar diajukan beberapa saran agar dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi para pemasar bisnis ritel modern di Indonesia baik skala kecil, menengah, maupun besar adalah sebagai berikut : 1). Pihak Lotte Mart Kota Makassar sebaiknya memfokuskan informasi untuk memudahkan konsumen dalam berbelanja, sehingga konsumen tidak perlu kebingungan dalam mencari suatu produk khususnya mengenai ayam broiler 2).

Kualitas produk harus dikelola lebih baik agar konsumen tidak berpindah ke pesaing lainnya mengingat saat ini bisnis ritel di Indonesia kususnya di Makassar sedang berkembang dengan pesat 3). Pihak pengelola PT Lotte Shopping Indonesia Makassar harus memperhatikan target konsumen yang di tuju sehinga dalam melakukan penetapan kualitas produk perusahan mampu menyesuaikan dengan daya beli konsumen yang di tuju.

Saran penelitian selanjutnya, bagi penelitian selanjutnya, peneliti merekomendasikan agar faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas produk dikaji lebih lanjut sehingga dapat menjelaskan apa dan bagaimana seharusnya alat promosi yang lebih efektif khususnya dalam memasarkan ayam broiler.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah T.,& Tantri F. (2014). Manajemen Pemasaran. Edisi 1. Cetakan ke 3.

Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.

Anastasia M. O. M. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sungai Danau Dan Waduk Pada Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya Dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan. STIE YPUP.Makassar..

Budiman A. (2015:190). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta. Penerbit ombak.

Diana M.I (2017). Penelitian Terdahulu.

Analisis Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen. Universitas Santa Dharma Yogyakarta

Firmansyah A. (2019). Pemasaran Produk dan Merek. Universitas Muhammadiyah.

Surabaya. Penerbit Qiara Media Heri S. (2020). Manajemen Pemasaran

cetakan pertama. Jawa Timur.

diterbitkan oleh CV Pustaka Abadi.

Noor J. (2017:128). Metodologi Penelitian.

Edisi pertama. Percetakan PT. Fajar Interpratama Mandiri. Jakarta.

Rahmat I. (2018). Penelitian terdahulu.

Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Lokasi Dan Promosi Terhadap Keputusan Pemblian Keripik Cinta Air Hitam Langkat. Medan

Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran.edisi-1. Yogyakarta.

Penerbit CV Andi Offset

Suyanto M. (2007). Marketing Strategi Top Brand Indonesia. penerbit CV. Andi offset. Yogyakarta.

Setiyaningrum M., Udaya J., & Efendi (2015).

Prinsip-Prinsip pemasaran. Edisi ke- 1. Yogyakarta. Penerbit Andi.

Suyanto. (2004). Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia Pemasaran. Edisi-1.

Yogyakarta. CV Andi Offiset.

Sugiyono. (2016). Statistik untuk penelitian.

Cetakan ke-27. Bandung. Penerbit Alfabeta

Tijiptono F (2015). Strategi Pemasaran. Edisi- 4. Yogyakarta. Penerbit CV. Andi offset.

Warnadi & aris triyono. (2019). Manajemen Pemasaran. cetakan pertama Mey 2019. Yogyakarta. Penerbit CV Budi Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada opsi tidak setuju dan sangat tidak setuju terdapat sebanyak 0 responden yang memilih, ini berarti tidak ada responden yang merasa tidak setuju maupun

Pada item pertanyaan 2, responden yang jawabannya sangat tidak setuju sejumlah 1 responden, tidak setuju 4 responden, netral 23 responden, setuju 57 responden,